dengan durasi atau lamanya dari PJB tersebut.
8
Penelitian terhadap gangguan fungsi ginjal pada PJB di Indonesia belum pernah dilakukan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada hubungan antara PJB sianotik dan
kejadian proteinuria?
1.3. Hipotesis
Ada hubungan antara PJB sianotik dan kejadian proteinuria.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara PJB sianotik dan kejadian proteinuria.
1.4.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui jenis PJB sianotik yang paling sering menyebabkan kejadian proteinuria dan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
proteinuria pada PJB sianotik.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Manfaat Penelitian
a. Di bidang akademik ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang kardiologi anak, khususnya tentang hubungan antara PJB
sianotik dan proteinuria. b. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan data awal terhadap
bidang Kardiologi anak dan Nefrologi anak tentang hubungan antara PJB sianotik dan proteinuria.
c. Manfaat untuk penderita PJB sianotik: sebagai deteksi awal untuk mencegah komplikasi yang lebih berat pada ginjal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit Jantung Bawaan PJB merupakan kelainan yang paling sering dijumpai pada periode fetus dan neonatus yang berupa kelainan struktural
dari jantung atau pembuluh darah besar intratorakal yang secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas hidup.
3
Penyakit Jantung Bawaan didefinisikan sebagai abnormalitas penyesuaian pembentukan dari jantung atau pembuluh
darah yang terbentuk selama kehidupan fetus 3-6 minggu kehamilan sehingga jantung atau pembuluh darah besar tidak dapat berkembang
sempurna setelah lahir. Abnormalitas meliputi arteri, katup jantung, pembuluh darah koroner dan pembuluh darah besar dari jantung yang dapat sederhana
atau kompleks. Insidensi dari PJB sekitar 6-8 per 1000 kelahiran hidup dan telah
menetap tanpa ada perubahan selama bertahun-tahun.
4
9
Prevalensi PJB dilaporkan dari sebuah penelitian di Florida, Amerika Serikat, yaitu terdapat
perbedaan pada etnis berdasarkan jenis kelamin, tetapi tidak diketahui dengan pasti penyebab hal tersebut.
10
Meskipu etiologi PJB pada 80-90 kasus tidak diketahui, dalam beberapa literatur disebutkan bahwa genetik dan faktor lingkungan berperan
dalam terjadinya insidensi PJB.
3,4
Secara lebih rinci dijelaskan, jika ada seorang anak dalam keluarga dengan PJB, kesempatan dari anak
kedua yang lahir dengan PJB adalah 3-4 kali peluang menderita PJB, dibandingkan dengan keluarga yang memiliki anak yang sehat. Adapun faktor
eksternal, yang paling sering berhubungan dengan PJB adalah Rubella Kongenital, penggunaan berbagai obat oleh ibu selama trimester pertama
kehamilan, dan ibu yang menderita Diabetes Mellitus.
4
Faktor-faktor lain
Universitas Sumatera Utara