22
mengkondisikan siswa
agar memperoleh
pengalaman belajar
matematika.
2. Karakteristik Siswa SMP
Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget Oakley, 2004: 16, setiap individu akan melalui 4 tahapan perkembangan yang terdiri dari
tahap sensorimotor 0-2 tahun, tahap pra-operasional 2-7 tahun, tahap operasional konkret 7-12 tahun, dan tahap operasional formal 12 tahun
ke atas. Sesuai dengan tahapan tersebut, siswa SMP yang berusia antara 12-14 tahun berada padatahap operasional formal. Pada tahap ini siswa
sudah mampu bernalar dan menggunakan hubungan antara objek-objek dalam kehidupan sehari-hari untuk dikaitkan dengan suatu persoalan
matematika Erman Suherman,dkk, 2001:43. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan
oleh Oakley
2004: 22
yang menyatakan
bahwa: “…
children are able to solve hypothetical problems or imagined problems thatthey are unable to see by the use of hypothetical deductive
reasoning andsystematic problem solving ”.
Siswa dapat menyelesaikan suatu permasalah hipotesis atau membayangkan masalah yang tidak dapat
mereka lihat dengan menggunakan hypothetical deductive reasoning dan systematic problemsolving. Hypothetical deductive reasoning adalah
kemampuan memberikan alasan dengan menggunakan logika deduktif, sedangkan
systematic problem
solving merupakan
kemampuan menyelesaikan masalah secara sistematis dan sesuai nalar.
23
Proses penalaran yang terjadi dalam struktur kognitif membuat individu mampu menggunakan simbol-simbol, ide-ide, abstraksi, dan
generalisasi. Selain itu, pada tahap ini siswa telah memiliki kemampuan untuk menyusun serangkaian hipotesis dan menyusun kombinasi-
kombinasi yang mungkin dari unsur-unsur dalam suatu sistem Ratna Wilis Dahar, 2011: 140. Meski begitu, siswa belum sepenuhnya dapat
berpikir secara abstrak. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sutherland Oakley, 2004: 29 yang menyatakan bahwa “ Only 50 of children
displayed formal operations at theexpected age ”. Hanya 50 siswa yang
menunjukkan tahap operasional formal pada usia yang diharapkan. Hampir setengah dari siswa yang berusia 16 tahun masih berada pada tahap
operasional kongkrit, bahkan ada yang masih pada tahap yang lebih rendah.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bell 1978: 101 yang menyatakan bahwa siswa kelas tujuh yang berusia 12 atau 13 tahun
beberapa diantaranya masih pada tahap operasional konkret, beberapa baru saja mencapai tahap operasional formal, dan yang lain berada pada tahap
transisi antara tahap operasional konkret dan tahap operasional formal. Dapat dikatakan bahwa dalam proses berpikir siswa sedang mengalami
transisi dari penggunaan operasi konkret menuju operasi formal. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat dalam pembelajaran agar konsep
matematika yang abstrak dapat dengan mudah dipahami sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir siswa
24
3. Model Problem-Based Learning a. Pengertian Problem Based Learning PBL