Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Berikut adalah tabel klasifikasi obesitas menurut WHO 2014.
Tabel 2.1 Klasifikas Obesitas
Klasifikasi Kategori IMT kgm
2
Underweight 18.5
Normal weight 18,5-24,9
Overweight 25,0-29,9
Obese class I 30,0-34,9
Obese class II 35,0-39,9
Obese class III 40,0
Sumber : WHO 2014
D. Obesitas Pada Anak
1. Definisi Obesitas Obesitas
merupakan keadaan
yang menunjukkan
ketidakseimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui
ukuran ideal Sumanto, 2009. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan
WHO, 2014. Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan bawah kulit, sekitar organ
tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya Misnadiarly, 2007.
2. Etiologi
Faktor penyebab obesitas sangat kompleks. Tidak bisa hanya memandang dari satu sisi.
a. Makanan yang Berlebihan Obesitas pada anak dapat terjadi akibat penyakit bawaan atau
di peroleh karen surplus energi akibat asupan energi dari makanan melebihi penggunaan ataupun Penggunaan energi rendah karena anak
kurang aktif Wiramihardja, 2004. Surplus enegi pada seorang anak sama halnya seperti pada
orang dewasa. Anak mendapat asupan energi yang besar belum tentu disebabkan oleh porsi makan besar, tetapi bisa di sebabkan berasal
dari makanan selain nasi, yaitu makanan cemilan, makanan jajanan, dan dari minuman berenergi seperti soft drink atau susu
Wiramihardja, 2004. Salah satu penyebab obesitas adalah perilaku makan yang tidak
baik. Perilaku makan yang tidak baik disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya adalah karena lingkungan dan sosial. Perilaku makan
yang tidak baik pada masa kanak-kanak sehingga terjadi kelebihan nutrisi juga memiliki kontribusi dalam obesitas. Obesitas pada kanak-
kanak cenderung mengakibatkan obesitas pada dewasanya nanti Guyton Hall, 2007.
b. Gaya hidup kurang gerak Sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan bermain.
Bermain bagi anak semestinya bukan sekedar aktivitas fisik biasa, melainkan dapat menjadi sarana belajar yang menyengkan dan
berolahraga secara tidak langsung bagi anak. Permainan tradisional umumnya dimainkan secara berkelompok, banyak bergerak dan
membutuhkan lahan yang luas seperti : berlari, sepak bola, galaksin, atau main petak umpet. Permainan semacam ini sangat bermanfaat
untuk melatih kekuatan otot dan fisik secara keseluruhan, kemampuan komunikasi, sosialisasi serta menyehatkan bagi anak. Namun, kini
permainan tradisional telah banyak ditinggalkan, salah satu alasannya ialah lahan yang digunakan untuk bermain kian berkurang, terutama di
kota kota besar seperti Jakarta Wahyu, 2009. Gaya hidup tidak aktif ataupun kurang aktif dapat dikatakan
sebagai penyebab utama obesitas Guyton Hall, 2007. Anak yang kurang aktif penggunaan energinya rendah, misal tidak suka atau tidak
pernah bermain permainan tradisional yang banyak menggunakan tenaga fisik Wiramihardja, 2004. Anak dapat tahan duduk berjam
jam di depan televisi menonton acara televisi atau main playstation Wiramihardja, 2004. Oleh karena itu pada orang yang kelebihan
berat badan, peningkatan aktivitas fisik dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran energi melebihi asupan makanan, yang berimbas
penurunan berat badan Guyton Hall, 2007. 3. Faktor resiko
a. Faktor Genetik Keterlibatan genetik dalam meningkatkan faktor resiko
kegemukan dan obesitas diketahui berdasarkan fakta adanya perbedaan kecepatan metabolisme tubuh antara satu individu dan
individu lainya. Individu yang memiliki kecepatan metabolisme lebih lambat memilii resiko lebih besar menderita kegemukan dan
obesitas. Penelitian juga mengungkapkan fakta bahwa beberapa gen terlibat dalam hal ini Wahyu, 2009.
b. Faktor Budaya Indonesia masih menghadapi paradoks dalam hal kesehatan
gizi masyarakat, terutama pada sekelompok usia anak. Paradoks yg dimaksud ini ialah persoalan kekurangan gizi malnutrisi di satu
sisi dan peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas di sisi laiinya WHO, 2014. Paradoks ini menyebabkan adanya
keyakinan bahwa anak yang sehat selalu identik dengan gemuk. Keyakinan ini membuat para orang tua pun berlomba lomba
membuat anaknya gemar makan dengan berbagai cara dan mengabaikan komposisi gizi dalam makanan tesebut Wahyu,
2009. 4. Komplikasi
Komplikasi terhadap anak gemuk dan obesitas mempunyai resiko cukup tinggi untuk menjadi gemuk pada saat dewasa nanti Arvin, 2000.
Obesitas adalah penyebab dari timbulnya suatu penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, sehingga dapat menyebabkan kecacatan dan
kematian Yusuf, Cairns, Camm, Fallen, Gersh, 2011. Anak yang memiliki obesitas akan sulit untuk kembali ke berat badan normalnya dan
terbawa hingga remaja, dan remaja yang ditemukan memiliki Indeks
Massa Tubuh IMT tinggi berhubungan dengan kematian pada umur muda Bang et al 2012 dan WHO, 2014.
Masalah lain yang timbul pada anak obesitas yaitu overweight pada anak dan remaja merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung,
seperti tingginya kadar kolesterol dan tingginya tekanan darah, bila dibandingkan dengan individu dengan berat badan normal. Overweight
dan obesitas sangat berhubungan dengan Diabetes tipe 2 WHO, 2014. Menurut D‟Adamo 2007 obesitas selalu disertai dengan resistensi
insulin yang mengarah pada diabetes. Obesitas merusak pengaturan energi metabolisme dengan dua cara, yaitu obesitas menimbulkan resistensi
leptin dan meningkankan resistensi insulin. Leptin berperan dalam hipotalamus untuk mengatur tingkat lemak tubuh, kemampaun untuk
membakar lemak menjadi energi. Semakin banyak lemak tubuh semakin tinggi resistensi insulin. DAdamo Whitney, 2007
5. Karakteristik anak obesitas Anak yang obesitasnya karena masukan kalori tinggi secara
berlebihan biasanya tidak hanya lebih berat daripada teman sebayanya namun juga lebih tinggi, dan umur tulang lebih tua. Wajah anak yang
mengalami obesitas tampak sering sangat tidak sepadan dengan umurnya. Pada anak laki laki adipositas di daerah dada sering berkesan tumbuh
payudara dan karena ini, bisa dapat menjadi memalukan. Abdomen cendrung menggantung, dan sering ada striae putih. Genetalian eksterna
anak laki laki tampak kecil tidak sepadan, penis sering terbungkus dalam
lemak pubis. Pubertas dapat terjadi lebih awal pada anak obesitas Behrman, Kliegman, Arivin, 2000.
Perkembangan genetalia pada anak perempuan normal dan menarkhe tidak tertunda dan mungkin lebih awal. Pada obesitas,
ekstermitas biasanya lebih besar di lengan atas dan paha dan kadang kadang mempunyai batas Behrman, Kliegman, Arivin, 2000.
E. Anak Prasekolah