Penolakan Bilyet Giro Peredaran, Penawaran, Penolakan Bilyet Giro

tidak dipenuhi oleh pihak lainnya. 4

G. Hubungan Hukum Para Pihak dalam Bilyet Giro

Pada sepucuk surat Bilyet Giro dalam bentuk yang sederhana, kita akan mengenal beberapa pihak dalam Bilyet Giro, yakni pihak - pihak yang terlibat dalam lalulintas pembayaran dengan Bilyet Giro. Menurut Sk No. 2832UPG1995 Pasal 1, pihak dalam Bilyet Giro adalah sebagai berikut: 1. Penerbit, yaitu nasabah bank yang memerintahkan pemindahbukuan sejumlah dana atas beban rekeningnya, atau pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan bilyet giro. 2. Penerima, yaitu nasabah yang memperoleh pemindahbukuan dana diperintahkan oleh penarik kepada tertarik. 3. Tertarik, yaitu bank yang menerima perintah pemindahbukuan. 4. Bank penerima, yaitu bank yang menata usahakan rekening penerima. Dalam hubungan hukum para pihak ini hukum memberi wewenang dan batasan- batasan sehingga timbul adanya hak dan kewajiban. Hukum juga mengatur akibat hukum yang timbul dari suatu hubungan hukum. Hak adalah kewenangan seseorang untuk berbuat sesuatu. Sedangkan kewajiban keharusan untuk mengerjakan sesuatu berdasarkan hukum. Jika kewajiban itu ditentukan oleh undang-undang disebut kewajiban undang-undang, jik kewajiban itu ditentukan 4 Loc cit, Hlm 11 oleh perjanjian disebut kewajiban perjanjian. Berdasarkan azas pelengkap dalam hukum perjanjian, jika pihak menentukan lain dalam perjanjian yang mereka buat, maka kewajiban Undang-Undang dikesampingkan. Sebaliknya jika pihak tidak menentukan apa-apa maka berlakulah kewajiban undang-undang. Dalam kesepakatan ini dibuat oleh para yang mengadakan perjanjian dapat mengesampingkan hak dan kewajiban masing-masing pihak yang telah ditentukan undang-undang. Jadi dalam suatu hubungan hukum yang menjadi latar belkang hak dan kewajiban adalah perjanjian oleh pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. Hasil pelaksanaan kewajiban itu merupakan pihak lain dalam perjanjian. Hak ialah sesuatu yang diperoleh dari dengan kewewenangan menuntuk jika tidak dipenuhi oleh pihak lainnya. 5 Penarikan dan peredaran Bilyet Giro sebagai alat pembayaran timbul hubungan hukum: a. Hubungan hukum antara penerbit dengan penerima Latar belakang diterbitkannya surat berharga sebagai pemenuhan isi perjanjian yang dilakukan oleh penerbit adalah yang disebut dengan perikatan dasar. Dalam kondisi seperti ini tidak ada persoalan apabila bank menolak melakukan pembayaran kepada penerima surat berharga, maka penerima dapat meminta pembayaran kepada penerbit karena antara penerbit dan penerima ada hubungan hukum yang sah. 6 Diterbitkannya suatu Bilyet Giro atas nama seseorang pemegang berarti melakukan pembayaran dari suatu transaksi yang 5 Abdulkadir Muhammad, Hukum Dagang Tentang Surat-surat Berharga, Cetakan keempat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1998, Hlm 11 6 Prayogo, Imam dan Hadibroto, Suryo. Surat Berharga Alat Pembayaran Dalam Masyarakat Modern, Jakarta, Rhineka Cipta, 1995, Hlm 303