Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

(1)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PENANAM

MODAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR.25

TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

SKRIPSI

Oleh

RONAL L.H. SIRAIT

040200123

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….i

DAFTAR ISI………iii

ABSTRAK BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang………..1

B. Perumusan Masalah………….……….…….6

C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan………...6

D. Keaslian Penulisan………..…..8

E. Tinjauan Pustaka………..8

F. Metode Penulisan……….………...9

G. Sistematika Penulisan…………..………..………….11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA A. Sejarah Ringkas Hukum Penanaman Modal di Indonesia….14 B. Dasar Hukum Kegiatan Penanaman Modal………..…...20

C. Kebutuhan - Kebutuhan terhadap Penanaman Modal…...…24

D. Prinsip Prinsip Penanaman Modal……..………...………...28

BAB III : KETENTUAN KETENTUAN POKOK DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR.25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMA MODAL A. Bidang Usaha Penanaman Modal………...……….32


(3)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

B. Fasilitas Penanaman Modal………...……… .39 C. Perizinan Penanaman Modal…………..…………...……...49 D. Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal……… 53

BAB IV : KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PENANAM MODAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR.25 TAHUN 200 TENTANG PENANAMAN MODAL

A. Hak-Hak Penanam Modal………....64 1 Kepastian hak, hukum, dan perlindungan……..……...64

2 Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha

yang dijalankannya………...…………66 3 Hak pelayanan…..………..……..……..…...67 4 Berbagai Bentuk dan Fasilitas Kemudahan Sesuai

dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan…..67 B. Kewajiban Kewajiban Penanam Modal……….67 1 Menerapkan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik……....67 2 Melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan...69 3 Membuat Laporan Tentang Kegiatan Penanaman Modal

Dan Menyampaikannya Kepada BKPM……….…70 4 Menghormati Tradisi Budaya Masyarakat Sekitar Lokasi Kegiatan Usaha Penanaman Modal……...72

5 Mematuhi Semua Ketentuan Peraturan Perundang- Undangan……….……….…


(4)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

C. Tanggung Jawab Penanam Modal

1 Menjamin Tersedianya Modal Berasal Dari Sumber

Yang Tidak Bertentangan Dengan Ketentuan Perundang-

Undangan……….…...…...73 2 Menanggung Dan Menyelesaikan Segala Kewajiban

dan Kerugian Jika Penanam Modal Menghentikan atau Meninggalkan Atau Menelantarkan Kegiatan Usahanya Secara Sepihak Sesuai Dengan Ketentuan PeraturanPerundang-Undangan………..74 3 Menciptakan Iklim Usaha Persaingan Yang Sehat , Mencegah Praktik Monopoli , Dan hal Lain Yang

MerugikanNegara………....74 4 Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup………..75 5 Menciptakan Keselamatan , Kesehatan,

Kenyamanan, Dan Kesejahteraan Pekerja………….…75 6 Mematuhi Semua Ketentuan Peraturan Perundang-

Undangan………..…….76 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………...79

B. Saran………...79


(5)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

P

uji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kebaikan dan penyertaan dan kasih karunia-Nya yang dirasakan oleh penulis semenjak mengikuti proses perkuliahan sampai proses penulisan skripsi, sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Skripsi merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa pada umumnya dan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada khususnya guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat umtuk memperoleh gelar Sarjana Hukum. Tertarik atas perkembangan penanaman modal di Indonesia terutama tentang peranan penanam modal dalam perkembangan ekonomi Indonesia dan penulis memilih judul “KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PENANAM MODAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR.25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL” untuk dituangkan dalam suatu tulisan ( skripsi ).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan, baik itu disebabkan kekurangan literatur maupun pengetahuan dan kemampuan penulis sendiri untuk memunculkan pemikiran serta menuangkannya dalam tulisan ini. Untuk itu penulis akan menerima bahkan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Penulis juga mengucapkan termah kasih kepada :

1.Bapak Prof.DR. Runtung Sitepu, SH, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.


(6)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

2. Bapak Prof.DR. Suhaidi, SH,MH, selaku Pembantu Dekan I, Syafruddin Hasibuan, SH,M.Hum selaku Pembantu Dekan II ,Mohammad Hoesni,SH selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Prof. Dr Bismar Nasution selaku ketua jurusan Hukum Ekonomi

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr Budiman Ginting SH.M.HUM Selaku dosen pembimbing I 5. Bapak Dr Mahmul Siregar SH. M.HUM Selaku dosen pembimbing II 6. Bapak Deni Purba SH,LLM, selaku Dosen Wali.

7. Seluruh staff pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis ketika duduk di bangku kuliah.

8. Seluruh Pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda V. SIRAIT dan Ibunda G. Br Butar- Butar yang telah banyak membantu, baik materi maupun moril sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Akhir kata penulis memanjatkan doa dan puji kehadirat-Nya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua.

Medan, Juli 2008 Penulis


(7)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Dr. Budiman Ginting , SH.M.Hum * Dr. Mahmul Siregar , SH.M.Hum **

Ronal L.H.Sirait ***

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal pada dasarnya adalah kompromi antar kepentingan Indonesia sebagai negara penerima modal dan kepentingan investor. Disatu sisi, UU ini memberikan kemudahan untuk menarik minat investor menanamkan modalnya, tapi di sisi lain, UU ini menetapkan syarat-syarat dan ketentuan tentang investor, yang pada dasarnya bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan dampak negatif dari kegiatan penanaman modal. Salah satunya adalah menetapkan secara tegas kewajiban dan tanggung jawab penanam modal.

Permasalahan dalam skripsi ini ialah mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab penanam modal menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Penulisan ini didasarkan menggunakan penelitian hukum normatif .Data sekunder dikumpulkan melalui tinjauan pustaka yaitu (library research). Selanjutnya dianalisis dengan metode analisis kualitatif. Hasil analisis diuraikan untuk mendapatkan diskripsi yang sistematis.

Pasal 15, 16 Undang Undang Penanaman Modal bahwa yang menjadi kewajiban Penanam Modal yaitu menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan, membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Kordinasi Penanam Modal, menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal, dan mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. Dan yang menjadi tanggung jawabnya yaitu menjamin tersedianya modal yang berasal daru sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan, menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak, menciptakan iklim usaha yang sehat, mencegah praktik monopoli dan hal lain yang merugikan negara, menjaga kelestarian lingkungan hidup, menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja, dan mematuhi segala ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tujuan penetapan kewajiban dan tanggung jawab tersebut pada dasarnya adalah untuk mengantisipasi kemunkinan terjadinya dampak negatif dari keberadaan dan kegiatan penanaman modal terhadap perekonomian Indonesia, misalnya kerusakan lingkungan hidup, stabilitas sosial, persaingan usaha yang tidak sehat, dominasi ekonomi, dan praktik curang dalam menjalankan usaha.

* Staf Pengajar Fakultas Hukum ** Staf Pengajar Fakultas Hukum


(8)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A

Latar Belakang

Pertengahan dasawarsa tahun 1960-an adalah merupakan masa suram bagi perekonomian Indonesia.1

Menjelang tahun 1977 perekonomian

Tingkat produksi dan penanaman modal diberbagai sektor utama menunjukkan kemunduran sejak permulaan tahun 1950. Pendapatan riil perkapita dalam tahun 1966 sangat mungkin lebih rendah dari pada tahun 1938. Sektor industri yang diharapkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan bahkan bisa dikatakan mengalami stagnasi, sehingga menyebabkan pada dasawarsa tahun tersebut terjadi devisit anggaran belanja negara mencapai 50% dari pengeluaran total negara dan mengakibatkan penerimaan ekspor sangat menurun , terjadinya inflasi dan pada akhirnya mengakibatkan lumpuhnya perekonomian nasional.

2

Prestasi ekonomi yang dicapai oleh Indonesia tersebut mendapat pujian dari bank dunia sebagai suatu negara yang tergolong miskin menjadi negara yang berpenghasilan menengah. Manifestasi keberhasilan tersebut tampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, terjadinya pergeseran dari struktur ekonomi yang agraris menjadi struktur ekonomi yang industri, peningkatan produktivitas

Indonesia telah mengalami perubahan struktur yang sangat mencolok, sebagai akibat kebijaksanaan ekonomi pemerintah. Pendapatan masyarakat per kapita harus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional yang juga meningkat

1 Hendra Esmara, Perencanaan dan Pembangunan di Indonesia,( Jakarta: Gramedia,1986), hlm 285


(9)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

agraris melalui perbaikan infrastruktur, peningkatan sarana perhubungan baik darat, laut , maupun udara melalui peningkatan jasa transportasi. Kesemuanya membawa perubahan dalam masyarakat Indonesia.

Salah satu yang menjadi memungkinkan pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah masuknya modal asing khususnya penanaman modal baik modal dalam negeri maupun asing. Dengan masuknya modal asing maupun dalam negeri dalam penanaman modal telah mempercepat modernisasi di Indonesia. Adanya kenyataan- kenyataan tersebut , maka peran yang dimainkan oleh penanaman modal menentukan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan banyaknya industri- industri yang terbangun oleh penanaman modal , perbaikan –perbaikan sarana dan prasarana dengan menggunakan bantuan luar negeri suatu keterkaitan yang tidak terbantah bahwa antara peran yang dimainkan oleh penanaman modal dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi nasional yang mengakibatkan terciptanya sarana dan prasarana yang menunjang bagi kehidupan masyarakat menjadi sangat menentukan. Disamping itu dengan adanya kebijaksanaan pemerintah dalam pengelolaan perekonomian nasional Indonesia turut juga mempercepat laju perekonomian nasional, sehingga sampai dengan tahap sekarang boleh dikatakan bahwa Indonesia sudah menuju kepada negara yang maju dalam perekonomiannya hal itu dapat dibuktikan dengan masuknya Indonesia kedalam jajaran-jajaran negara industri baru dengan tingkat pendapatan nasional menjadi sekitar US $ 600 miliar per tahun sebelum terjadi krisis tahun 1998.3

Penanaman modal menjadi salah satu alternatif yang dianggap baik bagi pemerintah untuk memecahkan kesulitan modal dalam melancarkan pembangunan

2 Moeljarto, Politik Pembangunan : Sebuah Analisis Konsep, Arah dan Strategi, (Yogyakart a : Tiara Wacana, 1987), hlm18-19.


(10)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

nasional. Sebab salah satu fungsi diundangkannya penanaman modal khususnya penanaman modal asing untuk masuk ke Indonesia 4

Dengan demikian akan tampak bahwa peranan penanaman modal khususnya penanaman modal asing dalam pelaksanaan pembangunan semakin nyata , meskipun masih ditemukan beberapa kelemahan yang sifatnya teknis operasional semata

adalah memanfaaatkan modal , teknologi, skill atau kemampuan yang dimiliki oleh penanam modal mengelola potensi-potensi ekonomi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, namun untuk mengembangkannya sangat memerlukan modal yang besar, teknologi yang canggih, skill dan kemampuan yang professional yang belum sepenuhnya mampu tertangani oleh pihak swasta nasional maupun pemerintah sendiri.

Selain itu, penanaman modal diharapkan juga dapat membantu pemerintah dalam pemecahan masalah lapangan kerja, dimana tingkat pertumbuhan angkatan kerja tiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Banyaknya lulusan perguruan tinggi yang beum mendapat pekerjaan akan menjadi persoalan yang cukup gawat bilamana tidak tertangani dengan baik. Oleh karena itu dengan kehadiran penanaman modal sedikit akan membantu pemerintah dalam hal penyediaan lapangan kerja yang baru

Dari segi manfaat ada dua akibat utama dari penanaman modal yang menguntungkan Indonesia. Pertama, meningkatnya pendapatan rill yang tercermin dari pada peningkatan upah bagi konsumen atau peningkatan penerimaan pemerintah. Kedua, adanya manfaat-manfaat tidak langsung seperti diperkenalkannya teknologi dan pengetahuan baru.

4 Sjarir, Ekonomi Politik Suatu Kebutuhan Pokok: Sebuah Tinjauan Prospektif, ( Jakarta: LP3ES, 1986), hlm 85


(11)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

seperti lemahnya pengawasan aparat yang terkait terhadap kematian tenaga kerja asing yang berlebihan dari suatu perusahaan modal asing.

Kendala yang sering menjadi batu sandungan untuk menanamkan modalnya di Indonesia adalah masih diragukannya stabilitas keamanan dalam negeri dan kurangnya kepastian hukum bagi penanam modal asing. Selain itu, sering kali yang menjadi pokok persoalan adalah terbatasnya bidang usaha yang dapat diusahakan atau digarap oleh penanam modal dikarenakan karena adanya pengaturan yang dilakukan mengenai bidang-bidang usaha apa saja yang dapat dilakukan modal asing5

Mengembangkan penanaman modal sedikit banyak mengandung resiko seperti , kemungkinan berkurangnya kedaulatan negara dalam bidang ekonomi atas beberapa aspek dalam pengelolaan sumber daya alam. Hal itu tidak bisa dihindari tetapi hanya bisa diawasi melalui pembinaan dan pengendalian secara kontinyu serta

Banyaknya kendala yang muncul sehubungan dengan aplikasi penanaman modal memberikan gambaran nyata betapa tidak mudahnya menarik minat penanam modal untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Tersedianya berbagai infrastruktur yang cukup memadai bukanlah jaminan utama untuk dapat menarik penanam modal tersebut tetapi diperlukan pula berbagai berbagai insentif guna mendorong aplikasi penanaman modal lebih banyak lagi ke Indonesia. Dengan kata lain, diperlukan sebuah strategi pengembangan penanaman modal khususnya penanaman modal asing agar dapat mengeliminasi setiap kendala yang muncul dan menjadi faktor penghambat dalam menarik minat modal asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

5

Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 jo, Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan per syaratan di Bidang Penanaman Modal.


(12)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

konsisten berdasarkan kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Jadi diperlukan sikap “ take and give” sehingga tercipta hubungan yang sinergis dan bukan malah sebaliknya. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan, bahwa Indonesia terlalu banyak menerima modal asing tetapi secara umum manfaat yang diperoleh jauh lebih kecil dibandingkan dengan kerugian yang dialami dengan kehadiran penanaman modal khususnya penanaman modal asing. Untuk itu, terpulang kepada pemerintah negara penerima dalam mengarahkan dan mengendalikan penanaman modal khususnya penanaman modal asing agar kontribusi nyata dapat diberikan, bukan hanya royalty dan pajak saja, tetapi juga biaya yang berkaitan dengan community development.6

Pasal 14-16 Undang- Undang Nomor 25 Tahun tentang Penanaman Modal berisikan tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab penanam modal.Dengan

Dibalik manfaat penanaman modal bagi suatu negara ada juga dampak negatif yang ditimbulkan dari penanaman modal ini. Adapun dampak negatif yang ditimbulkan yaitu adanya dominasi antara kebebasan penanam modal dan pemerintah, adanya kesenjangan pendapatan yang mengakibatkan stratifikasi social, adanya ketergantungan negara terhadap negara-negara maju yang pada akhirnya melahirkan penjajahan ekonomi, dan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup seperti pembuangan limbah secara sembarangan yang dapat mengancam kehidupan biota-biota yang ada dalam air.

Untuk mencegah timbulnya dampak negatif sekaligus untuk mengatur agar manfaat dari penanaman modal tetap optimal. Maka Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal dimana Undang-Undang ini memiliki 40 pasal yang diundangkan pada tanggal 26 april 2007.

6


(13)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

adanya undang-undang ini diharapkan para penanam modal mengetahui apa yang menjadi hak, kewajiban dan tanggung jawab.7

B. Perumusan Masalah

Melalui pemaparan diatas mendorong penulis untuk menyusun skripsi dengan judul “ KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PENANAM MODAL

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN2007 TENTANG PENANAMAN MODAL”

Mengingat peranan penanam modal sangat penting bagi perkembangan suatu negara.Adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah :

1. Apa yang menjadi hak- hak penanam modal berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ?

2. Apa yang menjadi kewajiban- kewajiban penanam modal berdasarkan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ?

3. Apa yang menjadi tanggung jawab penanam modal menurut Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanam Modal ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

Mada University, 1994 ), hlm 145.

7 Sinar Harapan edisi, 17 januari 2005 dengan tajuk: “Uni Eropa Soroti Kepastian Hukum Investasi di Indonesia”.


(14)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

1. Untuk mengetahui hak-hak yang diperoleh oleh penanam modal dalam melaksanakan kegiatan penanam modal berdasarkan Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

2. Untuk mengetahui kewajiban-kewajiban penanam modal berdasarkan Undang-Undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

3. Untuk mengetahui tanggung jawab penanam modal menurut Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah

1. Segi Teoritis

a.Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan sekedar sumbangan pemikiran dalam rangka perkembangan ilmu hukum pada umumnya, perkembangan hukum ekonomi dan khususnya mengenai perkembangan penanaman modal di Indonesia.

b.Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi kepada pendidikan ilmu hukum mengenai pelaksanaan penanaman modal pada saat ini.

c.Penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para pihak pembuat undang-undang dalam menetapkan kebijaksanaan supaya undang-undang tidak menguntungkan pihak – pihak tertentu.


(15)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Penulisan skripsi ini dapat memberikan masukan kepada para pihak yang berkecimpung dalam kegiatan penanaman modal untuk mencegah penyimpangan-penyimpangan dalam penanaman modal.

D. Keaslian Penulisan

Penulisan yang berjudul “Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal”. Setelah melakukan penelusuran perpustakaan di fakultas hukum mengenai tema diatas merupakan hasil pemikiran penulis dibantu dengan referensi buku-buku dan bantuan para pihak-pihak tertentu. Mengingat penulisan skipsi ini tidak ada yang sama dengan penulisan yang telah ada sebelumnya.Data yang dipakai dalam penulisan skripsi ini berasal dari informasi yang diperoleh dari berbagai media, baik itu media cetak maupun pengumpulan informasi dari internet.sehingga data data yang diperoleh merupakan data yang faktual dan informatif.

E. Tinjauan Kepustakaan

Adapun kewajiban dan tanggung jawab penanam modal menurut Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yaitu: 8

8 Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 15, 16

menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan, membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal, menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal, mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.


(16)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Adapun tanggung jawab penanam modal yaitu, menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam modal menghentikan atau meninggalkan atau menelentarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktik monopoli, dan hal lain yang merugikan negara, menjaga kelestarian lingkungan hidup, menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahtetraan pekerja, dan mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

Undang-Undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, tidak membahas Kewajiban dan Tanggung jawab penanam modal secara bersamaan. Artinya, dalam Undang-Undang penanaman modal asing yang dibahas hanya kewajiban dan tanggung jawab penanam modal asing yang tertulis dalam Pasal 26 UU No.1 Tahun 1967. Sedangkan dalam Undang-Undang penanaman modal dalam negeri yang dibahas hanya kewajiban dan tanggung jawab penanam modal dalam negeri yang tertulis dalam Pasal 21 UU No.6 Tahun 1968.

Sedangkan dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, kewajiban dan tanggung jawab penanam modal baik penanam modal dalam negeri maupun luar negeri/asing diatur secara bersamaan yaitu tertulis dalam pasal 15 dan 16 Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.


(17)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Setiap usaha penulisan haruslah menggunakan metode penulisan yang sesuai dengan bidang yang diteliti. Adapun penelitian yang digunakan oleh penulis dapat diuraikan sebagai berikut :

a.. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat didalamnya. Dengan demikian, penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang menganalisa hukum positif yang tertulis.

b. Sumber Data

Penyusunan skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.

Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari peraturan perundang-undangan dibidang hukum perdata yang mengikat, antara lain Undang- Undang Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007.

Bahan hukum sekunder yaitu, bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, yakni hasil karya para ahli hukum berupa buku- buku, pendapat- pendapat sarjana, yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.

Bahan hukum tersier atau bahan penunjang, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan/ atau bahan hukum sekunder yakni, kamus hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia

c. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penulisan ini, penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kepustakaan ( library research) yang merupakan pengumpulan data- data yang dilakukan melalui literature atau dari sumber bacaan buku- buku,


(18)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

peraturan perundang- undangan dan bahan bacaan lain yang terkait dengan penulisan skripsi ini untuk digunakan sebagai dasar ilmiah dalam pembahasan materi.

d. Analisis Data.

Penelitan yang dilakukan penulis dalam skripsi ini termasuk ke dalam penelitian hukum normatif. Pengelolaan data pada hakekatnya merupakan kegiatan untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan dibahas. Analisis data dilakukan dengan:

1. Mengumpulkan bahan- bahan hukum yang relevan dengan permasalahan yang diteliti

2. Memilih kaidah- kaidah hukum yang sesuai dengan penelitian

3. Menjelaskan hubungan- hubungan antara berbagai konsep Pasal yang ada

4. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif kwalitatif

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan bertujuan untuk memudahkan penulis maupun pihak – pihak untuk membaca sekaligus memahami isi dari skripsi ini.adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, keaslian penulisan, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PENANAMAN MODAL INDONESIA


(19)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Dalam bab ini dijelaskan tentang tinjauan umu tentang penanaman modal Indonesia yang berisikan tentang sejarah ringkas hukum penanaman modal di Indonesia, dasar hukum penanaman modal, prinsip-prinsip penanaman modal.

BAB III : KETENTUAN-KETENTUAN POKOK DALAM

UNDANG-UNDANG NOMOR.25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

Dalam bab ini dijelaskan tentang ketentuan - ketentuan pokok dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang penanaman modal yang berisikan tentang Bidang-bidang usaha dalam penanaman modal, fasilitas fasilitas yang diberikan kepada penanam modal, system Perizinan dalam penanaman modal, serta penyelesaian Sengketa penanaman modal.

BAB IV : KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

PENANAM MODAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

Dalam bab ini dijelaskan tentang kewajiban dan tanggung-Jawab penanam modal berdasarkan Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang penanaman modal yang berisikan tentang Hak-Hak penanam modal, kewajiban penanam modal, serta tanggung jawab penanam modal.


(20)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dari permasalahan yang ada yang kemudian diberikan beberapa saran yang berkaitan dengan permasalahan kepada pihak – pihak yang terkait dengan judul skripsi ini.


(21)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

BAB II

TINJAUAN HUKUM TENTANG HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

A . Sejarah Ringkas Hukum Penanaman Modal Di Indonesia

Setelah menanti cukup lama akhirnya ketentuan investasi yang selama empat puluh tahun diatur dalam dua undang-undang yakni pertama, Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Dan yang kedua Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, dicabut dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang dinyatakan berlaku sejak diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67 pada tanggal 26 april 2007. Jika dirunut kebelakang tampak, bahwa pembahasan terhadap pembaharuan ketentuan investasi memakan waktu yang cukup lama. Hal ini dimaklumi, sebab yang terkandung dalam undang-undang penanaman modal menganut paham liberal tampaknya belum sepenuhnya dapat diterima oleh berbagai pihak. Akhirnya berbagai masukan yang disampaikan oleh pihak yang mempunyai perhatian terhadap investasi dirangkum dalam semangat yang ada dalam UUPM. Adanya paham liberal dalam undang undang penanaman modal diketahui dari perlakuan yang diberikan kepada pananam modal. Dalam undang –undang ini tidak dibedakan perlakuan antara penanam modal asing dengan penanam modal dalam negeri. Kelihatannya disinilah letak perbedaan sudut pandang dalam melihat arti pentingnya penanam


(22)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

modal. Adapun alasan dikemukakan oleh pihak yang kurang setuju diterapkannya paham liberal yakni dalam kondisi masa ini, maka belum saatnya untuk memberlakukan paham liberal dalam undang-undang penanaman modal. Lebih lanjut dikemukakan oleh Deni Purbasari,9

Sedangkan dari pihak pemerintah sendiri mempunyai alasan mengapa dirasakan perih ada liberalisasi, seperti yang dikemukakan oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dengan disahkannya RUU menjadi UU tentang Penanaman Modal,

liberalisasi dalam RUUPM, tidak tepat untuk meningkatkan investasi. Hal ini karena penurunan investasi disebabkan oleh tingginya biaya berbisnis (pungli, perizinan pusat, dan perda) dan menurunnya pasar Indonesia karena menurunnya daya beli. Jadi penekanannya adalah untuk perlindungan industri dalam negeri.

10

pemerintah optimistis investasi usaha diberbagai bidang akan semakin meningkat. Investasi adalah instrument yang penting dalam pembangunan nasional. Diperlukan undang-undang yang benar benar berbeda dan menarik bagi investor. Pendapat senada juga disampaikan oleh Menteri Perindustrian Fahmi Idris, adanya kesan bahwa RUU Penanaman Modal lebih menguntungkan investor asing , hal ini merupakan yang tak terhindarkan. Saat ini tidak lagi dikenal modal asing atau dalam negeri yang dipersoalkan justru kalau terjadi sengketa, bagaimana penyelesaiannya (dispute settlement) hal ini pun sudah ada skema penyelesaianya di dalam UU tersebut. Jadi kebijakan ini sah saja diterapkan asal ditujukan untuk mendorong investasi sebab dunia sekarang ini sudah tanpa batas borderless.11

Namun ada juga pemikiran lain yang mengemukakan bahwa tersendatnya arus modal asing ke negeri ini. Tidaklah semata mata karena undang undang investasi

9 Deni Purbasari “ Penerapan Liberalisasi dalam RUU tidak tepat” dalam www. Hukumonline.com.edisi 8 september 2006, Diakses 5 juli 2007

10 Harian Umum Suara Pembaruan, edisi 27 Maret 2007 11 Harian Umum Bisnis Indonesia, edisi 28 Maret 2007


(23)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

tidak memadai, akan tetapi biaya yang harus dikeluarkan oleh para pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan bisnisnya sulit untuk diprediksi.seperti yang dikemukakan oleh Harlan Sumarsono12

1. Perkiraan Dasar.

sebelum melakukan investasi, investor biasanya mempertanyakan apakah yang diperoleh dari investasi hari.untuk itu investor perlu mendekati kepastian teknis melakukan perkiraan ini diantaranya:

Investor biasanya mendapatkan informasi dasar dari lembaga advisor atau konsultan sebelum melakukan investasi

2. Perkiraan Struktur.

Investor biasanya megindentifikasi beberapa faktor yang akan mempengaruhi struktur pembiayaan mereka seperti resiko bisnis negara (country risk), kestabilan mata uang, kestabilan politik, penyediaan insfrastruktur.

3. Sebelum investor memutuskan untuk berinvestasi, investor biasanya mengamati aspek - aspek yang terkait dengan investasinya melalui berbagai saluran seperti media massa, jurnal dan bahkan dari mulut ke mulut

4. Investor sangat memperhatikan apa yang telah dialami oleh investor lain dalam melakukan investasi. Kegagalan dan keberhasilan suatu investasi yang terjadi akan menjadi catatan khusus bagi calon investor lain.

5. Perkiraan yang mendekati kepastian , investor perlu mengindentifikasi biaya biaya yang harus dikeluarkan sebelum bisnis berjalan hingga operasional. Semakin biaya dapat diperkirakan, maka resiko bisnis semakin dapat ditekan. Bagi investor, yang paling dikhawatirkan adalah biaya siluman. Bukan karena besarnya, tapi tidak dapat diprediksi.


(24)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Terlepas dari adanya berbagai pandangan terhadap kehadiran undang undang penanaman modal ini, menarik untuk dicermati apa yang dikemukakan oleh Didik J.Rachbini,13

Jika dicermati secara seksama lahirnya undang undang penanaman modal memang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan masyarakat khususnya komunitas pebisnis yang demikian dinamis, baik didalam negeri maupun di dunia internasional, terlebih lagi era masa kini yang lebih dikenal dengan era globalisasi, arus perputaran modal pun demikian cepat dari satu tempat ketempat yang lain. Dengan kata lain , dimana ada peluang disitulah ada modal berhenti. Hal ini juga tercermin, dari pertimbangan diterbitkannya undang undang penaaman modal dalam konsideran atau pertimbangan disebutkan bahwa untuk mempercepat pembangunan ekonomi nasional dan mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi Indonesia diperlukan peningkatan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Bahwa dalam menghadapi perubahan perekonomian global dan keikutsertaan Indonesia dalam berbaai kerja sama internasional perlu

dalam undang undang ini berbagai kepentingan coba diakomodasikan, disamping ini juga bertindak adil kepada investor namun tanpa mengurangi kepentingan nasional. Apa yang dikemukakan oleh pakar ekonomi tersebut patut direnungkan, sebab jika hanya berfokus pada satu sudut pandang saja, sementara pergerakan arus modal global begitu cepat, maka pilihan yang bijak adalah bagaimana menyatukan berbagai kepentingan tersebut dalam satu norma hukum yang dapat dijadikan bagi semua pihak yang terkait dengan investasi

Harian Suara Pembaruan Edisi , 28 November 2006

13 Didik J. Rachbini, Ketika RUU PM dibahas di DPR RI, Lihat www. Hukumonline.com.edisi 22 maret 2007, Diakses 27 Mei 2007


(25)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

diciptakan iklim penanaman modal yang kondusif, promitif, memberikan kepastian hukum, keadilan, dan efisien dengan tetap memperhatikan kepentingan ekonomi nasional.

Dari paparan diatas, terlihat bahwa terbitnya UUPM Tahun 2007 melahirkan secercah harapan dalam iklim investasi Indonesia, karena selama ini undang undang investasi yang dianggap sudah tidak memadai lagi sebagai landasan hukum untuk menarik investor. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika berbagai pihak menyebutkan undang undang ini cukup kompetitif. Dengan kata lain, berbagai fasilitas yang diberikan kepada investor dalam rangka melakukan investasi yang cukup menarik14

Yang menarik dalam UUPM Tahun 2007 adalah dilihat dari judulnya cukup sederhana yakni Undang - Undang Penanaman Modal. Seperti telah dikemukakan dalam awal tulisan ini, sebelum lahirnya UUPM menjelang pertengahan tahun 2007 dikenal terminologi UUPMA dan UUPMDN. Dari kedua undang undang ini secara kasat mata dapat dilihat , ada perbedaan perlakuan antara PMA dan PMDN. Sebagaimana dikemukakan oleh M.Sadeli,15

14 Imam Sugema.”Daya Tarik Investasi”. Dalam Harian Umum Suara Karya, kamis 21 Desember 2006

15 M.Sadeli: Iklim Investasi dan Undang-Undang Baru ( Jakarta :GununuAgung. 1994 ) Hlm 153-170

di UUPMA dan UUPMDN masih cukup banyak perbedaan, misalnya dalam UUPMDN jauh lebih bebas dibandingkan dengan PMA. Dalam UUPMA mendapat jaminan hukum tidak dinasionalisasikan, berhak mentransfer keuntungan dan modal, PMA dilakukan dalam bentuk devisa, sedangkan PMDN dalam rupiah.namun yang lebih penting lagi kata pakar ekonomi ini, yakni masalah sentiment nasional , apakah pro (modal dan perusahaan ) asing, anti atau ambivalen di Indonesia sentiment nasional terhadap sesuatu “Asing” sering ambivalen, tidak menolak akan tetapi menerima dengan pertimbangan pertimbangan


(26)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

yang matang.asing disamakan dengan besar, sangat berkuasa, sehingga mudah menyaingi pengusaha kecil pribumi.

Dari pemikiran yang dilontarkan oleh pakar maupun praktisi bisnis diatas, terlihat bahwa ruang untuk mendiskusikan eksistensi UUPM dalam menarik investor masuk ke Indonesia masih sangat terbuka luas, terlebih lagi dalam undang undang ini cukup banyak hal yang memerlukan penjabaran secara rinci. Adanya diskusi terhadap eksistensi UUPM suatu fenomena yang menarik, artinya berbagai pihak merasa berkepentingan terhadap kegiatan investasi untuk itu perlu disambut gengan lapang dada, sehingga bila di kemudian hari undang undang ini kelak diamandemenkan berbagai kekurangan yang ada dapat dilengkapi sesuai dengan dinamika masyarakat yang ada.

Hal yang rasanya cukup signifikan untuk disatu bahasakan oleh berbagai pihak yakni kehadiran investor sangat dibutuhkan dalam mengelola potensi ekonomi yang ada. Kehadiran investor tersebut diharapkan dapat membawa dampak positif selain membuka lapangan kerja, juga dapat menggerakkan roda perekonomian baik skala lokal maupun nasional. Investor akan datang dengan sendirinya, bila berbagai hal yang dibutuhkan telah tersedia untuk itu. Sebagaimana dikemukakan dalam penjelasan umum UUPM, tujuan penyelenggaraan penanaman modal hanya dapat tercapai apabila faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antar lain memperbaiki koordinasi antar instansi pemerintah pusat dan daerah, penciptaan birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman modal, biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif di bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha. Dengan adanya perbaikan penanaman modal akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya.


(27)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

B Dasar Hukum Kegiatan Penanaman Modal

Penanaman modal di Indonesia telah berkembang cukup lama dalam kurun waktu kurang lebih empat puluh tahun, dimana dalam kurun waktu tersebut kegiatan penanaman modal di Indonesia, baik penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri telah berkembang dan memberikan kontribusi dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional.

Dasar hukum mengenai hukum penanaman modal di Indonesia diawali dengan pemberlakuan Undang-Undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing yang kemudian diubah dengan Undang-Undang No.11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal asing dan Undang-Undang No.6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri sebagaimana kemudian diubah dengan Undang-Undang No.12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang No.6 Tahun 1968.

Sebagai peraturan pelaksana dari ketentuan UUPMA dan UUPMDN diatur dalam beberapa peraturan yang telah beberapa kali mengalami perubahan yang meliputi Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Instruksi Presiden, Surat Edaran Menteri Negara Investasi/ Kepala BKPM, Keputusan Menteri Negara Investasi/ Kepala BKPM, Keputusan Bersama Menteri Negara Investasi/kepala BKPM dan Menteri Koperasi, Pengusaha kecil dan menengah, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, dan Keputusan Gubernur DKI Jakarta,dan lain-lain16

Walaupun dengan dasar hukum kedua undang-undang tersebut, investasi di Indonesia cukup berkembang baik. Namun, untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan ekonomi nasional, dimana penanaman modal harus menjadi bagian

.

15 Bintoro Tjokoromidjojo, Perencanaan Pembangunan, ( Jakarta: Gunung Agung,1979), hlm.28.


(28)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

dari penyelenggaraan perekonomian dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sosial, menciptakan lapangan kerja, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatui system perekonomian yang berdaya saing, keberadaan undang-undang No. 1 Tahun 1967 jo. Undang- undang No. 12 Tahun 1970 dan Undang-undang No.6 Tahun 1968 jo. Undang-undang No.12 Tahun 1968 yang sudah berlaku kurang lebih empat puluh tahun dirasakan perlu untuk dilakukan perubahan dan penggantian.

Penggantian ini didasarkan karena kedua Undang-Undang penanaman modal tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan tantangan dan kebutuhan untuk mempercepat perkembangan perekonomian nasional melalui konstruksi pembangunan hukum nasional di bidang penanaman modal yang berdaya saing dan berpihak kepada kepentingan nasional.

Menurut ketentuan Pasal 40, Undang-Undang Penanaman Modal No.25 Tahun 2007 ini berlaku sejak tanggal diundangkan. Dengan berlakunya Undang No.25 Tahun 2007, maka Undang No.1 Tahun 1967 jo Undang-Undang No.11 Tahun1970 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang-Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 jo Undang-Undang No.12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.

Ketentuan Peralihan Undang-Undang No.25 Tahun 2007 menentukan tetap berlakunya beberapa ketentuan perundang-undangan yang merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri, sebagai berikut:

a) Pasal 35 : Perjanjian international, baik bilateral, regional maupun multilateral dalam bidang penanaman modal


(29)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

yang telah disetujui oleh pemerintah sebelum Undang-Undang penanaman modal berlaku sampai berakhirnya perjanjian tersebut.

b) Pasal 36 : Rancangan perjanjian international,baik bilateral, regional, maupun multilateral dalam bidang penanaman modal yang belum disetujui pemerintah Indonesia pada saat undang-undang penanaman modal ini berlaku wajib disesuaikan dengan undang-undang ini

c) Pasal 37 : (1) Pada saat Undang-Undang Penanaman Modal ini berlaku ,semua ketentuan peraturan perundang undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang No.1 Tahun 1967 jo.Undang-Undang No.11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang No.6 Tahun 1968 jo. Undang-Undang No.12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diatur dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan undang-undang ini.

(2) Persetujuan penanaman modal dan izin pelaksanaan yang telah diberikan oleh pemerintah berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1967 jo. Undang-Undang No.11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang No 6


(30)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Tahun 1968 jo. Undang-Undang No.12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya persetujuan penanaman modal dan izin pelaksanaanya.

(3) Permohonan penanaman modal dan permohonan lainnya yang berkaitan dengan penanaman modal yang telah disampaikan kepada instansi yang berwenang dan pada tanggal disahkannya undang-undang ini belum memperoleh persetujuan pemerintah wajib disesuaikan dengan ketentuan undang-undang ini.

(4) Perusahaan penanaman modal yang telah diberikan izin usaha oleh pemerintah berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1967 jo.Undang-Undang No.11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang No.6 Tahun 1968 jo.Undang-Undang No.12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, apabila Izin Usaha Tetapnya telah berakhir, dapat diperpanjang berdasarkan undang-undang ini.

Berdasarkan ketentuan peralihan tersebut, sebelum dikeluarkannya peraturan pelaksana dari Undang-Undang Penanaman Modal No.25 Tahun 2007, peraturan pelaksana yang lama dinyatakan tetap berlaku.


(31)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

C. Kebutuhan-Kebutuhan Terhadap Penanaman Modal

Kebutuhan–kebutuhan dalam penanaman modal merupakan hal-hal pokok yang harus diutamakan supaya menunjang lancarnya penanaman modal, adapun kebutuhan kebutuhan dalam penanaman modal yaitu terdiri dari:

1. Modal

Pengertian modal menurut Undang-Undang No.25 tahun 2007 tentang penanaman modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang yang dimiliki penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis.Modal tersebut dibagi menjadi modal dalam negeri dan modal luar negeri.17

Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia, perseorangan warga Negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.18

Sementara itu, modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan atau badan hukum Indonesia yang sebahagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.19

Pengertian modal asing yang diuraikan dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 hanya membatasi ruang lingkupnya pada modal yang dimiliki oleh pihak asing tanpa menjelaskan modal asing yang bagaimana yang digunakan dalam kegiatan penanaman modal asing20

17

Penjelasan Undang- Undang Nomor. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 1 ayat 7

18

Penjelasan Undang- Undang Nomor. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 1 ayat 9

19 Penjelasan Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 1 ayat 8

20 Hulman Panjaitan . Hukum Perencanaan Modal Asing.( Jakarta : IndHill Co, 2003). hlm 76


(32)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Bila kita melihat pada ketentuan Undang-Undang No.1 Tahun 1967, Pasal 2 menguraikan mengenai modal asing yang bagaimana yang masuk dalam katergori pengertian modal asing , yaitu meliputi:

1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia , yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembayaran perusahaan Indonesia;

2. Alat – alat untuk perusahaan , termasuk penemuan – penemuan baru milik orang asing dan bahan- bahan yang dimasukkan dari luar negeri kedalam wilayah Indonesia, selama alat alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan Indonesia;

3. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan undang- undang ini diperkenankan transfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan Indonesia.

Penjelasan Pasal 2 juga mengemukakan bahwa modal asing tidak hanya berbentuk valuta asing, tetapi meliputi pula alat- alat perlengkapan tetap yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, penemuan-penemuan milik orang/badan asing yang digunakan dalam perusahaan di Indonesia dan keuntungan yang boleh di transfer ke luar negeri tetapi dipergunakan di Indonesia.

Menurut Ismail Suny21

21 Undang- Undang No.24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar, Pasal 1 angka 2

, untuk modal asing yang disebutkan dalam point 1, kriteri sebagai modal asing adalah apabila alat pembayaran luar negeri tersebut bukan kekayaan devisa Indonesia. Kekayaan devisa Indonesia adalah devisa yang dikuasai oleh negara dan yang dimiliki oleh negara maupun warga negara Indonesia.


(33)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Menurut Sunaryati Hartono22

1. Dalam hal valuta asing: apakah valuta asing itu merupakan bagian dari kekayaan devisa atau tidak.

, yang menjadi ukuran apakah sesuatu termasuk modal asing atau bukan adalah sebagai berikut.

2. Dalam hal alat-alat atau keahlian : apakah alat, barang atau keahlian tertentu itu merupakan milik asing atau tidak.

2. Tenaga Kerja

Adanya tenaga kerja yang terlatih dan terampil dan jumlah yang memadai serta upah yang tidak terlalu tinggi akan menjadi faktor yang sangat dipertimbangkan oleh para calon investor sebelum melakukan kegiatan penanaman modal.

Masalah penanaman modal dengan masalah tenaga kerja terdapat hubungan timbal balik yang sangat erat. Penanaman modal disatu pihak memberikan implikasi terciptanya lapangan kerja yang menyerap sejumlah besar tenaga kerja diberbagai sektor, sementara di pihak lain kondisi sumber daya manusia yang tersedia dan situasi ketenagakerjaan yang melingkupinya akan memberi pengaruh yang besar bagi kemungkinan peningkatan atau penurunan penanaman modal permasalahan ketenagakerjaan pada kegiatan penanaman modal adalah sebagai berikut.23

1. Proses pengalihan teknologi dan kerampilan sering kali berjalan lambat dan tersendat-sendat.

2. Adanya pelanggaran terhadap izin kerja tenaga kerja asing.

3. Ketrampilan dan produktivitas tenaga kerja indonesiamasih rendah.

22 Hulman Panjaitan. Hukum Penanaman Modal Asing. ( Jakarta: IndHill Co, 2003), hlm 35

23

Puji Asmoro, “ Faktor SDM Dalam Rangka PMA,” Business News No. 5568 tanggal 10 Juni 1994


(34)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

4. Upah tenaga kerja Indonesia yang sangat rendah sering disalahgunakan oleh pihak asing.

5. Kuantitas tenaga kerja Indonesia yang sangat besar yang tidak sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia.

Kebijakan kebijakan yang diperlukan dalam mengatasi permasalahan ketenagakerjaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dari segi pilihan teknik produksi,sepatutnya dipertimbangkan proyek-proyek yang bersifat low capital labour ratio sebagai prioritas pilihan, dengan kombinasi secara proporsional padat modal

2. Perlu ada terobosan baru dibidang peningkatan pendidikan kejuruan dan keterampilan, melalui balai latihan kerja dan pendidikan luar sekolah yang diarahkan secara nyata bagi peningkatan produktivitas kerja tenaga kerja Indonesia.

3. Strategi upah buruh yang murah harus digantikan dengan keunggulan komperatif, berupa tenaga kerja terampil

4. Meskipun tetap dalam kerangka perlindungan terhadap hak- hak pekerja, harus ada komitmen untuk menjaga suasana yang kondusif bagi berlangsungnya kegiatan investasi terhadap bentuk kegiatan, seperti demonstrasi, pemogokan, kerusuhan dan lain-lain.

5. Perlu ada penerapan ketentuan ketenagakerjaan yang transparan.

Atas dasar pertimbangan diatas, maka UUPM dalam Bab ke VI, Pasal 10 dan Pasal 11 mengatur mengenai Ketenagakerjaan dalam rangka penanaman modal. Pasal 10 Undang-Undang No.25 Tahun 2007 yang menentukan sebagai berikut 1. Perusahaan penanaman modal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja harus


(35)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

2. Perusahaan penanaman modal berhak menggunakan tenaga ahli warga negara asing untuk jabatan dan keahlian tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

3. Perusahaan penanaman modal wajib meningkatkan kompetensi tenaga kerja negara Indonesia melalui pelatihan kerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

4. Perusahaan penanaman modal yang memperkerjakan tenaga asing diwajibkan menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja warga negara Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.24

Sejalan dengan tujuan pembaharuan dan pembentukan Undang-Undang Penanaman Modal, ketentuan UU No.25 Tahun 2007 tentang penanaman modal menentukan bahwa penanaman modal diselenggarakan berdasarkan prinsip- prinsip sebagai berukut:

D. Prinsip – Prinsip Penanaman Modal

25

1. Kepastian hukum, yaitu prinsip dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal.

2. Keterbukaan, yaitu prinsip yang terbuka atas hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal.

3. Akuntabilitas, yaitu prinsip yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir penyelenggaraan penanaman modal harus dipertanggung

24

Ida Bagus Rahmadi Suspanca, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia, ( Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, September 2006), hlm 1


(36)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara, yaitu prinsip

perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam negeri atau penanam modal asing maupun antara penam modal dari satu negara asing dan penanam modal dari negara asing lainnya. Dalam Bab V UU No.25 Tahun 2007, Pasal 6, 7, 8, 9 mengatur mengenai perlakuan terhadap penanaman modal.

5. Kebersamaan, yaitu prinsip yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

6. Efisiensi berkeadilan, yaitu prinsip yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing.

7. Berkelanjutan, yaitu prinsip yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan melalui penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan , baik untuk masa kini maupun untuk masa datang.

8. Berwawasan lingkungan, yaitu prinsip penanaman modal yang dilakukan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.

9. Kemandirian, yaitu prinsip penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi.


(37)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

10.Keseimbangan kemajuan dan kesatuaan ekonomi nasional, yaitu prinsip yang berupaya menjaga keseimbangan dan kemajuan ekonomi wilayah , dalam kesatuan ekonomi nasional.

Untuk mempercepat pembangunan ekonomi nasional dan mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi Indonesia diperlukan peningkatan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.untuk itu, penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional.

Atas dasar hal tersebut, tujuan penyelenggaraan penanaman modal antara lain menurut ketentuan pasal 3 ayat (2) adalah untuk:

1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional; 2. menciptakan lapangan kerja;

3. meningkatkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan; 4. meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional; 5. meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional; 6. mendorong penembangan ekonomi kerakyatan;

7. mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal ,baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan

8. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan penyelenggaraan penanaman modal tersebut hanya dapat tercapai apabila faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara lain dengan perbaikan koordinasi antara instansi pemerintah pusat dan daerah , penciptaan birokrasi yang efisien , kepastian hukum dibidang penanaman modal,


(38)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif di bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha.26


(39)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

BAB III

KETENTUAN-KETENTUAN POKOK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR.25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

A. Bidang-Bidang Usaha Penanaman Modal

Pengaturan tentang bidang usaha penanaman modal pada dasarnya dapat dibagi 3 yaitu:

1 Bidang Usaha Yang Terbuka

Bab VII Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Penanaman Modal menentukan bahwa semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan.

Ini merupakan prinsip utama yang dianut oleh legislator dan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah membuka seluas-luasnya bidang usaha bagi kegiatan penanaman modal di Indonesia. Namun, sesungguhnya pengaturan yang sangat luas ini sangat kurang memberikan kepastian hukum dan tidak melindungi perekonomian rakyat dan merupakan liberalisme yang berlebihan karena Undang- Undang Penanaman Modal lebih berpihak kepada para investor dengan diberikannya fasilitas-fasilitas yang berlebihan kepada investor.

Dari ketentuan diatas terlihat kecenderungan bahwa bidang usaha yang tertutup semakin menepis dan terbatas jumlahnya hanya yang berkaitan dengan bidang keamanan dan pertahanan sedangkan bidang saluran telekomunikasi tidak termasuk didalamnya.

No.1310/ J.3.1.12/ LL. 2006 tanggal 21 september 2006 , hlm 2.


(40)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Untuk menentukan bidang usaha tertutup, terbuka atau terbuka dengan persyaratan sepenuhnya menjadi kewenangan presiden sebagaimana diatur dalam pasal 12 ayat (4) yang menyatakan “Kriteria dan Persyaratan Bidang Usaha yang Tertutup dan yang Terbuka dengan Persyaratan serta Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Terbuka dengan Persyaratan masing- masing akan diatur dalam Peraturan Presiden.27

Peraturan Presiden No. 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Penentuan kriteria dan persyaratan penyusunan bidang usaha yang terbuka dan yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan adalah28

1. Meletakkan landasan hukum yang pasti bagi penyusunan peraturan yang terkait dengan penanaman modal;

2. Menjamin transparansi dalam proses penyusunan daftar bidang usaha yang tertutup dan daftar bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan;

3. Memberikan pedoman dalam menyusun dan menetapkan bidang usaha tertutup dan bidang usaha terbuka dengan persyaratan;

4. Memberikan pedoman dalam melakukan pengkajian ulang atas daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan;

5. Memberikan pedoman apabila terjadi perbedaan penafsiran atas daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan.

27 Undang- Undang Nomor .25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,. Pasal 12 ayat 1. 28 Peraturan Presiden No. 76 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan yang Terbuka dengan Persyaratan.Pasal 3


(41)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Bidang usaha atau jenis usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan ditetapkan melalui Peraturan Presiden disusun dalam daftar yang berdasarkan standar klasifikasi tentang bidang usaha atau jenis usaha yang berlaku di Indonesia, yaitu klasifikasi Buku Lapangan Usaha Indonesia(KBLI)dan/atau International Standar

for Industrial Classification (ISIC)

2. Bidang Usaha Yang Tertutup Mutlak

Pengertian tertutup mutlak dalam hal ini adalah bahwa modal asing dilarang masuk dengan alasan- alasan tertentu.bidang usaha yang tertutup secara mutlak bagi penanam modal asing menurut ketentuan Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor.25 Tahun 2007adalah:

1. Produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang.

2. Bidang usaha secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang

Pemerintah menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri dengan berdasarkan kriteria: moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan, dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya.29

29

Undang- Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 12 ayat 3

Pepres No.76 Tahun 2007 dalam Pasal 8 menyebutkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri ditetapkan dengan berdasarkan kriteria kesehatan, keselamatan, pertahanan dan keamanan, lingkungan hidup dan moral/budaya ( K3LM) dan kepentingan nasional lainnya.


(42)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Kriteria K3LM sebagaimana yang disebutkan dalam Pepres No.76 Tahun 2007 Pasal 9 dapat dirinci sebagai berikut:

1. memelihara tatanan hidup masyarakat 2. melindungi keaneka ragaman hayati 3. menjaga keseimbangan ekosistem 4. memelihara kelestarian hutan alam

5. mengawasi penggunaan bahan berbahaya beracun

6. menghindari pemalsuan dan mengawasi peredaran barang atau jasa yang tidak direncanakan

7. menjaga kedaulayan Negara, atau

8. menjaga dan memelihara sumber daya terbatas.

Dari ketentuan tersebut, bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing sangatlah sedikit. Bila melihat kepada ketentuan Keputusan Presiden No.96 Tahun 2000, bidang usaha yang tertutup mutlak cukuplah banyak, antara lain sebagai berikut :

1. Bidang pertambangan dan energi, yaitu investor dilarang untuk membuka usaha pertambangan nasional

2. Bidang perhubungan, yaitu bahwa investor dilarang menanamkan modalnya dibidang usaha pemanduan lalu lintas udara, klasifikasi dan statutoria kapal.

3. Bidang manejemen dan penyelenggaraan stasiun monitoring spectrum

frekuensi radio dan orbit satelit

Ketentuan Keputusan Presiden No.96 Tahun 2000 tersebut kemudian diubah dengan Keppres No.118 Tahun 2000, dimana daftar bidang usaha yang tertutup


(43)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

berubah, tetapi masih cukup banyak, yaitu bisnis radio, televisi, media cetak, bidang berhubungan seperti angkutan taksi dan pelayaran rakyat.

Adapun daftar bidang usaha yang tertutup mutlak bagi penanam modal menurut Pepres No 77 Tahun 2007 jo Pepres No.111 Tahun 2007 yaitu.

1. Sektor kebudayaan yaitu bidang usahanya perjudian/kasino, peninggalan sejarah dan purbakala,candi, keraton, prasasti, petilasan, bangunan kuno, temuan bawah laut, museum, pemukiman, monument, objek ziarah ( tempat peribadatan, makam)

2. Sektor kehutanan yaitu bidang usahanya pemanfaatan/pengambilan koral alam

3. Sektor kelautan dan perikanan yaitu bidang usahanya penangkapan spesies ikan .30

4. Sektor komunikasi dan informatika yaitu bidang usahanya manajemen dan penyelenggaraan stasiun monitoring spectrum frekuensi radio dan orbit satelit, lembaga penyiaran publik (LPP), radio dan televisi

5. Sektor perhubungan yaitu bidang usahanya penyediaan dan penyelenggaraan terminal, pemasangan dan pemeliharaan

3.Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan

Disebutkan bahwa terdapat bidang usaha yang terbuka bagi penanam modal, namun pemberlakuannya dengan persyaratan berdasarkan kriteria tertentu sebagaimana ketentuan Pasal 12 ayat (5), yaitu penetapan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional,yaitu perlindungan sumber daya alam , perlindungan , pengembangan usaha mikro, kecil, menengah,


(44)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

dan koperasi, pengawasan produksi dari distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk pemerintah.”

Kriteria penetapan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan Pepres No.76 Tahun 2007, Pasal 11 yaitu:

1. perlindungan sumber daya alam

2. perlindungan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi ( UMKMK)

3. pengawasan produksi dan distribusi 4. peningkatan kapasitas teknologi 5. partisipasi modal dalam negeri

6. kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk oleh Pemerintah.

Adapun bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan Pepres No 76 Tahun 2007, Pasal 12 yaitu:

1. Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan perlindungan dan pengembangan terhadap UMKMK.

2. Bidang usaha yang terbuka dengan syarat kemitraan

3. Bidang usaha yang terbuka berdasarkan kepemilikan modal

4. Bidang usaha yang terbuka berdasarkan persyaratan lokasi tertentu. 5. Bidang usaha yang terbuka berdasarkan persyaratan bidang khusus.

Daftar bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan diatur dalam Perpres Nomor.77 Tahun 2007 jo Perpres Nomor 111 Tahun 2007, adapun daftar bidang usahanya adalah sebagai berikut:

30 Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 jo Peraturan Presiden Nomor 111 tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan


(45)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

1) Sektor energi dan sumber daya mineral bidang usahanya yaitu pembangkit tenaga listirk skala kecil

2) Sektor kebudayaan dan pariwisata bidang usahanya yaitu agen perjalanan wisata, sanggar seni, usaha jasa pramuwisata

3) Sektor kehutanan bidang usahanya yaitu penusahaan tanaman lainnya (aren, kemiri, biji asam, bahan baku arang, kayu manis.), industri kayu gergajian, pengusahaan burung wallet, industri primer pengolahan rotan, industri barang setengah jadi, penangkapan dan peredaran tumbuhan dan satwa liar. 4) Sektor kelautan dan perikanan bidang usahanya yaitu perikanan tangkap

dengan menggunakan kapal penangkap ikan, penangkapan ikan di perairan umum, usaha pengolahan hasil ikan.

5) Sektor komunikasi dan informatika bidang usahanya yaitu lembaga penyiaran komunitas radio dan televisi, perusahaan jasa kurir / jasa titipan seperti (kirim mengirim barang cetakan, surat kabar, bungkusan kecil, paket, pengiran uang.), jasa telekomunikasi meliputi warung telekomunikasi, warung internet, instalasi kabel ke rumah dan gedung.

6) Sektor pekerjaan umum bidang usahanya yaitu jasa konstruksi atau jasa pelaksana konstruksi.

7) Sektor perhubungan bidang usahanya adalah angkutan orang baik angkutan dalam trayek maupun angkutan luar trayek, dan pelayaran rakyat.

8) Sektor perindustrian bidang usahanya yaitu industri penggaraman/pengeringan ikan dan biota perairan, perindustrian pewarnaan benang dari serat alam maupun serat buatan menjadi benang bermotif, industri batik tulis, industri pengasapan karet, industri perkakas tangan yang dibuat secara manual, industri jasa pemeliharaan dan perbaikan sepeda


(46)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

motor, industri kerajinan yang memiliki kekayaan khas budaya daerah, industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan, proses produksi, pemanenan, pasca panen, industri makanan olahan dari biji-bijian dan umbi-umbian sagu, melinjo dan kopra, industri pengupasan dan pembersihan umbi-umbian, dan industri pengeringan dan pengolahan tembakau.

9) Sektor pertanian bidang usahanya yaitu budidaya padi, budidaya ubi kayu, budidaya jagung, budidaya tanaman pangan lainnya, pembibitan dan budidaya babi dengan jumlah kurang atau sama dengan 125 ekor, pembibitan dan budidaya ayam buras serta persilangannya, usaha perkebunan denga luas kurang dari 25 ha, usaha pengolahan hasil perkebunan dibawah kapasitas tertentu, dan usaha pembenihan perkebunan dengan luas kurang dari 25 ha.

B.Fasilitas-Fasilitas Penanaman Modal

Pengaturan mengenai fasilitas penanaman modal diatur dalam Bab X, Pasal 18,19, 20, 21, 22, 23, dan 24 Undang Undang NO.25 Tahun 2007

Ketentuan Pasal 18 mengatur mengenai pemberian fasilitas kepada penanam modal yang menurut Pasal 20, fasilitas tersebut tidak berlaku bagi penanam modal asing yang tidak berbadan hukum atau diartikan bahwa fasilitas yang diberikan berdasarkan ketentuan pasal 18 hanya diberikan kepada penanam modal asing yang berbadan hukum.

Fasilitas penanaman modal diberikan dengan pertimbangan tingkat daya saing perekonomian dan kondisi keuangan negara dan harus promotif dibandingkan dengan fasilitas yang diberikan negara lain. Pentingnya kepastian fasilitas


(47)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

penanaman modal ini mendorong pengaturan secara detail terhadap bentuk fasilitas fiscal, fasilitas hak atas tanah, fasilitas imigrasi, dan fasilitas perizinan impor.

Pemberian fasilitas penanaman modal juga dilakukan dalam upaya mendorong penyerapan tenaga kerja, keterkaitan pembangunan ekonomi dengan perlakuan ekonomi kerakyatan, orientansi ekspor dan insentif yang lebih menguntungkan bagi penanam modal yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan produksi dalam negeri, serta fasilitas terkait dengan lokasi penanaman modal di daerah tertinggal dan didaerah dengan insfrasruktur terbatas.

Dapat dikatakan bahwa tujuan pemberian fasilitas-fasilitas yang bersifat insentif tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk mempercepat penyebaran investasi keseluruh pelosok tanah air karena dengan adanya investasi terjadi pertumbuhan ekonomi.Dengan adanya pertumbuhan, akan ada peningkatan kesejahteraan.kalau dilihat dari realisasi dan rencana penanaman modal sekarang ini, hanya ada 7-8 provinsi di Indonesia dari empat kategori yang masuk top five. Berarti terjadi ketidaksinambungan atau ketidakmerataan investasi.

2. Insentif atau fasilitas diberikan supaya ada percepatan dari sektor ekonomi.Perekonomian pasti tumbuh kalau sektor sektor dibawahnya bekerja dengan baik. Termasuk sisi setor produksi, yaitu industri.Berarti harus ada sektor sektor yang dipacu.

Agar tujuan investasi tersebut dapat tercapai, berdasarkan ketentuan pasal 18 ayat (1) dan (2), pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal yang melakukan penanaman modal yang melakukan penanaman modal.fasilitas tersebut diberikan kepada:


(48)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

1. Penanam modal yang melakukan perluasan usaha

2. Penanam modal yang melakukan penanaman modal baru

Bagi penanam modal yang melakukan penanaman modal yang Baru akan memperoleh fasilitas penanaman modal apabila sekurang-kurangnya memenuhi salah satu kriteria sebagaimana ditentukan dalam Pasal 18 ayat (3), yaitu:

1. Menyerap banyak tenaga kerja. 2. Termasuk skala prioritas tinggi.

3. Termasuk pembangunan insfrastruktur. 4. Melakukan alih teknologi.

5. Melakukan industri pionir.

6. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu.

7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup.

8. Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi. 9. Bermitra dengan usaha mikro,kecil, menengah atau koperasi.

10.Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri

Fasilitas –fasilitas yang diberikan dalam rangka penanaman modal adalah sebagai berikut.

1 .Fasilitas Perpajakan dan Pungutan lain

Fasilitas perpajakan yang diberikan kepada penanam modal yang melakukan perluasan usaha dan penanam modal yang melakukan penanaman modal baru serta yang memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam pasal 18 ayat (3) akan memperoleh fasilitas perpajakan yang menurut pasal 19 diberikan berdasarkan


(49)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

kebijakan industri nasional yang ditetapkan oleh pemerintah yang pengaturannya lebih lanjut diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Fasilitas perpajakan tersebut menurut Pasal 18 ayat (4) berupa:

1. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu.

2. Pembebasan atau kekeringan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri.

3. Pembebasan atau kekeringan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu.

4. Pembebasan dan/atau penangguhan pajak pertambahan nilai atas impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu. 5. Penyusutan pajak bumi dan bangunan, khususnya untuk bidang usaha

tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.

Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu tertentu hanya dapat diberikan kepada penanam modal baru yang merupakan industri pionir, yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberikan nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional (Pasal 18 ayat 5 UUPM )

Fasilitas berupa keringanan atau pembebasan bea masuk juga diberikan kepada penanaman modal yang sedang berlangsung yang melakukan pergantian mesin atau barang modal lainnya (Pasal 18 ayat 6 UUPM )


(50)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

2.Fasilitas Hak Atas Tanah

Mengenai kemudahan pelayanan dan perizinan hak atas tanah yang dapat diberikan dan diperpanjang dimuka sekaligus dan dapat diperbaharui kembali atas permohonan penanam modal adalah sebagai berikut:

(1) Hak Guna Usaha

Hak guna usaha dapat diberikan dengan jumlah 95 tahun dengan cara dapat diberikan perpanjangan dimuka sekaligus selama 60 tahun dan dapat diperbaharui selama 35 tahun. Dalam Undang Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960 Pasal 28 sampai dengan Pasal 34 dikatakan bahwa untuk mengusahakan tanah yang dikuasai secara langsung oleh negara dalam jangka waktu paling lama 25 sampai dengan 35 tahun dan dapat diperpanjang 25 tahun lagi

Pengaturan tentang hak guna usaha dalam UUPM dengan pengaturan dalam Undang-Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960 sangatlah bertentangan. Dalam Undang –Undang Penanaman Modal hak guna usaha yang diberikan cukup lama sehingga ini akan menimbulkan kesenjangan antara penanam modal dengan masyarakat yang disekitarnya.

(2) Hak Guna Bangunan

Hak guna bangunan dapat diberikan dengan jumlah 80 tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang dimuka sekaligus selama 50 tahun dan dapat diperbaharui selama 30 tahun.


(1)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

sanksi pidana, namun dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal tidak diatur secara tegas, namun secara penafsiran dapat diperoleh suatu kondisi dimana sanksi pidana dijatuhkan. Pada hal suatu peraturan dalam bentuk undang-undang harus menyebutkan dengan jelas kriteria dan sanksi yang dijatuhkan dan tidak menggantungkan kepada peraturan perundang-undangan yang lain, apalagi peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya.

Dalam pasal 33 ayat (3) disebutkan dalam hal penanam modal yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan perjanjian kerja atau kontrak kerja sama dengan Pemerintah melakukan kejahatan korporasi berupa tindak pidana perpajakan, penggelembungan biaya pemulihan, dan bentuk penggelembungan biaya lainnya untuk memperkecil keuntungan yang mengakibatkan kerugian negara berdasarkan temuan atau pemeriksaan oleh pihak pejabat yang berwenang dan telah mendapat putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, Pemerintah mengakhiri

perjanjian atau kontrak kerja sama dengan pihak- pihak yang bersangkutan (penanam modal).


(2)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian- uraian pada bab- bab terdahulu, maka dapat disimpulkan hal- hal sebagai berikut:

1. Pengaturan hukum tentang Hak penanam modal yang tercantum dalam UU No.25 Tahun 2007 Pasal 14 yaitu: Mendapat kepastian hak, hukum, dan perlindungan, informasi yang terbuka tentang bidang usaha yang dijalankannya, hak pelayanan, berbagai kemudahan dan fasilitas.

2. Kewajiban penanam modal ( Pasal 15 UUPM ) yaitu: Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan, membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal, menghormati tradisi budaya masyarakat, mematuhi semua ketentuan perundang-undangan.

3. Tanggung Jawab penanam modal ( Pasal 16 UUPM ) yaitu: menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan undang-undang, menanggung dan menyelesaikan kewajibannya jika penanam modal menghentikan kegiatan usahanya, menciptakan iklim usaha yang sehat, mencegah praktik monopoli, menjaga kelestarian lingkungan hidup, menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraaan pekerja, mematuhi semua peraturan perundang-undangan..

B. Saran

1. Dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Sanksi yang dikenakan terhadap penanam modal yang melanggar ketentuan peraturan


(3)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

ini sangatlah ringan yaitu hanya sanksi administratif sedangkan sanksi pidana tidak jelas disebutkan dalam undang-undang ini, dan untuk itu bagi pejabat yang berwenang atau pemerintah harus membuat sanksi pidana dalam undang-undang ini supaya adanya kepastian hukum dan untuk menghindari kesewenang-wenangan pejabat dalam menjatuhkan hukuman kepada pihak yang melanggar undang-undang.

2. Mengatasi terjadinya kejahatan dalam penanaman modal, diperlukan aparatur pemerintahan yang cukup aktif dan memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengatasi atau mencegah terjadinya pelanggaran dan kejahatan. Untuk itu pemerintah hendaknya membekali aparaturnya dengan ilmu pengetahuan atau pendidikan serta perlengkapan sesuau dengan bidangnya

3. Mengatasi kejahatan dan pelanggaran dalam penanaman modal dibutuhkan peran serta masyarakat. Untuk itu diharapkan kepada masyarakat agar membantu pemerintah dan aparaturnya dalam memberikan informasi tentang kejahatan dan pelanggaran dalam kegiatan penanaman modal

4. Hal proses perizinan penanaman modal. Hendaknya pihak/ pejabat yang berwenang tidak bertele-tele dalam memberikan izin tersebut.hendaknya pemberian izin tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


(4)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Asmoro, Pudji . Faktor SDM dalam rangka PMA, Business News 10 Juni 1994

Harahap, M, Yahya. Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan dan Penyelesaian Sengketa, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1997, hlm 151-152.

Harjono, K, Dhaniswara . Hukum Penanaman Modal, Jakarta : PT RajaGravindo Persada 2007

Ilmar, Aminuddin, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Jakarta: Penerbit Prenada Media, 2004

Munir, Fuady Arbitrase Nasional : Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2000, hlm 11-12.

Panjaitan, Hulman, Hukum Penanam Modal. Jakarta: Indhill Co, 2003

Purbasari, Deni, “Penerapan liberalisasi dalam RUU tidak tepat”, Hukumonline.com. Edisi 8 September 2006

Ridwan Khairandy, Nandang Sutrisno dan Jawahir Tontowi, Pengantar Hukum Perdata International Indonesia, Yogyakarta : Gama Media, 1999, hlm. 149-151.

Sadeli, M. “ Iklim Investasi dan undang-undang baru “ dalam kolom sadli dalam,

Salim Basalamah, Murdifin Haming Dan Syafri Syam. Penilaian Kelayakan Rencana Penanaman Modal, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press 1994

Sembiring, Sentosa, Hukum Investasi dilengkapi dengan Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, Bandung:CV Nuansa Citra 2007


(5)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Soedjono, Dirdjosisworo. Hukum Perusahaan Mengenai Penanaman Modal di Indonesia, Bandung : Penerbit Mandar Maju, 1999

Sumarsono, Harlan, “Perlu tim mempercepat pengembangan bisnis dan investasi “Harian Suara Pembaharuan, edisi, 28 november 2006

Tjokoromidjojo, Bintoro, Perencanaan Pembangunan, Jakarta: Gunung Agung, 1979 Widjaya, I.G, Rai Prosedur Mendirikan Dan Menjalankan Perusahaan Dalam Rangka

PMA dan PMDN Jakarta: Pradya Paramita, 2005

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor.11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor .12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor .25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor .13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Undang-undang Nomor . 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Republik Indonesia, Undang-undang Nomor . 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa

dan Sistem Nilai Tukar

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor .30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa .

Republik Indonesia, Undang- Undang Nomor .5 Tahun 1960 tentang Pokok - Pokok Agraria


(6)

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Republik Indonesia, Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan dalam Rangka Penanaman Modal.

Republik Indonesia, Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 2004 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal