Gambar Adegan Kekerasan Pada Film 9 Naga

54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar Adegan Kekerasan Pada Film 9 Naga

Pada bab ini peneliti akan menjabarkan tampilan adegan kekerasan dalam film 9 Naga. Peneliti akan menganalisa kekerasan yang terkandung dalam isi film agar mempermudah peneliti setiap adegan yang tampak dalam film. Bagaimana kekerasan yang ditampilkan seperti, memukul, menampar, mencekik, menendang, menganiaya, memaki, membentak dan sebagainya. Dalam hal ini peneliti menggunakan sampling terhadap setiap bentuk kekerasan yang terjadi. Peneliti juga mendeskripsikan adegan-adegan setiap bentuk kekerasan yang terjadi. Tujuan dari mendeskripsikan setiap adegan-adegan adalah untuk memberikan gambaran secara umum tentang isi yang mengandung kekerasan. Babak yang terdapat kekerasan dalam isi film 9 Naga yaitu, babak 4, 6, 14,17, 23, 29, 34, 37. Babak-babak ini lah yang mengandung unsur kekerasan dalam isi film 9 Naga. Dalam hal ini peneliti akan memulai mendeskripsikan setiap babak yang mengandung unsur kekerasan. 55 Babak 4 Sumber : Film 9 Naga, CD 1 Adegan : Penembakan Dalam adegan ini, Marwan yang selalu memimpin terjadinya pembunuhan. Sedangkan Doni dan Leni hanya membantu Marwan melakukan tugasnya untuk membuang korban ketepi sungai. Korban yang sudah dimasukkan ke dalam karung dan diikat. Korban berdiri dengan menggunakan dengkul menghadap Marwan. Doni berdiri di samping korban untuk bersiap apabila korban sudah mati, Doni langsung membawanya ke sungai. Sedangkan Leni berdiri di belakang Marwan, sambil melihat situasi sekitarnya. Saat keadaan sudah mulai memungkinkan, Marwan menyiapkan senjatapistol dan memasukkan beberapa peluru ke dalamnya. Marwan menembakkan sebanyak 56 tiga kali, pada tembakan pertama, Marwan langsung menembakkan pelurunya ke korban. Takut korban masih hidup, Marwan berpindah didepan Doni dan menembakkan lagi sebanyak dua kali. Dalam adegan ini, pengambilan gambar yang digunakan adalah longshoot atau pengambilan dengan jarak jauh. Dimana gambar yang ditampilkan terlihat secara keseluruhan dan luas. Babak 6 Sumber : Film 9 Naga, CD 1 Adegan : Pemukulan Adegan ini masuk ke dalam babak enam yang masuk dalam kategori pemukulan penganiayaan. Dalam adegan ini flash back waktu Doni baru pindah rumah dan kenal dengan Marwan dan Leni. Sedangkan Marwan dan Leni sudah lebih dulu tinggal di daerah ini. Di siang hari, Doni yang sedang 57 diminta tolongi oleh ibunya untuk membelikan sesuatu diwarung. Saat Doni diberi uang, seorang preman melihat dan mencegat pada waktu Doni berjalan menuju warung. Dari kejauhan Marwan dan Leni sudah melihat Doni yang sedang dibuntuti oleh preman lalu menghampirinya. Doni yang dicekik dan didorong ke tembok oleh preman. Raut wajah Doni sangat ketakutan ketika peristiwa itu terjadi. Doni yang pada saat itu ketakutan dan tidak ingin memberi uangnya, lalu preman tidak segan-segan untuk memukul bagian kepala Doni hingga dua kali. Doni terjatuh dan dipukuli lagi, sampai-sampai kepala Doni ditendang. Preman terus memukul dan menendang Doni hingga babak belur. Terkadang Doni menepis pukulan preman tersebut dan terkadang Doni hanya pasrah dengan pukulan yang menghantamnya. Preman itu meminta paksa uang Doni tetapi Doni tidak juga memberikannya. Doni terus dipukul hingga akhirnya Marwan datang membantu Doni. Pengambilan gambar dalam adegan ini secara moving atau bergerak mengikuti aktor. Dalam pengambilan gambar orang berkelahi, biasanya sering digunakan dengan teknik ini. Karena teknik ini bisa membawa emosi penonton seolah-olah melihat secara langsung keadaan yang terjadi. Gambar yang terlihat shake bergerak dengan aturan gerakan yang tidak terlalu bergerak dengan parah. 58 Sumber : Film 9 Naga, CD 1 Adegan : Penusukan Masih dalam babak yang sama, ketika Doni dipukuli hingga babak belur, Marwan tiba-tiba datang menolong Doni. Saat Marwan datang, Marwan langsung menarik preman itu hingga jatuh. Preman ini memang tidak disenangi oleh warga sekitar karena sering menggangggu lingkungan. Preman itu langsung mendorong Marwan hingga jatuh ke tanah. Marwan yang tidak berdaya lalu ditusuk oleh preman tersebut. Marwan hanya bisa menjerit kesakitan dan memegang pisau yang menancap di dadanya. Ketika Marwan ditusuk, Leni lalu menarik preman tersebut dan mencekik dari belakang. Marwan yang masih kesakitan, mencoba menarik pisau yang menancap di dadanya. Marwan lalu menusukan ke perut preman 59 tersebut hingga berkali-kali. Doni yang masih terkapar, hanya bisa melihat Marwan membunuh preman tersebut. Adegan ini pertama kali Marwan membunuh orang. Dalam adegan ini pengambilan gambar masih menggunakan teknik moving, medium close up, extreme close up. Teknik moving di dalam adegan ini agar penonton juga bisa merasakan emosi yang di alami. Hampir semua film yang didalamnya ada perkelahian, rata-rata menggunakan teknik ini. Gambar yang terlihat bergerak mengikuti aktor. Teknik medium close up, biasanya digunakan saat korban terkapar jatuh dan perpindahan scene. Gambar yang terlihat setengah badan atau lebih dekat lagi. Sedangkan teknik extreme close up, digunakan untuk melihat saat-saat tragis seperti penusukan, jadi gambar yang terlihat lebih dekat dibanding medium close up. 60 Babak 14 Sumber : Film 9 Naga, CD 1 Adegan : Pencekikan dan Penusukan Adegan ini tidak jauh beda dengan adegan sebelumnya. Tetapi kali ini, Marwan bertugas sebagai pembunuh bayaran yang diperintahkan oleh Dipo. Kali ini Marwan mendapat kerjaan yang kedua. Kali ini Marwan kerja dengan Doni, sedangkan Leni menunggu di mobil. Marwan yang sudah berhasil lebih dulu masuk ke dalam rumah korban. Sedangkan Doni, sedang mengurus satu body guard korban untuk dibunuh juga. Body guard yang sedang berjaga di balkon rumah, dan melihat situasi. Ketika body guard lengah, Doni masuk dan mencekiknya dari belakang dan tanpa suara, body guard tewas. Marwan yang sudah menunggu di kegelapan sebuah ruangan dan melihat situasi rumah. Sebelum Marwan masuk, pembantu korban masuk untuk 61 memberikan secangkir teh panas kepada majikannya. Setelah pembantu itu keluar, Marwan masuk dan mengambil pisau dari saku, langsung menusukkan ke korban. Marwan menusuk beberapa kali tusukan dipinggang korban. Setelah beberapa tusukan, korban lalu tewas dan korban di bawa ke tepi sungai untuk dilarung. Dalam adegan ini, teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah teknik panning, medium close up, long shoot. Teknik panning disini, dimana pengambilan gambar bergerak pindah dari gambar A ke B. Panning ini tergantung obyek yang akan dituju, teknik panning dibagi menjadi dua, yaitu Panning kanan dan panning kiri. Kalau didalam adegan ini, teknik panning yang digunakan yaitu panning kanan. Dimana teknik ini berpindah ke objek sebelah kanan. Sedangkan teknik medium close up digunakan saat pelaku mencekik korban, gambar yang terlihat setengah badan atau lebih. Teknik long shoot digunakan untuk melihat keseluruhan suasana, gambar terlihat sangat luas. Teknik ini biasanya digunakan untuk melihatkan suasana yang ada didalam adegan. 62 Babak 17 Sumber : Film 9 Naga, CD 1 Adegan : Pembunuhan Adegan pembunuhan ini masuk didalam babak tujuh belas. Disini Marwan bertugas untuk membunuh dua korban yang disuruh oleh Dipo. Disalah satu restoran mewah, korban sedang menikmati hidangan yang disediakan oleh restoran. Korban dijaga oleh satu body guard yang duduk didekat dengan korban. Ketika salah satu korban sedang ke toilet, Marwan dan Doni masuk ke dalam restoran. Marwan dan Doni langsung menuju ke korban, sebelumnya Doni menembak body guard dengan beberapa tembakan. Marwan langsung menembak ke korban dengan beberapa tembakan. Marwan yang sudah menembak korban dan mencari korban yang satunya. Marwan menyusuri 63 dapur dan keluar dari pintu belakang. Marwan melihat keadaan sekitar dan berjalan ke arah depan restoran, sebelum sampai didepan, polisi yang mendengar suara tembakan langsung mencari dari mana asalnya. Saat Marwan melihat polisi, Marwan langsung lari kebelakang, saat pelarian berlangsung, polisi sempat melepaskan tembakan peringatan tetapi Marwan tetap berlari. Setelah itu, Marwan menembakkan pistol ke arah polisi. Saat itu Marwan langsung sembunyi diselah-selah tembok restoran dan Marwan juga mengisi peluru kembali. Saat Marwan sembunyi, Marwan mendengar suara orang berjalan, dan pada saat itu juga Marwan keluar dan menembak ke arah berlawanan. Ternyata yang tertembak adalah Doni, temannya sendiri. Marwan yang menembakkan beberapa peluru, langsung terdiam dan menurunkan senjatanya. Saat penembakkan tersebut, Doni masih bisa berjalan dan terjatuh didepan Marwan. Pada babak ini adegan yang ditampilkan dapat dikategorikan sebagai pembunuhan menggunakan senjata pistol. Pengambilan gambar di adegan ini menggunakan teknik medium close up dan extreme close up. Dimana medium close up melihatkan aktifitas pelaku yang sedang beraksi sedangkan extreme close up, melihatkan ekspresi pelaku. Pelaku disini adalah pemain utama yaitu Marwan, Doni, dan Leni. 64 Babak 23 Sumber : Film 9 Naga, CD 2 Adegan : Pemukulan dan ekspresi Dalam babak ini, Marwan datang untuk menemui Adi, adik Doni. Marwan merasa bersalah sudah membunuh Doni dan akhirnya Marwan memberanikan diri untuk bertemu dengan Adi. Di sore hari, saat Doni sedang bermain bola sendiri, Marwan tiba-tiba datang menemuinya. Doni sempat kaget melihat Marwan datang tanpa kakaknya Doni. Marwan mendekatkan diri ke Adi, untuk memberikan komik kesayangan mereka berdua Doni dan Adi. Adi sempat menanyakan kakaknya, dan Marwan langsung memberikan komik tersebut. Adi mengerti apabila komik ini selalu dibawa oleh Doni. Adi langsung 65 menangis menerima komik kesayangannya. Tidak kuat menahan tangisnya, Adi langsung memukul dengan tangan kosong. Adi memukul hingga Marwan jatuh terkapar ditanah, lalu Adi mencekik leher Marwan dengan tangan. Sambil meneteskan air mata, Adi terus memukuli Marwan hingga babak belur. Adi yang tidak pernah setuju apabila kakaknya ikut kerja dengan Marwan. Adi sudah ngerti dari dulu kalau kakaknya menjadi pembunuh bayaran. Tetapi Adi hanya terdiam saat dia mengetahuinya. Dengan kondisi perekonomiannya, Adi menerima keadaan ini karena Adi juga sadar akan dirinya ingin memasuki jenjang kuliah. Pada babak ini adegan kekerasan yang terjadi adalah kekerasan melukai dengan tangan kosong dan pencekikan. Ekspresi kekerasan disini juga terlihat ketika Adi ingin memukul Marwan. Raut wajah Adi dengan raut wajah dendam. Ekspresi non verbal ini dilakukan dengan cara sengaja, karena Adi yang kesal dengan kelakuan Marwan. 66 Babak 29 Sumber : Film 9 Naga, CD 2 Adegan : Ekspresi kekerasan, pelecehan Adegan ini dimana adegan Marwan sedang mengambil uang dari laci Dipo. Marwan menunggu di ruang Dipo untuk beberapa saat. Tidak lama, Dipo datang dan menyapa Marwan menanyakan ada keperluan apa datang kesini. Marwan meminta separuh uang hasil membunuh satu orang. Menurut Dipo, Marwan sembrono dalam mengerjakan perkerjaannya. Dipo mengatakan makanya nyari anak buah tuh yang becus Bencong taman lawang lu kasih kerja beginian . Tetapi Marwan melawan perkataan Dipo gue udah bunuh satu orang Paling ga lu utang separuh dari uang gue . Dalam adegan ini terus adu mulut antara Dipo dan Marwan. Akhirnya Dipo mengusir Marwan dengan alasan banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan kelakuan Dipo 67 seperti itu, Marwan tidak terima, karena Dipo masih hutang separuh jatah uang yang diberinya. Kesabaran Marwan habis, Marwan lalu menarik Dipo, mencekik Dipo dari belakang dan menusukkan pisau ke bagian pinggang Dipo. Dipo tidak bisa melawan serangan dari Marwan, Dipo hanya bisa teriak kesakitan. Dengan beberapa tusukan akhirnya Dipo tewas dan Marwan mengambil kunci dari kantong baju Dipo. Setelah mengambil kunci, Marwan langsung mengambil semua uang yang ada dalam laci Dipo dan keluar dari ruangan. Marwan keluar dari ruangan, anak buah Dipo yang mengisi harinya dengan bermain billiard curiga dengan Marwan yang keluar dari ruangan dengan bercucuran keringat. Anak buahnya masuk ke ruangan untuk mengecek keadaan didalam, saat keluar ruangan anak buah tersebut member isyarat kepada teman-teman yang lain. Saat Marwan jalan menuju keluar, Marwan langsung ditodong pistol didepan wajahnya. Marwan langsung bisa mengatasi keadaan di arena billiard dan menembakkan beberapa peluru ke arah kawanan Dipo. Akhirnya Marwan meninggalkan arena dengan membawa tas berisi uang. Pada babak ini adegan kekerasan yang terjadi adalah pelecehan saat Dipo berkata bencong lu ajak kerja kaya ginian . Perkataan yang dimaksudkan adalah bahwa kerjanya anak buah Marwan yang tidak becus yang diibaratkan seperti kelakuan bencong yang hanya bisa mangkal dipinggir jalan untuk menunggu pelanggan datang. Adegan kekerasan yang lain dalam babak ini adalah penusukan yang terjadi pada Dipo. Dipo ditusuk dari belakang oleh Marwan peran utama yang kesal dengan kelakuan Dipo tidak mau memberi 68 sisa uang kerjanya. Adegan kekerasan yang lain adalah pemukulan dengan tangan kosong dan penembakkan yang dilakukan oleh peran utama yaitu Marwan. Dalam adegan ini pengambilan gambar yang dilakukan dengan teknik longshoot, medium close up. Babak 34 Sumber : Film 9 Naga, CD 2 Adegan : Pemukulan, menjambak, menganiaya Adegan ini terjadi saat Leni sedang berjalan diperkampungannya, tiba- tiba dua orang muncul dari lorong sebelah kiri. Saat itu Leni kaget dan leni langsung didorong dari depan dengan kencang hingga Leni ingin jatuh. Saat itu juga, Leni wajahnya dipukuli hingga babak belur. Leni dijaga oleh satu orang dan satu lagi memukuli Leni. Setelah Leni babak belur tidak berdaya, Leni 69 dibawa masuk kedalam lorong tersebut, dan ditaruh disebuah rumah yang sudah tidak didiami lagi. Leni merengek kesakitan akibat dipukuli oleh kawanan Dipo. Kawanan ini menculik Leni sebagai tawanan agar uang yang Marwan ambil dikembalikan. Pada saat itu juga salah satu dari kawanan menghubungi Marwan melalui ponsel. Mereka meminta Marwan untuk datang dan membawa uang yang telah ia ambil. Marwan berkata juga bahwa Leni tidak ada kaitannya dengan pencurian uang dan tewasnya Dipo karena dibunuh. Adegan kekerasan yang muncul pada babak ini ada pemukulan dengan tangan kosong hingga babak belur. Anak buah Dipo yang kesal dengan kelakuan Marwan dan kawan-kawan lalu memukuli Leni. Adegan kekerasan yang lain yaitu menjambak dan menganiaya Leni. Disini Leni dijambak dan dianiaya karena Leni dijadikan tawanan agar Marwan datang untuk memberikan uang yang telah diambilnya. Karena kesal dan ingin balas dendam, kawanan ini menculik Leni yang mereka tahunya Leni adalah anak buah Marwan. Backsound disini irama musik yang mencekam pada waktu Leni menggerang-gerang kesakitan. 70 Babak 37 Sumber : Film 9 Naga, CD 2 Adegan : Penodongan Pada adegan ini, penculik meminta Marwan datang untuk mengembalikan uang Dipo yag telah ia ambil. Marwan pun meminta pada sekawanan penculik untuk membebaskan Leni yang sudah disanderanya. Leni keluar dengan tidak menggunakan pakaian serta di ikuti oleh salah satu penyandera dengan menodongkan pistol dilehernya. Marwan menunggu didepan pintu pagar rumah penyandera, dengan menggunakan jaket yang dibuatkan oleh istrinya, Marwan pun masuk menemui Leni didepan pintu dalam. Marwan meminta Leni untuk tetap menjaga istri dan anaknya. Leni bungkam seribu bahasa, karena Leni menganggap Marwan sudah menjadi kakaknya. Karena Marwan sudah menjadi panutan bagi Leni. Sebelum Marwan masuk, Marwan mengambil kunci di saku celananya dan menyelipkannya ditangan Leni. Leni hanya bisa menangis saat Marwan mulai di tarik oleh penyandera. Marwan masuk ke dalam sambil membawa sebuah tas. 71 Di dalam adegan ini, memang tidak terlihat adegan kekerasan yang di tayangkan, namun ekspresi kekerasan non verbal yang diperlihatkan dalam tayangan ini. Saat Leni keluar dari dalam rumah, Leni sudah ditodong pistol oleh salah satu kawanan penculik. Sampai Marwan diperintah oleh kawanan penculik untuk masuk dan memberikan uangnya. Sesampai di dalam, Marwan langsung di tembak oleh kawanan, karena Marwan telah membohongi penculik dengan isi tas yang berisi guntingan koran. Tanpa banyak kata, kawanan penculik pun langsung menembak Marwan. Dalam adegan ini memang tidak terlihat adegan kekerasannya. Namun adegan kekerasan yang diperlihatkan dalam babak ini adalah penodongan terhadap Leni, dan pembunuhan terhadap Marwan. Di dalam babak ini peneliti melihat beberapa kekerasan yang dilakukan oleh kawanan penculik terhadap Marwan dan Leni. Marwan yang diminta untuk mengembalikan uang Dipo, ternyata tas yang ia bawa hanya potongan-potongan kertas. Dan pada akhirnya Marwan ditembak oleh kawanan Dipo. Backsound dalam babak ini mencekam, ketika Marwan masuk ke dalam rumah dan ditembak oleh kawanan Dipo dan Leni perlahan berjalan pulang. Ketika Leni berjalan pulang, Leni mendengar suara tembakan di dalam rumah. Leni menangis, karena Leni sudah menganggap Marwan saudara sendiri. 72

4.2 Hasil Penelitian