karena jarak hutan lindung relatif dekat dengan laut. Sungai yang paling besar di kawasan hutan lindung tersebut adalah Way Rajabasa dan Way Pisang.
Berdasarkan topografinya, wilayah KPHL Model Rajabasa terdiri dari beberapa group vulkan andestik. Vulkan andestik tersebut terdiri dari lereng tengah, lereng
bawah dan dataran vulkan bergelombang. Sebagai wilayah pegunungan, topografi di KPHL Rajabasa tergolong berat dengan kelerengan berkisar ± 25 - 45 atau
termasuk ke dalam kelas lereng 4 curam dan 5 sangat curam RPHJP KPHL Model Rajabasa, 2013.
4.4
Potensi Flora dan Fauna
Berdasarkan formasi klimatis, KPHL Model Rajabasa tergolong tipe hutan hujan tropika, dan secara formasi edafis tergolong zona hutan hujan tropika
bawah. Kawasan KPHL merupakan habitat yang sangat baik bagi kehidupan sebagian besar satwa liar tropis. Di wilayah ini dijumpai banyak satwa liar yang
tergolong dilindungi. Secara lengkap berbagai potensi fauna dan flora
dilindungi yang dapat ditemukan di wilayah KPHL Model Rajabasa Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2. Potensi Fauna di KPHL Model Gunung Rajabasa
No Jenis
Nama Ilmiah Nama Lokal
1. Aves
Rangkong Buceros bucernis
Burung Hantu Strix leptorammica
Elang Bondol Haliastur indus
Elang hitam Iktinaetus malayensis
Elang paria Milvus migrans
Walet Collacalia maxima
Gagak Hitsm Corvus enca
2. Mamalia
Harimau Sumatera Panthera tigris
Beruang madu Helarctos malayanus
Macan tutul Panthera pardus
Rusa Cervus timorensis
Kijang Muntiacus muntjak
Babi Babyrousa babyrusa
Landak Hystrx brachyurn
Tupai Laricus insignis
3. Primata
Siamang Hylobates malayanus
Monyet ekor panjang Macaca fascicularis
Lutung abu-abu Presbytis cristata
4. Reptil
Ular -
Biawak Varanus albigularis
Trenggiling Manis javanicus
Dikutip dari : RPHJP KPHL Model Rajabasa, 2013
Tabel 3. Potensi Flora di KPHL Model Gunung Rajabasa
No Nama Lokal
Nama Ilmiah
1. Medang
Litsea spp 2.
Melinjo Gnetum gnemon
3. Bebeka
- 4.
Arang-arang Diospyros frutescens
5. Balam
Palaquium walsurifolium 6.
Bengkal Nauclea subdita
7. Damar
Agathis loranthifolia 8.
Nangsi Villebrunea rubenscens
9. Pantis
- 10.
Sepat -
11. Bebay
- 12.
Bebaka -
13. Nangka
Artocarpus integra 14.
Durian Durio zibethinus
15. Kakao
Theobroma cacao 16.
Kopi Hibiscus tiliaceus
17. Cengkeh
Syzygium aromaticum 18.
Cempedak Artocarpus integer
19. Petei
Parkia speciosa 20.
Jengkol Pithecellobium lobatum
Dikutip dari : RPHJP KPHL Model Rajabasa, 2013
4.5 Kondisi Ekonomi dan Sosial Masyarakat
4.5.1 Kondisi Sosial
Terdapat 26 desa yang berbatasan langsung dengan KPHL Rajabasa dengan latar
belakang suku Lampung, Sunda dan Jawa dan Batak. Secara umum masyarakat yang berada di sekitar KHL Rajabasa mempunyai tradisi yang arif
dalam pengelolaan hutan, hal ini nampak pada pola-pola pengembangan
pertanian disekitar kawasan hutan yang mengkombinasikan pola pertanian
atau perkebunan dengan kehutanan seperti Repong Damar, penanaman
Durian, Pala, Jengkol, Petai, dan lain-lain RPHJP KPHL Model Rajabasa,
2013.
4.5.2 Kondisi Ekonomi
Sebagian besar masyarakat di sekitar KPHL Model Rajabasa mata pencaharian sebagai petani dengan komoditi utama berupa: Kakao, Kopi, Pisang, Durian,
Jengkol, Petai, Tangkil. Sebagian lainya bekerja sebagai Pedagang, Nelayan dan
Buruh. Desakan ekonomi masyarakat dan terbatasnya lahan pertanian, telah memicu masyarakat disekitar KPHL Model Rajabasa merambah kawasan
hutan. Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum turut pula menjadi faktor pemacu peningkatan luas lahan terambah dan jumlah petani perambah
hutan RPHJP KPHL Model Rajabasa, 2013.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di hutan Desa Cugung KPHL Model Gunung Rajabasa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Ukuran kelompok simpai di hutan Desa Cugung yaitu 11 individu.
2. Komposisi umur simpai terdiri dari 1 individu jantan dewasa, 2 individu betina
dewasa, 1 individu dewasa tidak teridentifikasi jenis kelaminnya, 2 individu jantan muda, 3 individu muda tidak teridentifikasi jenis kelaminnya dan 2
individu anakan.
3.
Rasio seksual simpai pada fase reproduktif dewasa yaitu 1:2.
6.2
Saran
Saran yang terkait pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan pengamatan ukuran kelompok simpai Presbytis memalophos
secara kontinyu time series dalam penyusunan database mengenai ukuran kelompok simpai, sehingga dapat dipantau perubahan yang terjadi.
2. Perlu adanya perhatian khusus pada pembangunan gubuk yang dibangun oleh
masyarakar yang berada dekat dengan sarang primata dan perlindungan akan keberadaan jenis satwa liar yang berada di lokasi pengamatan agar
keberadaannya dapat dipertahankan dan dilestarikan.
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H. S. 1988. Dasar-Dasar Pembinaan Margasatwa. Laboratorium
Ekologi Satwaliar JurusanKonservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ariestyowati, D. 1999. Analisis Populasi dan Sebaran Spasial Simpai Presbytis melalophos, Raffless, 1821 di Kawasan Hutan Konservasi PT. Musi
Hutan Persada Sumatera Selatan. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Arifin, Z. 1991. Studi Populasi dan Perilaku Surili Presbytis aygula di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Skripsi Jurusan Konservasi
Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Atmoko, T. 2010. Struktur Kelompok pada Primata.
http:triatmokonature.wordpress.com. Diunduh pada 22 Februari 2015. Badriah, D.L. 2006. Studi Kepustakaan, Menyusun Kerangka Teoritis, Hipotesis
Penelitian dan Jenis Penelitian. http:www.kopertis4.or.idPagesdata202006kelembagaanstudi_kepu
stakaan_DR5B15D._Dewi.Doc. Diunduh pada 13 Februari 2015.
Bakar, A dan N. M. Suin. 1993. The Potential of Primates in Kerinci Seblat National Park. Research by University Development Project III. Pusat
Penelitian UNAND. Padang. Bangun, T. M., S. S, Mansjoer., dan M. Bismark. 2009. Populasi dan Habitat
Ungko Hylobates agilis di Taman Nasinal Batang Gadis, Sumatera Utara. Jurnal Primatologi Indonesia, Vol. 6, No. 1, Juni 2009, p.19-24.
ISSN: 1410-5373. Pusat Studi Satwa Primata, Institut Pertanian Bogor.
Bennett E, Davies A. 1994. The ecology of Asian colobines. Pp. 129-172 in A. Davies, J. Oates, eds. Colobine Monkeys: Their Ecology, Behaviour and
Evolution. Cambridge, UK: Cambridge University Press. Bismark, M. 1980. Beberapa Aspek Ekologi Lutung Presbytis cristata di Suaka
Marga Satwa Meru Betiri Jawa Timur. Lembaga Penelitian Hutan Departemen Pertanian. Bogor.