Perputaran Modal Kerja Hubungan Modal Kerja terhadap Profitabilitas

25

2.1.2 Perputaran Modal Kerja

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Bambang Riyanto 2001:62, menjelaskan mengenai periode perputaran modal kerja sebagai berikut : “Periode perputaran modal kerja working capital turnover period dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas”. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tinkat peputarannya. Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. Perputaran modal kerja dapat diukur dengan menggunakan working capital to total asset ratio. Ratio ini menjelaskan pengukuran likuiditas dari aktiva perusahaan dan posisi modal kerja. Rumus untuk menghitung peprutaran modal kerja :

2.1.3 Investasi

Bagi beberapa perusahaan, aktivitas investasi merupakan unsur yang penting dari operasi perusahaan, dan penilaian kinerja perusahaan mungkin sebagian besar atau seluruhnya bergantung pada hasil yang dilaporkan mengenai aktivitas ini. Beberapa perusahaan melakukan investasi untuk menempatkan kelebihan dana yang 26 dimilikinya dan dengan melakukan investasi dapat mempererat hubungan bisnis atau memperoleh keuntungan perdagangan.

2.1.3.1 Pengertian Investasi

Terdapat pengertian mengenai investasi, berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan 2002:13, pengertian investasi yaitu : “Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan accretion of wealth melalui distribusi hasil investasi seperti bunga, royality, dividen, dan uang sewa, untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi”. Sedangkan menurut Martoni dan Agus Harjito 2002:138, pengertian investasi adalah : “Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset aktiva dengan harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang”. Dari berbagai pengertian investasi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa investasi merupakan penambahan aktiva yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan penerimaan. Sekali investasi dilakukan, perusahaan akat terikat pada jalur yang telah dipilih dan banyak mengandung resiko serta ketidakpastian.

2.1.3.2 Pentingnya Investasi

Setiap perusahaan memerlukan investasi yang digunakan untuk memperlancar operasi perusahaan. Menurut Sutrisno 2003:139, perencanaan terhadap keputusan investasi ini sangat penting karena beberapa hal sebagai berikut: 27 1. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi sangat besar dan jumlah dana yang besar tersebut tidak dapat diperoleh kembali dalam jangka pendek atau diperoleh sekaligus. 2. Dana yang dikeluarkan akat terikat dalam jangka panjang, sehingga perusahaan harus menunggu selama jangka waktu cukup lama untuk dapat memperoleh kembali dana tersebut. 3. Keputusan invvestasi menyangkut harapan terhadap hasil keunutngan di masa yang akan dating. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan mengakibatkan terjadinya over atau under investment, yang akhirnya akan merugikan perusahaan. 4. Keputusan investasi berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam pengambilan keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan berat, serta kesalahan dalam keputusan ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian yang besar.

2.1.4 Aktiva

Setiap perusahaan memiliki aktiva yang berbeda-beda dalam hal jumlah dan jenis aktiva yang dimilikinya. Hal ini berdasarkan pada berbedaan jenis operasi atau usaha yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Dalam mengelola aktiva atau asset yang dimiliki oleh perusahaan seorang manajer keuangan harus dapat menentukan besar alokasi untuk masing-masing aktiva serta bentuk-bentuk aktiva harus dimiliki oleh perusahaan sehubungan bidang usaha dari perusahan tersebut. Investasi yang ditanam dalam perusahaan dapat berupa aktiva yang digunakan dalam jangka panjang yaitu aktiva tetap maupun aktiva yang digunakan dalam jangka pendek yaitu aktiva lancar. Suatu perusahaan akan membutuhkan aktiva dalam menjalankan setiap kegiatannya. Aktiva tersebut harus dikelola dengan baik agar mendapatkan keuntungan di masa depan. 28

2.1.4.1 Pengertian aktiva

Dalam menjalankan operasinya, perusahaan tidak akan terlapas dari aktiva. Menurut S. Munawir 2005:30, bahwa: “Aktiva adalah sarana atau sumber daya ekomomik yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang harga perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif.” Sedangkan menurut Thomson Learning yang diterjemahkan oleh Skoussen dkk 2006:131, bahwa : “Aktiva adalah kemungkinan keuntungan ekonomi dimasa depan yang diperoleh atau dikontrol oleh entitas tertentu sseebagai hasil dari transaksi atau kejadian dimasa lalu.” Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktiva merupakan sarana yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang harus dikelola dengan baik agar mendapat keuntungan di masa depan. Setiap perusahaan memiliki aktiva yang berbeda-beda dalam hal jumlah dan jenis aktiva yang dimilikinya. Hal ini berdasarkan pada perbedaanjenis operasi atau jenis usaha yaang dilakukan oleh tiap perusahaan. Dalam mengelola aktiva atau asset yang dimiliki oleh perusahaan, seorang manajer keuangan harus dapat menentukan berapa besar alokasi untuk masing-masing aktiva serta bentuk-bentuk aktiva yang harus dimiliki oleh bidang usaha dari perusahaan tersebut. 29

2.1.4.2 Jenis-jenis Aktiva

Didalam suatu neraca perusahaan biasanya terdapat pengelompokan mengenai aktiva. Skoussen 2001:133 menjelaskan jenis-jenis aktiva sebagai berikut : 1. Aktiva lancar kas, saham investasi, piutang dagang, utang wesel dan persediaan 2. Aktiva tidak lancar investasi, poperty, gedung dan peralatan, aktiva tidak berwujud, aktiva tidak lancar lain, seperti halnya aktiva pajak penghasilan di tangguhkan.

2.1.5 Aktiva Tetap fixed Assets

Suatu perusahaan didalam menjalankan usahanya akan selalu berhadapan dengan perubahan. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor dari luar maupun dari dalam perusahaan. Dengan benyaknya persaingan yang semakin ketat dewasa ini perusahaan khususnya manajer harus dapat melihat dengan cermat faktor- faktor dari luar maupun dari dalam perusahaan.

2.1.5.1 Pengertian aktiva tetap

Perusahaan akan menanamkan dana yang dimilikinya pada mesin, gedung, tanah dan lain-lain, dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Umur ekonomis aktiva ini biasanya lebih dari satu tahun. Ada beberapa pengertian dari aktiva tetap diantaranya adalah menurut Ross, Westerfield dan Jaffe 2002:3, menyatakan bahwa: 30 “Fixed Assets is long lived property owned by firm that is used by a firm in the production of its income” Artinya bahwa aktiva tetap adalah asset kepemilikan jangka panjang perusahaan yang digunakan oelh perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Menurut S. Munawir 2002:139, aktiva tetap memiliki pengertian : “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai umur relative permanen memberikan manfaat kepada perusahaan selama bertahun-tahun yang dimiliki dan digunakan unutk operasi sehari-hari dalam rangka kegiatan normal dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali bukan darang dagangan serta nilainya relative material.” Menurut Mulyadi 2001:591 adalah: “Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali”. Dari beberapa pengertian diatas dapat diseimpulkan bahwa aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam jangka panjang lebih dari satu tahun yang bertujuan tidak untuk dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

2.1.5.2 Jenis-jenis Aktiva Tetap

Seperti halnya aktiva tetap dibagi kedalam beberapa kelompok, maka aktiva tetap juga sering dibagi kedalam empat kategori seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi 2001:155, antara lain : 31 1. Tanah adalah bidang tanah yang diatasnya digunakan untuk operasi seperti gedung-gedung perusahaan. 2. Perbaikan tanah adalah pembangunan prasarana diatas tanah seperti jalan-jalan di seputar lokasi perusahaan yang dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah. 3. Gedung seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan untuk gudang. 4. Peralatan seperti pelaratan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan dan meubel.

2.1.5.3 Fungsi aktiva Tetap

Dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap diterima kembali keseluruhannya oleh perusahaan dalam waktu beberapa tahun dan kembalinya secara berangsur- angsur melalui depresiasi. Dengan demikian, selain aktiva tetap itu berfungsi sebagai peralatan untuk menyokong kegiatan operasional perusahaan, tetapi juga berfungsi sebagai investasi perusahaan untuk jangka waktu panjang tetapi tidak untuk dijual kembali dalam rangka memperoleh laba.

2.1.5.4 Perputaran Dana Dalam Aktiva Tetap

Perusahaan mengadakan investasi dalam persediaan, piutang, dan lain-lain modal kerja atau aktiva lancar adalah dengan harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang telah di investasikan dalam aktiva tersebut. Demikian pula halnya apabila perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva lancar, yaitu bahwa perusahaan akan memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tersebut. 32 Tetapi perputaran dana yang tertanam pada kedua aktiva itu dalah berbeda. Jika aktiva lancar dapat dikembalikan dalam jangka pendek kurang dari satu tahun sebaiknya dengan investasi dalam aktiva tetap, perolehan kembali dana yang telah ditanamkan tersebut membutuhkan waktu atau periode lebih dari satu tahun dan kembalinya secara berangsur-angsur melalui depresiasi. Jumlah dana yang di investasikan dalam aktiva tetap tidak sama jumlahnya selama periode investasi atau selama unsurpenggunaan aktiva tetap tersebut. Jumlah dana yang terikat dalam aktiva tetap berangsur-angsur berkurang sesuai dengan metode depresiasi yang digunakan. Untuk mengukur perputaran aktiva tetap, perusahaan biasanya menggunakan fixed asset turnover ratio yang menunjukan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turnover ratio berguna untuk mengevaluasi kemampuan assets memberikan pendapatan bagi perusahaan. Brigham dan Ehrhardt 2002:79, menjelaskan ukuran perputaran aktiva tetap sebagai berikut : “Fixed assets turnover ratio measures how effectively the firms uses its plant and equipment”. Artinya bahwa ratio perputaran aktiva tetap mengukur bagaimana perusahaan secara efektif menggunakan asset untuk perbaikan tanah dan peralatan. 33 Rumus untuk menghitung perputaran aktiva tetap adalah : Fixed Assets Turnover Ratio = Sales Net Fixed assets 2.1.6 Investasi Aktiva Tetap 2.1.6.1 Pengertian Investasi Aktiva Tetap Menurut Bambang Riyanto 2001:115 menyatakan bahwa: “Investasi aktiva tetap merupakan harapan untuk dapat memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikan dalam aktiva tersebut”. Menurut Bambang Riyanto investasi aktiva tetap diukur dengan menggunakan rumus: Menurut M. Fuad, Chistin H, Nurlela Sugiarto dan Paulus 2000:224 menyatakan bahwa: “Investasi aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan dimasa yang akan datang”. Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi aktiva tetap merupakan suatu bentuk penanaman modal yang dilakukan oleh perusahaan dengan Nilai Perolehan - Penyusutan 34 harapan bahwa suatu saat kegiatan operasi perusahaan tersebut dapat menghasilkan laba atau memperoleh kembali dana yang telah dinvestasikan.

2.1.6.2 Kriteria Dalam Investasi Aktiva Tetap

Menurut Marihot Manullang dan Dearliana Sinaga 2005:122 menyatakan bahwa : Dalam menilai sisi ekonomis suatu usulan investasi, dapat digunakan beberapa metode, yaitu: a. Payback b. Accounting Rate of Return c. Net Present value d. Profitability index e. Internal rate of return Adapun penjelasan dari kriteria investasi aktiva tetap di atas adalah sebagai berikut : a. Payback Pengertian dari payback period adalah pengembalian dimasa mendatang diartikan sebagai laba bersih sesudah pajak ditambah penyusutan yang dihasilkan oleh suatu proyek metode pembayaran kembali payback period method ialah suatu metode untuk menetukan berapa lama biasanya dalam buku tahunan waktu yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk memperoleh kembali investasi semula dari arus kas bersih yang dihasilkan. 35 b. Acounting Rate of Return Pengertian dari accounting rate reng rate of return adalah “The accounting of rate return is the average after tax dividen by the initial cash outlay”. c. Net present Value Untuk mencari nilai sekarang bersih atau net present value, metode ini dapat diterapkan dengan mencari nilai sekarang arus kas bersih yang diharapkan dari suatu investasi, didiskontokan pada biaya modalnya, kemudian dikurangi dengan pengeluaran investasi mula-mula. d. Profitability index Definisi dari profitability index adalah sebagai berikut : “The profitability index is defined as the present of the cash flows discounted at the cost of capital, dividen by the present value of the investment”. e. Internal rate of Return Internal rate of return adalah tingkat suku bunga yang membuat arus kas keluar sama, atau tingkat bunga yang membuat atau menyebabkan NPV sama dengan nol. Menurut Mohamad Muslich 2007:153 menyatakan bahwa : “Dalam menilai sisi ekonomis suatu usulan investasi, dapat digunakan beberapa metode, yaitu : a. Net Present Value b. Internal Rate of Return c. Payback Period d. Accounting Rate of Return e. Profitabitability Index” 36 Adapun penjelasan dari kriteria investasi aktiva tetap di atas adalah sebagai berikut : a. Net Present Value Untuk mempergunakan metode net present value, perusahaan harus mendiskontokan cashflow yang dihasilkan oleh proyek dengan suatu tingkat tertentu dan kemudian mengurangkan dengan nilai investasi aktiva awal. b. Internal rate of return Metode kedua dalam analisis pemilihan proyek adalah metode internal rate of return. Menurut metode ini suatu proyek dihitung bunga dengan menyamakan nilai present value dari ekspetasi cashflow dan nilai investasi awalnya. c. Payback period Metode payback period adalah salah satu metode pemilihan proyek yang sedehana dan mudah untuk diterapkan. Payback period dapat diperoleh dengan menghitung jumlah tahun yang diperlukan agar jumlah cashflow sama dengan nilai investasi awalnya. d. Accounting Rate of Return Accounting rate of return atau disebut juga sebagai return on investment merupakan suatu metode yang lazim pula digunakan untuk pemilihan proyek. Accounting rate of return ini dapat diperoleh dengan membagi rata-rata pendapatan bersih sesdah pajak yang dihasilkan dari investasi dalam proyek dengan nilai-nilai investasi. e. Profitability Index Menurut metode ini suatu proyek dihitung tingkat indeksnya dengan membagi nilai tunai present value cash in flow dengan nilai tunai cash out flow proyek.

2.1.7 Profitabilitas

Suatu perusahaan haruslah dalam keadaan yang menguntungkan. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditur, pemilik perusahaan dan terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan keuntungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan. 37

2.1.7.1 Pengertian Profitabilitas

Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisninsnya akan berusahan untuk menghasilkan laba atau profit yang optimal. Menurut R. Agus Sartono 2001:122, pengertian profitabiltas adalah : “Profitabiltas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa profitabiltas adalah kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan laba yang biasanya digunakan dalam aktiva lancar dan aktiva tetap. Setiap perusahaan akan melakukan pengukuran terhadap profitabilitas yang diperolehnya. Pengukuran terhadap profitabiltas akan memungkinkan bagi perusahaan dalam hal ini pihak manajemen untuk mengevaluasi tigkat earning dalam hubungannya dengan volume penujualan, jumlah aktiva, dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Disni perhatian diletakkan pada profitabilitas, karena umtuk melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan atau profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal-modal dari luar. Para direktur, pemilik perusahaan dan terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusahan meningkatkan keuntungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan. 38

2.1.7.2 Pengukuran Profitabilitas

Setiap perusahaan akan melakukan pengukuran terhadap profitabiltas yang diperolehnya.pengukuran terhadap profitabiltas akan memungkinkan bagi perusahaan, pengukuran terhadap profitabiltas akan memungkinkan bagi perusahaan dalam hal ini pihak manajemen untuk mengevaluasi tigkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva, dan investasi tertentu dari pihak perusahaan. Adapun menurut R. Agus Sartono 2001:123-124 maka rasio profitabilitas akan meberikan jawaban akhir tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Rasio profitabiltas dapat dicari dengan menggunakan rumus-rumus di bawah ini : 1. Gross Profit Margin Merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih. GPM , - . . 0 , , , - 2. Net Profit Margin Merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh niaya dan pajak penghasilan. 12 laba bersih setelah pajak , - . 3. Return On Investment ROI Mebandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva. ROI B - C . . , Total Aktiva H 100 39 4. Return on Equity ROE Mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. LMN Laba bersih setelah pajak Total Modal Sendiri 5. Rentabilitas ekonomi Mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. L - N S Laba usaha atau DEBIT Total Aktiva

2.1.8 Hubungan Modal Kerja terhadap Profitabilitas

Seperti halnya dalam aktiva tetap yang memiliki pengaruh langsung terhadap profitabilitas, investasi dalam modal kerja juga memiliki pengaruh terhdap profitabilitas. Hal ini dapat dilihat dari beberapa literatur khususnya di bidang manajemen keuangan, salah satu diantaranya menurut Martono dan Agus Harjito2002:76, bahwa : “Investasi dimana biaya eksplisif pendanaan jangka pendek lebih kecil dari pendanaan jangka panjang digunakan untuk mendukung investasi dalam modal kerja aktiva lancar, maka profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba perusahaan semakin besar”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa investasi dalam modal kerja merupakan investasi yang paling penting di dalam suatu perusahaan maka manajer keuangan dituntut harus dapat memprediksi dana menentukan kebutuhan modal kerja yang optimal dalam membiayai kegiatan operasi perusahaannya. Dimana modal kerja harus digunakan secara efisien, artinya semakin cepat masa perputaran modal kerja 40 akan semakin efisien penggunaan modal kerja dan tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil, sehingga profitabilitas yang diharapkan akan ikut meningkat.

2.1.9 Hubungan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas