90
Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1
6. Prasasti Cidanghiang Lebak
Terletak di tepi kali Cidanghiang, Desa Lebak, Munjul, Banten Selatan. Dituliskan dalam dua baris tulisan beraksara
pallawa dan bahasa sanskerta. Isinya sebagai berikut:
“Inilah tanda keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguhnya dari Raja Dunia, Yang Mulia Purnwarman, yang
menjadi panji sekalian raja-raja:.
7. Prasasti Pasir Awi
Inskripsi ini terdapt di sebuah bukit bernama Pasir Awi, di kawasan perbukitan Desa Sukamakmur, Jonggol, Bogor,
Inskripsi prasasti ini tidak dapat dibaca karena inskripsi ini lebih berupa gambar piktograf dari pada tulisan. Di bagian
atas inskripsi terdapat sepasang telapak kaki.
Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat
Kerajaan Tarumanegara mulai berkembang pada abad ke-5 M. Raja yang sangat terkenal adalah Purnawarman. Ia
dikenal sebagai raja yang gagah berani dan tegas. Ia juga dekat dengan para brahmana, pangeran, dan rakyat. Ia raja
yang jujur, adil, dan arif dalam memerintah. Daerahnya cukup luas sampai ke daerah Banten. Kerajaan Tarumanegara telah
menjalin hubungan dengan kerajaan lain, misalnya dengan Cina.
Dalam kehidupan agama, sebagian besar masyarakat Tarumanegara memeluk agama Hindu. Sedikit yang beragama
Buddha dan masih ada yang mempertahankan agama nenek moyang animisme. Berdasarkan berita dari Fa-Hien, di To-lo-
mo Tarumanegara terdapat tiga agama, yakni agama Hindu, agama Buddha dan kepercayaan animisme. Raja memeluk
91
Sejarah Indonesia
agama Hindu. Sebagai bukti, pada prasasti Ciaruteun ada tapak kaki raja yang diibaratkan tapak kaki Dewa Wisnu.
Sumber Cina lainnya menyatakan bahwa, pada masa Dinasti T’ang terjadi hubungan perdagangan dengan Jawa. Barang-
barang yang diperdagangkan adalah kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gajah. dituliskan pula bahwa
penduduk daerah itu pandai membuat minuman keras yang terbuat dari bunga kelapa.
Rakyat Tarumanegara hidup aman dan tenteram. Pertanian merupakan mata pencaharian pokok. Di samping
itu, perdagangan juga berkembang. Kerajaan Tarumanegara mengadakan hubungan dagang dengan Cina dan India.
Untuk memajukan bidang pertanian, raja memerintahkan pembangunan irigasi dengan cara menggali
sebuah saluran sepanjang 6112 tumbak ±11 km. Saluran itu disebut dengan Sungai Gomati. Saluran itu selain berfungsi
sebagai irigasi juga untuk mencegah bahaya banjir.