Unsur-unsur Terbentuknya Negara Sifat hakekat negara. Sifat hakekat negara.

MATERI PENDALAMAN PPKn-XII

1. Unsur-unsur Terbentuknya Negara

Dalam rumusan Konvensi Montevideo 1933 menyatakan bahwa Negara sebagai suatu pribadi hukum intemasional seharusnya memiliki kualifikasi-kualifikasi berikut: a Penduduk yang menetap; b Wilayah tertentu; c Suatu pemerintahan; dan d Kemampuan untuk berhubungan dengan negara-negara lain.

2. Sifat hakekat negara.

Miriam Budiardjo setiap negara mempunyai sifat memaksa, sifat monopoli dan mencakup semua. 1. Sifat Memaksa Artinya mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara legal. Sarana itu adalah polisi, tentara, dan sebagainya. 2. Sifat Monopoli Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama. Contoh: menjatuhkan hukuman kepada setiap warga negara yang melanggar peraturan, menjatuhkan hukuman mati, mewajibkan warga negaranya untuk mengangkat senjata kalau negaranya diserang oleh musuh, memungut pajak dan menentukan mata uang yang berlaku dalam wilayahnya, melarang aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu yang dinilai bertentangan dengan tujuan masyarakat. 3. Sifat Mencakup Semua Semua peraturan perundang-undangan misalnya keharusan membayar pajak berlaku untuk semua orang tanpa kecuali hal ini memang diperlukan, karena kalau seseorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas negara, maka usaha negara kearah tercapainya masyarakat yang dicita- citakan akan pula. Lagi pula menjadi warganegara tidak berdasarkan kemauan sendiri involutary membership dan hal ini berbeda dengan asosiasi lain dimana keanggotaanya bersifat sukarela.

3. Sifat hakekat negara.

Menurut Miriam Budiardjo dalam buku “ Dasar-Dasar Ilmu Politik ” 1996, fungsi pokok negara, yaitu : 1. Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah konflik-konflik yang terjadi di masyarakat. 2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Fungsi ini dijalankan untuk Materi Pendalaman PPKn Kelas XII TP. 20142015 3 melaksanakan pembangunan di segala bidang. 3. Mengupayakan aspek pertahanan dan keamanan, guna menjaga serangan dari luar dan rongrongan dari dalam negeri. Untuk ini, negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan. 4. Menegakkan keadilan bagi segenap rakyatnya melalui badan-badan pengadilan yang telah ada dan diatur dalam konstitusi negara. Menurut Charles E. Merriem dalam buku “The Making of Citizens: A Comparative Study of Methods of Civic Training” 1961, ada lima fungsi negara, yaitu: 1. Menegakkan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan peradilan yang ada. 2. Perlindungan. Negara mempunyai fungsi perlindungan, yakni memberi perlindungan terhadap warga negaranya, baik yang ada di dalam maupun di luar negeri 3. Pertahanan. Guna menjaga keutuhan dan kelangsungan hidup, negara mempunyai fungsi pertahanan. Untuk menghindari segala kemungkinan ancamanan serangan dari dalam maupun luar, maka negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan. 4. Melaksanakan penertiban. Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah berbagai bentrokan dalam masyarakat, negara harus melaksanakan fungsi penertiban. 5. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat 4. Cita-cita dan tujuan nasional Bangsa Indonesia tercantum didalam Pembukaan UUD 1945 alinea II dan IV Alinea II : Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Alinea IV : Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial… 5. Teori terjadinya negara adalah sebagai berikut. 1. Teori Ketuhanan Teori ini memiliki pengertian bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Tuhan. Demikian juga negara terjadi atas kehendak Tuhan. Bukti nyata teori ini dapat dilihat dalam kalimat ”by the Greece of God” pada undang-undang dasar suatu negara, seperti Pembukaan UUD 1945. Penganut teori ini adalah F.Y. Stahl, Kranenburg, Thomas Aquino, Haller, dan Agustinus. 2. Teori Perjanjian Menurut teori ini, terjadinya negara karena adanya perjanjian masyarakat. Semua warga Materi Pendalaman PPKn Kelas XII TP. 20142015 4 mengadakan perjanjian untuk mendirikan suatu organisasi yang melindungi dan menjamin kelangsungan hidup bersama. Negara pada dasarnya adalah wujud perjanjian dari masyarakat sebelum bernegara untuk kemudian menjadi masyarakat bernegara. Penganut teori ini adalah Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, dan Montesquieu. 3. Teori Kekuasaan Teori ini menyatakan bahwa negara terjadi atas dasar kekuasaan. Kekuasaan berarti perjuangan hidup yang terkuat memaksakan kemauannya kepada yang lemah. Teori terjadinya negara menurut teori ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu kekuasaan fisik dan kekuasaan ekonomi. Penganut teori ini adalah Harold J. Laski, Leon Duguit, Karl Marx, Oppenheiner, dan Koelikles. 4. Teori Kedaulatan Berdasarkan teori ini, terjadinya negara adalah sebagai berikut. 1. Teori kedaulatan negara, yaitu negara memegang kekuasaan tertinggi untuk menciptakan hukum demi mengatur kepentingan rakyat. Penganut teori ini adalah Paul Laband dan Jellinek. 2. Teori kedaulatan hukum, yaitu hukum memegang peranan tertinggi dan kedudukannya lebih tinggi dari negara. Penganut teori ini adalah Krabbe. 5. Teori Hukum Alam Menurut teori ini, terjadinya negara karena kekuasaan alam yang berlaku setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal dan tidak berubah. Menurut teori hukum alam, terjadinya negara adalah sesuatu yang alamiah terjadi. Penganut teori ini adalah Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino. 6. Pengertian hukum, menurut: 1 E. Utrecht Utrecht : 1962. Hukum adalah himpunan peraturan perintah dan larangan yang mengurus tata tertib masyarakat sehingga harus ditaati. 2 J.C.T. Simorangkir J.C.T. Simorangkir : 2006. Hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa dan menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat dan dibuat oleh lembaga berwenang. 3 Mr. E.M. Meyers E.M. Meyers : 1989. Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan. Ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan yang menjadi pedoman bagi penguasa-penguasa negara dalam melakukan tugasnya. 7. Tujuan Hukum Norma Hukum: Materi Pendalaman PPKn Kelas XII TP. 20142015 5 Berdasarkan pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan hukum adalah memenuhi rasa keadilan, membawa kemanfaatan bagi masyarakat dan harus mampu menjamin kepastian hukum. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan hukum adalah 1. mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada masyarakat; 2. menciptakan keadilan dan ketertiban; 3. menciptakan pergaulan hidup antar anggota masyarakat; 4. menjamin kebahagiaan sebanyak-banyaknya pada masyarakat; 5. memberi petunjuk dalam pergaulan masyarakat. Selain memiliki tujuan, hukum juga memiliki fungsi dasar, yaitu: 1. melindungi masyarakat dari ancaman bahaya fungsi perlin- dungan; 2. menjaga dan memberikan keadilan bagi manusia fungsi keadilan; 3. digunakan untuk arah dan acuan, tujuan, serta pelaksanaan pembangunan fungsi pembangunan. 8. Unsur-unsur hukum, adalah : 1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dan pergaulan hidup masyarakat. 2. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas. 3. Peraturan-peraturan itu dilakukan oleh badan -badan resmi negara. 4. Peraturan itu bersifat memaksa. 9. Sumber Hukum Macam-macam sumber hukum formal, antara lain undang-undang, traktat, kebiasaan hukum tidak tertulis, doktrin, dan yurisprudensi. 1. Undang-Undang Pengertian undang-undang dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu undang-undang dalam arti material dan undang-undang dalam arti formal. 1. Undang-undang dalam arti material, adalah setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang dilihat dari isinya disebut undang-undang dan mengikat setiap secara umum. Di dalam UUD 1945, dapat kita jumpai beberapa contoh, seperti: Undang-Undang Dasar, Ketetapan MPR, Undang-Undang, Perpu, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, dan Peraturan Daerah. 2. Undang-undang dalam arti formal, adalah setiap keputusan penguasa yang dilihat dari bentuknya dan cara terjadinya dapat disebut undang- undang. Jadi undang-undang dalam arti formal tidak lain merupakan ketetapan penguasa yang memperoleh sebutan undang-undang karena cara pembentukannya. Misalnya, ketentuan pasal 5 ayat 1 UUD 1945 amandemen yang berbunyi Materi Pendalaman PPKn Kelas XII TP. 20142015 6 Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. 2. Kebiasaan hukum tidak tertulis Kebiasan merupakan tindakan menurut pola tingkah laku yang tetap, ajeg, lazim, normal dalam masyarakat atau pergaulan hidup tertentu. Di dalam masyarakat, keberadaan hukum tidak tertulis kebiasaan diakui sebagai salah satu norma hukum yang dipatuhi. Kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang terhadap hal yang sama dan kemudian diterima serta diakui oleh masyarakat. Dalam praktik penyelenggaraan negara, hukum tidak tertulis disebut konvensi. 3. Yurisprudensi Yurisprudensi adalah keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur oleh undang-undang dan dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam memutuskan perkara yang serupa. 4. Perjanjian Intemasional Perjanjian Intemasional adalah perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih mengenai persoalan-persoalan tertentu yang menjadi kepentingan negara yang bersangkutan. Dalam pelaksanaannya, traktat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Traktat bilateral, adalah perjanjian yang dibuat oleh dua negara. Traktat ini bersifat tertutup, karena hanya melibatkan dua negara yang berkepentingan. Misalnya, masalah Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC. 2. Traktat multilateral, adalah perjanjian yang dibuat atau dibentuk oleh lebih dari dua negara. Traktat ini bersifat terbuka bagi negara-negara lainnya untuk mengikatkan diri PBB, NATO, Pakta Warsawa, ASEAN, Gerakan Non Blok, dan sebagainya. Pembuatan traktat, biasanya melalui tahap-tahap berikut ini. 1. Penetapan isi perjanjian dalam bentuk konsep yang dibuatdisampaikan oleh delegasi negara yang bersangkutan. 2. Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat masing-masing. 3. Ratifikasi atau pengesahan oleh kepala negara masing-masing sehingga sejak saat itu traktat dinyatakan berlaku di seluruh wilayah negara. 4. Pengumuman, yaitu penukaran piagam perjanjian. Setelah diratifikasi oleh DPR dan kepala negara, traktat tersebut menjadi undang-undang dan merupakan sumber hukum formal yang berlaku. 5. Doktrin Doktrin merupakan pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-asas penting dalam hukum dan penerapannya. Materi Pendalaman PPKn Kelas XII TP. 20142015 7 1. Dalam hukum ketatanegaraan, kita mengenai doktrin, dari Montesquieu, yaitu Trias Politica yang membagi kekuasaan menjadi tiga bagian yang terpisah, yakni: 1. Kekuasaan eksekutif kekuasaan untuk melaksanakan undang- undang 2. Kekuasaan legislatif kekuasaan untuk membuat undang-undang 3. Kekuasaan yudikatif kekuasaan untuk mengadili pelanggaran undang-undang 2. Doktrin yang dikemukakan oleh para ahli hukum fukaha, seperti Imam Malik, Hanafi, Syafii dan Hambali yang dijadikan pegangan oleh para hakim qadi dalam memutuskan perkara.

10. KEKUASAAN KEHAKIMAN