36 masuk dalam faktor produk adalah : Harga X1, merek X2, iklan X3,
bonus dan hadiah X4, pengaruh rasa X5, kemudaha n memperoleh produk X6, kesesuaian dengan jenis masakan X7, komposisi produk X8,
informasi kadaluarsa X9. pengaruh orang lain X10.
Dari pengambilan keputusan konsumen akan terlihat pola pembeliannya terhadap bumbu instan dapat diketahui frekuensi pembeliannya. Keputusan
konsumen rumah tangga dalam mengonsumsi bumbu instan dapat lebih dalam dipelajari dengan mengkaji pola konsumsi bumbu instan rumah tangga
tersebut. Pola konsumsi pangan atau kebiasaan makan adalah cara seseorang atau kelompok memilih makanan dan memakannya sebagai tanggapan dari
pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial. Pola konsumsi pangan akan berubah seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, termasuk pola
konsumsi bumbu instan. Pola konsumsi bumbu instan dalam penelitian ini dijadikan sebagai pola pembelian bumbu instan, dengan asumsi bahwa bumbu
instan yang dibeli oleh konsumen rumah tangga adalah bumbu instan yang dikonsumsinya. Pola pembelian bumbu instan yang menarik untuk dikaji
adalah kebiasaan konsumen dalam memilih merek beserta alasannya, tempat pembelian, serta frekuensi pembelian dan jumlah mengonsumsinya per bulan.
Pada Gambar 1 dapat dilihat kerangka pikir perilaku konsumsi bumbu instan oleh rumah tangga.
37
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian perilaku konsumsi bumbu instan oleh rumah tangga.
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti Perilaku
Konsumen Bumbu
Instan
Pangan
1. X1 : Harga
2. X2 : Merek
3. X3 : Iklan
4. X4 : Bonus dan Hadiah
5. X5 : Pengaruh Rasa
6. X6 : Kemudahan memperoleh produk
7. X7 : Kesesuaian dengan jenis masakan
8. X8 : Komposisi Produk
9. X9 : Informasi kadaluarsa
10. X10 : Pengaruh orang lain
Sikap Proses
Pengambilan Keputusan
Pola Pembelian : 1.
Frekuensi 2.
Jenis 3.
Jumlah Pembelian
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi keputusan
membeli
38
III. METODE PENELITIAN
A. Kosep Dasar dan Batasan Oprasional
Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis yang berhubungan dengan tujuan
penelitian.
Bumbu merupakan campuran yang terdiri atas beberapa rempah yang
ditambahkan pada bahan makanan sebelum disajikan. Ada dua jenis bumbu yaitu bumbu basah dan bumbu kering.
Bumbu instan merupakan bumbu masakan yang telah diolah dan diproses oleh
industri sehingga praktis dapat di gunakan secara langsung pada masakan. Bumbu instan kemasan
merupakan bumbu instan dalam bentuk kering ataupun basah yang telah diolah dan diproses industri dengan kemasan yang baik.
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan, yang dalam penelitian ini merupakan
pengambilan keputusan konsumen dalam membeli bumbu instan.
Konsumen adalah individu yang membeli barang untuk memenuhi kebutuhan
dirinya sendiri atau anggota keluarga.
39
Konsumen bumbu instan adalah anggota rumah tangga yang membeli bumbu
instan. Pengambilan keputusan konsumen
adalah suatu pemilihan tindakan untuk memutuskan membeli atau tidak membeli bumbu instan.
Keputusan membeli bumbu instan
adalah tindakan dan perilaku konsumen bumbu instan, keputusan ini akan tercermin dalam pola pembelian bumbu instan.
Pola pembelian adalah suatu cara, usaha, atau sistem pembelian yang dilakukan
dalam kurun waktu tertentu dan berkaitan dengan jumlah, jenis dan frekuensi pembelian bumbu instan.
Jumlah pembelian adalah banyaknya bumbu instan yang dibeli oleh konsumen
dalam jangka satu bulan terakhir, dihitung dari seluruh bumbu instan yang dibeli dalam penelitian ini dinyatakan dalam jumlah shaset.
Frekuensi pembelian adalah besaran yang mengukur jumlah repetisi pembelian
dari setiap pembelian bumbu instan, yang dinyatakan dalam satuan berapa kali per bulan xbulan.
Jenis dalam penelitian ini merupakan macam atau variasi masakan dari bumbu
instan yang dibeli.
Sikap
adalah suatu bentuk dari perasaan yang menggambarkan suka atau tidak suka terhadap sesuatu yang akan menentukan perilaku seseorang, dalam penelitian
ini sikap terhadap bumbu instan dilihat dari persepsinya terhadap harga, merek, iklan, bonus dan hadiah, pengaruh rasa, kemudahan memperoleh produk,
40 kesesuaian dengan jenis masakan, komposisi produk, informasi kadaluarsa dan
pengaruh orang lain. Dalam penelitian ini sikap diukur dengan skor 1-5.
Pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu dan berfungsi, barang
atau jasa tersedia untuk dijual, dan terjadi perpindahan hak milik. Dalam penelitian ini pasar dibatasi oleh pasar tradisional dan swalayan terdekat dengan
lokasi penelitian.
Harga X1
adalah nilai suatu produk yang diukur dengan sejumlah uang yang dikeluarkan untuk dapat ditukarkan dengan bumbu instan. Dalam penelitian ini
variabel harga digunakan dalam mengukur sikap dengan cara memberi skor 1-5, untuk evaluasi produk ei skor 5 “ sangat suka” hingga skor 1 “sangat tidak
suka”. Kepercayaan produk bi skor 5 “sangat murah” hingga skor 1 “sangat mahal”.
Merek X2
adalah nama atau simbol yang disesuaikan dengan produk dan dapat membedakan produk tersebut dengan produk-produk lain. Dalam penelitian ini
variabel merek digunakan dalam mengukur sikap dengan cara memberi skor 1-5, untuk evaluasi produk ei skor 5 “ sangat suka” hingga skor 1 “sangat tidak
suka”. Kepercayaan produk bi skor 5 “sangat terkenal” hingga skor 1 “sangat tidak terkenal”.
Promosi X3
adalah informasi produk yang diberikan produsen kepada konsumen melalui iklan dan di tempat penjualan. Faktor ini diukur dari media
yang paling berpengaruh terhadap pembelian bumbu instan, pengaruh promosi yang dilakukan oleh merek lain, dan bentuk promosi penjualan yang paling