Media Humas Hizbut Tahrir Indonesia Chapter Universitas

secara umum menurut Sheper memiliki tiga konsepsi. Konsepsi ini jika digunakan dengan benar akan menjadikan ilmu sebagai cara memecahkan masalah sebagaimana ilmu-ilmu yang telah disebutkan di atas turut membantu syariat memecahkan masalah. Konsep-konsep itu adalah : “adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi, dan dapat disistematisasi.” Sheper dalam Senjaya, 2007 : 1.10

4.2.4 Media Humas Hizbut Tahrir Indonesia Chapter Universitas

Pendidikan Indonesia Melalui Program Intellectual Meeting Dalam Mempersuasikan Khilafah Kepada Pesertanya Berbicara media, lebih tegasnya sarana dan prasarana yang akan mendukung terlaksananya suatu acara, maka paling tidak ada dua hal yang berkaitan dengannya. Satu, media untuk menyosialisasikan suatu acara akan dilaksanakan, hal ini berkaitan dengan tema, tempat, waktu, pembicara dan hal lain. Semakin banyak media digunakan dan luas jangkauannya maka prospek partisipasi masyarakat untuk menjadi peserta akan semakin besar karena masyarakat yang memiliki kepentingan sama untuk mengetahui pembahasan suatu tema lebih banyak yang teridentifikasi. Kedua, media untuk mempublikasikan hasil pembahasan tema tak kalah pentingnya untuk menanamkan eksistensi sebuah partai sekaligus solusi yang ditawarkan. Mengenai media sosialisasi dan publikasi program Intellectual Meeting, Chandra memberikan penjelasan : “untuk sosialisasinya kami menggunakan pamflet, buletin Al Islam, SMS Center, mouth to mouth. Adapun publikasinya kalau yang intinya Banner, Infocus, layar, laptop. Gambar 4.2 Media Standing Banner Sumber : Dokumentasi Penyusun Sumber : Dokumentasi Penyusun Gambar 4.3 Media Infocus Menciptakan daya tarik program Intellectual Meeting, tak cukup mengandalkan pesan yang membangkitkan minat dan disampaikan oleh komunikator yang kredibel, ada satu hal lagi yang tak boleh dianggap sepele, yaitu media pendukung. Media dalam komunikasi memegang peranan penting, sepenting pesan yang membangkitkan minat dan komunikator kredibel. Tak jarang dalam suatu acara, meskipun pesan yang disampaikan biasa saja, tak asing bagi peserta, atau sebelumnya ia pernah tahu, ketika disampaikan kembali dengan media pendukung yang relevan dengan format acara, akan menjadi luar biasa dan menimbulkan kesan tersendiri bagi peserta. Dalam program Intellectual Meeting, lazimnya acara pertama dengan pemutaran video yang berkaitan dengan tema, teknik ini dirasa cukup efektif dalam memusatkan perhatian dan membahas tema guna menghasilkan solusi yang cerdas meskipun berbeda- beda karena latar belakang peserta yang berlainan. Pentingnya penggunaan media untuk memaksimalkan pesan yang disampaikan, dijelaskan oleh Deddy Mulyana sebagai berikut : “Media bentuk tunggalnya Medio – Media, sarana yang dipergunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan pesan kepada komunikan, apabila komunikan jauh letaknya atau banyak jumlahnya atau kedua- duanya.” Effendi, 2003 : 220 Media, kian hari kian berkembang jumlah dan fariasinya. Perkembangan demikian harus disikapi dengan cermat untuk memilih media yang cocok dengan acara dimana proses komunikasi akan terjadi. Arni Muhammad dalam bukunya menyebutkan beberapa media yang dapat digunakan sebagai penunjang acara : “Kita dapat menggunakan bermacam-macam alat untuk menyampaikan pesan seperti buku, radio, film, televisi, surat kabar tetapi saluran pokoknya adalah gelombang suara dan cahaya. Disamping itu kita juga dapat menerima pesan melalui alat indera penciuman, alat pengecap, dan peraba.” Mu ammad, : 8 Pemutaran video pada program Intellectual Meeting hampir selalu menjadi bagian dari rangkaian acara. Biasanya pemutaran tersebut di awal acar untuk mengantarkan dan memusatkan perhatian peserta kepada tema yang akan dibahas sebagai ilustrasi. Namun, adakalanya pemutaran video tersebut menemui masalah karena faktor teknis dari sarana- prasarana acara, tidak running beropersi, gambar, suara tidak jelas dan masalah lain. “Itu masalah teknik, kalau video tidak jalan, lanjutkan ke materi dulu, kalau video sudah jalan lagi, materi dipotong untuk menyimak video. ” Penjelasan Chandra mengenai kendala dalam program Intellectual Meeting. Noise gangguan tak terencana selalu saja ada, bahkan dari hal yang tidak kita sangka-sangka. Dalam prakteknya noise memang cukup sulit untuk dihindari yang ada adalah bagaimana meminimalisir noise yang akan terjadi dengan mempersiapkan acaraprogram semaksimal mungkin, sehingga jika pada saatnya nanti terjadi noise, efeknya tidak akan terlalu signifikan, karena beberapa penanggulangan telah dipersiapkan. Berbicara mengenai noise dalam sebuah acaraprogram, Cangara menjelaskan hambatan komunikasi tersebut ada lagi yang tak kalah sulitnya ketika menjadi kendala komunikasi : “Gangguan teknis, misalnya gangguan pada stasiun radio, jaringan telepon, kerusakan pada alat komunikasi, dan lain-lain. Cangara dalam Dewi, 2007 : 18 Jaringan komunikasi di HTI Chapter UPI dalam bentuk artikel, foto, press release cukup diperhatikan. Jaringan ini disadari sebagai bagian dari publikasi terutama sharing informasi mengenai perkembangan HTI di setiap kampus, program, dan aktivitasnya yang dimungkinkan bisa saling mengadopsi kegiatan. Menyadari akan pentingnya publikasi ini, HTI Chapter UPI beberapa kali mengirimkan hasil program Intellectual Meeting kepada media yang menjadi corong HTI meskipun belum tentu setiap mengirimkan laporan akan diterbitkan. Beberapa media yang biasa mempublikasikan kegiatan-kegiatan HTI Chapter Kampus sebagaimana dijelaskan Chandra : “Hasilnya dipublikasikan di dakwahkampus.com, ini adalah media bagi semua mahalliyah kampus, tabloid Media Umat, yang masuk ada sekitar 200 berita, tapi biasanya yang diterbitkan hanya beberapa saja. ” Media komunikasi politik memiliki kaitan erat dengan media massa. Ditilik dari sejarahnya, media massa memiliki peranan penting dalam menciptakan psy war perang urat syaraf di tengah persaingan media massa, baik cetak maupun elektronik untuk menciptakan perang opini dan membentuk pola pikir masyarakat. HTI Chapter UPI menyadari kekuatan media dapat merubah masyarakat lebih cepat dan menerpa dalam waktu yang bersamaan. Sebagai contoh kecil, acapkali dalam program Intellectual Meeting, HTI Chapter UPI membagikan buletin Al Islam. Hal ini mengindikasikan bahwa media massa turut digunakan sebagai sarana komunikasi politik disamping sarana lain yang sifatnya lisan. Kenyataan ini selaras dengan media komunikasi politik sebagaimana Pawito menjelaskan yaitu : “Media massa adalah saluran komunikasi politik yang sangat luas digunakan dan karenanya juga sangat berperan. Nyaris tak ada peristiwa penting yang menyangkut kepentingan publik yang luput dari peristiwa perhatian media massa. Media massa hadir pada setiap peristiwa penting, mengamati, mencatat, merekam, dan kemudian melaporkannya kepada publik dengan frame dan sudut pandang tertentu.” ibid. :

4.2.5 Tujuan Humas Hizbut Tahrir Indonesia Chapter Universitas