Pengaruh Komitmen Manajemen Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak (SIDJP) Dengan Pendekatan Business Intelligence System Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Wilayah Kota Bandung

(1)

The Influence of Commitment Management on The Implementation

Information Systems In Direktorat Jenderal Pajak Is Called (SIDJP)

With Business Intelligence System Approach At Small Taxpayers Office Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi Oleh :

NAMA : ALFIN FREDIANSYAH NIM : 21107011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

v

Komitmen Manajemen didefinisikan sebagai terlibat dalam dan mempertahankan perilaku yang lain untuk membantu mencapai tujuan sedangkan SIDJP merupakan sistem informasi dalam administrasi perpajakan di lingkungan kantor modern DJP dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan dengan suatu jaringan kerja di kantor pusat. SIDJP dapat dinilai dengan pendekatan Business Intelligence System adalah sebuah proses terorganisir dan sistematis dengan mana organisasi memperoleh, menganalisa, dan menyebarkan informasi internal maupun eksternal yang signifikan untuk kegiatan bisnis mereka dan untuk pengambilan keputusan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Untuk mengetahui pengaruh digunakan pengujian statistik. Pengujian statistik yang digunakan adalah regresi linier sederhana, perhitungan korelasi Person Product Moment, koefisien determinasi, uji hipotesis dengan menggunakan software SPSS14.0for windows.

Berdasarkan dengan hasil pengujian diketahui bahwa, keeratan hubungan antara komitmen manajemen dan (SIDJP) dengan pendekatan (BIS) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung (Korelasi Pearson) sebesar 0.624 dan pengaruhnya terhadap implementasi sistem informasi direktorat jenderal pajak (SIDJP) dengan pendekatan (BIS) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung (Koefisien Determinasi) sebesar 38.9%.

Kata Kunci: Komitmen Manajemen, Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak , Business Intelligence System


(3)

vi

behaviors to help achieve the goal while, SIDJP an information system in the administration of taxation in a modern office environment DJP by using hardware and software that is connected to a network at headquarters. SIDJP approach can be assessed with Business Intelligence System is an organized and systematic process by which organizations acquire, analyze, and disseminate information of significant internal and external to their business activities and for decision making.

The method used in this research is descriptive and verification method. To find out influence in this research used statistical tests. Simple Linear regression, the test statistic used is the calculation of Person Product Moment correlation, coefficient of determination, hypothesis test using the software SPSS 14.0 for windows.

Based on the results of testing known that, the closeness of the relationship between commitment management and implementation (SIDJP) With BIS Approach At Small Taxpayers Office Bandung (Pearson correlation) of 0.624 and its influence on the implementation of (SIDJP) With (BIS) Approach At Small Taxpayers Office Bandung (coefficient of determination) of 38.9%.

Keywords:Commitment Management, Information Systems In Direktorat Jenderal Pajak, Business Intelligence System


(4)

vii

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). Dimana judul

yang diambil yaitu: “PENGARUH KOMITMEN MANAJEMEN

TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (SIDJP) DENGAN PENDEKATAN BUSINESS

INTELLIGENCE SYSTEM PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK

PRATAMA DI WILAYAH KOTA BANDUNG”.

Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun Skripsi ini, penulis menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan Ibu Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak. Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan skripsi ini, akhirnya dengan doa, semangat penulis mampu melewatinya.

Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu:

1. Dr. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(5)

viii Fakultas Ekomomi

4. Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak. Selaku dosen wali kelas sekaligus dosen penguji I yang telah banyak memberikan masukannya demi kebaikan Skripsi ini

5. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si. Selaku dosen penguji II yang telah banyak memberikan masukannya demi kebaikan Skripsi ini.

6. Lukman Effendi selaku Kepala Kantor Bagian Umum Wilayah DJP Jawa Barat I yang telah memberikan ijin penelitian di KPP Wilayah Kota Bandung. 7. Seluruh kepala Sub Bagian Umum di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Wilayah Kota Bandung.

8. Seluruh Kepala Seksi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung yang telah bersedia menyediakan waktu dan tempat kepada penulis untuk melakukan pengumpulan data guna penyusunan skripsi.

9. Kedua orang tuaku. Papah dan mamah yang selalu mengharapkan anaknya menjadi sarjana, terimakasiah atas semua yang telah kalian berikan kepada saya. alfin sayang papah dan mama. Love you.

10. Untuk Kaka-kakaku dan Adik-adikku tersayang Andris, Ani, Dedi, Angga, serta keluarga besar Papah, Mamah, dan keponakan Kakashie

11. Untuk Ida Widaningsih, serta keluarganya saya ucapkan terimakasih atas do’a dan motivasinya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini,


(6)

ix

14. Sahabat ku : Revy Septhian, I Komang Deni U, Aditya Sunarya, Wahyono, Refli Akbar, I Gusti Ketut Wisnu, Dadan Hermawan, Yudi Kristianto, Ivan Permana, Dini Nur Endah, Vita Noviani, Deby Etika Jawiati, Rika Lesmawati yang selalu membantu penulis dan memberi semangat untuk mengerjakan skripsi.

15. Semua teman-teman kelas AK1 (2007) yang tidak penulis sebutkan.

16. Seluruh teman-temanku di Ciparay. Wisnu, Maman, Erik, ujang, rendy, andy, dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu 17. Seluruh pihak-pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan dan ketulusan dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya, atas segala kekurangannya penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Terima kasih.

Wassalamua’laikum Wr. Wb

Bandung, Agustus 2011 Penulis

Alfin Frediansyah NIM. 21107011


(7)

1

1.1. Latar Belakang Penelitian

Direktorat Jenderal Pajak sebagai salah satu instansi pemerintah yang secara struktural berada di bawah Departemen Keuangan, dengan visi menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat, menetapkan salah satu misinya, yaitu misi fiskal. Misi fiskal disini adalah untuk menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) sebagai bentuk Business Intelligence System (BIS) dibangun untuk mempermudah kerja pegawai secara terintegrasi dan informasi yang dihasilkan dapat mendukung pengambil keputusan dengan optimal dan guna menunjang efektivitas dan efisiensi dalam menghimpun penerimaan pajak. Perubahan paradigma dalam sistem informasi perpajakan meliputi client oriented, equal treatment, simplifikasi, kepastian hukum, efisiensi, IT/IS based, dan good governance. Selain memiliki keunggulan sebagaimana SAPT yaitu adanya work flow dan case management.


(8)

SIDJP disusun agar mudah digunakan user (pegawai dan wajib pajak), dan sebagai penunjang modernisasi di bidang business process dengan menyempurnakan bidang teknologi informasi. Produk-produk e-system yang telah ada yaitu e-registration (pendaftaran NPWP secara online), MPN (Modul Penerimaan Negara), e-filing (pelaporan SPT secara online), dan pengembangan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP). Selain itu juga tersedia sistem informasi terpadu (Integrated Information System) yang dapat diakses melalui situs www.pajak.go.id.

Kemudian masih terdapat beberapa masalah dalam SIDJP yaitu Sistem informasi yang kurang terintegrasi, pengembangan Information System hanya fokus untuk menggatikan SIP, terdapat masalah pada migrasi data dari SIP/SIPMod ke SIDJP, inefisiensi pemrosesan data dan data redundancy, serta transfer of knowledge dan source code SIDJP tidak dilakukan dengan baik oleh pengembang. (www.scrib.com/SIDJP;2011).

Selain kelemahan-kelemahan yang telah dijelaskan diatas, SIDJP juga memiliki kelemahan lain yaitu ketika beban kerja tinggi maka kinerja SIDJP menjadi lamban atau bahkan 'hang'. Padahal SIDJP baru diterapkan di beberapa KPP, apalagi jika seluruh KPP dan unit vertikal lainnya menerapkan. Salah satu penyebabnya adalah SIDJP tersentralisasi di Kantor Pusat DJP. Selain itu terdapat masalah migrasi data atas perubahan sistem lama yaitu SIPMod ke SIDJP. Data pada SIPMod tidak dapat diakses oleh SIDJP. Setelah tanggal "cut-off", sistem informasi SIDJP hanya dapat mengolah data atas data yang telah di-entry pada SIDJP. SIDJP tidak dapat


(9)

melakukan data mining pada database sistem lama. Kesimpulan tentative, terdapat kegagalan migrasi data. (Dimas. B Putra, 2009, Perkembangan SI DJP, http://dimasbesmaputra.blogspot.com).

Fenomena khusus yang terjadi di KPP Pratama Bandung Cicadas dalam penerapan SIDJP adalah masih dirasakan lambat dalam pengguna SIDJP saat ini karena kapasitas jaringan atau server yang tersedia belum optimal, jadi aksesnya menjadi lambat. SIDJP digunakan di pulau Jawa atau kota-kota besar lainnya sedangkan yang lainnya masih memakai SIPMod bisa dibilang bahwa SIDJP kurang terintegrasi di seluruh indonesia. Karena SIDJP mengandalkan jaringan maka server itu sangat penting bagi SIDJP yang merupakan sistem yang terintegrasi ke seluruh Indonesia. Akibatnya KPP dapat mengalami hambatan dalam migrasi data dan kesulitan mengakses informasi yang sifatnya penting dan mendesak (timelines tidak terakomodir). (Salah satu Kepala Seksi pada KPP Pratama di wilayah kota Bandung:2011).

Faktor yang menjadi kunci sukses dalam pengembangan Business Intelligence yang paling utama adalah dukungan dan komitmen berkelanjutan dari pimpinan organisasi (top management) terhadap proyek BI, karena proyek BI bukan merupakan aktivitas yang bersifat one-stop shopping (Naveen K. Vodapalli :2009). Dilingkungan perpajakan sistem berbasis kecerdasan ini merupakan sistem informasi direktorat jendral pajak (SIDJP). Sistem ini merupakan penunjang kegiatan manajerial operasi atau aktivitas di kantor pelayanan pajak.


(10)

Komitmen dari manajemen berguna dalam efektivitas dan efisiensi pelaksanaan sistem informasi. Komitmen pimpinan juga diperlukan dalam melakukan perubahan dalam sistem informasi yang diterapkan, karena adanya dorongan perubahan dari internal DJP yang semakin kuat, adanya tekanan dari stakeholders, dan adanya persepsi publik yang masih negatif terhadap kinerja DJP. Oleh karena itu perlu adanya perubahan paradigma di DJP yang ditunjang oleh komitmen dari manajemen.

Dominic Coper (2006) memberikan penjelasan mengenai pentingnya komitmen manajemen dimana kinerja tinggi organisasi mengungkapkan komitmen tinggi manajemen untuk mengembangkan proses dan implementasi teknologi informasi. Implementasi Business Intelligence System (BIS) membutuhkan pemantauan dari top manajemen sehingga manajemen, sumber daya yang lain dan proses sistem informasi dapat menerima umpan balik.

Komitmen manajemen pajak salahsatunya adalah menciptakan kinerja para aparatur pajak yang baik dan dapat bekerja sesuai peraturan yang telah dibuat. Akan tetapi Pada KPP Pratama yang ada di wilayah Bandung sebagian besar terdapat kesenjangan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki setiap personil. Pengetahuan mengenai pemahaman peraturan perpajakan maupun keterampilan dalam menggunakan sistem informasi secara mendalam tidak dimiliki oleh semua personil. (Salah satu Kepala Seksi pada KPP Pratama di wilayah kota Bandung:2011).

Hal ini berpotensi menimbulkan kinerja yang kurang baik. Perlu selalu diadakan pelatihan tentang SIDJP tersebut bagi pegawai pajak. Kebijakan


(11)

dilaksanakannya pelatihan merupakan salah satu bentuk komitmen manajemen. Pelatihan maupun pembinaan keterampilan ini belum dilaksanakan secara kontinue untuk seluruh pegawai.

Masalah lain adalah terdapat kesulitan menetapkan kebijakan mutu dan sasaran yang akan di capai yang sudah ditentuakan oleh DJP, kebijakan yang sudah ditentukan tersebut biasanya sulit untuk diterapkan di KPP satu dengan KPP yang lainnya, kepala seksi mengetahui apa yang terjadi didalam lingkup kerjanya karena perbedaan situasi atau lingkungan yang berada di setiap KPP tersebut meyulitkan untuk menerapkan kebjakan tersebut. Sedangkan kebijakan itu sendiri sudah ditentuan oleh DJP untuk semua KPP dan setiap KPP harus melaksanakannya dengan baik. Hal ini bisa membuat kinerja suatu bagian menjadi terhambat atau terganggu. (Salah satu Kepala Seksi pada KPP pratama di wilayah kota Bandung:2011). Hal ini penting diperhatikan oleh DJP.

Kimball et al. (2008:298) menjelaskan bahwa terdapat tiga bidang penting yang dibutuhkan untuk menilai dalam organisasi untuk melakukan proyek BIS yaitu tingkat komitmen dan sponsor dari proyek dari manajemen senior, tingkat kebutuhan bisnis untuk menciptakan implementasi BIS dan jumlah dan kualitas data bisnis yang tersedia. Komitmen dan sponsorship dari manajemen senior menurut Kimball et al, (2008: 16) yang penting kriteria untuk penilaian. Aktivitas organisasi yang memiliki dukungan manajemen kuat akan membantu mengatasi kekurangan dalam proyek implementasi sistem informasi. Disain elegan BIS sebenarnya tidak dapat mengatasi adanya kekurangan komitmen manajemen (Kimball et al (2008:18). Sehingga


(12)

dibutuhkan variabel independen dalam mempengaruhi implementasi sistem informasi yaitu komitmen manajemen. Hal ini sangat penting bahwa personil manajemen yang berpartisipasi dalam proyek ini memiliki visi dan ide tentang manfaat dan kelemahan dari penerapan sistem BI (SIDJP).

Berdasarkan uraian masalah-masalah yang terjadi baik secara umum dan khusus dalam sistem informasi di lingkungan DJP sebagai bentuk business intelligence system dan dalam komitmen manajemen di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KOMITMEN MANAJEMEN TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (SIDJP) DENGAN PENDEKATAN BUSINESS INTELLIGENCE SYSTEM (BIS) PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA DI WILAYAH KOTA BANDUNG”.

1.2. Identifikasi Masalah

1. Terdapat kesenjangan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki setiap personil.

2. Terdapat kesulitan dalam memerapkan kebijakan mutu dan sasaran yang sudah ditetapkan DJP.

3. Masih dirasakan lambat dalam pengguna SIDJP saat ini karena jaringan atau kapasitas server yang tersedia belum optimal.


(13)

5. Terdapat masalah pada migrasi data dari SIP/SIPMod ke SIDJP.

1.3.Rumusan Masalah

Adapun beberapa perumusan masalah dari penelitian penulis adalah sebagi berikut :

1. Bagaimana Komitmen Manajemen Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

2. Bagaimana Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Dengan Pendekatan Business Intelligence System (BIS). Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

3. Seberapa Besar Implementasi Komitmen Manajemen Terhadap Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Dengan Pendekatan Business Intelligence System (BIS) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

1.4.Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.4.1. Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh dan mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan Pengaruh Komitmen Manajemen Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Dengan Pendekatan Business Intelligence System (BIS)


(14)

1.4.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan peneltian yaitu :

1. Untuk mengetahui Komitmen Manajemen Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui besar Pengaruh Komitmen Manajemen Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

1.5.Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini penulis mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain:

1.5.1. Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis

Sebagai tambahan pengetahuan dan informasi tentang kemajuan teknologi informasi serta mengetahui seberapa besar pengaruhnya komitmen manajemen terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Dengan Pendekatan Business Inteligence System(BIS). 2. Bagi Instansi Terkait


(15)

Dijadikan sebagai perkembangan kemajuan teknologi informasi terutama Kantor Pelayanan Pajak yaitu Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Dengan Pendekatan Business Inteligence System (BIS) melalui Komitmen Manajemen.

3. Bagi Peneliti Lain

Pihak lain yang dimaksudkan adalah bagi pembaca dan peneliti berikutnya. Dapat dijadikan sumber informasi dan referensi untuk melakukan penelitian dengan topik-topik yang berkaitan dengan penelitian ini, baik yang bersifat melengkapi maupun melanjutkan.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Sebagai tambahan informasi mengenai Pengaruh Komitmen Manajemen Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dengan Pendekatan Business Intelligence System Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung.


(16)

1.6. Lokasi dan Jadwal Penelitian 1.6.1. Lokasi Penelitian

Penulis melaksanakan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung. Dengan lokasi lima KPP yang berada di wilayah kota bandung dengan beralamat sebagai berikut:

Tabel 1.1 Lokasi Penelitian

Nama KPP Alamat

KPP Pratama Bandung Karees Jalan Ibrahim Adjie No. 372 KPP Pratama Bandung Cicadas Jalan Soekarno Hatta No. 781 KPP Pratama Bandung Tegalega Jalan Soekarno Hatta No. 216 KPP Pratama Bandung Cibeunying Jalan Purnawarman No. 19-21 KPP Pratama Bandung Bojonagara Jalan Ir. Sutami No. 1


(17)

1.6.2. Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai pada April 2011 sampai dengan Agustus 2011.

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

Tahap Prosedur

Bulan Maret

2011

April 2011

Mei 2011

Juni 2011

Juli 2011

Agustus 2011

I

Tahap Persiapan:

1.Bimbingan dengan dosen pembimbing 2.Membuat outline dan proposal skripsi 3.Mengambil formulir penyusunan skripsi 4.Menentukan tempat penelitian

II

Tahap Pelaksanaan:

1.Mengajukan outline dan proposal skripsi 2.Meminta surat pengantar ke instansi/perusahaan 3.Penelitian di instansi/perusahaan

4.Penyusunan skripsi

III

Tahap Pelaporan:

1.Menyiapkan draft skripsi 2.Sidang akhir skripsi 3.Penyempurnaan skripsi 4.Penggandaan skripsi


(18)

12 2.1 Kajian Pustaka

Dihubungkan dengan judul penelitian, yaitu ”Komitmen Manajemen terhadap Implementasi Business Intelligence System”, dalam Bab ini dikemukakan kajian kepustakaan yang menunjang terhadap analisis hasil penelitian, seperti uraian berikut ini :

2.1.1. Komitmen Manajemen

2.1.1.1.Pengertian Komitmen Manajemen

Definisi Management Commitment oleh Dominic Cooper (2006)

Management commitment is defined as engaging in and maintain behaviours that help others achieve a goal”.

Selanjutnya definisi menurut Menurut Wilkinson, A., Redman, T. and Snape yang dikutif oleh Keith Goffin and Marek Szwejczewski

“Top management commitment is recognised by all quality ’gurus’ as being an essential precondition for the success of quality management” and “having recognised the need for Quality Improvement, the first objective is to secure management commitment”.

Iso 9000 komitmen manajemen adalah tanggung jawab manajemen perusahaan untuk menetapkan sasaran objective yang strategis dan sasaran Mutu manajemen harus memiliki komitmen dalam penerapannya.


(19)

Definisi umum untuk komitmen digunakan dalam literatur SPI adalah yang didefinisikan dalam CMM (Capability Maturity Model by Software Engineering Institute) (CMU/SEI-94-HB-1, Appendix-6)sebagai berikut :

"Commitment – A pact that is freely assumed, visible, and expected to be kept by all parties”.

Menurut O'Reilly and Chatman (1986) menyatakan tentang komitmen manajemen sebagai berikut :

“Commitment more broadly as a psychological state of attachment that defines the relationship between a person and an entity”.

Sedangkan pengertian komitmen manajemen menurut Brown (1996) menyatakan bahwa :

“This relationship can be viewed in terms of depth (strength), focus and terms, which are common in all types and forms of commitments”. Menurut Pekka Abrahamssona & Timo Jokelab (1998)

“Strength of the commitment varies depending on the personal meaning associated with the commitment foci in question, terms define what has to be done in order to fulfil the requirements manifested by the commitment, and finally the focus of commitment is the entity that the person feels committed to. Thus, if SPI is the focus of one's commitment, one then places an SPI initiative at the center of one's experience. All employees and managers are committed to many entities in an organization. Both are committed to organization at some level (strength), co-workers, project, owners, etc. Lack of management commitment has often been argued to cause (to some extent) the failure to sustain SPI activities in an organization. Similarly lack of process user commitment is attributed to cause the failure in an SPI initiative”.


(20)

Menurut Kerstin V. Siakas1 and Elli Georgiadou,(2002)

"Management commitment and leadership are the driving factors for motivating employees to strive for continuous process improvement". Menurut Kimball et al, (2008) adalah :

“The most important criteria for assessment. This is because having strong management backing will help overcome shortcomings elsewhere in the project”

Dari pegertian – pengertian yang terdapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa komitmen manajemen itu adalah prasyarat penting bagi keberhasilan manajemen untuk Peningkatan Mutu. Selain itu merupakan faktor pendorong untuk memotivasi karyawan agar berupaya meningkatkan kualitas proses yang berkesinambungan. Dengan tujuan membantu mengatasi kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan suatu tugas atau proyek tertentu. Selian itu komitmen manajemen juga harus terlibat langsung dan mempertahankan kinerja yang lain untuk membantu mencapai tujuan

2.1.1.2 Indikator Komitmen Manajemen

Untuk menilai komitmen manajemen, ada beberapa pendapat para ahli mendefinisikan komitmen manajemen, seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Komitmen manajemen adalah partisipasi secara langsung oleh manajemen baik top maupun middle pada aspek penting tertentu dari organisasi Business Dictionary (2010). Dalam manajemen mutu itu meliputi:


(21)

1. Setting up and serving on a quality committee (Pengaturan dan melayani pada kualitas komite)

2. Formulating and establishing quality policies and objectives (Merumuskan dan menetapkan kebijakan mutu dan sasaran) 3. Providing resources and training

(Menyediakan sumber daya dan pelatihan)

4. Overseeing implementation at all levels of the organization (Mengawasi pelaksanaan di semua tingkat organisasi), dan 5. Evaluating and revising the policy in light of results achieved

(Mengevaluasi dan merevisi kebijakan dalam terang hasil yang dicapai) Sebelum menerapkan Business Intelligence System, suatu organisasi perlu memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi proyek tersebut dimana menurut Kimball et al. (2008:298) faktor-faktor tersebut merupakan tiga bidang penting yang dibutuhkan organisasi dalam menilai persiapan pelaksanaan proyek Business Intelligence System yaitu :

1. Tingkat komitmen dan sponsor dari proyek dari manajemen senior 2. Tingkat kebutuhan bisnis untuk menciptakan implementasi BI 3. Jumlah dan kualitas data bisnis yang tersedia.

2.1.2. Pengertian Sistem Informasi

Berikut ini merupakan definisi mengenai Sistem Informasi menurut para ahli, yaitu :

Menurut Nash dan Robert yang diterjemahkan oleh La Midjan dan Azhar Susanto (2003:8) adalah:

“Sistem informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstrn serta menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat”.


(22)

Menurut Krismiaji (2005:16) adalah:

“Cara yang diorganisir untuk mengumpulkan, memasukan, mengelola,

mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga

sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Menurut Wilkinson (2000:8) adalah:

“A formal information system is framework by which coordinate

recources collect, process control and manage data throught successive stage in order to finish information via a communication network to various user for one more purposes

Komponen-komponen dari Sistem Informasi meliputi enam bagian yaitu hardware, software, brainware, prosedur, teknologi jaringan komunikasi dan database.

1. Hardware

Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk Informasi.

2. Software

Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada Komputer, sedangkan program merupakan kumpulan dari perintah-perintah computer yang tersusun secara sistematis.

3. Brainware

Merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi. Pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut.


(23)

4. Prosedur

Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulan-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam.

5. Teknologi Jaringan Komunikasi

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan.

6. Database

Database merupakan fakta baik berupa angka maupun tulisan yang digunakan sebagai input informasi.

Sistem pengolahan database dilakukan secara Batch daan pengolahan online.

a. Pengolahan secara Batch

merupakan sistem pengolahan data transaksi dengan cara mengumpulkan terlebih dahulu data yang terjadi kemudian pada waktu tertentu data itu diproses.


(24)

b. Pengolahan secara online

merupakan sistem pengolahan data transaksi dimana setiap data yang masuk secara langsung satu persatu diolah. Pada saat yang bersamaan biasanya juga dilakukan proses untuk memperbaharui file master. Pengolahan online dikembangkan untuk memperoleh informasi yang selalu mutakhir

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak

Menurut Peraturan Dirjen Pajak No. PER - 160/PJ/2006 Pengertian dari Program AplikasiSIDJP adalah sebagai berikut :

“Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) adalah merupakan suatu sistem informasi dalam administrasi perpajakan di lingkungan kantor modern DJP dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan dengan suatu jaringan kerja di kantor pusat”. Tujuan utama dari SIDJP ini untuk menghasilkan profile Wajib Pajak yang bisa menjadi alat pendukung terciptanya data Wajib Pajak yang akurat dengan mengerahkan partisipasi berbagai pihak dalam melakukan monitoring (Pegawai Pajak) terhadap data Wajib Pajak.

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) merupakan bentuk dari Business Intelligence System (BIS), dimana Business Intelligence System (BIS) merupakan suatu system informasi berbasis kecerdasan. Basis kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan manusia dan teknologi yang dibangun dalam system tersebut. Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) sudah mengadop system berbasis kecerdasan tersebut, Business Intelligence System


(25)

(BIS) maksudnya adalah system operasi bisnis suatu instansi/perusahaan yang berbasis kecerdasan baik kecerdasan yang membuat maupun output informasi yang dihasilkan.

2.1.4 ImplementasiBusiness Intelligence System (BIS)

Business Intelligence System mengacu pada komputer berbasis-teknik yang digunakan dalam menggali, dan menganalisis data bisnis. seperti pendapatan penjualan dengan produk dan / atau departemen atau biaya yang terkait dan pendapatan. Teknologi BIS memberikan pandangan historis, saat ini, dan prediksi operasi bisnis. Fungsi umum dari teknologi intelijen bisnis melaporkan, pengolahan analisis online , analisis , data mining , kinerja manajemen bisnis , benchmarking , pertambangan teks , dan analisis prediktif .

2.1.4.1 Pengertian Business Intelligence System

Menurut Lonnqvist dan Pirttimaki (2006:32) Business Intelligence System adalah:

An organized and systematic process by which organizations acquire, analyze, and disseminate information from both internal and external information sources significant for their business activities and for decision-making”.

Definisi BI lainnya adalah yang sebagaimana diungkapkan oleh DJ Powers (2002):

Business Intelligence describes a concept and method of how to improve the quality of business decision-making based on system-based data. BI is often equated as briefing books, report and query tools and executive information systems. BI is a decision support system based data”


(26)

Kemudian definisi lain dari Moss and Atre (2003)

Business Intelligence is neither a product nor a system. It is an architecture and a collection of integrated operational as well as decision-support applications and databases that provide the business community easy access to business data”.

Williams & Williams, 2007 menjelaskan bahwa :

“BI as business information and business analyses within the context of key business processes that lead to decisions and actions. In particular, BI means leveraging information assets within key business processes to achieve improved business performance”.

BIS termasuk di dalamnya infrastruktur (data warehouse) dan alat analisis. Pemahaman BI juga berbeda pada content fokusnya serta pada beberapa terkait istilah yang digunakan untuk merujuk kepada BI (termasuk intelijen kompetitif, pesaing intelijen, intelijen strategis, dan lain-lain).

Dalam literatur Amerika Utara, istilah intelijen kompetitif (CIS) ini sering digunakan dan lingkungan eksternal dan sumber informasi eksternal ditekankan. Di Eropa, istilah BIS dianggap sebagai konsep yang luas untuk CIS dan lainnya (Istilah terkait intelijen disebutkan sebelumnya, fokus pada lingkungan eksternal (misalnya strategi, pasar, persaingan, pemasok, pelanggan) dan internal (strategi misalnya, teknologi, budaya, karyawan).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Business Intelligence system merupakan system yang mengubah data mentah menjadi informasi yang bermakna dan berguna bagi penggunanya meliputi semua perkembangan, pengolahan informasi, dan dukungan kegiatan yang dibutuhkan untuk memberikan informasi bisnis yang handal dan sangat relevan dan


(27)

kemampuan analitis bisnis untuk kegiatan bisnis organisasi dan untuk pengambilan keputusan yang berbasiskan data-data.

2.1.4.2 Manfaat Business Intelligence

Bisnis intelijen bertujuan untuk dukungan yang lebih baik pengambilan keputusan bisnis. Jadi sistem BI bisa disebut sebagai sistem pendukung keputusan (DSS). Meskipun istilah business intelligence sering digunakan sebagai sinonim untuk intelijen kompetitif, karena keduanya pengambilan keputusan dukungan, BIS menggunakan teknologi, proses, dan aplikasi untuk menganalisis kebanyakan internal, data terstruktur dan proses bisnis sementara intelijen kompetitif yang dilakukan dengan mengumpulkan, menganalisis dan menyebarkan informasi dengan atau tanpa dukungan dari teknologi dan aplikasi, dan berfokus pada semua sumber informasi dan data (tidak terstruktur atau terstruktur), sebagian besar eksternal, tetapi juga internal untuk perusahaan, untuk mendukung pengambilan keputusan.

Beberapa manfaat mengimplementasikan BI dikemukakan oleh Mike Stedman yang dikutip dari Djoni Darmawikarta (2003:105) adalah sebagai berikut:

“Meningkatkan nilai data dan informasi organisasi melalui pembangunan BI, memudahkan pemantauan kinerja organisasi, meningkatkan nilai investasi TI yang sudah ada, menciptakan pegawai yang memiliki akses informasi yang baik (well-informed workers), meningkatkan efisiensi biaya. BI dapat meningkatkan efisiensi karena mempermudah seseorang dalam melakukan pekerjaan”.

Business Intelligence System dapat diterapkan untuk tujuan bisnis berikut dalam rangka mendorong nilai bisnis:


(28)

1. Measurement, program yang menciptakan hirarki metrik kinerja dan benchmarking yang menginformasikan pemimpin bisnis tentang kemajuan ke arah tujuan bisnis.

2. Analytics, program yang membangun proses kuantitatif untuk sebuah bisnis untuk sampai pada keputusan optimal dan untuk melakukan Bisnis Knowledge Discovery. Sering meliputi data mining, analisis statistik, analisis prediktif, pemodelan prediktif, pemodelan proses bisnis

3. Reporting/Enterprise Reporting, program yang membangun infrastruktur Strategis Pelaporan untuk melayani pengelolaan strategis bisnis, bukan Operasional Pelaporan. Sering melibatkan Data visualisasi, Eksekutif sistem informasi, OLAP.

4. Collaboration/Collaboration platform, program yang mendapat area yang berbeda (baik di dalam dan di luar bisnis) untuk bekerja bersama melalui berbagi data dan Electronic Data Interchange.

5. Knowledge Management, program untuk membuat data perusahaan didorong melalui strategi dan praktek untuk mengidentifikasi, menciptakan, menampilkan, mendistribusikan, dan memungkinkan adopsi wawasan dan pengalaman yang benar pengetahuan bisnis. Compliance Manajemen Pengetahuan mengarah ke Learning Management dan Peraturan Kepatuhan.


(29)

2.1.4.3 Elemen-elemen dalam Business Intelligence System 2.1.4.3.1 Data Warehouse

Data warehouse diwajibkan untuk mengekstrak informasi untuk pengambilan keputusan. Weisensee et.al (2005) menjelaskan,

Key stakeholders were interviewed in a series of focus group sessions and were asked to provide information on the following:

Issues with current data/reports

Data elements (candidate dimensions) required to support enterprise-wide information needs

Report frequency and desired distribution method (electronic, web-based, paper)

Amount of historical data required Data hierarchies

Users of the information Security requirements Key performance measures

Success criteria (to measure project's deliverables)

Informasi ini diringkas dan digunakan untuk mengembangkan seluruh hirarki perusahaan dan keputusan dukungan matriks. Pemangku kepentingan dapat menggunakan informasi ini adar dapat melihat, dan bagaimana mereka ingin melihatnya (misalnya, oleh waktu atau lokasi geografis).

Tujuan utama dari pembuatan data warehouse adalah untuk menyatukan data yang beragam ke dalam sebuah tempat penyimpanan dimana pengguna dapat dengan mudah menjalankan query (pencarian data), menghasilkan laporan, dan melakukan analisis. Salah satu keuntungan yang diperoleh dari keberadaan data warehouse adalah dapat meningkatkan efektifitas pembuatan keputusan.

Adapun karakteristik Data warehouse diberikan oleh Djoni Darmawikarta (2003) adalah sebagai berikut:


(30)

a. Subject Oriented atau berorientasi pada subyek

Sebuah data warehouse dikatakan berorientasi pada subyek karena data disusun sedemikian rupa sehingga semua elemen data yang terkait dengan event/objek yang sama dihubungkan

b. Time-variant, artinya bahwa perubahan data ditelusuri dan dicatat sehingga laporan dapat dibuat dengan menunjukkan waktu perubahannya

c. Non Volatile berarti bahwa data yang telah disimpan tidak dapat berubah. Sekali committed, data tidak pernah ditimpa/dihapus. Data akan bersifat static, hanya dapat dibaca dan disimpan untuk kebutuhan pelaporan

d. Integrated, artinya data warehouse akan mencakup semua data operasional organisasi yang disimpan secara konsisten.

Djoni Darmawikarta (2003) memberikan penjelasan mengenai fungsi utama dari data warehouse meliputi:

a. Pengambilan dan pengumpulan data (termasuk data dari luar organisasi yang dibutuhkan)

b. Mempersiapkan data (transforming), seperti membersihkan dan mengintegrasikan data

c. Penyimpanan data (loading)

d. Penyediaan data untuk analisis (query & reporting)

2.1.4.3.2 Data Mining

Data mining dilakukan dengan tool khusus, yang mengeksekusi operasi data yang telah didefinisikan berdasarkan model analisis. Data mining adalah ekstraksi informasi atau pola yang penting atau menarik dari data yang berada pada basis data yang besar yang selama ini tidak diketahui tetapi mempunyai potensi informasi yang bermanfaat.

Konsep data mining muncul dikarenakan timbulnya data explosion akibat dari penumpukan data oleh sistem pengolahan basis data terpadu di suatu organisasi. Proses data mining menggunakan berbagai perangkat analisis data untuk menemukan pola dan hubungan dalam data yang mungkin dapat digunakan untuk membuat prediksi yang valid. Data mining menganalisis data untuk menemukan informasi


(31)

yang tersembunyi pada sejumlah besar data yang disimpan. Data mining merupakan proses yang berbeda dengan analisis statistik biasa.

Terdapat empat operasi umum data mining yaitu:

a. Predictive and Classification Modeling, yang biasa digunakan untuk memperkirakan suatu kejadian khusus. Diasumsikan bahwa seorang analis mempunyai pertanyaan khusus untuk ditanyakan.

b. Link Analysis, yang digunakan untuk mencari hubungan antara record-record pada basis data

c. Database Segmentation, yang digunakan untuk mengelompokkan record-record yang berhubungan ke dalam segmen-segmen. Pengelompokkan ini merupakan langkah pertama dari pemilihan data, sebelum operasi data mining lainnya dilakukan

d. Deviation Detection, yang digunakan untuk mencari record-record yang dipandang tidak normal dan memberikan alasan untuk anomali tersebut.

2.1.4.3.3 OLAP (Online Analytical Processing)

OLAP merupakan kunci dari BI, yang digunakan untuk menganalisisis data dan informasi yang pada akhirnya akan menjadi dasar basis Decision Support System (DSS) dan Expert Infotmation System (EIS). Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan melalui OLAP antara lain seperti : menlakukan query, meminta laporan yang ad hoc, mendukung analisis statistik, analisis interaktif, serta membangun aplikasi multimedia.

OLAP merupakan proses komputer yang memungkinkan pengguna dapat dengan mudah dan selektif memilih dan melihat data dari sudut pandang yang berbeda-beda. Data pada OLAP disimpan dalam basis data multidimensi. Jika pada


(32)

basis data relasional terdiri dari dua dimensi, maka pada basis data multidi mensi terdiri dari banyak dimensi yang dapat dipisahkan oleh OLAP menjadi beberapa sub atribut.

Berdasarkan struktur basis datanya OLAP dibedakan menjadi 3 kategori utama : a. Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP)

Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP) adalah OLAP yang secara langsung mengarah pada basis data multidimensi. MOLAP memproses data yang telah disimpan dalam array multidimensional di mana semua kombinasi data yang mungkin dicerminkan, masing-masing di dalam suatu sel yang dapat diakses secara langsung.

b. Relational Online Analytical Processing (ROLAP)

Relational Online Analytical Processing (ROLAP) adalah suatu format pengolahan OLAP yang melakukan analisis data secara dinamis yang disimpan dalam basis data relasioanal bukan pada basis data multidimensi. ROLAP merupakan bentuk teknologi dari OLAP yang paling berkembang.

c. Hybrid Online Analytical Processing (HOLAP)

Hybrid Online Analytical Processing (HOLAP) merupakan kombinasi antara ROLAP dengan MOLAP. HOLAP dikembangkan untuk mengkombinasikan antara kapasitas data pada ROLAP yang besar dengan kemampuan proses pada MOLAP.


(33)

Sumber : Han, Jiawei & Kember, Micheline. 2001

Gambar 2.1. Kedudukan OLAP Dalam BI

2.1.5 Konsep Penghubung

Adapun beberapa konsep penghubung yang penulis pakai dalam penelitian ini diantaranya Kimball et al. (2008:298) yang mengatakan bahwa:

“These are the three critical areas that you need to assess within your organization before getting ready to do a BI project is”

1. The level of commitment and sponsorship of the project from senior management

2. The level of business need for creating a BI implementation 3. The amount and quality of business data available.

“The commitment and sponsorship of senior management is according to Kimball et al, the most important criteria for assessment. This is because having strong management backing will help overcome shortcomings elsewhere in the project. But as Kimball et al state: “even the most elegantly designed DW/BI system cannot overcome a lack of business

[management] sponsorship”. It is very important that the management personnel who participate in the project have a vision and an idea of the benefits and drawbacks of implementing a BI system”

Selanjunya Dominic Coper (2006) memberikan penjelasan mengenai pentingnya komitmen manajemen

“Where high performance organization revealed high commitment management to develop processes and information technology implementation. BIS monitoring of the implementation requires top management so that management, other resources and processes information system can receive feedback”

Naveen K. Vodapalli (2009) menunjukkan hasil penelitian empirisnya bahwa

Although there could be many factors that could affect the implementation process of a BI system, the result shows that the following are the critical success factors for business intelligence implementation: Business-driven


(34)

methodology and project management Clear vision and planning Committment management support and sponsorship. Data management and data quality”.

2.2 Kerangka Pemikiran

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) sebagi bentuk dari Business Intelligence System (BIS), dimana Business Intelligence System (BIS) merupakan suatu system informasi berbasis kecerdasan. Basis kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan manusia dan teknologi yang dibangun dalam system tersebut.

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) sudah mengadop system berbasis kecerdasan tersebut, Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) sebagi bentuk Business Intelligence System (BIS) maksudnya adalah system operasi bisnis suatu instansi/perusahaan yang berbasis kecerdasan baik kecerdasan yang membuat maupun output informasi yang dihasilkan, hal ini untuk menunjang kegiatan administrasi perpajakan selain itu SIDJP juga mendukung kinerja aparat pajak sehingga menjadi efektif.

DJ Powers (2002) mengemukakan bahwa

Business Intelligence describes a concept and method of how to improve the quality of business decision-making based on system-based data. BI is often equated as briefing books, report and query tools and executive information systems. BI is a decision support system based data”

Dalam sebuah sistem bisnis inteligen ini banyak faktor yang mempengaruhi implementasinya, salah satunya adalah komitmen manajemen. Komitmen manajemen merupakan penentu untuk Business Intelligence System. Komitmen manajemen menjadi salah satu faktor agar implementasi Bussiness Intelligence system dapat berjalan dengan baik. Komitmen manajemen merupakan faktor


(35)

pendorong untuk meningkatkan kualitas organisasi baik dalam hal SDM maupun sistem informasi.

Kemudian Kimball et al (2008:16) menyatakan kembali bahwa:

“The commitment and sponsorship of senior management is according to

Kimball et al, the most important criteria for assessment. This is because having strong management backing will help overcome shortcomings

elsewhere in the project”

Komitmen manajemen harus memiliki pengaruh didalam organisasi dan harus terhubung dengan baik dalam organisasi. Hal ini sangat ideal bahwa komitmen manajemen harus menuntut, tetapi juga bisa realistis dan mendukung jika pelaksanaannya ternyata memiliki kekurangan atau adanya penundaan. Komitmen manajemen merupakan penentu berhasil atau tidaknya dalam implementasi BIS/SIDJP, dengan adanya komitmen yang kuat dari manajen akan membuat implementasi BIS/SIDJP menjadi baik dan bisa mencapai tujuan yang diharapkan.

Dengan demikian Faktor yang menjadi kunci sukses dalam Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dengan pendekatan Business Intelligence System (BIS) yang paling utama adalah dukungan dan komitmen berkelanjutan dari Pimpinan organisasi terhadap proyek BI. SIDJP diharapkan menyediakan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan manjemen oleh karena itu komitmen dari manajemen sangat berpengaruh demi kelangsungan SIDJP tersebut. Komitmen dari manajemen senior yang mengharapkan implementasi SIDJP sebagai bentuk Business Intelligence System akan berjalan dengan baik apabila komitmen dari manajemen dapat berjalan dengan apa yang di harapkan.


(36)

Berdasarkan penjelasan pada kerangka pemikiran di atas maka paradigm dan skema kerangka berfikir adalah sebagai berikut

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian


(37)

Gambar 2.3

Skema Kerangka Pemikiran

1. Although there could be many factors that could affect the implementation process of a BI system, the result shows that the following are the critical success factors for business intelligence implementation: Committment

management support and sponsorship (Naveen K. Vodapalli,2009)

2. Top Management Team plays a significant role in effective deployment of BI systems(Mohamed Z. Elbashir, Philip A. Collier, Steve G. Sutton,2009)

3. The study provides a CSF framework that consists of seven dimensions and 22 factors crucial for successful BI system implementation. The seven critical dimensions of CSFs are management commitment (Andy Koronios, Jing Gao, William Yeoh,2008)

Modenisasi Perpajakan

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Komitmen

Manajemen

Hardware

Software

Brainware

Prosedur

Teknologi Jaringan Telekomunikasi

Database

Manfaat Business Intelligence System

Data Warehouse

Data Mining

OLAP (Online  pengaturan dan melayani pada kualitas

organisasi

 merumuskan dan menetapkan kebijakan mutu dan sasaran

 menyediakan sumber daya dan pelatihan

 mengawasi pelaksanaan di semua tingkat organisasi, dan

 mengevaluasi dan merevisi kebijakan dalam terang hasil yang dicapai.

KOMITMEN MANAJEMEN BERPENGARUH TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (SIDJP) DENGAN


(38)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009:93) mengungkapkan bahwa pengertian hipotesis adalah sebagai berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun

dalam bentuk kalimat pertanyaan.”

Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka yang dapat disajikan oleh penulis adalah berhipotesis bahwa

“Komitmen Manajemen berpengaruh terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Dengan Pendekatan Business Intelligence System.”


(39)

33

Pada Bab ini diuraikan berbagai hal yang berhubungan dengan metode penelitian yang digunakan dalam pengujian hipotesis, antara lain rancangan penelitian, populasi, sampel dan penentuan besar sampel, cara penarikan sampel, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, cara pengolahan dan analisis data, serta pengujian hipotesis.

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari suatu permasalahan yang ada.

Objek penelitian menurut Menurut Sugiyono (2009:13) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan

reliable tentang sesuatu hal (variabel tertentu)”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diketahui bahwa objek penelitian merupakan bagian dari penelitian yang berisikan mengenai hal-hal apa saja yang diteliti oleh penulis dalam melakukan penelitian, dan juga mengenai alasan peneliti memilih objek penelitian tersebut.


(40)

Objek penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah Komitmen Manajemen dan Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Dengan Pendekatan Business Intelligence System (BIS). Penelitian akan dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak yang berada di wilayah kota Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiono (2009:2) mengemukakan metode penelitian sebagi berikut:

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif.

Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2009:29) adalah sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan

atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk

membuat kesimpulan yang lebih luas.”

Menurut Mashuri (2009:45) pengertian metode verifikatif adalah :

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan

untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa

dengan kehidupan”.

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistic. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang diteliti. Dan verifikatf berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.


(41)

3.2.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Penjelaskan proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008: 13) sebagai berikut:

Proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian

7. Kesimpulan”.

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber masalah

Mencari adanya fenomena yang nantinya fenomena tersebut akan diteliti sehingga mendapatkan judul sesuai dengan fenomena yang terjadi . Seperti pengaruh komitmen manajemen terhadap implementasi sistem informasi direktorat jenderal pajak (SIDJP) dengan pendekatan business intelligence system (BIS).

2. Rumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah


(42)

merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas.

1. Bagaimana Komitmen Manajemen Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

2. Bagaimana Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Dengan Pendekatan Business Intelligence System (BIS) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

3. Seberapa Besar Pengaruh Komitmen Manajemen Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Dengan Pendekatan Business Intelligence System (BIS) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah hipotesis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhnya kriteria pengetahuan yang rasional.


(43)

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah pengaruh komitmen manajemen terhadap implementasi sistem informasi direktorat jenderal pajak (SIDJP) dengan pendekatan business intelligence system (BIS).

5. Metode penelitian

Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua, yaitu:

1. Bagaimana Komitmen Manajemen Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

2. Bagaimana Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Dengan Pendekatan Business Intelligence System (BIS). Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga, yaitu Bagaimana Pengaruh Komitmen Manajemen Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Dengan Pendekatan Business Intelligence System (BIS) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.


(44)

6. Menyusun instrument penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk kuesioner. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitas. Dimana validitas digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah alat ukur dan reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Selanjutnya peneliti menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian mengenai:

a. Komiten Manajemen yang diperoleh dari data kuesioner yang akan diisi oleh kepala seksi-seksi pada kantor pelayanan pajak pratama di wilayah kota Bandung.

b. Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Dengan Pendekatan Business Intelligence System (BIS) yang diperoleh dari data data kuesioner yang akan diisi oleh kepala seksi-seksi pada kantor pelayanan pajak pratama di wilayah kota Bandung.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada


(45)

pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk membuat keputusan.

Desain penelitian yang lebih sederhana akan dijelaskan dalam bentuk table di bawah ini:

Tabel 3.1 Desain Peneitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian

Metode yang

digunakan Unit Analisis

Time Horizon

T - 1 Descriptive Descriptive

dan Survey Kepala Seksi-seksi KPP

Cross Sectional

T - 2 Descriptive Descriptive

dan Survey Kepala Seksi-seksi KPP

Cross Sectional

T - 3

Descriptive dan

Verificative

Descriptive dan Explanato ry Survey

Kepala Seksi-seksi KPP

Cross Sectional Dari table di atas peneliti uraikan sebagai berikut :

1. Tujuan pertama penelitian adalah untuk mengetahui bagimana pengaruh komitmen manajemen di KPP yang berada di wilayah kota bandung, digunakan metode deskriptif dan survey yang dilakukan dengan cara membandingkan data-data yang diperoleh dengan teori-teori yang relevan. 2. Tujuan kedua penelitian adalah untuk mengetahui bagimana Implementasi

sistem informasi direktorat jenderal pajak (SIDJP) dengan pendekatan business intelligence system (BIS) di KPP yang berada di kota Bandung, digunakan metode deskriptif dan survey dengan cara membandingkan


(46)

keadan yang ada dengan kepala seksi yang ada di KPP yang beradda di wilayah kota Bandung.

3. Tujuan ketiga penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komitmen manajemen terhadap implementasi sistem informasi direktorat jenderal pajak (SIDJP) dengan pendekatan business intelligence system (BIS) di KPP yang berada di wilayah kota Bandung, digunakan metode deskriptif dan verifikatif yaitu dengan cara mengumpulkan data -data dan informasi tentang kedua variabel tersebut dan menganalisis secara kuantitatif serta melakukan uji hipotesis yang telah ditetapkan. 3.2.2 Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.

Adapun definisi operasional menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supono (2002:69) menyatakan bahwa:

“Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi

variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran constructyang lebih baik”.

Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu pengaruh komitmen manajemen terhadap sistem informasi direktorat jenderal pajak (SIDJP) dengan pendekatan business intelligence system (BIS), maka variabel yang diteliti dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:


(47)

1. Variabel bebas/ Independen (Variabel X)

Variabel independent atau variabel bebas menurut Sugiyono (2009:39) yaitu:

“Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbul variabel dependent (terikat)”.

Dalam hal ini variabel bebas yang akan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah data yang menjadi variabel bebas (variabel X) yaitu komitmen manajemen. Dalam operasionalisasi variabel ini diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner.

2. Variabel tidak bebas/dependent (Variabel Y)

Variabel dependent atau variabel terikat menurut Sugiyono (2009:40) yaitu:

“Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,karena adanya

variabel bebas”.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel Y adalah implementasi sistem informasi direktorat jenderal pajak (SIDJP) dengan pendekatan business intelligence system (BIS).

Dalam operasionalisasi untuk variabel komitmen manajemen dan Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dengan pendekatan Business Intelligece System menggunakan skala ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Umi Narimawati (2007:23) bahwa skala ordinal adalah:

Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif


(48)

Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal.

Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan (item negative).

Pada jawaban kuesioner diberikan skor pertanyaan yang memiliki jawaban positif dan pertanyaan yang memiliki jawaban negatif. Pertanyaan positif bertujuan untuk mengetahui jawaban yang sesuai dengan kebenaran, sedangkan jawaban negatif bertujuan untuk mengkroscek apakah responden menjawab secara konsisten dan benar-benar menjawab kuesioner.

Pemberian skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Scoring Untuk Jawaban Kuesioner Positif

Jawaban Responden Skor

A 5

B 4

C 3

D 2

E 1

Sumber: Sugiyono (2010:94)

Untuk pertanyaan negatif, tingkat jawabannya terdapat pada tabel 3.4 dibawah ini:

Tabel 3.3

Scoring Untuk Jawaban Kuesioner Negatif

Jawaban Responden Skor

A 1

B 2


(49)

D 4

E 5

Sumber: Sugiyono (2010:94)

Selengkapnya mengenai operasionalisasi variable dapat dilihat sebagi berikut ini:

Tabel 3.4 Operasional Variabel

VARIABEL KONSEP INDIKATOR SKALA No. Kuesioner

Manage ment Commit ment (X)

Dominic Cooper (2006)

Management commitment is defined as engaging in and maintain behaviours that help others achieve a goal”. (Komitmen Manajemen didefinisikan sebagai terlibat dalam dan mempertahankan perilaku yang lain untuk membantu mencapai tujuan)

- Pengaturan dan melayani pada kualitas komite

Ordinal

1,2

- Merumuskan dan menetapkan

kebijakan mutu dan sasaran , 3,4

- Menyediakan sumber daya dan

pelatihan 5,6

- Mengawasi pelaksanaan di

semua tingkat organisasi 7

- Mengevaluasi dan merevisi kebijakan dalam terang hasil yang dicapai. 8,9 Implementa si Business Intelligence System (Y)

Azhar Susanto (2008:52 “Sistem informasi adalah kumpulan dari subsistem apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk

mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berarti dan berguna”.

Lonnqvist dan Pirttimaki (2006:32)

Business Intelligence System is An organized and systematic process by which organizations acquire, analyze, and

disseminate information from both internal and external information sources significant for their business activities and for decision-making. (Business Intelligence System adalah

Hardware

Ordinal

10,11,12,13

Software 14,15

Brainware 16

Prosedur 17,18

Jaringan Komunikasi 19,20,21,22

Database 23,24,25

Manfaat Busines Intellegence

System 26,27

Data Warehouse 28,29 Data Mining 30,31,32,

OLAP (Online Analytical Processing)


(50)

sebuah proses terorganisir dan sistematis dengan mana organisasi memperoleh, menganalisa, dan menyebarkan informasi internal maupun eksternal yang signifikan untuk kegiatan bisnis mereka dan untuk pengambilan

keputusan)”.

33,34,35

3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1Sumber Data

Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Dalam penelitian mengenai “pengaruh komitmen manajemen terhadap implementasi sistem informasi direktorat jenderal pajak (SIDJP) dengan pendekatan business intelligence system (BIS)”, sumber data yang digunakan peneliti terdiri dari data primer. data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Data Primer

Definisi data primer menurut Sugiono (2009: 137) sebagi berikut:

“Sumber primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data”.

Sumber data yang diperoleh dan dikumpulkan penulis langsung dari objek penelitian melalui penyebaran kuesioner dan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan,yaitu Kepala Seksi-Seksi Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.


(51)

3.2.3.2Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2009:80) sebagi berikut:

“Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang

mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah 50 orang kepala seksi pada lima Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:118) sampel sebagi berikut:

“Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi

setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah 5 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di Wilayah Kota Bandung. Karena jumlah Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung jumlahnya terbatas, yaitu hanya 5 Kantor Pelayanan Pajak Pratama maka pada penelitian ini tidak dilakukan penarikan sampel, karena semua Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang ada di Wilayah Kota Bandung akan dijadikan sebagai subjek penelitian (sensus). Dengan jumlah responden 50 orang kepala seksi dari 5 Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.


(52)

Menurut Cooper (2006:402) mendefinisikan sensus sebagai berikut: “ Census is a count of all the elements in a population.”.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu penelitian lapangan (field risearch) dan studi kepustakaan (library reseach).

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara: 1. Penelitian lapangan (field research)

Penelitian Lapangan (Fiels Research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek penelitian. Untuk mendapatkan data primer yaitu dengan cara :

a. Metode pengamatan (observasi) yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti, diamati atau kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penulisan laporan ini, penulis mengadakan pengamatan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

b. Wawancara (interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak-pihak terkait langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti.

c. Kuesioner, teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner tertutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah kepala seksi-seksi kantor


(53)

pelayanan pajak pratama, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi literatur atau studi kepustakaan, dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji, serta menelaah literarur berupa buku-buku (text book), peraruran perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini.

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristrik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk digunkan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

3.2.4.1Uji Validitas

Menurut Sugiono (2010:2) valid adalah

Menunjukan derajat ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi


(54)

Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dengan mengukur apa yang seharusnya diukur

Uji validasi dapat diartikan sebagi sesuatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk di ukur. Suatu alat ukur disebut valid bila melakukan apa yang seharusna di lakukan dan mengukur apa yang seharusnya di ukur.

Tabel 3.5

Standar Penilaian Untuk Validitas Validity

Goo 0,50

Acceptable 0,30 Marginal 0,20

Poor 0,10

Sumber : Barker et al, 2002:70

Seperti yang telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan denngan skor totol= 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatan valid dan apabila < 0,30 berarti data tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil penngolahan menggunakan rumus koorelasi pearson product moment.


(55)

Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pertanyaan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validasi suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan di ungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dengan jumlah skor untuk masing-masing-masing-masing variable. Teknik korelasi yang diunakan adalah teknik korelasi pearson product moment.

Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan software SPSS 15.0 for windows dengan metode korelasi pearson product moment yang rumusnya

sebagi berikut:

 

2

2

2

 

2

 

    Y Y n X X n Y X XY n r

r = Koefisien korelasi

n = Ukuran sampel atau banyak data didalam sampel X = Komitmen Manajemen

Y = Implementasi SIDJP dengan pendekatan BIS

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 14.0 for windows diperoleh hasil uji validitas kuesioner kedua variabel seperti dirangkum pada tabel berikut.


(56)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Kuesioner Komitmen Manajemen

Butir Pertanyaan

Indeks Validitas

Nilai

Kritis Keterangan

item_1 0.711 0.3 Valid

item_2 0.522 0.3 Valid

item_3 0.661 0.3 Valid

item_4 0.694 0.3 Valid

item_5 0.483 0.3 Valid

item_6 0.485 0.3 Valid

item_7 0.656 0.3 Valid

item_8 0.583 0.3 Valid

item_9 0.666 0.3 Valid

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Kuesioner

Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dengan Pendekatan Business Intelligence System

Butir Pertanyaan

Indeks Validitas

Nilai

Kritis Keterangan

item_1 0.540 0.3 Valid

item_2 0.526 0.3 Valid

item_3 0.607 0.3 Valid

item_4 0.560 0.3 Valid

item_5 0.493 0.3 Valid

item_6 0.548 0.3 Valid

item_7 0.612 0.3 Valid

item_8 0.811 0.3 Valid

item_9 0.524 0.3 Valid

item_10 0.401 0.3 Valid

item_11 0.553 0.3 Valid

item_12 0.445 0.3 Valid

item_13 0.649 0.3 Valid

item_14 0.585 0.3 Valid

item_15 0.583 0.3 Valid

item_16 0.694 0.3 Valid

item_17 0.757 0.3 Valid


(1)

SDM yang ada lebih handal dibidangnya. Hal ini perlu diperhatikan untuk

kedepannya agar diharapkan tujuan dari komitmen manajemen tersebut tercapai.

2. Implementasi sistem informasi direktorat jenderal pajak (SIDJP) dengan

pendekatan business intelligence system pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di

Wilayah Kota Bandung sudah dapat dikatakan baik. Namun alangkah baiknya

jika pihak DJP dapat memperbaiki dalam hal jaringan komunikasinya sebagai

contoh menambah kapasitas jaringan sehingga SIDJP dapat terintegrasi dengan

baik dan tidak lambat dalam menjalankan SIDJP tersebut, begitu pula mengenai

data warehouse harus di perbaiki kembali agar supaya SIDJP dapat terintegrasi dengan baik, data mining juga sebaiknya diperbaiki dengan baik karena dalam hal

mengintegrasikan atau memindahkan data-data dari SIP/SIPMod ke SIDJP sangat

diperlukan agar kinerja dar DJP tidak terganggu karena migrasi data tersebut yang

membutuhkan waktu yang lama apabila tidak diperbaiki secepat mungkin, dan

dalam hal OLAP (online analytical processing), alangkah baiknya jika SIDJP

dapat memberikan informasi yang dapat langsung membuat keputsan tanpa harus

menganalisis terlebih dahulu kemudian durasi waktu analisis prosesing juga dapat

lebih baik karena menyangkut jaringan komunikasi. Semua masalah atau kendala

tersebut jika sudah diatasi atau diperbaiki dapat memberika pengaruh yang sangat


(2)

116

3. Komitmen manajemen harus diperhatikan lebih lanjut, karena dengan adanya

komitmen dari manajemen yang baik maka bisa mendukung Implementasi

sistem informasi direktorat jenderal pajak (SIDJP) yang baik juga. Komitmen

manajemen merupakan salah satu factor yang penting dalam melakukan


(3)

117 Jakarta: Kencana Prenada

Andy Koronios, Jing Gao, William Yeoh, Towards a Critical Success Factor Framework for Implementing Business Intelligence Systems: A Delphi Study in Engineering Asset Management Organizations, Research and practical Issues of Enterprise Information Systems II, IFIP International for Information Processing, 2008, volume 255/2008, 1353-1367,DOI: 10.1007/978-0-387-76312-5_64.

Brown, R. B. (1996) Organizational commitment: Clarifying the concept and simplyfying the existing construct typology, Journal of Vocational Behavior, 49, 230-51.

Business Dictionary.com".http://www.businessdictionary.com/definition/top management-commitment.html. Diakses pada 17 April 2011 .

Data Warehouse, wikipedia.org

Dimas. B Putra. 2009. Perkembangan SI DJP, http://dimasbesmaputra.blogspot.com

Diakses pada 20 maret 2011 dari World Wide Web

Djoni Darmawikarta, 2003. Mengenal Data Warehouse, Ilmu Komputer,

Dominic Cooper, The Impacts Management Commitment on Employee Behaviour A Field Study, American Society of Safety Engineers, Middle East Chapter, Proffesional Development Conference and Exhibition, Kindom of Bahrain, march 18-22 2006

Donald R.Cooper & Pamela S.Schindler, 2006, “Bussines Research Methods”, 9th edition. McGraw.Hill International Edition.

D J. Power A Brief History of Decision Support Systems, , DSS Resources.com, 2002

Jonathan Sarwono. 2006. SPSS Teori dan Latihan SPSS Teori dan Latihan, Bandung : Andi Yogyakarta.


(4)

118

Keith Goffin and Marek Szwejczewski Is Management Commitment to Quality Just “A Given” ?. The TQM Magazine, 1996, vol 8, issue 2, pages 26-31

Kerstin V. Siakas1 and Elli Georgiadou, 2002, The Role of Commitment for successful Software Process Improvement and Software Quality Management Krismiaji, Sistem Informasi Akuntansi, edisi kedua; Yogyakarta: Akademi

Manajemen Perusahaan YKPN, 2005

La Midjan dan Azhar Susanto, Sistem Informasi Akuntasi II, edisi 8, Bandung: PT Lingga Jaya, 2003

Lonnqvist, A., & Pirttimaki, V. (2004). The Roles of Internal and External Information in Business Intelligence. Frontiers of E-Business Research 2004 Mike Steadman, The Value of BI for Association Executives, Association Xpertise

Inc., 2003

Mohamed Z. Elbashir, May 2009. “Buisiness Intelligence Systems Use To Leverage Enterprise-Wide Accounting Information In Shared Data Environments”

Naveen K. Vodapalli (2009-11-02) IT University of Copenhagen, Critical Success Factors of BI Implementation 20 Report-New.pdf?file _id=871821

O'Reilly, C. and Chatman, J. (1986) Organizational Commitment and Psychological Attachment: The Effects of Compliance, Identification, and Internalization on Prosocial Behavior, Journal of Applied Psychology, 71, 492-499.

Pekka Abrahamssona & Timo Jokelab. “Development of Management Commitment to Software Process Improvement”

Ralph Kimball et al. "The Data warehouse Lifecycle Toolkit" (2nd ed.), page 29

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP.112/PJ/2007, Tentang Penerapan Organisasi, Tata Cara dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan


(5)

Konsultasi di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Janderal Pajak Banten, Kanwil Jawa Barat I dan II.

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media.

Williams, S., & Williams, N. (2007). The Profit Impact of Business Intelligence: Morgan Kaufmann.


(6)

169

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : Alfin Frediansyah

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 11 Februari 1990

Agama : islam

Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat di Bandung : Jl. Toha Ramndan No. 66 Kp. Babakan Caringin RT 02/05 Ciparay Kab. Bandung 40381

Email : alfinfrediansyah@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan :

TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT

1995 – 2001 SDN Gadis 02 Ciparay, Bandung

2001 – 2004 SLTP Negeri 2 Ciparay Bandung

2004 – 2007 SMA Karya Pembangunan

Balendah Bandung


Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Sistem Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Pelayanan Pada Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 102 44

Sistem Informasi Dan Manajemen Objek Pajak Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

4 76 62

Pemeriksaan Pajak Sebagai Tindakan Pengawasan Atas Pelaksanaan Sistem Self Assessment Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 47 65

Sistem Informasi Dan Manajemen Objek Pajak Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 43 68

Analissi perbandingan sebelum dan sesudah penggunaan internet berdasarkan sistem informasi derektorat jenderal pajak (SIDJP) terhadap penerimaan pajak : studi kasus pada kantor pelayanan pajak pratama serpong

9 85 94

Pengaruh Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Terhadap Pengendalian Internal Dan Implikasinya Pada Kinerja Manajerial (survei pada 7 KPP Pratama di Wilayah Bandung)

0 3 1

Pengaruh Kualitas Data Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business Intelligence System Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Wilayah Kota Bandung

5 35 147

Pengaruh Sistem Informasi Terhadap Pemeriksaan Pajak Dan Implikasinya Terhadap Kepatuhan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung

0 6 1

Pengaruh Program Aplikasi SIDJP (Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak) Terhadap Kinerja Karyawan Pada Seksi Pelayanan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Soreang

0 3 1

Analisis Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business Intelligence System Terhadap Kualitas Informasi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung

1 24 156