Motif Kekerasan Pelaku dan Ekspresi Kekerasan

75 laku, ekspresi wajah, dan paralingustik ucapan yang terputus karena marah, suara meninggi. Dalam film 9 Naga ini kekerasan verbal ditunjukkan dengan makian, bentakan, ancaman dan mengeluarkan kata-kata kasar. Ekspresi kekerasan dalam film 9 Naga memiliki varians sebesar 3 dengan standar deviasi sebesar 1,72 dari masing-masing adegan kekerasan dengan nilai rata-rata sebesar 4 untuk total kekerasan sebanyak 8 frekuensi yakni 7 frekuensi ekspresi kekerasan nonverbal dan 1 frekuensi ekspresi kekerasan verbal. Dari data pada tabel 4.2 terlihat bahwa derajat varian dari tiap variabel bersifat homogenitas artinya data tersebut mudah dikontrol.

4.2.3 Motif Kekerasan

Tabel 4.3 Motif Kekerasan Dalam Film 9 Naga No Dimensi F 1 Sengaja 8 100,00 2 Tidak Disengaja 0,00 Jumlah 8 100,00 Rata-rata 4 Standar Deviasi 2,00 Varians 4 Sumber: Analisis Data Primer, 2012 Adegan kekerasan dapat dibagi sesuai dengan motifnya, yakni sengaja atau tidak disengaja. Motif kekerasan sengaja merupakan kekerasan yang disertai dengan maksud dari pelaku yang dinyatakan secara verbal atau visual. Sedangkan kekerasan yang tidak disengaja merupakan kekerasan yang tanpa 76 disertai maksud dari diri pelaku, tetapi tetap memberikan efek penderitaan bagi korban. Pada tabel 4.3 di atas terlihat bahwa motif adegan kekerasan yang disengaja tampak sangat menonjol dalam film 9 Naga dengan frekuensi sebesar 8 dengan presentase 100. Hal ini dapat digambarkan bahwa film 9 Naga dimensi kesengajaan sering digunakan dalam bentuk kekerasan. Kekerasan yang dilakukan dalam film ini dilakukan dengan sengaja, yakni pelaku sengaja melakukan kekerasan pada korban karena ada suatu alasan atau latar belakang. Motif kekerasan ini ditunjukkan dengan adanya kesadaran melakukan kekerasan, misalnya menyekap lalu menembak, kemudian membuang mayat yang telah tertembak. Hal itu dilakukan dengan sengaja oleh pelaku kekerasan. Motif kekerasan dalam film 9 Naga memiliki varians sebesar 4 dengan standar deviasi sebesar 2 dari masing-masing adegan kekerasan dengan nilai rata-rata sebesar 4 untuk total kekerasan sebanyak 8. 77

4.2.4 Pelaku dan Ekspresi Kekerasan

Tabel 4.4 Pelaku dan Ekspresi Kekerasan Film 9 Naga Dimensi laki-laki Perempuan Utama Pembantu Utama Pembantu F F F F Verbal 1 12,50 0,00 Non-Verbal 5 62,50 2 25,00 Gabungan 0,00 Jumlah 6 75,00 2 25,00 Rata-rata 2,00 0,67 Standar Deviasi 1,82 0,94 Varians 3,3 0,89 Sumber: Data primer Diolah, 2012 Pada tabel 4.4 di atas terlihat bahwa aspek pelaku dan ekspresi adegan kekerasan baik nonverbal maupun verbal tampak bahwa pemeran utama laki- laki yang paling dominan dalam melakukan ekspresi kekerasan baik nonverbal maupun verbal dengan total frekuensi 5 atau 62.5 untuk kekerasan nonverbal yang dilakukan oleh pemeran utama laki-laki dan frekuensi 1 kali atau 12,5 untuk kekerasan verbal yang dilakukan oleh pemeran utama laki-laki. Untuk kekerasan verbal yang dilakukan oleh pemeran pembantu laki-laki tidak ada, tetapi kekerasan nonverbal yang dilakukan oleh pemeran pembantu laki-laki dilakukan dengan frekuensi 2 atau 25. Pemeran utama wanita dan pemeran pembantu wanita tidak melakukan ekspresi kekerasan dalam film 9 Naga. Pada 78 tokoh utama laki-laki, ekspresi kekerasan dalam film 9 Naga memiliki varian sebesar 3,3 dengan standar deviasi sebesar 1,82 dari masing-masing adegan kekerasan dengan nilai rata-rata sebesar 2 untuk total kekerasan sebanyak 6 frekuensi yakni 5 frekuensi ekspresi kekerasan nonverbal dan 1 frekuensi ekspresi kekerasan verbal. Sedangkan pada tokoh pembantu laki-laki ekspresi kekerasan dalam film 9 Naga memiliki varian sebesar 0.89 dengan standar deviasi sebesar 0.94 dari masing-masing adegan kekerasan dengan nilai rata- rata sebesar 0.67 untuk total kekerasan sebanyak 2 frekuensi, yakni frekuensi ekspresi kekerasan non verbal. Dari data pada tabel 4.4 terlihat bahwa derajat varian dari tiap variabel bersifat heterogenitas artinya data tersebut sulit dikontrol.

4.2.5 Motif dan Pelaku Kekerasan