Menghadapi kondisi tersebut, diperlukan komitmen pada setiap Pembina dan pelatih olahraga untuk mengedepankan sportivitas dengan cara
memberikan perlindungan bagi atlet dari bahaya obat-obatan.
d. Alasan Larangan Penggunaan Doping
Di Dunia olahraga penggunaan doping dilarang menurut Djoko Pekik Irianto 2006:119. IOC memberikan batasan tentang dasar konsep dopping
meliputi dua pengertian, yakni: 1 penggunaan bahan yang dilarang dan 2 penggunaan metoda yang dilarang. Adapun alasan pelarangan doping
meliputi:
1 Alasan etis. Penggunaan doping melanggar norma fairplay dan sportivitas
yang merupakan jiwa olahraga.
2 Alasan medis. Membahayakan keselamatan pemakainya, atlet akan
mengalami habitutiaton kebiasaan dan addiction ketagihan serta drugs abuse ketergantungan obat yang dapat membahayakan jiwanya.
Di kutip dari Januar Arifin, 2011: 232 Komisi medis FIFA juga menyatakan alasan pelarangan penggunaan doping .
1 Untuk menjaga dan memepertahankan etika berolahraga. Tidak etis dan tidk jujur bila atlet menggunakan cara yang tidak wajar
dalam mencapai prestasinya. Tampaknya saat ini tujuan olahraga bukan hanya untuk sehat seperti tujuan semula tapi juga sebagai
mata pencaharian, kaya, terkenal dan untuk prestise. Oleh karena itu orang menggunakan segala cara, termasuk doping untuk
menang atau juara.
2 Menghargai nila dan arti sebuah kompetisi, artinya semua atlet harus memiliki kesempatan yang sama untuk menang dalam
berkompetisi. Bila ada atlet yang menggunakan doping maka kesempatan atlet lain untuk menang atau juara menjadi berkurang.
3 Menjaga kesehatan fisik maupun kesehatan mental atlet yang bertanding. Telah terbukti obat doping dapat merusak fisik dan
mental pemakainya, berbahaya bahkan dapat merenggut nyawa. Hipocrates Bapak ilmu Kedokteran, menyatakan harus menjaga
26
kesehatan orang-orang atau pasiennya di atas segala pertimbangan lain.
e. Klasifikasi Doping
Biasanya jenis obat apa yang termasuk obat doping dan berbagai cara yang dikelompokan dalam klasifikasi doping ditentukan oleh WADA dan
semua organisasi cabang-cabang olahrga dunia mengikutinya karena semua jenis obat yang dilarang juga akan diterapkan pada kejuaraan-kejuaraan
olahraga internasional. Berikut adalah zat serta metode yang dilarang dan dikeluarkan oleh
WADA tahun 2011 yang di kutip dari Santosa Giriwijoyo Didik Zafar Sidik, 2012: 350 dikelompokan sebagai berikut di bawah ini:
1 Zat dan metode yang dilarang didalam pertandingan a Zat yang dilarang
1 Stimulant 2 Narkotik
3 Cannabinoid 4 Senyawa Anabolik
a Steroid anabolik nandrogenik i Eksogenus
ii Endogenus b Senyawa anabolik lain
5 Hormon Peptida a Erythropoietin EPO
b Growth hormon HGH dan insulin-like growth faktor IGF- 1
c Chorionic gonadotropin LH d Insulin
e Corticotrophin
6 Beta-2 agonis 7 Senyawa dengan aktivitas anti estrogen khusus ditujukan
bagi pria 8 Masking agent
9 Glukokortikoid b Metode yang dilarang
1 Meningkatkan transfer oksigen 2 Manifulasi farmokologi, kimia dan fisika
3 Dopping gen
27
2 Zat dan metode yang dilarang di dalam dan di luar pertandingan a Zat yang dilarang
1 Senyawa anabolik 2 hormon peptide
3 Beta-2 agonis 4 senyawa dengan aktivitas anti estorogen
5 masking agent
b Metode yang dilarang 1 Meningkatkan transfer oksigen
2 Manipulasi farmakologi 3 Dopping gen
3 Zat yang dilarang pada cabang olahraga tertentu a Alkohol
b Penghalangan Beta Beta Blockers c Diuretik
4 Zat spesifik Adalah zat yang sering dipergunakan atlet secara tidak sengaja.
Pengelompokan zat serta metode yang dapat digolongkan sebagai dopping ini telah digunakan untuk pengawasan penggunaan
doping pada Pekan Olahraga Nasional PON XVI 2004 di Palembang.
f. Doping dalam Sepakbola