suruhan dari orang tua untuk mmberikan bayinya makanan tambahan di bawah umur 6 bulan. Pemberian makanan tambahan banyak diberikan pada bayi ketika berumur 3
bulan dan makanan tambahan yang diberikan adalah bubur siap saji dan pisang. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningsih 2005
di Kelurahan Purwoyoso Kecamatan Ngalian menunjukkan bahwa, sebagian besar responden tidak memberikan ASI Eksklusif 71,87 23 orang kepada bayinya
sampai usia 4 bulan atau paling lama 6 bulan. Tingginya persentase yang tidak memberikan ASI Eksklusif disebabkan responden memang benar-benar tidak tahu
arti pentingnya ASI Eksklusif bagi kesehatan bayi sehingga tidak termotivasi untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.
5.2 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Pengetahuan ASI eksklusif sangat penting dimiliki seorang ibu, karena dapat mempensgaruhi dan memotivasi ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Dengan
pengetahuan yang baik maka ibu akan memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya karena ibu tahu manfaat dan pentingnya ASI eksklusif bagi bayinya.
Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh p0,001. Artinya ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan pemberian ASI
eksklusif. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, dkk 2009 di Kota Bandung yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel pengetahuan dengan variabel pemberian ASI Eksklusif. Meskipun pengetahuan tidak menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik, tetapi data
menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik lebih
Universitas Sumatera Utara
cenderung memberikan ASI Ekslusif dibanding responden yang memiliki pengetahuan yang kurang.
Umumnya pengetahuan ibu di Desa Pangirkiran sangat kurang karena tidak ada yang memberikan informasi tentang ASI eksklusif. Baik informasi dari suami,
keluarga dan tenaga kesehatan terbukti dengan jawaban responden melalui kuesioner yang peneliti berikan yaitu apa yang ibu ketahui tentang ASI eksklusif rata-rata ibu
tidak mengetahuinya tetapi ibu hanya mengetahui ASI eksklusif itu hanya memberikan ASI saja dan ibu jugak tidak mengetahui berapa lama pemberian ASI
eksklusif pada bayi. Dan terdapat ibu yang mengetahui apa itu ASI eksklusif tetapi tetap memberikan makanan tambahan pada bayi.
Peneliti menemukan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dapat diperoleh dari berbagai sumber informasi. Rendahnya pengetahuan para ibu tentang
ASI Eksklusif, pada saat yang sama mereka memiliki pengetahuan budaya lokal berupa ideologi makanan untuk bayi. Pengetahuan budaya lokal ini dapat disebut
penghambat bagi praktik pemberian ASI Eksklusif. Dari pengetahuan tersebut dapat diharapkan ibu dapat memperluas
pengetahuannya tetapi pada kenyataannya para ibu tidak memberikan ASI eksklusif dikarenakan ada ibu yang beranggapan memberikan ASI saja tidak cukup untuk bayi
selama 6 bulan pertama. Hasil penelitian Nana 2007 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
64,4 memiliki pengetahuan ASI Eksklusif dalam kategori kurang dan tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan responden dengan pemberian ASI
Eksklusif p = 1,132. Rendahnya pengetahuan responden diduga disebabkan antara
Universitas Sumatera Utara
lain kurangnya informasi, kurang jelasnya informasi, dan kurangnya kemampuan responden untuk memahami informasi yang diterima.
5.3 Hubungan Sikap Ibu dengam Pemberian ASI eksklusif