Hambatan MATERI PENDALAMAN PPKn Kelas 12

2. Penegakan melalui Penindakan

Adapun penegakan HAM melalui penindakan antara lain dilakukan dalam bentuk upaya- upaya sebagai berikut. 1. Pelayanan, konsultasi, pendampingan, dan advokasi bagi masyarakat yang menghadapi kasus HAM. Dalam hal ini, lembaga-lembaga bantuan hukum serta organisasi non-pemerintah yang bergerak di bidang advokasi masyarakat memainkan peran penting. 2. Penerimaan pengaduan dari korban pelanggaran HAM. Dalam hal ini Komnas HAM, lembaga-lembaga bantuan hukum, dan LSM HAM memiliki peran penting. 3. Investigasi, yaitu pencarian data, informasi, dan fakta yang berkaitan dengan peristiwa dalam masyarakat yang patut diduga merupakan pelanggaran HAM. Investigasi ini merupakan tugas Komnas HAM. Namun, pada umumnya LSM HAM maupun media massa juga melakukannya secara independen. 4. Penyelesaian perkara melalui perdamaian, negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli. Komnas HAM bertugas dan berwenang melakukan proses ini. 5. Penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat melalui proses peradilan di pengadilan HAM. Pelanggaran HAM berat meliputi kejahatan genosida menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, dan kelompok agama dengan cara- cara tertentu dan kejahatan terhadap kemanusiaan serangan yang meluas dan sistematik yang ditujukan secara langsung kepada penduduk sipil. 6. Penanganan Pelanggaran HAM di Indonesia Di Indonesia pemah terjadi sebagai Kasus-kasus pelanggaran HAM. Dari beberapa kasus tersebut, ada yang sudah dipersidangan di pengadilan. Dibawah ini kasus disampaikan beberapa contoh peristiwakasus serta upaya-upaya penanganannya. 1. Kasus Tanjung Priok 1984 2. KasusMarsinah 1993 3. Kasus Tri Sakti Semanggi I Semanggi I II 1998 4. Kasus Kerusuhan Timor-Timor Pasca Jajak Pendapat Referendum 1999 Timor Leste akhimya resmi berpisah dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah hasiljajak pendapat dimenangkan oleh kelompok yang menolak otonomi khusus padabulanAgustus 1999. 5. Kasus Pembunuhan Theys Hiyo E Luay 2001 6. Kasus Pembunuhan Munir Hambatan dan Tantangan Penegakkan HAM di Indonesia

1. Hambatan

Dalam menegakkan pelaksanaan HAM di Tanah Air, banyak sekali berbagai hambatan, baik Materi Pendalaman PPKn Kelas XII TP. 20142015 15 yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. 1. Hambatan dari Luar negeri Hambatan yang berasal dari luar negeri antara lain, pengaruh ideologi Liberalisme. Liberalisme berasal dari kata liberal yang berarti berpendirian bebas. Liberalisme adalah suatu paham yang melihat manusia sebagai makhluk bebas. Artinya, manusia memiliki kemauan bebas dan merdeka serta harus diberikan kesempatan untuk memajukan diri sendiri dengan merdeka pula. Paham Liberalisme dilaksanakan di Eropa Barat, Amerika Serikat dan beberapa negara di Asia. Paham ini menghendaki hal-hal berikut. 1. Kekuasaan mutlak mayoritas atas minoritas sehingga dapat terjadi diktator mayoritas terhadap minoritas. 2. Lebih mengutamakan pemungutan suara niayoritas dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, kelompok kecil pendapatnya tidak akan dipertimbangkan dalam pengambilan putusan sehingga bisa menimbulkan rasa frustrasi. 2. Hambatan dari Dalam Negeri Hambatan dari dalam negeri adalah sebagai berikut. 1. Keadaan geografis Indonesia yang luas 2. Wilayah Indonesia yang luas dengan jumlah penduduk yang menyebar di seluruh Nusantara menjadi kendala dalam komunikasi dan sosialisasi produk hukum dan perundang- undangan. Menurut Prof. Baharuddin Lopa, S.H. dalam buku “Kejahatan Korupsi dan Penegakan Hukum” 2001, disebutkan bahwa ada 4 empat macam pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia, yaitu sebagai berikut. 1. Masih kentalnya budaya ewuh pekewuh, yang membuka peluang terjadinya pelanggaran hak asasi manusia sehingga penegakannya, enforcement terganggu. 2. Adanya kecenderungan pada pihak-pihak tertentu, terutama yang memiliki kewenangan dan kekuasaan, saling tidak mampu mengekang. 3. Law enforcement masih lemah dan seringkali bersifat diskriminatif. 4. Adanya kebiasaan bahwa pihak yang memiliki wewenang dan kekuasaan, masih sering menyalahgunakannya. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa ada tantangan utama dalam penegakan HAM di Indonesia. 1. Budaya kekerasan seringkali masih menjadi pilihan berbagai kelompok masyarakat dalam menyelesaikan persoalan yang ada di antara mereka. 2. Di satu sisi, belum ada pemerintahan yang memiliki komitmen, kuat terhadap upaya Materi Pendalaman PPKn Kelas XII TP. 20142015 16 penegakan HAM dan mampu melaksanakan kebijakan HAM secara efektif, sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi. 3. Masih ada pihak-pihak yang berusaha menghidupkan kekerasan dan diskriminasi sistematis terhadap kaum perempuan ataupun kelompok masyarakat yang dianggap minoritas. 4. Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada aparat pemerintah dan lembaga- lembaga penegak hukum. 5. Terjadinya komersialisasi media massa yang berakibat pada semakin minimnya keterlibatan media massa dalam pemuatan laporan investigatif mengenai HAM dan pembentukan opini untuk mempromosikan HAM. 6. Di sisi lain, masih lemahnya kekuatan masyarakat civil society yang mampu menekan pemerintah secara demokratis, sehingga pemerintah bersedia bersikap lebih peduli dan serius dalam menjalankan agenda penegakan HAM. 7. Budaya feodal dan korupsi menyebabkan aparat penegak hukum tidak mampu bersikap tegas dalam menindak berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pejabat atau tokoh masyarakat. 8. Ada sebagian warga masyarakat dan aparat pemerintah yang masih berpandangan bahwa HAM merupakan produk budaya Barat yang individualistik karena itu tidak sesuai dengan budaya Indonesia. 9. Desentralisasi yang tidak diikuti dengan menguatnya profesionalitas birokrasi dan kontrol masyarakat di daerah potensial memunculkan berbagai pelanggaran HAM pada tingkat lokal. 10. Berbagai ketidakadilan pada masa lalu telah menyebabkan luka batin dan dendam antarkelompok masyarakat tanpa terjadi rekonsiliasi sejati. 11. Dalam beberapa tahun terakhir perhatian masyarakat dan media massa lebih terarah pada persoalan korupsi, terorisme, dan pemulihan ekonomi daripada penanganan kasus-kasus HAM. Pasal 26 1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang sebagai warga negara. 2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. 3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan Undang-Undang. Pasal 27 1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Materi Pendalaman PPKn Kelas XII TP. 20142015 17 2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 3. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 28 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang. 15. Ciri-ciri pemerintahan presidensial adalah: 1. Presiden sebagai badan penyelenggara negara. Presiden berkedudukan sebagaikepala negara dan kepala pemerintahan eksekutif 2. Presiden tidak dipilih parlemen, tetapi dipilih secara langsung oleh rakyat PEMILU atau oleh suatu badan khusus yang dikuasakan. 3. Hubungan antara Presiden dan parlemen tidak dapat saling menjatuhkan, karena presiden dan parlemen dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum, sehingga keduanya bertanggung jawab kepada rakyat. 4. Presiden dibantu oleh seorang wakil presiden dan para menteri yang terdapat dalam suatu kabinet oleh presiden. 5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen, karena presiden tidak dipilih oleh parlemen. 6. Presiden tidak dapat diberhentikan oleh parlemen sebelum masajabatannya berakhir. Apabila terjadi pelanggaran yang bertentangan dengan konstitusi atau hukum, presiden dapat dikenakan impeachment pengadilan parlemen yang dilakukan oleh hakim tinggi. 7. Masa jabatan presiden ditetapkan dalam jangka waktu tertentu. Sistem pemerintahan presidensial ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut. 1. Kedudukan presiden cukup kuat dan stabil karena tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen. 2. Penyusunan program kerja dapat disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya. 3. Masa jabatan presiden lebih jelas sehingga memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan program kerjanya. Kelemahan sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut: 1. Presiden berada pada posisi di luar pengawasan langsung legislatif serta pengawasan rakyat yang kurang memiliki pengaruh terhadap pemerintah, sehingga menimbulkan kekuasaan yang mutlak. Materi Pendalaman PPKn Kelas XII TP. 20142015 18 2. Hasil dari keputusan yang kurang tegas, karena keputusan yang diambil merupakan hasil tawar-menawar lobying antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. 3. Sistem pertanggungjawaban presiden kurang jelas. 16. Pengertian Sosialisasi Politik Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat dalam menjalani kehidupan politik. Berbagai pengertian dan batasan mengenai sosialisasi politik telah dike- mukakan oleh para sarjana terkemuka, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Gabriel Almond 2000 Sosialisasi politik menunjuk pada proses tempat sikap-sikap dan pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk. Sosialisasi politik juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik pada generasi berikutnya. 2. Ramlan Surbakti 1992 Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat. 3. Kenneth P. Langton 1969 Sosialisasi politik adalah cara masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya. 4. Richard E. Dawson 1992 Sosialisasi politik dapat dipandang sebagai pewarisan pengetahuan, nilai-nilai, dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa. Pada hakikatnya, sosialisasi politik adalah suatu proses untuk memasya- rakatkan nilai-nilai atau budaya politik ke dalam suatu masyarakat. Beberapa aspek penting dari sosialisasi politik adalah sebagai berikut. 1. Sosialisasi politik merupakan proses belajar dari pengalaman. 2. Sosialisasi politik merupakan prakondisi bagi aktivitas sosial politik. 3. Sosialisasi politik berlangsung tidak hanya pada usia dini dan remaja, tetapi tetap berlanjut sepanjang kehidupan. 4. Sosialisasi politik memberikan hasil belajar yang berupa informasi, pengetahuan, sikap, motif, nilai-nilai yang tidak hanya berkaitan dengan individu tetapi juga dengan kelompok. Menurut Ramlan Surbakti, sosialisasi politik dibagi dua, yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan proses dialogis di antara pemberi dan penerima pesan. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan kursus, latihan kepemimpinan, diskusi, atau keikutsertaan dalam berbagai pretemuan. Indoktrinasi politik merupakan proses sepihak ketika Materi Pendalaman PPKn Kelas XII TP. 20142015 19 penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai, norma, dan simbol yang dianggap oleh pihak yang berkuasa sebagai ideal dan baik.

1. Tipe-Tipe Sosialisasi Politik