Kerajaan Kutai Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha
84
Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1
Hal menarik dalam prasasti itu adalah disebutkannya nama kakek
Mulawarman yang bernama Kudungga. Kudungga berarti penguasa lokal yang
setelah terkena pengaruh Hindu-Buddha daerahnya berubah menjadi kerajaan.
Walaupun sudah mendapat pengaruh Hindu-Buddha namanya tetap Kudungga
berbeda dengan puteranya yang bernama Aswawarman dan cucunya yang bernama
Mulawarman. Oleh karena itu yang terkenal sebagai wamsakerta adalah Aswawarman.
Coba pelajaran apa yang dapat kita peroleh dengan persoalan nama di dalam satu
keluarga Kudungga itu? Satu di antara yupa itu
memberi informasi penting tentang silsilah Raja Mulawarman. Diterangkan bahwa
Kudungga mempunyai putra bernama Aswawarman. Raja Aswawarman dikatakan
seperti Dewa Ansuman Dewa Matahari. Aswawarman mempunyai tiga anak, tetapi
yang terkenal adalah Mulawarman. Raja Mulawarman dikatakan sebagai raja yang
terbesar di Kutai. Ia pemeluk agama Hindu- Siwa yang setia. Tempat sucinya dinamakan
Waprakeswara. Ia juga dikenal sebagai raja
yang sangat dekat dengan kaum brahmana dan rakyat. Raja Mulawarman sangat
dermawan. Ia mengadakan kurban emas dan 20.000 ekor lembu untuk para brahmana. Oleh karena itu, sebagai rasa terima kasih dan
peringatan mengenai upacara kurban, para brahmana mendirikan sebuah yupa.
Sumber :Bambang Budi Utomo. 2010. Atlas Sejarah Indonesia Masa Klasik Hindu-Buddha. Jakarta:
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Gambar 2.8 Prasasti Yupa D175
Sumber :Bambang Budi Utomo. 2010. Atlas Sejarah Indonesia Masa Klasik Hindu-Buddha. Jakarta:
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Gambar 2.9 Prasasti Yupa
85
Sejarah Indonesia
Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kutai mengalami zaman keemasan. Kehidupan ekonomi pun mengalami
perkembangan. Kutai terletak di tepi sungai, sehingga masyarakatnya melakukan pertanian. Selain itu, mereka banyak
yang melakukan perdagangan. Bahkan diperkirakan sudah terjadi hubungan dagang dengan luar. Jalur perdagangan internasional
dari India melewati Selat Makassar, terus ke Filipina dan sampai di Cina. Dalam pelayarannya dimungkinkan para pedagang itu
singgah terlebih dahulu di Kutai. Dengan demikian, Kutai semakin ramai dan rakyat hidup makmur.
Satu di antara yupa di Kerajaan Kutai berisi keterangan yang artinya:“Sang Mulawarman,
raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana
yang seperti api, bertempat di dalam tanah yang sangat suci bernama Waprakeswara”.
1. Bila benar Kudungga adalah penduduk pribumi, bagaimana agama Hindu dapat masuk di Kerajaan Kutai? Hubungkanlah jawabanmu
dengan teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu di Nusantara.
2. Bacalah dengan cermat keterangan di yupa itu. Bila isi yupa itu diartikan secara harfiah,Raja Mulawarman memberikan hadiah sapi
sebanyak 20.000 ekor kepada para brahmana, artinya pada abad ke-5 telah ada suatu peternakan yang sangat maju. Permasalahan
yang muncul adalah benarkah pada saat itu peternakan sudah begitu majunya, sehingga dengan mudah memberikan 20.000 ekor
sapi. Diskusikan dengan teman-teman sekelas kamu Untuk memperdalam masalah
ini, kamu dapat membaca buku Taufik Abdullah dan Adrian B.
Lapian. Indonesia dalam Arus Sejarah, jilid II.
Uji Kompetensi
86
Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1