Kertanegara 1268 - 1292 M Kerajaan Singhasari
129
Sejarah Indonesia
Kertanegara menghadiahkan patung Amogapasa kepada penguasa
Melayu. Ekspedisi Pamalayu
diharapkan akan menggoyahkan Sriwijaya.
Dalam rangka memperkuat politik luar negeranya, Kertanegara
menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar
Kepulauan Indonesia. Misalnya dengan Raja Jayasingawarman III
dan Kerajaan Campa. Bahkan Raja Jayasingawarman III memperistri
salah seorang saudara perempuan dari Kertanegara.
Kertanegara memandang Cina sebagai saingan. Berkali-kali utusan
Kaisar Cina memaksa Kertanegara agar mengakui kekuasaan Cina,
tetapi ditolak oleh Kertanegara. Terakhir pada tahun 1289 M
datang utusan Cina yang dipimpin oleh Mengki. Kertanegara marah,
Mengki disakiti dan disuruh kembali ke Cina. Hal inilah yang membuat
marah Kaisar Cina yang bernama Kubilai Khan. Ia merencanakan
membalas tindakan Kertanegara.
Perkembangan Politik dan Pemerintahan
Untuk menciptakan pemerintahan yang kuat dan teratur, Kertanegara telah membentuk badan-badan pelaksana. Raja
sebagai penguasa tertinggi. Kemudian raja mengangkat tim penasihat yang terdiri atas Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan,
dan Rakryan i Halu. Untuk membantu raja dalam pelaksanaan
Gambar 2.36 Arca Bhairawan sebagai perwujudan Raja Kertanegara dari Candi
Singosari
Sumber: Dok. Kemdikbud, 2014
130
Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1
pemerintahan, diangkat beberapa pejabat tinggi kerajaan yang terdiri atas Rakryan Mapatih, Rakryan Demung dan
Rakryan Kanuruhan. Selain itu, ada pegawai-pegawai rendahan.
Untuk menciptakan stabilitas politik dalam negeri, Kertanegara melakukan penataan di lingkungan para pejabat.
Orang-orang yang tidak setuju dengan cita-cita Kertanegara diganti. Sebagai contoh, Patih Raganata Kebo Arema diganti
oleh Aragani dan Banyak Wide dipindahkan ke Madura, menjadi Bupati Sumenep dengan nama Arya Wiraraja.
Kehidupan Agama
Pada masa pemerintahan Kertanegara, agama Hindu maupun Buddha berkembang dengan baik. Bahkan terjadi
Sinkretisme antara agama Hindu dan Buddha, menjadi bentuk Syiwa-Buddha. Sebagai contoh, berkembangnya aliran
Tantrayana. Kertanegara sendiri penganut aliran Tantrayana.
Usaha untuk memperluas wilayah dan mencari dukungan dan berbagai daerah terus dilakukan oleh
Kertanegara. Banyak pasukan Singhasari yang dikirim ke berbagai daerah. Antara lain pasukan yang dikirim ke
tanah Melayu. Oleh karena itu, kekuatan ibu kota kerajaan berkurang. Keadaan ini diketahui oleh pihak-pihak yang
tidak senang terhadap kekuasaan Kertanegara. Pihak yang tidak senang itu antara lain Jayakatwang, penguasa Kediri. Ia
berusaha menjatuhkan kekuasaan Kertanegara.
Saat yang dinantikan oleh Jayakatwang ternyata telah tiba. Istana Kerajaan Singhasari dalam keadaan lemah.
Pasukan kerajaan hanya tersisa sebagian kecil. Pada saat itu, Kertanegara sedang melakukan upacara keagamaan dengan
pesta pora, sehingga Kertanegara benar-benar lengah. Tiba- tiba, Jayakatwang menyerbu istana Kertanegara. Serangan
Jayakatwang dibagi menjadi dua arah. Sebagian kecil pasukan
131
Sejarah Indonesia
Kediri menyerang dari arah utara untuk memancing pasukan Singhasari
keluar dari pusat kerajaan. Sementara itu induk pasukan Kediri bergerak dan
menyerang dari arah selatan. Untuk menghadapi serangan Jayakatwang,
Kertanegara mengirimkan pasukan yang ada di bawah pimpinan Raden
Wijaya dan Pangeran Ardaraja. Ardaraja adalah anak Jayakatwang
dan menantu dari Kertanegara. Pasukan Kediri yang datang dari arah
utara dapat dikalahkan oleh pasukan Raden Wijaya Akan tetapi, pasukan inti
dengan leluasa masuk dan menyerang istana, sehingga berhasil menewaskan
Kertanegara. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1292 M. Raden Wijaya dan
pengikutnya kemudian meloloskan diri setelah mengetahui istana kerajaan
dihancurkan oleh pasukan Kediri. Sedangkan Ardaraja membalik dan
bergabung dengan pasukan Kediri.
Jenazah Kertanegara kemudian dicandikan di dua tempat, yaitu di Candi Jawi di Pandaan dan di Candi Singosari, di daerah
Singosari, Malang.
Sebagai raja yang besar, nama Kertanegara diabadikan di berbagai tempat. Bahkan di Surabaya ada sebuah arca Kertanegara
yang menyerupai bentuk arca Buddha. Arca Kertanegara itu dinamakan arca Joko Dolok. Dengan terbunuhnya Kertanegara maka berakhirlah
Kerajaan Singhasari.
Sumber : Bambang Budi Utomo. 2010. Atlas Sejarah Indonesia Masa Klasik Hindu-Buddha.
Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Gambar 2.37 Arca Joko Dolok dipercaya sebagai perwujudan Kertanegara
Untuk lebih lengkapnya kamu dapat membaca buku Marwati Djoened
Poesponegoro. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II dan Nugroho
Notosusanto ddk. Sejarah Nasional Indonesia 2 Untuk Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas.
132
Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1