Kebudayaan Pacitan Antara Batu dan Tulang
51
Sejarah Indonesia
setelah Movius berhasil menyatakan temuan di Punung itu sebagai salah satu corak perkembangan kapak perimbas di Asia Timur.
Tradisi kapak perimbas yang ditemukan di Punung itu kemudian dikenal dengan nama “Budaya Pacitan”. Budaya itu dikenal sebagai
tingkat perkembangan budaya batu awal di Indonesia.
Kapak perimbas itu tersebar di wilayah Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Flores, dan Timor. Daerah
Punung merupakan daerah yang terkaya akan kapak perimbas dan hingga saat ini merupakan tempat penemuan terpenting
di Indonesia. Pendapat para ahli condong kepada jenis manusia Pithecanthropus atau keturunan-keturunannya sebagai pencipta
budaya Pacitan. Pendapat ini sesuai dengan pendapat tentang umur budaya Pacitan yang diduga dari tingkat akhir Plestosin Tengah atau
awal permulaan Plestosin Akhir.
Gambar 1.24 Pahat genggam hand adze: Alat batu inti yang dicirikan oleh bentuk alat yang
persegi atau bujur sangkar dengan tajaman yang tegak lurus pada sumbu alat. Selain itu dikenal
pula Kapak genggam awal proto-hand axe, Kapak genggam hand axe.
Sumber: Direktorat Geografi Sejarah. 2009. Atlas Prasejarah Indonesia. Jakarta: Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata. Sumber: Direktorat Geografi Sejarah. 2009. Atlas
Prasejarah Indonesia. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Gambar 1.23 Kapak perimbas chopper: Alat batu inti atau serpih yang dicirikan oleh tajaman
monofasial yang membulat, lonjong, atau lurus, dihasilkan melalui pangkasan pada satu bidang
dari sisi ujung distal ke arah pangkal proksimal. Ciri yang membedakan kapak perimbas dengan
serut adalah ukuran dimana serut yang kasar dan masif digolongkan sebagai kapak perimbas,
sementara yang halus dan kecil digolongkan serut.
52
Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1