Menetapkan Hipotesis Penelitian Menguji Tingkat Signifikansi

3.2.5.2. Uji Hipotesis

Rancangan pengujian hipotetis dengan menggunakan korelasi Pearson dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan Hipotesis Penelitian

Variable X = Komitmen Manajemen Variabel Y = Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak SIDJP Dengan Pendekatan Business Intelligence System BIS A. Hipotesis Penelitian Menetapkan Hipotesis nol H dan Hipotesis alternatif H a adapun hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: H : Komitmen Manajemen tidak berpengaruh terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak SIDJP Dengan Pendekatan Business Intelligence System BIS. H a : Komitmen Manajemen berpengaruh terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak SIDJP Dengan Pendekatan Business Intelligence System BIS B. Hipotesis Statistik Berdasarkan pada alat statistic yang digunakan dan hipotesis penelitian di atas maka peneliti menerapkan dua hipotesis yang digunakan untuk uji statistiknya yaitu hipotesis nol H yang diformulasikan untuk ditoolak dan hipotesis alternative H1 yaitu hipootesis peneliti yang diformulasikan unttuk diterima, dengan perumusan sebagai berikut: H : ρ = 0, Komitmen manajemen tidak berpengaruh terhadap implementasi sistem informasi direktorat jenderal pajak SIDJP dengan pendekatan business intelligence system BIS. H a : ρ ≠ 0, Komitmen manajemen berpengaruh terhadap implementasi sistem informasi direktorat jenderal pajak SIDJP dengan pendekatan business intelligence system BIS.

2. Menguji Tingkat Signifikansi

Untuk menguji signifikansi koefisien Korelasi Pearson, yaitu menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut : t hitung = 2 1 2 r n r   Sumber: Sugiono 2009: 184 Keterangan : t : nilai uji t r : koefisien Korelasi n : jumlah sampel Nilai t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel dengan tingkat kepercayaan dengan taraf nyata α = 0,05 uji dua pihak dan dari hipotesis yang telah ditetapkan tersebut akan diuji berdasarkan daerah penerimaan dan daerah penolakan yang ditetapkan sebagai berikut : a. jika nilai t hitung t tabel maka H diterima, H 1 ditolak b. jika nilai t hitung t tabel maka H ditolak, H 1 diterima

3. Kriteria Penarikan Pengujian

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Sistem Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Pelayanan Pada Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 102 44

Sistem Informasi Dan Manajemen Objek Pajak Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

4 76 62

Pemeriksaan Pajak Sebagai Tindakan Pengawasan Atas Pelaksanaan Sistem Self Assessment Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 47 65

Sistem Informasi Dan Manajemen Objek Pajak Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 43 68

Analissi perbandingan sebelum dan sesudah penggunaan internet berdasarkan sistem informasi derektorat jenderal pajak (SIDJP) terhadap penerimaan pajak : studi kasus pada kantor pelayanan pajak pratama serpong

9 85 94

Pengaruh Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Terhadap Pengendalian Internal Dan Implikasinya Pada Kinerja Manajerial (survei pada 7 KPP Pratama di Wilayah Bandung)

0 3 1

Pengaruh Kualitas Data Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business Intelligence System Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Wilayah Kota Bandung

5 35 147

Pengaruh Sistem Informasi Terhadap Pemeriksaan Pajak Dan Implikasinya Terhadap Kepatuhan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung

0 6 1

Pengaruh Program Aplikasi SIDJP (Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak) Terhadap Kinerja Karyawan Pada Seksi Pelayanan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Soreang

0 3 1

Analisis Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business Intelligence System Terhadap Kualitas Informasi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung

1 24 156