Umur Rencana Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur dengan Metode Analisa

5. Lalu Lintas Harian Rata-rata Dan Rumus Lintas Ekivalen a. Lalu Lintas Harian Rata-rata LHR setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur rencana, yang dhitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-masing arah pada jalan dengan median. b. Lintas Ekivalen Permulaan LEP dihitung dengan rumus sebagai berikut : ∑ ................................ 2.7 c. Lintas Ekivalen Akhir LEA dihitung dengan rumus sebagai berikut : .............................................. 2.8 d. Lintas Ekivalen Tengah LET dihitung dengan rumus sebagai berikut : ............................................................ 2.9 e. Lintas Ekivalen Rencana LEA dihitung dengan rumus sebagai berikut : ....................................................... 2.10 Faktor penyesuaian FP tersebut ditentukan atas ketentuan dengan rumus : ............................................................ 2.11

6. Faktor Regional FR

Kondisi lingkungan di lokasi ruas jalan mempengaruhi kinerja struktur perkerasan selama masa pelayanan jalan. Parameter penunjuk kondisi lingkungan adalah Faktor Regional FR. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi kinerja perkerasan jalan seperti curah hujan dan iklim tropis, elevasi muka air tanah, kelandaian muka jalan, fasilitas dan kondisi drainase, dan banyaknya kendaraan berat. Nilai FR memiliki rentang antara 0,5 – 4 berdasarkan pertimbangan teknis perencana dapat menambah nilai FR sesuai catatan kaki pada tabel 6. Tabel 5. Faktor Regional Curah Hujan Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III 6 6-10 10 kendaraan berat kendaraan berat kendaraan berat ≤ 30 30 ≤ 30 30 ≤ 30 30 Iklim I 900 mmth 0,5 1,0 - 1,5 1 1,5 - 2,0 1,5 2,0 - 2,5 Iklim II 900 mmth 1,5 2,0 - 2,5 2 2,5 - 3,0 2,5 3,0 - 3,5 Catatan : Pada bagian – bagian jalan tertentu, seperti persimpangan, pemberhentian, atau tikungan tajam jari-jari 30 m FR ditambah dengan 0,5. Pada daerah rawa-rawa FR ditambah dengan 1,0. Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SNI. Tahun 1987

7. Indeks Permukaan IP

Indeks Permukaan ini menyatakan nilai daripada kerataankehalusan serta kekokohan permukaan yang berkaitan dengan tingkat pelayanan bagi lau

Dokumen yang terkait

Evaluasi Tebal Lapis Perkerasan Lentur Manual Desain Perkerasan Jalan No.22.2/KPTS/Db/2012 Dengan Menggunakan Program Kenpave

17 135 102

DESAIN TEKNIS PERKERASAN JALAN RUAS JALAN SOEKARNO HATTA SIMPANG KALI BALOK – SIMPANG PUGUNG PJR (Studi Kasus Ruas Jalan By Pass Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

3 28 59

DESAIN TEKNIS PERKERASAN JALAN RUAS JALAN SOEKARNO HATTA SIMPANG KALI BALOK – SIMPANG PUGUNG PJR (Studi Kasus Ruas Jalan By Pass Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

2 24 59

PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA LALU LINTAS (Studi Kasus Jalan Soekarno-Hatta/Bypass Bandar Lampung)

11 45 56

PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA LALU LINTAS (Studi Kasus Jalan Soekarno-Hatta/Bypass Bandar Lampung)

11 44 57

ANALISA PENGARUH BEBAN BERLEBIH (OVERLOAD) TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN Analisa Pengaruh Beban Berlebih (Overload) Terhadap Umur Rencana Perkerasan Jalan Menggunakan Nottingham Design Method (Studi Kasus : Ruas Jalan Pantura).

0 1 20

ANALISIS PENGARUH REKATAN ANTAR LAPIS PERKERASAN TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN DENGAN Analisis Pengaruh Rekatan Antar Lapis Perkerasan Terhadap Umur Rencana Perkerasan Jalan Dengan Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus : Ruas Jalan Tol Semara

0 0 16

I. PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Rekatan Antar Lapis Perkerasan Terhadap Umur Rencana Perkerasan Jalan Dengan Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus : Ruas Jalan Tol Semarang).

0 0 8

ANALISIS PENGARUH REKATAN ANTAR LAPIS PERKERASAN TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN DENGAN Analisis Pengaruh Rekatan Antar Lapis Perkerasan Terhadap Umur Rencana Perkerasan Jalan Dengan Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus : Ruas Jalan Tol Semara

0 0 16

Perencanaan Tebal Perkerasan Tambahan Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Soekarno-Hatta, Bandung.

1 1 49