Reaksi Asilasi Asetanilida PENDAHULUAN

Gambar 1.4 Pembentukan Amida Oxtoby, Gillis, dan Nachtrieb, 2003 Ikatan amida ada dalam tulang punggung setiap molekul protein dan oleh karena itu, sangat penting dalam biokimia Oxtoby, Gillis, dan Nachtrieb, 2003. Semakin banyak amina yang tersubsitusi oleh gugus alkil pelepas elektron, makin basa amina tersebut. Gugus pelepas elektron dapat menstabilkan muatan positif ion amonium yang digantikan. Jadi trimetil amina merupakan basa yang lebih kuat daripada amonia. Trimetil amina yaitu terdapat tiga gugus amina dalam suatu senyawa. Secara umum amina aromatik merupakan basa ynag lebih lemah daripada amonia akibat stabilitas resonansi yang dimiliki senyawa aromatik Bresnick, 2003.

1.1.3 Reaksi Asilasi

Sebuah asil merupakan alkil yang terikat pada ikatan rangkap oksigen dan karbon. Jika R mewakili alkil, maka asil mempunyai formula. Pudjaatmaka, 1992 Gambar 1.2 Gugus asil Pudjaatmaka, 1992 Asil yang umum dipakai adalah CH 3 CO-. Ini disebut sebagai etanoil. Dalam kimia , asilasi secara formal, namun jarang digunakan alkanoilasi adalah proses adisi gugus asil ke sebuah senyawa. Senyawa yang menyediakan gugus asil disebut sebagai agen pengasil. Asil halida sering digunakan sebagai agen pengasil karena dapat membentuk elektrofil yang kuat ketika di berikan beberapa logam katalis . Sebagai contoh pada asilasi Friedel Crafts menggunakan asetil klorida, C H 3 C O Cl , sebagai agen dan aluminium klorida AlCl 3 sebagai katalis untuk adisi gugus asetil ke benzena . Pudjaatmaka, 1992 Gambar 1.3 Contoh reaksi asilasi Pudjaatmaka, 1992 Asil halida dan anhidrida asam karboksilat juga sering di gunakan sebagai agen penghasil untuk mengasilasi amina menjadi amida atau mengasilasi alkohol menjadi ester . Dalam hal ini, amina dan alkohol adalah nukleofil , mekanismenya adalah adisi-eliminasi nukleofilik . Asam suksinat juga umumnya di gunakan pada beberapa tipe asilasi yang secara khusus disebut suksinasi. Oversuksinasi terjadi ketika lebih dari satu suksinat di adisi ke sebuah senyawa tunggal. Contoh industri asilasi adalah sintesis aspirin , di mana asam salisilat di asilasi oleh asetat anhidrida .

1.1.4 Asetanilida

Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang di golongkan sebagai amida primer, di mana satu atom hidrogen pada anilin di gantikan dengan satu gugus asetil. Asetinilida berbentuk butiran berwarna putih tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral anhidrat. Asetanilida atau sering di sebut phenil asetamida mempunyai rumus molekul C 6 H 5 NHCOCH 3 dan berat molekul 135,16. Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH 2 OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat di ubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H 2 O dengan katalis HCl. Pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat Arsyad, 2001. Ada beberapa proses pembuatan asetanilida, yaitu Arsyad, 2001 : a. Pembuatan asetanilida dari asam asetat anhidrid dan anilin Larutan benzene dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam asetat anhidrad di refluk dalam sebuah kolom yang di lengkapi dengan jaket sampai tidak ada anilin yang tersisa. 2 C 6 H 5 NH 2 + CH 2 CO 2 O → 2C 6 H 5 NHCOCH 3 + H 2 O Campuran reaksi di saring, kemudian kristal di pisahkan dari air panasnya dengan pendinginan dan filtratnya di recycle kembali. Pemakaian asam asetat anhidrad dapat di ganti dengan asetil klorida. b. Pembuatan asetanilida dari asam asetat dan anilin Metode ini merupakan metode awal yang masih digunakan karena lebih ekonomis. Anilin dan asam asetat berlebih 100 di reaksikan dalam sebuah tangki yang di lengkapi dengan pengaduk. C 6 H 5 NH 2 + CH 3 COOH → C 6 H 5 NHCOCH 3 + H 2 O Reaksi berlangsung selama 6 jam pada suhu 150 o C–160 o C. Produk dalam keadaan panas di kristalisasi dengan menggunakan kristalizer. c. Pembuatan asetanilida dari ketene dan anilin Ketene gas dicampur kedalam anilin di bawah kondisi yang di perkenankan akan menghasilkan asetanilida. C 6 H 5 NH 2 + H 2 C=C=O → C 6 H 5 NHCOCH 3 d. Pembuatan asetanilida dari asam thioasetat dan anilin Asam thioasetat di reaksikan dengan anilin dalam keadaan dingin akan menghasilkan asetanilida dengan membebaskan H 2 S. C 6 H 5 NH 2 + CH 3 COSH → C 6 H 5 NHCOCH 3 + H 2 S Dalam pembuatan asetanilida di gunakan proses antara asam asetat dengan anilin. Pertimbangan dari pemilihan proses ini adalah : Arsyad, 2001 1. Reaksinya sederhana 2. Tidak menggunakan katalis sehingga tidak memerlukan alat untuk regenerasi katalis dan tidak perlu menambah biaya yang di gunakan untuk membeli katalis sehingga biaya produksi lebih murah. Asetanilida banyak di gunakan dalam industri kimia, misalnya Kirk, 1981 : 1. Sebagai bahan intermediet dalam sintesis obat-obatan. 2. Sebagai zat awal dalam sintesa penicillin. 3. Bahan pembantu pada industri cat, karet dan kapur barus. 4. Sebagai inhibitor hidrogen peroksida. 5. Stabiliser untuk pernis dari ester selulosa.

1.1.5 Rekristalisasi