RPL KONSELING INDIVIDU PENDEKATAN PERSON CENTERED COUNSELING
SMAN 2 BANTUL
1 Identitas: a. Satuan Pendidikan
b. Tahun Ajaran c. Kelas
d. Pelaksana dan Pihak Terkait : SMAN 2 Bantul
: 2015-2016 : XI MIA 7
: Mahasiswa PPL 2 Waktu:
a. Tanggal b. Jam Pelayanan
c. Volume waktu d. Tempat
: 24, 27 Agustus 01 September 2015 : 10.45-12.00 WIB
: 3 X 1,5 jam : Ruang BK dan Gazebo
3 Bidang bimbingan dan konseling : Pribadi-Sosial
4 Materi Pelayanan a. Tema
b. Sumber Materi Pelayanan : Merasa tidak diperhatikan oleh kedua Orang Tua
: Kumpulan materi bimbingan dan konseling 5
. Tujuan Layanan
: Bertujuan agar konseli merasa lebih nyaman berada dirumah dan bisa menjalin hubungan baik dengan
kedua Orang Tua. 6 Fungsi layanan
: Pengentasan dan Pengembangan 7 Metode dan Teknik
a. Jenis Layanan b. Kegiatan Pendukung
: Konseling Individual : Wawancara konseling
8 Sarana a. Media
b. Sumber : Kertas dan alat tulis, Tissu
: -
LAPORAN PRAKTIK KONSELING INDIVIDUAL PENDEKATAN PERSON CENTERED CONSELING
SMAN 2 BANTUL
A. Identitas Konseli disamarkan
Nama : AN
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Etnis : Jawa
Siswa : SMAN 2 Bantul
Deskripsi Masalah
Konseli adalah anak kandung kedua dari 3 bersaudara, konseli merasa kedua orang tua tidak memperhatikannya atau merasa diasingkan dan
diacuhkan oleh keluarga. konseli jarang sekali berkomunikasi dengan ayahnya sehingga hubungan antara konseli sebagai anak kurang harmonis didalam
keluarga tersebut. Apabila ada masalah konseli hanya bisa bercerita kepada ibunya namun hal itu juga tidak bisa bercerita dengan nyaman karena ibu
konseli juga kurang memperhatikan diri konseli. Jika ada kegiatan ataupun bimbingan belajar konseli sering
kebingungan mau minta izin sama siapa, karena setiap konseli izin baik sama ibu dan ayahnya, mereka kurang mengindahkan permintaan konseli. Ayah dan
ibu konseli lebih mengutamakan kakak dan adik konseli baik masalah biaya sekolah maupun masalah keluarga dirumah. Konseli merasa dirinya selalu
disalahkan oleh kedua orang tuanya, namun konseli tetap berusaha tegar dan sabar. Konseli merasa bingung harus berbuat apalagi, ketika dirumah konseli
sering menangis dikamar sendirian. Diketahui bahwa ayah konseli tidak bekerja dan mengikuti suatu organisasi yang bernama Gafatar Gerakan Fajar
Nusantara sedangkan ibunya bekerja di RS. Harjolukito.
B. Kerangka Kerja Teoritik
Masalah yang dialami konseli adalah masalah mengenai dirinya sendiri dan hubungannya dengan orang lain dalam hal ini keluarga dirumah
terutama ayah dan ibu yang kurang harmonis dengan konseli. Konseli merasa tidak diperhatikan oleh ayah dan ibunya. Pendekatan yang digunanakan
adalah pendekatan person centered karena berpusat pada diri konseli sendiri.
C. Diagnosis