7. Evapotranspirasi
Hasil perhitungan evapotranspirasi pada dua saluran tersier dapat dilihat pada Tabel 8 dan perhitungan pada Lampiran 6.
Tabel 8. Hasil Perhitungan Evapotranspirasi No Lokasi Vegetasi Evapotranspirasi mmhari
1 Saluran 1 Rumput 2,90 2 Saluran 2 Rumput 2,90
Pada Tabel 8 dapat dilihat hasil perhitungan evapotranspirasi pada kedua saluran irigasi adalah sama Perhitungan evapotranspirasi dapat di lihat pada
Lampiran 9. Pada sepanjang kedua saluran terdapat berbagai jenis tanaman, yang digolongkan ke dalam tanaman rumput. Menurut Hansen 1992 nilai koefisien
tanaman Kc untuk tanaman rumput yaitu 0,85, berdasarkan data tersebut maka kedua saluran nilai evapotranspirasinya sama sebesar 2,90.
8. Perkolasi
Hasil pengukuran perkolasi pada saluran 1 dan saluran 2 dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil pengukuran perkolasi No Lokasi Perkolasi mmhari
1 Saluran 1 6,22 2 Saluran 2 11,11
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perkolasi pada saluran satu lebih kecil
dibanding dengan saluran dua. Hal ini dipengaruhi oleh porositas tanah, dimana porositas bagian dalam saluran 1 lebih kecil dibandingkan dengan porositas
bagian dalam saluran 2 Tabel 5, Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 10.
Universitas Sumatera Utara
Kandungan pasir pada tanah mempengaruhi besar air yang lolos akibat perkolasi. Tanah pasir memiliki daya hantar air yang lebih cepat tetapi
kemampuan menyimpan air dan zat hara rendah.
9. Rembesan
Hasil pengukuran rembesan pada saluran 1 dan saluran 2 dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil pengukuran koefisien rembesan No Lokasi Koefisien Rembesan mmhari
1 Tepi kanan saluran 1 3.775,68 2 Tepi kiri saluran 1 10.368,8
3 Tepi kanan saluran 2 34.621,51
4 Tepi kiri saluran 2 9.562,13 Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai koefisien rembesan tiap saluran
berbeda. Saluran tersier di Desa Kuala Simeme Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang yang terbuat dari saluran tanah menyebabkan kehilangan
air akibat rembesan dapat dilihat pada Lampiran 11 juga dapat dilihat bahwa jumlah debit rembesan yang terjadi pada saluran 1 lebih kecil dari pada saluran 2.
Hal ini disebabkan oleh ukuran saluran yang berbeda serta komposisi fraksi liat yang lebih kecil pada saluran 1.
Pada saluran 2 terdapat perbedaan nilai koefisien rembesan antara tepi kanan dan tepi kiri saluran dapat dilihat pada Lampiran 11. Hal ini terjadi karena
nilai porositas bagian tepi kiri saluran 2 lebih besar dibandingkan dengan bagian tepi kanan saluran 2 Tabel 5, sehingga ruang pori yang tersedia untuk menyerap
air lebih banyak pada bagian tepi kiri saluran daripada bagian tepi kanan saluran. Pada saluran 1 juga terdapat perbedaan nilai koefisien rembesan antara
tepi kanan dan tepi kiri pada saluran dapat dilihat pada Tabel 10. Nilai koefisien
Universitas Sumatera Utara
rembesan pada tepi kanan saluran 1 lebih kecil dari pada tepi kiri saluran 1, hal ini disebabkan oleh porositas pada bagian tepi kanan lebih kecil dari tepi kiri saluran
1 dikarenakan meskipun kandungan fraksi pasir lebih cepat daya hantar airnya tetapi kemampuan menyimpan air dan zat hara rendah.
Perbedaan yang terjadi pada nilai koefisien rembesan pada tiap saluran, dimana bagian tepi kanan saluran 1 lebih kecil dari pada tepi kiri saluran 1 dan
bagian tepi kanan saluran 2 lebih besar dari pada tepi kiri saluran 2. Hal ini dipengaruhi oleh nilai d nilai jarak mendatar dari titik kontak permukaan air di
hulu bendung dengan di hilir bendung, nilai debit rembesan per satuan panjang bendung serta nilai ketinggian muka air disaluran. Nilai d berbanding lurus
dengan nilai koefisien rembesan, semakin besar nilai d maka nilai koefisien rembesan akan semakin besar juga. Hal ini dapat dilihat nilai d pada saluran 2
lebih besar dari pada nilai d pada saluran 1 dapat dilihat pada Lampiran 11. Nilai debit rembesan per satuan panjang juga berbanding lurus dengan nilai koefisien
rembesan, semakin besar nilai debit rembesan maka nilai koefisien rembesan akan semakin besar. Nilai ketinggian muka air di saluran berbanding terbalik dengan
nilai koefisien rembesan, sehingga semakin besar nilai ketinggian muka air saluran maka nilai koefisien rembesan akan semakin kecil.
Universitas Sumatera Utara
10. Efisiensi Irigasi