Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

25 Sejalan dengan Sudaryo, Sagala 2006: 187 berpendapat bahwa pembelajaran konvensional adalah pembelajaran klasikal atau disebut juga pembelajaran tradi- sional. Kegiatan penyampaian pelajaran kepada sejumlah siswa, yang biasanya dilakukan oleh pengajar dengan berceramah di kelas, memandang siswa sebagai objek belajar yang hanya duduk pasif mendengarkan penjelasan. Sukandi Riyanti, 2012 mendefenisikan bahwa pembelajaran konvensional ditandai de- ngan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak men- dengarkan. Dari ketiga pendapat di atas, terlihat bahwa pembelajaran konven- sional yang dimaksud adalah pembelajaran yang lebih banyak didominasi guru- nya sebagai “pentransfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu. Siswa diposisikan sebagai objek yang pasif, bukan sebagai subjek yang aktif. F. Matematika Sekolah Dasar SD Matematika menurut James dan James dalam Suherman, 1994 adalah ilmu ten- tang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep konsep yang berhu- bungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri. Johnson dan Rising dalam Suherman, 1994 mengatakan “Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pem- buktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan sim- bol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bu- 26 nyi ”. Sementara itu dari enam pengertian matematika yang dikemukakan oleh R. Soedjadi 2000: 11, salah satunya mengemukakan bahwa “Matematika ada- lah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan ”. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, matematika dapat diartikan sebagai pengetahuan yang mengandalkan kemampuan menganalisis melalui proses penalaran dari pengalaman manusia yang kemudian hasil dari analisis tersebut dinyatakan dalam konsep kemudian dituangkan dalam notasi matematika. Na- mun, R. Soedjadi 2000, 20 juga mengatakan bahwa “Matematika di sekolah tidaklah sama sepenuhnya dengan matematika sebagai ilmu. Dikatakan tidak sama sepenuhnya karena memiliki perbedaan antara lain dalam penyajian, pola pikir, keterbatasan semestanya, dan tingkat keabstarakannya ”. Hal ini cukup rasional, karena pembelajaran matematika di TK, SD, SMP, dan SMA tentu akan sangat berbeda, baik dari cara penyajian, tingkat keabstarakannya, dan keterbatasan semestanya. Hal ini disebabkan pola berpikir siswa pada setiap tingkatan yang berbeda. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistemis, kritis, dan kreatif, serta memiliki kemampuan bekerjasama BSNP, 2003. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Berdasarkan hal tersebut, maka matematika menjadi salah satu matapelajaran wajib dikuasai siswa. Nilai hasil belajar matematika siswa akan menjadi salah satu faktor yang menentukan kelayakan siswa untuk naik kelas atau lulus ujian. 27

G. Kerangka Pemikiran

Matematika merupakan salah satu matapelajaran wajib di sekolah. Layak atau tidak seorang siswa untuk naik kelas atau lulus ujian salah satunya dipengaruhi oleh nilai hasil belajar matematikanya. Oleh karena itu penting bagi siswa untuk dapat memperoleh nilai hasil belajar matematika yang maksimal. Nilai hasil belajar matematika siswa juga dapat menjadi tolak ukur bagi ketercapaian suatu kemampuan matematika. Rendahnya nilai hasil belajar matematika siswa men- cerminkan masih rendahnya kemampuan matematika siswa. Melihat betapa pentingnya pencapaian nilai hasil belajar matematika dalam pembelajaran, maka rendahnya nilai hasil belajar matematika siswa merupakan permasalahan yang harus diperhatikan oleh guru. Permasalahan tersebut dapat disebabkan oleh be- berapa faktor, salah satunya proses pembelajaran yang berlangsung selama ini terpusat pada guru sehingga selama pembelajaran matematika hanya terjadi komunikasi satu arah. Siswa tidak memiliki ruang untuk aktif dalam pembelaja- ran, sehingga kegiatan matematika menjadi tidak menarik bagi siswa. Hal ini mungkin menjadi penyebab kurangnya minat siswa dalam pembelajaran mate- matika. Memilih model pembelajaran yang tepat adalah salah satu hal yang da- pat dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif. Model pembela- jaran yang dipilih hendaknya yang mampu menciptakan atmosfer pembelajaran siswa aktif, kreatif, dan dapat mempelajari matematika dengan lebih mudah. Model pembelajaran kooperatif memberikan ruang bagi siswa untuk bekerjasa- ma dalam sebuah kelompok sehingga siswa mampu aktif dalam pembelajaran. Dalam kelompok, siswa dapat mengomunikasikan ide-ide matematisnya baik 28 secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian keterampilan siswa dalam berko- munikasi dan mengkonstruksi pengetahuan matematika akan lebih terlatih dari- pada siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru. Ada banyak tipe model pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah tipe NHT. Langkah model pembelajaran tipe NHT dimulai dari pembagian siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 6 orang siswa, selanjutnya siswa dalam kelompok diberikan nomor anggota kelompok. Nomor anggota digunakan untuk menentukan siswa yang akan menyampaikan hasil diskusi. Selanjutya guru menyampaikan sebuah permasalahan yang harus dipecahkan siswa bersama dengan kelompoknya, dan menyampaikan bahwa keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan individu. Pada kegiatan diskusi kelompok, komunikasi dan interaksi dalam pembelajaran tidak hanya satu arah seperti pada pembelajaran konvensional. Siswa diberikan kebebasan dalam menyampaikan pendapat, ide atau gagasannya. Hal tersebut memberikan ruang lebih banyak bagi siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar dan berkomunikasi dengan teman di kelompoknya dalam rangka menemukan suatu pemecahan masalah. Karena keberhasilan kelompok bergantung pada keberhasilan individu dalam kelompok, maka siswa yang memiliki kemampuan akademis yang cukup baik, harus mau membantu teman dikelompoknya untuk memahami apa permasalahan yang mereka bahas. Sementara siswa dengan kemampuan akademis rendah harus mau aktif bertanya untuk memahami konsep matematis yang dibahas. Dari hal tersebut akan muncul pemerataan pemahaman konsep dalam pembe- lajaran matematika, dan dominasi siswa pandai dalam pembelajaran akan bisa diminimalisir.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 CANDIMAS T.P 2011/2012

0 12 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 KEMILING PERMAI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

0 4 39

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PENENGAHAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 47

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PROSES BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG

0 4 38

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 2 KAMPUNG BARU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 13 63

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 2 KAMPUNG BARU BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 29 147

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 LABUHAN RATU BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 66

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 8 51

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RAMBAH SAMO

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA SD

0 0 8