lain kurangnya informasi, kurang jelasnya informasi, dan kurangnya kemampuan responden untuk memahami informasi yang diterima.
5.3 Hubungan Sikap Ibu dengam Pemberian ASI eksklusif
Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh p0,009. Artinya adanya hubungan signifikan antara sikap dengan pemberian ASI
eksklusif. Sikap merupakan reaksi tertutup dan belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Dari hasil yang dilakukan kepada ibu yang tinggal di Desa Pangirkiran memiliki sikap yang tidak baik tentang pemberian ASI eksklusif yang mempunyai
manfaat yang besar pada ibu, seperti mengurangi perdarahan setelah persalinan, dapat mencegah anemia, menunda kesuburan aspek psikologis dan dapat membantu dapat
membantu menurunkan bera badan ibu, tetapi masih banyak yang belum mengetahuinya. Kemudian masih ada ibu yang ragu-ragu tentang fungsi dari ASI jika
dibandingkan dengan susu formula. Padahal ASI adalah makanan dan minuman yang paling baik untuk bayi selama 0-6 bulan, dimana pencernaan bayi belum dapat
menerima makanan selain ASI yang dapat menyebabkan bayi diare atau susah buang air besar. Kemudian ASI jugak dapat mempererat ikatan rasa nyaman antara ibu dan
bayi.ASI juga mengandung antibodi yang dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur maupun parasit.
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Mulianda 2010 mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusif yaitu ada hubungan
sikap dengan pemberian ASI eksklusif. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ida 2012 di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok
Universitas Sumatera Utara
Banten yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif.
Pengetahuan tentang ASI Eksklusif serta motivasi pemberian ASI Eksklusif yang kurang, mempengaruhi prilakusikap ibu yangdiakibatkan oleh masih
melekatnya pengetahuan budaya lokal tentang pemberian makan pada bayi seperti pemberian madu. Perilaku menyusui yang kurang mendukung diantaranya
membuang kolostrum karena dianggap tidak bersih dan kotor, pemberian makananminuman sebelum ASI keluar prelaktal, serta kurangnya rasa percaya diri
informan bahwa ASI tidak cukup untuk bayinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Gibney 2005 menyatakan bahwa
banyak sikap dan kepercayaan yang tidak mendasar terhadap makna pemberian ASI yang membuat para ibu tidak melakukan ASI Eksklusif selama 6 bulan.
Umumnya alasan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif meliputi rasa takut yang tidak berdasar bahwa ASI yang dihasilkan tidak cukup atau memiliki mutu yang
tidak baik, keterlambatan memulai pemberian ASI dan pembuangan kolostrum, teknik pemberian ASI yang salah, serta kepercayaan yang keliru bahwa bayi haus dan
memerlukan cairan tambahan. Selain itu, kurangnya dukungan dari pelayanan kesehatan dan keberadaan pemasaran susu formula sebagai pengganti ASI menjadi
kendala ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.
5.4 Hubungan Informasi Tenaga Kesehatan dengan Pemberian ASI Eksklusif