4. Penunggak Pajak delinquent tax payers
Upaya pencairan tunggakan pajak dilakukan melalui pelaksanaan tindakan penagihan secara intensif dalam administrasi pajak yang
baik akan lebih efektif melaksanakan upaya tersebut. 2008:44
Pada dasarnya sasaran administrasi perpajakan adalah meningkatkan kepatuhan tax payers dalam pemenuhan kewajiban perpajakan dan
pelaksanaan ketentuan perpajakan secara seragam satu persepsi antara wajib pajak dan fiskus sama dalam menilai suatu ketentuan untuk mendapatkan
penerimaan maksimal dengan biaya optimal.
2.1.6 Sistem Administrasi Perpajakan Modern
Administrasi perpajakan berperan penting dalam kondisi terkini. Kebijakan perpajakan tax policy yang dianggap baik adil dan efisien dapat
saja kurang sukses menghasilkan penerimaan atau mencapai sasaran lainnya karena administrasi perpajakan tidak mampu melaksanakannya. Menurut
Marcus Taufan Sofyan tentang Pengertian Sistem administrasi Perpajakan Modern :
“Sistem administrasi perpajakan modern adalah penerapan sistem administrasi perpajakan yang mengalami penyempurnaan atau
perbaikan kinerjanya, baik secara individu, kelompok, maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis dan cepat yang
merupakan perwujudan dari program dan kegiatan reformasi administrasi perpajakan jangka menengah yang menjadi prioritas
reformasi perpajakan yang digulirkan oleh Direktorat Jenderal
Pajak sejak tahun 2001.” 2005:53
Sedangkan menurut Suparman tentang Pengertian Sistem administrasi Perpajakan Modern :
“Sistem administrasi perpajakan modern adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi baik secara individu,
kelompok maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis dan
cepat.” 2007:1
Berdasarkan dua definisi tersebut diatas sistem administrasi perpajakan modern merupakan perwujudan dari program dan kegiatan reformasi
administrasi perpajakan yang mengalami penyempurnaan atau perbaikan kinerjanya, baik secara individu, kelompok, maupun kelembagaan agar sistem
administrasi tersebut lebih efisien, ekonomis dan cepat. Tujuan dari reformasi administrasi perpajakan adalah bahwa
administrasi perpajakan yang ada di suatu negara mengimplementasikan struktur perpajakan yang efisien dan efektif, guna mencapai sasaran
penerimaan pajak yang optimal. Ciri khusus sistem administrasi perpajakan modern yaitu perbaikan
pelayanan melalui pembentukan account representative dan complain center untuk menampung keberatan WP. Selain itu juga menggunakan kemajuan
teknologi terbaru diantaranya e-filing, e-payment, e-registration, dan e- counceling yang diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih
efektif. Manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem bagi wajib pajak adalah simplicity, dimana alur pekerjaan lebih sederhana dengan bantuan
account representative;
certainity yaitu
terdapat kepastian
dalam melaksanakan peraturan perpajakan didukung bidang pelayanan dan
penyuluhan di Kanwil serta seksi pelayanan di KPP.
Dari keterangan diatas ciri sistem administrasi perpajakan modern yaitu:
1. Pelayanan Adapun fasilitas pelayanan perpajakan yang tersedia di tiap KPP dan
siap dimanfaatkan oleh wajib pajak untuk memudahkan berkomunikasi dengan petugas pajak seirama dengan modernisasi adalah sebagai berikut:
a. Tempat Pelayanan Terpadu TPT Yakni tempat pelayanan perpajakan yang terintegrasi di KPP dengan
menggunakan sistem komputer. Adanya TPT juga untuk memudahkan pengawasan terhadap proses pelayanan yang diberikan kepada wajib
pajak. b. Account Representative
Salah satu ciri khas dari KPP modern adalah adanya Account Representative AR yang mlaksanakan tugas-tugas pengawasan
terhadap pelaksanaan kewajiban oleh wajib pajak dan melayani penyelesaian hak wajib pajak. Juga untuk tugas konsultasi, jika wajib
pajak memerlukan informasi atau hal lainnya terkait pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakannya. Sehingga, AR berfungsi sebagai
jembatan atau mediator antara wajib pajak dengan KPP. c.
Help Desk Petugas yang ditepatkan di help desk adalah pegawai yang dianggap
cakap dan berpengetahuan tentang perpajakan, dan mempunyai
kemampuan berkomunikasi. Petugas di help desk harus melayani masyarakat sesuai dengan hari dan jam kerja kantor.
d. Complaint Center
Complaint Center berfungsi untuk menampung keluhan-keluhan wajib pajak yang terdaftar di KPP di wilayah kerjanya. Ini merupakan bentuk
keterbukaan DJP untuk perbaikan atas pelaksanaan tugas, terutama pelayanan kepada wajib pajak.
e. Call Center
Fungsi utama yang ditangani call center menyangkut pelayanan konfirmasi, prosedur, peraturan, material perpajakan, dll, dan
penanganan complaint wajib pajak. f. Media Informasi Pajak
Proses operasional Media Informasi Pajak cenderung sama dengan penggunaan website di internet. Melalui panduan yang telah ada di
halaman depan, maka masyarakat atau wajib pajak akan dengan mudah mengakses informasi apa yang dibutuhkan.
g. Pojok Pajak Pojok Pajak adalah sarana penyuluhan dan pelayanan perpajakan bagi
masyarakat maupun wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, yang ditempatkan dipusat-pusat perbelanjaan, pusat-
pusat bisnis atau tempat-tempat tertentu lainnya.
h. e-System Perpajakan Guna mendukung berjalannya modernisasi perpajakan dan dalam
rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat maupun wajib pajak, terus dikembangkan pemanfaatan dan penerapan e-system
terkait dengan perpajakan. Hal ini dimaksudkan agar semua proses kerja dan pelayanan perpajakan berjalan dengan baik, lancar, cepat,
dan akurat. Terdapat beberapa e-system yang dapat dimanfaatkan masyarakat atau wajib pajak yaitu:
1. e-registration adalah sistem pendaftaran, perubahan data wajib pajak dan atau pengukuhan maupun pencabutan pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak melalui sistem yang terhubung langsung secara online dengan DJP.
2. e-SPT adalah penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer.
Yang dapat diaplikasikan adalah laporan SPT Masa PPh, SPT Tahunan PPh dan SPT Masa PPN
3. e-filing adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan melalui sistem online dan real time. SPT berbentuk formulir
elektronik dalam media komputer yang dikenal dengan e-SPT. 4. e-payment adalah suatu cara pembayaran tunggakan pajak yang
dilakukan melalui sistem online. Fasilitas e-payment dapat dilakukan wajib pajak dimana saja karena fasilitas e-payment
tersedia di bank persepsi sehingga dapat menekan psychological cost, psychic cost, waktu, biaya transportasi dan uang.
Dengan disediakannya fasilitas pelayanan perpajakan yang dapat dimanfaatkan oleh wajib pajak, diharapkan wajib pajak dapat responsif
dan lebih terbuka dalam berkomunikasi dengan petugas pajak. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pada wajib pajak dan
seluruh stakeholders perpajakan, melalui SE-45PJ2007 ditegaskan mengenai “Pelayanan Prima Perpajakan”. Adapun pelayanan prima yang
diberikan adalah : a. Waktu pelayanan di TPT pukul 07.30 hingga pukul 17.00 waktu
setempat, dan pada jam istirahat, pelayanan tetap diberikan; b. Yang bertugas di TPT dan help desk adalah pegawai yang sudah
memiliki kemampuan untuk melayani masyarakat termasuk pengetahuan perpajakan;
c. Beberapa hal yang perlu diberikan penekanan pelaksanaannya : 1. Pegawai berhubungan langsung dengan wajib pajak harus menjaga
sopan santun dan perilaku, ramah, tanggap, cermat, dan cepat, serta tidak mempersulit pelayanan, dengan cara:
- Bersikap hormat dan rendah hati terhadap tamu; - Selalu bersikap ramah, memberikan 3S Senyum, Sapa, Salam;
- Mengenakan kartu identitas pegawai di dada; - Menyapa tamu yang datang;
- Mendengarkan baik-baik apa yang diutarakan oleh wajib pajak;
- Menghidari mengobrol atau bercanda berlebihan dengan sesama petugas atau wajib pajak yang dilayani.
2. Apabila ada panggilan penting dan terpaksa harus meninggalkan wajib pajak, petugas memohon maaf kepada wajib pajak dan agar
digantikan oleh petugas lain. 3. Siaga melayani pertanyaan wajib pajak.
4. Dalam hal petugas adalah Account Representative AR yang pada saat bersamaan menerima tamu yang merupakan wajib pajak
tanggung jawabnya maka tamu lain ditangani oleh AR atau petugas lain.
d. Dalam merespon permasalahan yang memberikan informasi kepada wajib pajak;
1. Petugas agar memberikan informasi atau penjelasan secara lengkap, sehingga wajib dapat mengerti dengan baik.
2. Untuk lebih meyakinkan wajib pajak, petugas dapat menggunakan brosurleafletbuku petunjuk teknis pelayanan.
3. Minimal satu software peraturan perpajakan tax knowledge base telah diistall di komputer TPT.
4. Bila petugas TPT belum yakin terhadap permasalahan yang ditanganinya, jangan memaksakan diri. Segera informasikan ke
petugas lain, supervisor atau atasan, dan memberitahukan permasalahan yang disampaikan wajib pajak, agar wajib pajak
tidak ditanya berkali-kali.
e. Setiap tamu yang datang di TPT, harus ada petugas keamanan tenaga satuan pengamanan yang menyambut, menanyakan keperluan dan
mempersilahkan tamu dengan sopan untuk mengambil nomor antrian. f.
Bila antrian cukup panjang dan waktu menunggu lebih lama, maka petugas harus memberikan penjelasan dengan baik, sopan dan tetap
ramah. g. Akan lebih baik apabila petugas dapat menjelaskan berapa lama wajib
pajak harus menunggu. h. Bila petugas terpaksa tidak dapat menerima laporansurat yang
disampaikan oleh wajib pajak, misalnya karena kurang lengkap, maka petugas harus menjelaskannya secara jelas dan ramah, sampai wajib
pajak memahami dengan baik.
2. Pemeriksaan Salah satu upaya pencegahan penyelundupan pajak adalah dengan
menggunakan cara pemeriksaan pajak. Pemeriksaan pajak merupakan hal pengawasan pelaksanaan sistem self assesment yang dilakukan oleh wajib
pajak, harus berpegang teguh pada Undang-Undang perpajakan. Tujuan pemeriksaan pajak sebagaimana dimaksudkan dalam
Keputusan Menteri Keuangan No. 545KMK2000 tanggal 22 Desember 2000 adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan dan pembinaan kepada wajib pajak dan tujuan lain dalam rangka memberikan kepastian
hukum, keadilan dan pembinaan kepada wajib pajak dan tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan
perpajakan. Dengan sistem administrasi DJP yang telah tercomputerized
memungkinkan petugas pajak mendapatkan data wajib pajak secara onlineelektronik yang dapat diakses dijaringan komputer intern yang
dikenal dengan intranet DJP. Sistem administrasi yang telah tercomputerized dapat memudahkan dan mempercepat proses pemeriksaan
pada wajib pajak. Profil wajib pajak yang terdiri dari nama wajib pajak, alamat, jenis usaha, contact person dan profil usaha wajib pajak lainnya
dapat termonitor secara transparan dengan metode workflow dan berkas wajib pajak yang datanya dapat diperoleh dengan sistem intranet DJP.
Dengan kriteria seleksi yang dipilih secara computerized pemeriksaan pada wajib pajak memiliki tingkat kemungkinan yang sama dalam
pemeriksaan seluruh jenis pajak yaitu Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea
Perolehan Hak Tanah dan Bangunan BPHTB dan Bea Materai.
3. Aspek Teknologi Informasi Sistem informasi yang digunakan DJP saat ini yaitu Sistem Informasi
Direktorat Jendral Pajak SIDJP yang merupakan pengembangan dari Sistem Informasi Perpajakan Modern SIPMOD. Dengan dilengkapinya
setiap pegawai dengan personal computer yang terhubung dengan SIDJP,
intranet maupun ekstranet dapat membantu pegawai pajak dalam membantu melaksanakan pekerjaan untuk mencari data dan informasi
yang dibutuhkan. Aplikasi yang digunakan DJP untuk mendukung sistem informasi yang
ada antara lain e-SPT, e-filing, e-registration, e-payment, call center, complaint center, SMS tax dan help desk. Aplikasi tersebut dapat
meningkatkan produktifitas serta ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan karena data yang dihasilkan berupa data elektronik yang dapat mudah
dicari dengan adanya jaringan intranet.
Adapun tujuan modernisasi perpajakan adalah untuk menjawab latar belakang dilakukannya modernisasi perpajakan, menurut Liberti Pandiangan
yaitu:
1. Tercapainya tingkat kepatuhan pajak tax compliance yang