Komunikasi Kecemasan Siswa saat Berkomunikasi 1. Kecemasan

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan berkomunikasi yaitu ketakutan, kakhawatiran, berupa perasaan negatif yang dirasakan individu dalam melakukan komunikasi, biasanya berupa perasaan tegang, gugup, ataupun panik yang dialami individu dalam melakukan komunikasi ketika berada didalam situasi tertentu.

4. Tipe-tipe dari Kecemasan Komunikasi

Kecemasan komunikasi dapat dibagi berdasarkan tipe-tipe dari kecemasan komunikasi, ada 4 tipe dari kecemasan komunikasi menurut Powell Powell 2010, yaitu: a. Traitlike adalah derajat kecemasan yang relatif setabil dan relatif panjang waktunya ketika seseorang dihadapkan pada berbagai konteks komunikasi, seperti misalnya dalam public speaking, pertemuan-pertemuan meetings, komunikasi antar pribadi, dan komunikasi kelompok. b. Audience-Based merupakan kecemasan komunikasi yang dialami seseorang ketika ia berkomunikasi dengan tipe-tipe orang tertentu tampa memandang waktu atau konteks dan akan memicu timbulnya reaksi kecemasan. c. Situasional adalah kecemasan komunikasi yang berhubungan dengan situasi ketika seseorang mendapatkan perhatian yang tidak biasa unusual dari orang lain. d. Contex-Based merupakan kecemasan komunikasi hanya pada setting tertentu. Kecemasan berkomunikasi timbul karena berada dalam tempat- tempat tertentu. Berdasarkan tipe-tipe kecemasan komunikasi diatas, yang akan di teliti dalam penelitian ini adalah kecemasan komunikasi Audience-Based. Yaitu kecemasan komunikasi yang dialami siswa ketika ia berkomunikasi dengan tipe-tipe orang tertentu seperti figur otoritas atau guru di sekolah tampa memandang waktu atau konteks dan akan memicu timbulnya reaksi kecemasan.

B. Pendekatan Cognitive Behaviour Therapy 1. Pendekatan Behavioral

Cognitive Behaviour Therapy merupakan salah satu teknik dari pendekatan behavioral. Sebelum memasuki pengertian Cognitive Behaviour Therapy, sekilas akan dipaparkan terlebih dahulu mengenai pendekatan behavioral. Pendekatan behavioral didasari oleh eksperimen yang melakukan investigasi tentang prinsip-prinsip tingkah laku manusia. Konseling behavioral memiliki asumsi dasar bahwa setiap tingkah laku dapat dipelajari, tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku baru, dan manusia memiliki potensi untuk berprilaku baik atau buruk, tepat atau salah. Selain itu manusia dipandang sebagai individu yang melakukan refleksi atas tingkah lakunya sendiri, mengatur serta dapat mengontrol perilakunya, dan dapat belajar tingkah laku baru atau dapat mempengaruhi prilaku orang lain, Walker Shea, 1988, p. 36 Komalasari, dkk: 2011. Perkembangan pendekatan behavior diawali pada tahun 1950-an dan awal 1960-an sebagai awal radikal menentang prespektif psikoanalisis yang dominan. Pendekatan ini dihasilkan berdasarkan hasil eksperimen para behaviorist yang memberikan sumbangan pada prinsip-prinsip belajar dalam tingkah laku manusia. Secara garis besar, sejarah perkembangan pendekatan behavioral terdiri dari tiga trend utama, yaitu: trend I: kondisioning klasikal Classical Conditioning, trend II Operant Conditioning, dan trend III Cognitive Therapy, Corey, 1986, p. 174 Komalasari, dkk: 2011.