24 2
Memperbaiki kehadiran 3
Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 4
Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil 5
Konflik antara pribadi berkurang 6
Pemahaman yang lebih mendalam 7
Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 8
Hasil belajar lebih tinggi
Beberapa keunggulan pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Chris Holland dalam Bruce dan Weil, 2009 yaitu :
1 Melibatkan seluruh peserta didik dalam usaha menyelesaikan tugas.
2 Meningkatkan tanggung jawab individu.
3 Meningkatkan pembelajaran kelompok sehingga setiap anggota terlatih.
4 Meningkatkan semangat dan kepuasan kelompok.
Dalam uraian diatas, maka model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan
salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya bersama dengan kelompoknya. Selain
itu melalui model pembelajaran ini peserta didik diajarkan bertanggung jawab dan kooperatif terhadap orang lain.
E. Model Pembelajaran Konvensional
Menurut Sudaryo 1990 bahwa secara tradisional konvensional pembelajaran
diartikan sebagai upaya penyampaian atau penanaman pengetahuan pada anak. Dalam pengertian tersebut, anak dipandang sebagai objek yang bersifat pasif.
25 Sejalan dengan Sudaryo, Sagala 2006: 187 berpendapat bahwa pembelajaran
konvensional adalah pembelajaran klasikal atau disebut juga pembelajaran tradi- sional. Kegiatan penyampaian pelajaran kepada sejumlah siswa, yang biasanya
dilakukan oleh pengajar dengan berceramah di kelas, memandang siswa sebagai objek belajar yang hanya duduk pasif mendengarkan penjelasan.
Sukandi Riyanti, 2012 mendefenisikan bahwa pembelajaran konvensional ditandai de-
ngan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk
melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak men- dengarkan. Dari ketiga pendapat di atas, terlihat bahwa pembelajaran konven-
sional yang dimaksud adalah pembelajaran yang lebih banyak didominasi guru- nya sebagai “pentransfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima”
ilmu. Siswa diposisikan sebagai objek yang pasif, bukan sebagai subjek yang aktif.
F.
Matematika Sekolah Dasar SD
Matematika menurut James dan James dalam Suherman, 1994 adalah ilmu ten- tang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep konsep yang berhu-
bungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri. Johnson dan Rising dalam Suherman, 1994
mengatakan “Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pem-
buktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan sim-
bol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bu-