88
Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1
ini disertai pula gambar sepasang telapak kaki. Inskripsi A isinya sebagai berikut:
“ini bekas dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang
Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
Beberapa sarjana telah berusaha membaca inskripsi B, namun hasilnya belum
memuaskan. Inskrispi B ini dibaca oleh J.L.A. Brandes sebagai Cri Tji aroe? Eun
waca Cri Ciaru?eun wasa, sedangkan H.
Kern membacanya Purnavarmma-padam yang berarti “telapak kaki Purnawarman”.
3. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti ini ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciaruetun
Hilir, Cibungbulang, Bogor. Prasastinya dipahatkan dalam satu baris yang diapit
oleh dua buah pahatan telapak kaki gajah. Isinya sebagai berikut:
“Di sini tampak sepasang telapak kaki…… yang seperti telapak kaki Airawata, gajah
penguasa Taruma yang agung dalam…… dan ? kejayaan”.
Gambar 2.11 Prasasti Ciaruteun
Sumber : Bambang Budi Utomo. 2010. Atlas Sejarah Indonesia Masa Klasik Hindu-Buddha.
Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Gambar 2.12 Prasasti Kebon Kopi I
Sumber : Bambang Budi Utomo. 2010. Atlas Sejarah Indonesia Masa Klasik Hindu-
Buddha. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
89
Sejarah Indonesia
4. Prasasti Muara Cianten
T
erletak di muara Kali Cianten, Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir,
Cibungbulan, Bogor. Inskripsi ini belum dapat dibaca. Inskripsi ini dipahatkan
dalam bentuk “aksara” yang menyerupai sulur-sulsuran, dan oleh para ahli disebut
aksara ikal.
5. Prasasti Jambu Pasir Koleangkak
Terletak di sebuah bukit pasir Koleangkak, Desa Parakan Muncang,
Nanggung, Bogor. Inskripsinya dituliskan dalam dua baris tulisan dengan aksara
pallawa dan bahasa sansekerta. Isinya sebagai berikut:
“Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya, adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang
termashur Sri Purnawarman, yang sekali waktu memerintah di Tarumanegara dan yang baju zirahnya
yang terkenal tiada dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang telapak kakinya, yang senantiasa
berhasil menggempur musuh, hormat kepada para pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging musuh-
musuhnya”.
Gambar 2.13 Prasasti Kebon Kopi II