Analisis Korelasi Pearson Product Moment

Sumber: Sugiyono, 2010:272 Keterangan: X = Komitmen Manajemen Y = Implementasi SIDJP Dengan Pendekatan BIS a = Angka konstan. n = Banyaknya sampel. b = Angka koefisien regresi variabel tidak bebas. Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya maka penulis menggunakan pedoman sebagai berikut:

2. Analisis Korelasi Pearson Product Moment

Analisis terhadap data-data yang telah dikumpulkan untuk menyatakan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, maka digunakan korelasi. Menurut pendapat Jonathan Sarwono 2006:37 : “Korelasi digunakan untuk melihat kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dan tergantung”. Koefisien korelasi pearson digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan linier antara variabel bebas X dan variabel teriakat Y serta mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa pada kenyataannya terdapat hubungan antara Komitmen Manajemen Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak SIDJP Dengan Pendekatan Business Intelligency System BIS. Analisis korelasi Product Moment digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan Komitmen                  2 2 2 X X n XY X Y X a                       2 2 X X n Y X XY n b         Manajemen Terhadap Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business Intelligency System. Dengan formulasi sebagai berikut: Sumber: Sugiyono, 2010:276 Keterangan: r = Koefisien korelasi n = Jumlah tahun yang dihitung X = Komitmen Manajemen Y= Implementasi SIDJP Dengan pendekatan BIS Koefisien korelasi mempunyai nilai -1r+1, dimana: a. Apabila r+1, maka korelasi antara dua variabel dikatakan sangat kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik sebesar 1 atau sebaliknya. b. Apabila r=0, maka hubungan atara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali. c. Apabila r-1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan berlawanan arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun sebesar 1 atau sebaliknya. Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya maka penulis menggunakan pedoman sebagai berikut: � = � ∑ − ∑ ∑ �∑ � − ∑ � �∑ � − ∑ � Tabel 3.11 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan – 0,20 Sangat rendah hampir tidak ada 0,21 – 0,40 Korelasi yang lemah 0,41 – 0,60 Korelasi sedang 0,61 – 0,80 Cukup tinggi 0,81 - 1 Korelasi tinggi Sumber: Syahri Alhusin, 2003:157

3. Koefisien Determinasi

Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi atau yang sering disebut dengan koefisien penentu, karena besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi r 2 , jika r2=100 berarti variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen, demikian sebaliknya jika r2=0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sehingga koefisien ini berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi pengaruh Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business Intelligency System Terhadap komitmen manajemen, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Sumber: Jonathan 2006:42 Keterangan: Kd = Koefisien determinasi R = Koefisien korelasi Kd = r 2 x 100

3.2.5.2. Uji Hipotesis

Rancangan pengujian hipotetis dengan menggunakan korelasi Pearson dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Sistem Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Pelayanan Pada Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 102 44

Sistem Informasi Dan Manajemen Objek Pajak Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

4 76 62

Pemeriksaan Pajak Sebagai Tindakan Pengawasan Atas Pelaksanaan Sistem Self Assessment Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 47 65

Sistem Informasi Dan Manajemen Objek Pajak Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 43 68

Analissi perbandingan sebelum dan sesudah penggunaan internet berdasarkan sistem informasi derektorat jenderal pajak (SIDJP) terhadap penerimaan pajak : studi kasus pada kantor pelayanan pajak pratama serpong

9 85 94

Pengaruh Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Terhadap Pengendalian Internal Dan Implikasinya Pada Kinerja Manajerial (survei pada 7 KPP Pratama di Wilayah Bandung)

0 3 1

Pengaruh Kualitas Data Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business Intelligence System Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Wilayah Kota Bandung

5 35 147

Pengaruh Sistem Informasi Terhadap Pemeriksaan Pajak Dan Implikasinya Terhadap Kepatuhan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung

0 6 1

Pengaruh Program Aplikasi SIDJP (Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak) Terhadap Kinerja Karyawan Pada Seksi Pelayanan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Soreang

0 3 1

Analisis Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business Intelligence System Terhadap Kualitas Informasi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung

1 24 156