Perspektif Teoritik KEBERMAKNAAN HIDUP MANTAN PELAKU KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Penyadaran dapat berbentuk konseling dan pendampingan kepada pelaku KDRT sehingga akhirnya insaf. Menurut Frankl 1997 baik dalam kondisi normal maupun dalam penderitaan, kehidupan senantiasa mengandung hal-hal bermakna di dalamnya. Setiap orang memiliki motivasi utama dalam hidupnya, yaitu keinginan agar hidupnya bermakna dan bahagia. Menurut Bastaman 2007 bahwa ada lima metode dalam menemukan makna hidup yaitu: a. Pemahaman pribadi, yaitu membantu memperluas kelebihan dan kekurangan beberapa aspek pribadi dan corak kehidupan, baik yang masih potensial maupun yang sudah teraktualisasikan. b. Bertindak positif, yaitu mencoba menerapkan hal-hal baik dalam perilaku dan tindakan nyata sehari-hari. c. Pengakraban hubungan, yaitu membina hubungan yang akrab. Seseorang akan merasa diperlukan dan memerlukan orang lain, dicintai dan mencintai orang lain tanpa mementingkan diri sendiri. d. Pendalaman nilai, yaitu usaha-usaha untuk memahami dan merealisasikan ketiga sumber nilai makna hidup yang telah disebutkan, yaitu nilai kreatif, nilai penghayatan dan nilai sikap. e. Ibadah, yaitu melaksanakan tata cara ibadah yang diajarkan oleh agama. Ibadah yang dilaksanakan dengan khidmat sering menimbulkan perasaan tenang, tentram dan tabah serta merasa mendapat bimbingan dalam melakukan tindakan Manusia dalam mencari tujuan hidup, mempunyai suatu kebutuhan yang bersifat unik, spesifik, dan personal, yaitu suatu kebutuhan akan makna hidup. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Menurut Bastaman 1996 seseorang setelah mengalami kejadian tragis akan berada dalam kondisi tidak bermakna. Selanjutnya akan muncul kesadaran diri dengan menerima kondisi diri dan mengubah sikap. Dengan perubahan sikap dan perilaku yang dilakukan secara konsisten seseorang akan menyadari adanya nilai-nilai berharga atau hal-hal sangat penting untuk direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tercapai kebahagiaan. Skinner 1987 percaya bahwa kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan perkembangan tingkah laku dalam hubungannya yang terus-menerus dengan lingkungannya. Cara yang efektif untuk mengubah dan mengontrol perilaku adalah dengan melakukan penguatan reinforcement, suatu strategi kegiatan yang membuat perilaku tertentu berpeluang untuk terjadi atau sebaliknya berpeluang untuk tidak terjadi pada masa yangakan datang. Konsep dasarnya sangat sederhana yaitu bahwa semua perilaku dapat dikontrol oleh konsekuensi dampak yang mengikuti perilaku tersebut. Manusia dan binatang dapat dilatih melakukan semua jenis tingkah laku manakala semua konsekuensi atau penguatan yang tersedia di lingkungan dapat diubah atau diatur sesuai dengan tujuan yang dikehendaki Feist, 2011. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah makna hidup mantan pelaku KDRT, guna mendalami fokus tersebut maka penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode yang menggambarkan individu secara utuh dengan tidak menggolongkan individu ke dalam variabel atau hipotesis Poerwandari, 2005. Menurut Cresswell 2004 Penelitian kualitatif model studi kasus adalah model yang menekankan pada eksplorasi dari suatu “sistem yang terbatas” bounded system pada satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi yang kaya akan konteks. Secara lebih dalam, studi kasus merupakan suatu model yang bersifat komprehensif, intens, terperinci, dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya untukk menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer berbatas waktu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif model studi kasus untuk mengungkap proses kebermaknaan hidup mantan pelaku KDRT. Model studi kasus dipilih peneliti karena KDRT adalah pengalaman individu sekaligus peristiwa yang dialami oleh beberapa orang secara umum hanya saja jarang terjadi hingga akhirnya pelaku sampai insaf dan menemukan kebermaknaan hidup. 41 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat di mana peneliti melakukan penelitian seperti wawancara, observasi serta pengambilan dokumentasi. Lokasi yang paling dominan dalam penelitian ini dilakukan di rumah peneliti. Dalam kehidupan sehari-hari Subjek bersama beberapa orang secara rutin menghadiri majlis dzikir di rumah peneliti.

C. Sumber Data

Pada penelitian kualitatif tidak mengutamakan jumlah informan melainkan fokus pada informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian Idrus, 2011. Informan penelitian ini ditentukan dengan purposive sampling yang memiliki kriteria, diantaranya; 1 subjek berjenis kelamin pria, 2 pernah melakukan kekerasan dalam rumah tangga, 3 pelaku kekerasan dalam rumah tangga yang tidak dihakimi dan atau tidak dihukum, 4 terjadi perubahan perilaku sebelum dan sesudah menemukan kebermaknaan hidup. Selain key informan untuk memeriksa kebenaran hasil wawancara maka perlu menambah informasi dengan melibatkan significant other sebagai informan pendukung. Dengan menggunakan informan yang diambil dari keluarga dekat dan masyarakat sekitar. Seperti isteri, anak, guru spiritual, tokoh masyarakat, dan sesepuh setempat. Dengan pertimbangan bahwa seorang isteri adalah orang yang mengalami KDRT, dan mengetahui perilaku dari informan. Dan seorang anak adalah orang yang mengerti apa yang dilakukan oleh pelaku sampai pelaku bertaubat. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data akurat dan kredibel, dalam penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik pengambilan data. Teknik pengambilan data sangat beragam. Dalam penelitian ini akan menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi sebagaimana berikut : 1. Wawancara mendalam, menurut Marzuki 2002, Balgies, 2012 wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandasan tujuan penelitian. Dalam peneltian ini wawancara merupakan alat utama dalam menggali bagaimana cara individu mengalami perubahan perilaku. 2. Observasi. Gunarsa 2004, Fauziah, 2011 mengemukakan bahwa observasi adalah melihat perilaku orang lain dan memberi arti pada perilaku serta mencari penyebab atau latar belakang timbulnya perilaku tersebut. Penelitian ini menggunakan jenis observasi non partisipan dimana peneliti tidak ikut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang subjek lakukan, tetapi observasi dilakukan pada saat wawancara. Pengamatan yang dilakukan menggunakan pengamatan berstruktur yaitu dengan melakukan pengamatan menggunakan pedoman observasi pada saat pengamatan dilakukan. Kedua alat pengumpulan data digunakan untuk menggali informasi informan. Setelah mendapatkan data, data wawancara dibuat transkip untuk dilakukan koding.