10. Efisiensi Irigasi
Besar efisiensi pada saluran tersier 1 dan saluran tersier 2 di Desa Kuala Simeme Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada
Tabel 11. Tabel 11. Efisiensi Saluran Tersier
No Lokasi Jarak pengukuran Efisiensi 1 Saluran 1 30 m 91,02
2 Saluran 2 30 m 81,73
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa pada jarak saluran yang sama yaitu 30
m efisiensi yang dihasilkan berbeda. Hal ini disebabkan pada jumlah air yang hilang disaluran, meliputi evapotranspirasi, perkolasi maupun rembesan yang
berakibat terhadap rendahnya efisiensi penyaluran air. Kehilangan air pada saluran menyebabkan berkurangnya efisiensi pada saluran irigasi pada Lampiran
8 dapat dilihat perhitungan kehilangan air yaitu pada saluran 2 kehilangan air lebih besar disebabkan oleh rembesan jika dibandingkan dengan saluran 1.
Menurut Direktorat Jendral Pengairan 2010 efisiensi irigasi yang baik pada tingkat tersier adalah 80 - 87,5. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa di saluran 1 dan 2 dengan jarak 30 m dalam kategori baik.
Universitas Sumatera Utara
38
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Tanah pada bagian tepi kanan dan tepi kiri saluran tersier 1 bertekstur lempung
sedangkan bagian dalam saluran bertekstur lempung berpasir dan pada saluran 2 bagian tepi kanan, tepi kiri dan dalam saluran bertekstur lempung.
2. Nilai evapotranspirasi saluran 1 dan 2 sebesar 2,90 mmhari dan nilai perkolasi
untuk saluran 1 sebesar 6,22 mmhari dan pada saluran 2 adalah 11,11 mmhari.
3. Nilai koefisien rembesan pada tepi kanan saluran 1 adalah 3.775,68 mmhari,
tepi kiri saluran 1 adalah 10.368,8 mmhari, tepi kanan saluran saluran 2 adalah 34.621,51 mmhari dan tepi kiri saluran 2 adalah 9.562,13 mmhari. nilai
evapotranspirasi saluran 1 dan 2 adalah 2,90 mmhari, nilai perkolasi saluran 1 adalah 6,22 mmhari dan saluran 2 adalah 11,11 mmhari.
4. Efisiensi penyaluran air dengan jarak 30 m saluran 1 sebesar 91,02 dan pada
saluran 2 sebesar 81,73 .
Saran
Untuk penelitian selanjutnya perlu: 1.
Memperhatikan waktu penjadwalan pemberian air irigasi ke saluran yang akan digunakan.
2. Untuk membandingkan debit atau efisiensi pada kedua saluran perlu diukur
pada jarak yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
39
DAFTAR PUSTAKA
Craig, R. F., 1987. Mekanika Tanah Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta. Direktorat Jendral Pengairan. Departemen Pekerjaan Umum, 2010. Standar
Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan Bagian Saluran KP-03. Pekerjaan Umum, Jakarta.
Doorenbos, J., and W. O. Pruit. 1984. GGuidelines For Predicting Crop Water Requitmen. FAO, Rome
Dumairy, 1992.Ekonomika Sumberdaya Air. BPFE, Yogyakarta. Foth , H. D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta. Foth, H. D., 1951. Fundamentals of Soil Science Sixth Edition, John Wiley
Sons, New York. Hakim, dkk., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hanafiah K. A., 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta. Hansen, V. E., O.W. Israelsen dan G. E. Stringham, 1992. Dasar-Dasar dan
Praktek Irigasi. Penerjemah: Endang. Erlangga, Jakarta. Hardiyatmo, H.C., 1992. Mekanika Tanah 1. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hardjowigeno, S., 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta. Islami, T. dan W. H. Utomo, 1995.Hubungan Tanah Air dan Tanaman. IKIP
Semarang Press, Malang. Kementrian Pertanian, 2012. Peraturan Mentri Pertanian No.
79PeementanOT.140122012, Tentang Pedoman Pembinaan dan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air.
Lenka, D., 1991. Irrigation and Drainase.Kalyani Publishers, New Delhi. Michael, A. M., 1978. Irrigation Theory and Practice. Vikas Publishing House
PVTLTD, New Delhi. Notohadiprawiro, T., 1998.Tanah dan Lingkungan.Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
40 Pasandaran, E., 1991. Irigasi di Indonesia, Strategi dan Pengembangan. LP3ES,
Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Penyuluh Pertanian Deli Serdang, 2008. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Deli Serdang, Tentang Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang.
Pusposutardjo, S., 2001.Pengembangan Irigasi Usaha Tani Berkelanjutan dan Gerakan Hemat Air. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Soekarto dan I. Hartoyo, 1981. Ilmu Irigasi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Soewarno, 1991.Hidrologi Pengukuran dan Pengelolaan Data Aliran Sungai. PT Nova, Bandung.
Soemarto, C.D., 1995. Hidrologi Teknik. Erlangga, Jakarta. Sosrodarsono, S. dan Takeda, 2006.Cetakan ke sepuluh. Hidrologi Untuk
Pengairan. Pradnya Paramita, Jakarta. Sumadiyono, A., 2011. Analisis Efisiensi Pemberian Air di Jaringan Irigasi Karau
Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah.[Jurnal]. Suprapto, 2003.Pengaruh Penambahan Abu Layang Pada Inti Bendungan
Terhadap Besarnya Debit Rembesan. Universitas Diponegoro, Semarang. [Tesis]
Vidayanti, D., 2009. Mekanika Tanah. Pusat Pengembangan Bahercu Bauana, Jakarta.
Wesley, L.D., 2012. Mekanika Tanah. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Flow Chart Penelitian
Mulai
Menentukan lokasi pengukuran
Menghitung luas penampang saluran
Mengukur nilai parameter
Parameter :
1. Bulk Density