c. Aktivitas berat dalam 24 jam sebelum dilakukan pemeriksaan. d. Pasien yang menderita Infeksi Saluran Kemih ISK.
e. Pasien yang menderita demam. f. Pasien yang menderita hipertensi.
3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan PSP Informed Consent
Subjek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu mengenai kondisi penyakit yang dialami, dan
pemeriksaan yang akan diobservasi proteinuria.
3.7. Etika Penelitian
Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian
3.8.1. Alokasi Subjek
Subjek dikumpulkan secara consecutive sampling. Semua sampel yang memenuhi kriteria penyakit jantung bawaan sianotik dan non sianotik dan
berusia dibawah 18 tahun.
3.8.2. Pengukuran
Semua sampel diperiksa kadar protein di dalam urin. Sampel urin yang diperiksa adalah sampel urin sewaktu. Urin ditampung dalam spot urin
kemudian dilakukan pemeriksaan rasio albumin kreatinin. Hasil yang
Universitas Sumatera Utara
• PJB sianotik • PJB non sianotik
didapatkan yaitu proteinuria signifikan jika rasio albumin kreatinin 30-299 μgmg kreatinin. Dilakukan pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui kadar
hemoglobin dan hematokrit, serta pemeriksaan serum kreatinin untuk
menghitung laju filtrasi glomerulus. Laju filtrasi glomerulus dihitung dengan rumus
Schwartz: GFR mLmin1.73m2 = K Χ panjang badan cm kreatinin
plasma mgdL. Angka K: Neonatus – 1 tahun : K = 0,45, Anak – 13 tahun : K = 0,55, 13 – 21 tahun : K = laki-laki = 0,7 dan perempuan = 0,57.
3.8.3. Alur Penelitian
Gambar 3.1. Alur penelitian
Rasio albumin kreatinin 30 μgmg
• Hemoglobin • Hematokrit
Laju Filtrasi Glomerulus
Rasio albumin kreatinin 30 μgmg
Urin sewaktu
Proteinuria signifikan
Proteinuria tidak signifikan
Universitas Sumatera Utara
3.9. Identifikasi Variabel
Variabel bebas Skala
Jenis PJB nominal dikotom
Variabel tergantung Skala
Kejadian Proteinuria Rasio albumin kreatinin nominal dikotom
3.10. Definisi Operasional
1. PJB sianotik : kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa sejak lahir ditandai dengan kadar oksigen darah yang rendah
serta diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi. 2. PJB non sianotik : kelainan struktur dan fungsi jantung yang
dibawa sejak lahir ditandai dengan kadar oksigen darah yang normal serta diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi.
37
3. Urin sewaktu : sampel urin yang diambil pada waktu kapan pun dan tidak tergantung waktu tertentu.
37
4. Proteinuria: peningkatan ekskresi protein pada urin. 5. Rasio albumin kreatinin: perbandingan kadar albumin dengan
kreatinin pada urin.
38
6. Kadar hemoglobin: konsentrasi hemoglobin dalam gram bagi tiap desiliter darah.
17
Universitas Sumatera Utara
7. Kadar hematokrit :
8. Laju filtrasi glomerulus LFG: perbandingan persentase antara sel darah
merah, sel darah putih dan trombosit terhadap volume seluruh darah atau konsentrasi eritrosit dalam 100mLdL.
volume cairan yang difiltrasi dari glomerular kapiler ginjal dan yang bukan diserap maupun
disekresi oleh tubulus. 9. Demam adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh diatas
normal batas kenaikan suhu normal yaitu jika pengukuran di rektal diatas 38
39
C, oral diatas 37,6 C, aksila diatas 37,2
C. 10. Infeksi Saluran Kemih yaitu bertumbuh dan berkembang biaknya
kuman atau mikroba dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna.
40
11. Hipertensi adalah tekanan darah sistolik atau diastolik lebih tinggi atau sama dengan persentil 95.
41
42
3.11. Pengolahan dan Analisis Data
Data dianalisis dengan uji kai-kuadrat untuk menilai hubungan antara PJB sianotik dan kejadian proteinuria. Untuk menilai hubungan masing-masing
faktor terhadap kejadian proteinuria digunakan uji t tidak berpasangan. Untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian proteinuria pada PJB
sianotik digunakan analisis multivariat dengan uji regresi logistik. Pengolahan
Universitas Sumatera Utara
data dilakukan dengan perangkat lunak SPSS versi 19.0 dengan tingkat kemaknaan P 0,05 dan interval kepercayaan yang digunakan adalah 95
IK 95.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4. HASIL
Penelitian dilaksanakan di di poliklinik Divisi Kardiologi anak dan ruang rawat inap bagian anak RSUP Haji Adam Malik Medan. Dilakukan penelitian pada
60 pasien PJB yang masuk kriteria inklusi. Kemudian pasien dibagi menjadi dua kelompok yaitu 30 pasien PJB sianotik dan 30 pasien PJB asianotik yang
masing-masing kelompok dilakukan pemeriksaan urin sewaktu untuk menilai rasio albumin kreatinin.
Distribusi dan karakteristik sampel pada kedua kelompok penelitian terlihat pada Table 4.1. Besar sampel pada kedua kelompok sama masing-
masing 30 orang, dengan rata-rata umur pada kelompok PJB sianotik 74.60 bulan dan kelompok PJB nonsianotik 88.53 bulan. Pada kelompok PJB
sianotik lebih banyak dijumpai pada laki-laki yaitu sebanyak 21 orang 70 dan perempuan 9 orang 30. Sedangkan pada kelompok PJB non sianotik
banyak dijumpai pada perempuan sebanyak 17 orang 56.7 dan laki-laki 13 orang 43.3. Kadar hemoglobin dan hematokrit lebih tinggi pada
kelomopok PJB sianotik.
Universitas Sumatera Utara