Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN BAKAR PENGGILINGAN
PADI BESAR DAN KECIL DI KECAMATAN
PERBAUNGAN KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

OLEH

SAHAT GUNAWAN SIJABAT
030308013/TEKNIK PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2007
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan
Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

2


ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN BAKAR PENGGILINGAN
BESAR DAN KECIL PADI DI KECAMATAN
PERBAUNGAN KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI
SKRIPSI

OLEH
SAHAT GUNAWAN SIJABAT
030308013/TEKNIK PERTANIAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh
Gelar Sarjana Pada Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing

(Achwil Putra Munir, STP., M.Si.)
Anggota


(Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si.)
Ketua

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2007
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

3

ABSTRACK

The height of fuel price and difficult progressively farmer got the fuel
to move the rice milling, becoming one of factor resistor of agriculture product
increase and can pursue the economics growth in an area. This research were
done to get the amount of actual rice milling requirement and also forecasted

requirement of fuel of big rice milling and small rice milling to process the rice
field farm product. This research method used the trend line analysis model,
by used primary data (farmer sample) and secondary data (relevant institution).
From research result the sum of actual rice milling were obtained in the year
2007 was 78 unit and the sum of fuel required were 231,478.986 litre.
For forecasting of year 2008 obtained the rice milling amount were 82 unit with
the fuel requirement were 242,957.538 litre. Forecasting method used be at the
maximum elegibility value = 4 and minimum = - 4.
Keywords : amount of rice milling, fuel requirement, material cost of fuel,
forecasting, trend line

ABSTRAK

Tingginya harga bahan bakar dan semakin sulitnya petani memperoleh
bahan bakar untuk menggerakkan penggilingan padi, menjadi salah satu faktor
penghambat peningkatan produksi pertanian dan dapat menghambat pertumbuhan
perekonomian suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jumlah
kebutuhan aktual penggilingan padi serta memprediksi kebutuhan bahan bakar
penggilingan padi besar dan penggilingan padi kecil untuk pengolahan produksi
lahan sawah. Metode penelitian ini menggunakan model analisis garis

kecenderungan, dengan menggunakan data primer (sampel petani) dan data
sekunder (instansi terkait). Dari hasil penelitian jumlah aktual penggilingan padi
yang diperoleh pada tahun 2007 adalah 78 unit dan jumlah bahan bakar yang
dibutuhkan adalah 231.478,986 liter. Untuk peramalan tahun 2008 diperoleh
jumlah penggilingan padi adalah 82 unit dengan kebutuhan bahan bakar adalah
242.957,538 liter. Metode peramalan yang digunakan berada pada nilai kelayakan
maksimum = 4 dan minimum = - 4
Kata kunci : jumlah penggilingan padi, kebutuhan bahan bakar, biaya bahan
bakar, peramalan, garis kecenderungan.

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

4

RINGKASAN PENELITIAN
ii
SAHAT GUNAWAN SIJABAT “Analisis Kebutuhan Bahan Bakar
Penggilingan Padi Besar dan Kecil di kecamatan Perbaungan kabupaten Serdang

Bedagai”, dibawah bimbingan bapak Saipul Bahri Daulay sebagai ketua komisi
pembimbing dan bapak Achwil Putra Munir sebagai anggota komisi pembimbing.

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi kebutuhan bahan bakar
penggilingan padi besar dan kecil, yang dihitung dengan menganalisis jumlah dan
kemampuan operasi penggilingan padi besar dan kecil, serta dapat memprediksi
jumlah penggilingan padi dan kebutuhan bahan bakar penggilingan padi besar dan
kecil serta biaya yang harus dikeluarkan untuk komsumsi bahan bakar.
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data primer (data yang
diperoleh langsung dari petani) dan data sekunder (data yang diperoleh dari
instansi terkait) yang kemudian dianalisis, adapun ringkasan dari hasil penelitian
ini adalah :
Ditinjau berdasarakan data Dinas Pertanian dan Peternakan daerah
kabupaten Serdang Bedagai (2007), diketahui bahwa desa Melati II merupakan
desa yang memiliki luas lahan sawah terbesar dengan luas 847 ha.
Desa Melati II merupakan daerah percontohan pertanian di kecamatan
Perbaungan, sehingga kelompok tani yang ada si di desa ini menjadi prioritas
dalam mendapatkan bantuan dari pemerintah baik dalam hal mesin pertanian,
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.

USU Repository © 2009

5

bibit, pupuk maupun teknik-teknik budidaya tanaman hortikultura dan sarana
prasarana pendukung lainnya.
Dari total 78 penggilingan padi yang ada di kecamatan Perbaungan pada
tahun 2007, untuk penggilingan padi besar rata-rata komsumsi bahan bakarnya
adalah 4,870 liter/jam dengan efektivitas 1.910 kg/jam dan kerja efektif
adalah 36,600 hari/musim sedangkan untuk penggilingan padi kecil rata-rata
komsumsi bahan bakarnya adalah 2,922 liter/jam dengan efektivitas 1.209,013
dan kerja efektif adalah 49,104 hari/musim.
Peramalan Jumlah Penggilingan Padi
Berdasarkan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis
kecenderungan (trend line analysis model) jumlah penggilingan padi besar
berdasarkan persamaan Ft = 40,350 + 3.420 t

diramalkan pada tahun 2008

adalah 11 unit.

Dengan model peramalan Ft = 40,350 + 3.420 t nilai tracking signal yang
dipeoleh berada dalam kisaran - 2,837 sampai 1,085, hasil tersebut berada dalam
batasan pengendalian maksimum + 4
Berdasarkan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis
kecenderungan (trend line analysis model) jumlah penggilingan padi kecil
berdasarkan persamaan Ft = 2,034+1,048 t diramalkan pada tahun 2008
adalah 71 unit.

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

6

Dengan model peramalan Ft = 2,034+1,048 t, nilai tracking signal yang
diperoleh berada dalam kisaran - 2,386 sampai 1,504, hasil tersebut berada dalam
batasan pengendalian maksimum + 4.

Analisis Kebutuhan Bahan Bakar
iv

Pada tahun 2007 umumnya penggilingan padi yang ada di kecamatan
Perbaungan rata-rata beroperasi 944,620 jam/tahun yang mana dalam per harinya
beroperasi selama + 5 jam,

selama beroperasi mengkonsumsi bahan bakar

sebanyak 3,178 liter/jam, dan dalam setahun mengkonsumsi bahan bakar
sebanyak 3.002,002 liter/tahun.
Kebutuhan bahan bakar penggilingan
penggilingan

padi

besar

kebutuhan

pada tahun 2008, untuk

bahan


bakarnya

mencapai

39.213,240 liter/tahun sedangkan untuk penggilingan padi kecil kebutuhan bahan
bakarnya 203.744,298 liter/tahun, sehingga

kebutuhan

total bahan bakar

penggilingan padi adalah 242.957,538 liter/tahun.
Analisis Biaya Kebutuhan Bahan Bakar
Biaya kebutuhan bahan bakar yang tertinggi yang harus dikeluaran oleh
petani terjadi pada tahun 2008, yaitu :
1. Biaya

kebutuhan


bahan

bakar

penggilingan

padi

besar

adalah

Rp.168.616.932 per tahun.

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

7


2. Biaya

kebutuhan

bahan

bakar

penggilingan

padi

kecil

adalah

Rp. 876.100.481 per tahun.
Daftar harga yang digunakan pada perhitungan diasumsikan harganya
tetap untuk segala periode waktu yaitu Rp. 4.300.

RIWAYAT HIDUP

v
SAHAT GUNAWAN SIJABAT lahir di Gunung Sitoli, Nias pada tanggal
30 Januari 1986, anak kelima dari enam bersaudara lahir dari pasangan Ayahanda
tercinta PRE. Sijabat dan Ibunda tersayang SM. Limbong.
Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri I Kotapinang, dan pada tahun
2003 penulis lulus seleksi masuk universitas sumatera utara melalui jalur PMP
( Panduan Minat dan Prestasi ), di Program Studi Teknik Pertanian, Departemen
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara, penulis aktif sebagai organisasi IMATETA ( Ikatan Mahasiswa Teknik
Pertanian).
Penulis melaksanakan PKL ( Praktek Kerja Lapangan) di PTPN III, Pabrik
karet PRTRA ( Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article ), Medan pada
tahun 2006.

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

8

KATA PENGANTAR

vi
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan
Padi Besar dan Kecil di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang
Bedagai” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan
di Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian USU Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada

bapak

Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si. selaku ketua komisi pembimbing dan kapada
bapak Achwil Putra Munir, STP., M.Si. selaku anggota pembimbing yang telah
banyak membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga penulis ucapkan kepada ayahanda dan ibunda atas segala
perhatian, doa dan dukungan materil maupun moril. Disamping itu penulis ucapan
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

9

terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh keluarga dan teman-teman
yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian dan menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan usulan penelitian ini masih terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca sehingga menjadi lebih baik.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
Medan, Juni 2007

Penulis

DAFTAR ISI
vii

Hal
ABSTRACT .................................................................................................
ABSTRAK ...................................................................................................
RINGKASAN PENELITIAN .......................................................................
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

ii
ii
iii
vi
vii
viii
x
xi
xii

PENDAHULUAN ........................................................................................
Latar Belakang ..................................................................................
Tinjauan Penelitian ............................................................................
Kegunaan Penelitian ..........................................................................

1
1
3
3

TINJAUAN LITERATUR ............................................................................ 4
Gambaran Umum Kecamatan Perbaungan ......................................... 4
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

10

Perkembangan Teknologi Pertanian...................................................
Mekanisasi Pertanian .........................................................................
Pengolahan Hasil Pertanian (Pascapanen) ..........................................
Penggiling Padi .................................................................................
Komponen dari Alat Menggiling Padi ...............................................
Hasil Sampingan Penggilingan Padi ..................................................
Motor bakar/Motor Penggerak ...........................................................
Perbedaan Prinsip Motor Bensin dan Motor Diesel ............................
Bahan Bakar ......................................................................................

4
5
6
7
8
10
12
12
13

METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................
Metode Penelitian ..............................................................................
Pengumpulan Data ............................................................................
Pelaksanaan Penelitian.......................................................................

16
16
16
18
19

HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................
Kondisi Aktual Lahan Pertanian di Kecamatan Perbaungan ...............
Analisis Jumlah Ideal Penggilingan Padi di Kecamatan Perbaungan ..
Jumlah Aktual Penggilingan Padi dan Kemampuan Operasinya .........
Peramalan Jumlah Penggilingan Padi ................................................
Peramalan Jumlah Penggilingan Padi Kecil .......................................
Peramalan Jumlah Penggilingan Padi Besar .......................................
Analisis Kebutuhan Bahan Bakar ......................................................
Analisa Biaya Bahan Bakar ...............................................................

20
20
21
22
23
25
26
28
29

KESIMPULAN ............................................................................................ 31
viii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 33
LAMPIRAN ................................................................................................. 35

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

11

DAFTAR TABEL
ix
Hal
1. Luas lahan baku sawah kecamatan Perbaungan------------------------------ 20
2. Jumlah penggilingan padi dan kemampuan operasinya tahun 2007 -------- 22
3. Data jumlah pengilingan padi Tahun 2000-2007 ----------------------------- 24
4. Data masukan untuk peramalan ------------------------------------------------ 24
5. Peramalan jumlah penggilingan padi kecil ------------------------------------ 26
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

12

6. Uji kelayakan peramalan (tracking signal) ------------------------------------ 26
7. Peramalan jumlah pengilingan padi besar ------------------------------------- 27
8. Uji kelayakan peramalan ------------------------------------------------------- 28
9. Perkiraan kemampuan operasi dan komsumsi bahan bakar
rata-rata penggilingan padi ------------------------------------------------------ 28

DAFTAR GAMBAR
x
Hal
1. Grafik trend line jumlah penggilingan padi besar tahun 2000-2007 ------- 25
2. Grafik trend line jumlah penggilingan padi kecil tahun 2000-2007 -------- 27

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

13

DAFTAR LAMPIRAN
xi
Hal
1. Data rangkuman jumlah penggilingan padi dan kemampuannya ----------- 35
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

14

2. Data jumlah penggilingan padi besar dan penggilingan padi kecil --------- 36
3. Perhitungan jumlah ideal penggilingan padi ---------------------------------- 37
4. Peramalan jumlah penggilingan padi kecil ------------------------------------ 39
5. Peramalan jumlah penggilingan padi besar ----------------------------------- 41
6. Perhitungan kemampuan operasi dan konsumsi bahan bakar
penggilingan padi dalam satu tahun-------------------------------------------- 43
7. Analisis kebutuhan bahan bakar penggilingan padi tahun 2000-2008 ----- 45
8. Analisis biaya bahan bakar penggilingan padi besar dan kecil
tahun 2000-2008 ------------------------------------------------------------------ 46

PENDAHULUAN

xii
Latar Belakang
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

15

Program peningkatan produksi pertanian dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengeksplotasian sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
tersedia secara efisien, efektif dan selektif dengan tujuan agar peningkatan
produksi hasil pertanian dapat optimal.
Khusus dalam peningkatan produksi pertanian, proses produksi yang
meliputi kegiatan prapanen hingga pada pasca panen memerlukan dukungan
berbagai sarana dan prasarana produksi yang efektif, diantaranya adalah dukungan
alat mesin pertanian (Thomson, 2002).
Oleh karena itu adalah sangat penting merencanakan sistem penyediaan
energi bahan bakar yang baik dalam mendukung produktifitas dan kinerja alat dan
mesin pertanian (alsintan). Dalam mendukung peranan sektor pertanian untuk
pembangunan ekonomi, penyediaan energi untuk memenuhi kebutuhan energi
pada sektor pertanian menjadi sangat penting meliputi penyediaan energi untuk
alat dan mesin pertanian (alsintan) (Deptan, 2008).
Faktor ketersediaan energi memiliki peran penting dalam mendukung
sektor pertanian, hingga saat ini jenis energi yang digunakan sebagai bahan bakar
alat dan mesin pertanian di Indonesia adalah minyak solar dan premium. Kedua
jenis bahan bakar minyak (BBM) ini memiliki peranan yang penting dalam
mendukung sektor pertanian di daerah tersebut. Sehingga penyediaannya perlu
dipertimbangkan sejak dini dalam perencanaan energi di daerah tersebut.
Kecamatan Perbaungan, kabupaten Serdang Bedagai adalah salah satu
sentra pertanian di provinsi Sumatera1Utara khususnya dalam penyediaan bahan
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

16

pangan. Berdasarkan luas areal sawah yaitu seluas 5.425 Ha, dan juga dalam
penggunaan alat dan mesin pertanian, maka sektor pertanian di kecamatan ini
dapat dikatakan sudah sangat maju, hal ini juga dapat dilihat dari jumlah alsintan
yang tersedia di daerah tersebut, seperti pada tahun 2006 jumlah penggilingan
padi besar 5 unit, penggilingan padi kecil 44 unit dan RMU 5 unit, data ini
berdasarkan data BPS dan DEPTAN, tahun 2006.
Penerapan mekanisasi mungkin secara langsung dapat mengatasi
kelangkaan tenaga kerja, serta dapat mengefisienkan waktu serta meningkatkan
hasil produksi. Sumber daya untuk menggerakkan alsintan adalah motor
bakar/motor penggerak, sehingga agar dapat beroperasi, maka sangatlah
diperlukan yang namanya bahan bakar minyak (BBM). Sedangkan apabila
semakin banyaknya pengunaan alsintan maka kebutuhan BBM sebagai sumber
energi alsintan tersebut akan semakin meningkat ( Viktor, 2005 )
Harga BBM ditetapkan berdasarkan konsumsi masyarakat dan konsumsi
industri yang perbedaan harganya sangatlah tinggi. Alsintan dianggap sebagai
mesin industri sehingga harga perolehan BBM dikenakan dengan harga industri.
Seringkali dalam penyediaannya masih kurang dan lokasi pengambilan BBM
dalam hal ini stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang kurang
terjangkau mengakibatkan terganggunya proses produksi dan hasil yang dicapai
tentunya

kurang

optimal,

hal

ini

menjadi

sangat

memberatkan

bagi

petani/pengguna alsintan, sementara mereka tidak diperbolehkan membeli BBM
dengan menggunakan media lain penyimpanan lainnya.
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

17

Berdasarkan hal di atas maka dirasa perlu melakukan analisis kebutuhan
bahan bakar untuk alat mesin pertanian di kecamatan Perbaungan khususnya pada
penggiling padi yang mana penggiling padi ini dibedakan menjadi penggiling padi
besar (PPB) dan penggiling padi kecil (PPK). Analisis hal ini diperlukan sebagai
dasar perencanaan penyediaan BBM di daerah tersebut guna menghindari
terganggunya penyediaan bahan bakar untuk sektor pertanian yang dapat
berdampak pada terganggunya produksi pertanian yang diperkirakan akan
berdampak pula pada terganggunya perkembangan ekonomi daerah tersebut.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Memperoleh informasi kebutuhan bahan bakar alsintan penggiling padi
besar dan kecil di kecamatan Perbaungan, kabupaten Serdang Bedagai.
2. Memprediksi kebutuhan BBM alsintan penggiling padi di kecamatan
Perbaungan, kabupaten Serdang Bedagai.

Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan dasar penulisan skripsi untuk dapat menyelesaikan studi di
Program Studi Teknik Pertanian.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

18

TINJAUAN LITERATUR

Gambaran Umum Kecamatan Perbaungan
Luas wilayah Perbaungan 206,02 km2 yang terdiri dari 5 kelurahan, 184
desa 269 RT dan 620 RW, batasan-batasan wilayahnya adalah sebagai berikut :
-

Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Teluk Mengkudu dan
Sei Rampah

-

Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang

-

Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Pantai Cermin

-

Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Sei Rampah
Pada awalnya kecamatan Perbaungan adalah salah satu kecamatan di

kabupaten Deli Serdang, tetapi pada tanggal 18 Desember 2003 dengan
diterbitkannya Undang-Undang Nomor, 36 tahun 2003 tentang pembentukan
kabupaten Samosir dan kabupaten Serdang Bedagai di provinsi Sumatera Utara,
sehingga kecamatan Perbaungan termasuk kedalam 11 kecamatan yang ada di
kabupaten Serdang Bedagai (www.serdangbedagai.com).
Perkembangan Teknologi Pertanian
Dalam

hakikatnya

manusia

itu

senantiasa

tergantung

kepada

lingkungannya, akan tetapi dalam upaya manusia memenuhi kebutuhannya
mereka tidak selalu tergantung pada alam akan tetapi manusia dapat
mempengaruhi, merubah, menciptakan corak dan bentuk lingkungan, untuk
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

4

19

mengolah lingkungan alam sehingga tercipta benda-benda kebutuhan manusia
secara fisik mempunyai keterbatasan untuk itu diperlukan seperangkat peralatan
dan cara penggunaannya yang disebut dengan teknologi (Rifai dkk, 1990).
Perkembangan pertanian juga diiringi oleh perkembangan teknologi asal
untuk membantu kegiatan tersebut seperti : pengolahan tanah, jentera penaikan
air, dan alat pemanen. Peradaban pertanian, bercocok tanam dan beternak yang
pada awalnya hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari atau subsistem pada
perkembangan berikutnya, sejalan dengan kehidupan masyarakat yang bercorak
perdagangan berangsur-angsur berubah menjadi cikal bakal usaha tani
(Mangunwidjaja, 2005).
Bagian yang merupakan kunci revolusi teknologi dalam pertanian yang
sedang berlangsung, dan sebagian besar merupakan hasil revolusi teknologi itu
sendiri, adalah meningkatnya dengan cepat keluaran (output) perjam kerja dalam
usaha tani. Keluaran setiap jam kerja pada waktu sekarang adalah yang terbesar
dalam sejarah, dalam kurun waktu 1745 sampai 1973 terjadi kemajuan yang cepat
pada mekanisasi pertanian dan peningkatan hasil tanaman dan ternak yang tajam
karena sebagai sebab adanya penerapan secara luas praktek usaha tani yang telah
diperbaiki. Perubahan-perubahan ini meningkatkan kenaikan yang besar produksi
dalam jumlah (output) total usaha tani, dengan jam kerja yang lebih sedikit yang
dikeluarkan dalam usaha tani (Smith and Wilkes, 1990).
Mekanisasi Pertanian

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

20

Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari
setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian.
Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau
perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor
listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. (Lisyanto, 2002)
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian, Handaka (1996) mengartikan
bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi
sampai pasca panen bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi
mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor,
nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik.
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan
produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan
ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan
untuk meningkatkan efesiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
megurangi beban kerja petani.
Pengolahan Hasil Pertanian (Pascapanen)
Penanganan pascapanen hasil pertanian meliputi semua kegiatan perlakuan
dan pengolahan langsung terhadap hasil pertanian yang karena sifatnya harus
segera ditangani untuk meningkatkan mutu hasil pertanian agar mempunyai daya
simpan dan daya guna lebih tinggi. Khususnya terhadap komoditas padi, tahapan
pascapanen padi meliputi pemanenan, perontokan, perawatan, pengeringan,
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

21

penggilingan, pengolahan, transportasi, penyimpanan, standardisasi mutu dan
penanganan limbah (Lisyanto, 2002).
Sasaran pembangunan pasca panen diarahkan kepada tiga hal, yaitu
penurunan kehilangan hasil hasil pasca panen, peningkatan mutu hasil dan daya
saing, dan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Tujuan utama dari
peningkatan penanganan pascapanen hasil pertanian adalah mengurangi
kehilangan hasil.
Mutu hasil pertanian diharapkan akan lebih meningkat sehingga daya
tahan dan harga jual akan lebih baik. Disamping itu peningkatan mutu diharapkan
sesuai dengan standar mutu internasional. Penanganan pascapanen yang baik
diharapkan selain peningkatan mutu dan kuantitas hasil panen juga diharapkan
meningkatkan pendapatan petani serta sekaligus hendaknya meningkatkan
kesejahteraannya.
Penggilingan Padi
Pemberasan secara tradisional dapat diartikan dengan sistem penumbukan
yang menggunakan tenaga manusia. Oleh karena itu, untuk mendapatkan beras
yang putih bersih secara tradisional sangat sulit. Untuk memperoleh beras yang
putih harus mencapai derajat sosoh 100% dan memerlukan waktu penumbukan
yang lebih lama, selain itu untuk mendapatkan beras yang bersih juga agak sulit
karena pemisahan secara tradisional hanya diinteri sehingga masih banyak menir
dan bekatul yang masih menempel pada beras.
Secara tradisional, beras yang telah disosoh dengan cara ditumbuk, ditaruh
pada tampah, dan diinteri. Bekatul yang terpusat disentral tampah diambil dengan
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

22

tangan, adapun pada mesin penggiling, saat penyosohan, beras bergesekan atau
dikikis sehingga bekatul keluar lewat saringan dan beras tersosoh terus berjalan
keluar karena dorongan dari beras berikutnya.
Penggilingan padi adalah suatu proses mekanik memisahkan sekam dari
gabah dan memisahkan lapisan kulit air beras dari beras pecah kulit untuk
memperoleh beras giling. Kehilangan hasil di pabrik penggilingan tergantung
pada penanganan gabah dari sejak dipanen sampai pengeringan (mutu gabah dan
kadar air gabah), kondisi lingkungan (lahan kering/pasang surut), dan sistem
sanitasi penggilingan padi (Suparyono dan Setyono, 1997).
Berdasarkan

kapasitas

dan

proses

kerjanya

maka

penggilingan

dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Penggilingan Padi Besar (PPB) adalah penggilingan padi yang mempunyai
unit yang lengkap, terdiri dari mesin perontok, pembersih gabah, pembersih
kulit, padi separator, pemutih (polisher), grader (pemilih) elevator dan
lainnya. Kapasitas produksi riil lebih besar dari 1,5 ton beras/jam.
2. Penggilingan Padi Kecil adalah penggilingan padi yang terdiri dari dua unit
mesin yang dipasang terpisah yaitu pemecah kulit (husker) dan pemutih
(polisher). Kapasitas produksi riil antara 0,3 – 1,5 ton beras/jam. Pada
umumnya pemindahan beras dari husker ke polisher dilakukan oleh tenaga
manusia (manual).
Komponen Alat Menggiling Padi
Alat-alat yang dipersiapkan dalam penggilngan padi adalah mesin
penggerak (diesel atau motor listrik), mesin penggupas, mesin penyosoh, dan
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

23

mesin pengesek (polisher). Secara lengkap alat-alat yang digunakan dalam
penggilingan padi adalah sebagai berikut :
1. Pocket elevator
Alat ini untuk mengangkut gabah ke atas dan memasukkannya ke mesin
pengupas penyosoh, atau alat lain. Elevator dilengkapi alat seperti mangkok
sehingga dapat menghemat tenaga manusia untuk mengangkut gabah ke atas.
2. Saringan atau ayakan bergetar/bergoyang.
Ayakan untuk memisahkan kotoran dan benda asing, seperti kayu dan
paku agar tidak ikut masuk ke mesin pengupas sehingga kerusakan mesin
pengupas dapat dihindari.
3. Mesin pengupas
Penggilingan gabah menjadi beras sosoh, dimulai dengan pengupasan kulit
gabah., syarat utama proses pengupasan gabah adalah kadar keringnya gabah yang
akan digiling. Bila diukur dengan alat pengukur kadar air (moisture tester)
kekeringan ini mencapai angka 14-14,5 %. Pada kadar air ini, gabah mudah
digiling/dikupas kulitnya.mesin ini sering disebut huller atau husker
Dulu mesin pengupas gabah menggunakan batu pengupas berbentuk meja
bulat, sekarang ini banyak digunakan rubber-roll. Rubber-roll ini terdiri atas dua
buah roll karet yang perputarannya berlawanan arah. Jarak kedua roll tersebut
dapat diatur sehingga beras tidak mudah retak. Mesin pengupas ini dilengkapi
dengan kipas penghembus angin untuk memisahkan sekam. Beras yang dihasilkan
alat ini dinamakan beras pecah kulit, beras ini berwarna kelabu putih karena masih

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

24

dilapisi lapisan dedak halus. Untuk menyosohnya menjadi beras sosoh dibutuhkan
alat lain yang akan memproses lebih lanjut (Hardjosentono, dkk, 2000).
4. Mesin penyosoh
Beras pecah kulit yang dihasilkan alat pengupas kulit berwarna gelap kotor
dan tidak bercahaya, karena bagian luarnya masih dilapisi kulit ari. Kulit ari atau
lapisan bekatul (dedak halus) dapat dilepaskan dari beras pecah kulit ini, sehingga
berasnya nampak lebih putih, lebih bersih dan bercahaya.
Mesin penyosoh ada dua tipe. Tipe yang pertama adalah tipe pengikis.
Tipe ini sekarang jarang digunakan karena batu sosoh sering sekali mudah aus dan
beras banyak yang patah. Tipe kedua adalah tipe gesekan yang banyak digunakan
sekarang ini. Untuk mendapatkan beras dengan derajat sosoh seperti yang
dikehendaki dilakukan dengan mengatur berat beban pada bandul penyosoh beras.
(Suparyono dan Setyono, 1997).
5. Mesin pemoles
Mesin pemoles digunakan untuk membersihkan bekatul yang masih
menempel pada butir-butir beras sehingga diperoleh butir beras yang bersih, putih
dan mengilat. Mesin pemoles ini dilengkapi alat berupa sikat halus.
Pada unit penggilingan beras modern, mesin tambahan ini terpasang
sendiri dan merupakan unit seri terakhir sebelum mesin pemilih kualitas (grader).
Dedak halus yang keluar dari saringan dedak disedot oleh udara yang berasal dari
baling-baling kipas pengisap melalui saluran dedak, kemudian keluar lagi melalui
lubang pintu pengeluaran.
6. Mesin grader
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

25

Beras sosoh yang bersih masuk ke mesin grader untuk memisahkan menir,
beras patah, beras pecah, dan beras utuh atau beras kepala. Beras kepala yang
bermutu tinggi ini langsung masuk ke kemasan atau karung.
Mesin ini merupakan mesin tambahan, terutama bagi perusahaan
pengilingan padi besar, lebih-lebih yang melayani keperluan ekspor dengan
kualitas tertentu, kotoran-kotoran yang tidak perlu dapat dipisahkan dengan
menggunakan mesin ini, misalnya batu-batuan kecil (pasir) maupun kotoran
lainnya.
Hasil Sampingan Penggilingan Padi
Dalam proses penggilingan padi menjadi beras giling, diperoleh hasil
samping berupa sekam (15-20%), dedak/bekatul (8-12%) dan menir (±5%).
Pemanfaatan hasil samping tersebut masih terbatas, bahkan kadang-kadang
menjadi limbah dan mencemari lingkungan terutama di sentra produksi padi saat
panen musim penghujan.
Secara umum hasil sampingan dari proses penggilingan padi yaitu :
1. Sekam adalah kulit paling luar dari gabah/padi. Sekam ini merupakan hasil
pertama dari proses penggilingan atau beras pecah kulit (PK). Pada tahap ini,
beras PK masih bercampur dengan sekitar 12% gabah yang sekamnya belum
terkupas. Sekam yang diperoleh dari hasil penggilingan padi biasanya oleh
petani digunakan sebagai media tumbuh jamur merang, untuk keperluan
pertanian sekam digunakan sebagai mulsa untuk mengurangi penguapan air
tanah saat penanaman kedelai atau kacang hijaudi musim kemarau.
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

26

2. Dedak adalah campuran antara sekam yang tergiling halus dan bekatul yang
masih kasar. Biasanya dedak inilah yang dipergunakan untuk makanan ternak.
3. Bekatul adalah kulit paling luar dari beras dan kulit paling dalam dari sekam
yang sudah terkelupas melalui proses pengilingan. Bekatul ini mengandung
paling banyak jumlah kulit ari (rice bran) dari beras, bermanfaat sebagai
makanan atau pangan, namun karena bekatul mengandung asam filat yang
bersifat anti gizi maka asam filat harus dihidrolisis lebih dulu, dalam industri
farmasi atau kedokteran bekatul dapat dimanfaatkan sebagai sumber asam filat
dengan cara ekstraksi, asam filat ini sangat bermanfaatdalam pengobatan,
antara lain obat keracunan logam berat, obat sakit perut dan obat luka
bernanah.
4. Menir adalah beras yang hancur kecil-kecil karena proses penggilingan
terhadap gabah yang dilakukan beberapa kali, patahan beras mencapai 1/3
bagian dari beras utuh, biasanya menir diberikan sebagai pakan ternak ayam
atau bebek.
(Widiowati, 2001).

Motor Bakar/Motor Penggerak
Motor pengerak adalah motor yang dapat mengubah tenaga panas hasil
pembakaran menjadi tenaga mekanik, motor penggerak dapat digolongkan, yaitu :
1. Motor dengan pembakaran di luar (exhaust combustion engine)
2. Motor dengan pembakaran di dalam selinder (internal combustion engine )
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

27

Motor dengan pembakaran di dalam dapat dikelompokan menjadi antara lain :
1. Berdasarkan langkah torak
a. motor 4 tak
b. motor 2 tak
2. Berdasarkan bahan bakar yang dipakai
a. motor bensin, apabila menggunakan bahan bakar bensin/premium
b. motor kerosine, apabila menggunakan bahan bakar minyak tanah
c. motor diesel, apabila menggunakan bahan bakar solar
(Hardjosentono, 2000).
Perbedaan Prinsip Motor Bensin dan Motor Diesel
Perbedaan prinsip antara mesin tersebut terletak pada sisi pengapian bahan
bakarnya : motor diesel menggunakan prinsip auto-ignition (terbakar sendiri),
sedangkan mesin bensin menggunakan prinsip spark-ignition (pembakaran yang
dipicu oleh loncatan api listrik dari busi) mesin diesel memiliki rasio kompresi
(perbandingan antara volume total selinder dan volume sisa / dead space) yang
sangat tinggi bisa mencapai 25:1.
Tingginya

rasio

kompresi

ini

merupakan

tuntutan

mekanisme

auto-ignition perlu kompresi yang sangat tinggi untuk menghasilkan tekanan dan
temperatur yang tinggi pada udara di dalam selinder, sedangkan mesin bensin
yang menggunakan spark-ignition tidak memerlukan kompresi yang tinggi pada
campuran bahan bakar udaranya. Justru rasio kompresi yang terlalu tinggi pada
mesin bensin akan mengakibatkan terjadinya knocking. Tingginya rasio kompresi
pada motor diesel memiliki aspek ganda, secara thermodinamika, rasio kompresi
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

28

yang sangat tinggi akan mengakibatkan efisiensi mesin, namun disisi lain rasio
kompresi yang juga menuntut kekuatan materil dan asembly yang tinggi pada
mesin diesel (Indiartono, 2005).
Bahan Bakar
Bahan Bakar Sebagai Sumber Energi
Berdasarkan sumbernya, secara garis

besar, energi dapat dibedakan

menjadi energi primer dan energi sekunder atau siap guna (end use). Energi
primer meliputi energi kimia yang terdapat pada bahan bakar fosil, energi nuklir
yang terdapat dalam inti radioaktif, energi geothermal yang terdapat dalam panas
kerak bumi, energi tidak yang terjadi karena perputaran rotasi bumi, energi surya
berupa sinar surya yang mengenai permukaan bumi.
Sebagaimana halnya kebutuhan pangan dan sandang, kebutuhan energi
secara global maupun nasional semakin meningkat seiring dengan peningkatan
penduduk dan dipicu oleh pertumbuhan ekonomi secara global dan pengaruh
perkembangan teknologi. Demikian juga keadaan ekonomi suatu negara yang
berpengaruh pada kesejahteraaan warganya yang tercermin dari corak dan gaya
hidup yang menjadi pemacu peningkatan kebutuhan energi, secara umum dapat
dikatakan bahwa laju pertumbuhan kebutuhan energi di negara maju lebih tinggi
dari negara berkembang.
Secara umum kebutuhan energi didunia sampai saat ini masih tergantung
pada sumber daya fosil, terutama minyak dan gas bumi, serta batu bara.
Tingkat pertumbuhan manusia lebih tinggi dari laju perkembangannya.
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

29

Sejak tahun 1980-an minyak menjadi sumber energi nomor satu, tetapi sejak
tahun 1980 produksi minyak menurun karena banyaknya minat dan kebutuhan
berbagai Negara, dengan demikian, kebutuhan tidak sesuai lagi dengan
ketersediaannya. Hal ini mengakibatkan harga minyak bumi menjadi mahal.
(Mangunwidjaja dan Sailah, 2005).
Bahan Bakar Motor Bakar
Ditinjau dari segi bahan bakar, dalam hal ini bahan bakar yang disingkat
BBM, yang pertama harus diingat bahwa kerja optimal yang diperoleh seseorang
pengemudi dari bekerjanya mesin kendaraan adalah bergantung pada dua sifat
utama BBM yaitu :
1. dapat memberikan campuran bahan bakar udara dalam perbandingan yang
benar yang biasanya diatiur oleh karburator dan injektor.
2. dapat memberikan pembakaran secara normal pada saat yang tepat di dalam
siklusnya.
Sehubungan dengan sifat utama yang harus dimiliki tersebut dapat
diharapkan bahwa bahan bakar dapat memberikan keuntungan, yaitu :
a. memberikan kemudahan menghidupkan mesin saat keadaan dingin
b. memberikan kemudahan menghidupkan mesin kembali disaat mesin panas
c. cepat dalam memanaskan mesin
d. memberikan kecepatan dan akselerasi yang baik
e. memberikan penghematan bahan bakar yang baik

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

30

f. tidak menimbulkan suara aneh atau getaran aneh yang berhubungan dengan
kualitas pembakaran dari bahan bakar
g. Memenuhi batas-batas pencemaran udara yang ditentukan peraturan negara
(Wartawan, 1997).
Bahan Bakar Motor Bensin
Motor bensin 4 tak menggunakan bensin murni, sedangkan motor bensin
dua tak menggunakan bensin campuran, yaitu bensin murni dicampur oli SAE 30
dengan perbandingan 20 : 1 atau 25 : 1 tergantung pada spesifikasi motor.
Perbandingan tersebut adalah perbandingan volume, pemilihan bensin dan oli
yang berkualitas baik sangat mempengaruhi usia motor
(Hardjosentono dkk, 2000).

Bahan Bakar Motor Diesel
Motor diesel menggunakan bahan bakar solar , pemilihan bahan bakar
yang baik sangat perlu, karena dapat menghindari banyak kesulitan:
a. menghidupkan motor
b. kerusakan pada pompa injeksi
c. pengausan torak, ring torak, katup dll
d. pemeliharaan motor
Nilai cetan (Cetan Number) adalah nilai penambahan bahan bakar untuk
motor diesel yang dinyatakan dengan angka, misalnya, nilai cetan traktor
pertanian 40-45%, yang artinya 40-45 % adalah bahan yang mudah terbakar
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

31

( hydrocarbon-cetan), 60-55 % adalah campuran lain yang sukar terbakar ( alpha
methyl nepthylene) (Hardjosentono, dkk,2000).

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Perbaungan, kabupaten Serdang
Bedagai Sumatera Utara, pada bulan Agustus sampai dengan selesai.

Metode Penelitian
Pengkajian kebutuhan bahan bakar penggiling padi yang digunakan petani
untuk pengolahan lahan pertanian diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
E = T . Ie............................................................................................................. (1)
Ie = O . F............................................................... ...(2)
Keterangan :
E = Total Komsusmsi bahan bakar (liter/tahun)
T = Jumlah unit alat dan mesin pertanian (unit)
Ie = Intensitas energi dari setiap alat (liter/alat/tahun)
O = Waktu pengoperasian (jam/tahun)
F = Konsumsi bahan bakar dari setipa alat (liter/jam)
Dalam membuat proyeksi kebutuhan bahan bakar alsintan untuk beberapa
tahun kedepan digunakan model Trend Line sesuai dengan data yang diperoleh.
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

32

Model analisis garis kecenderungan dengan menggunakan persamaan garis
lurus (staright line equation), sebagai berikut :
Ft = a + bt ....................................................... (3)

Ft = Nilai ramalan permintaan pada periode ke-t
a = intersep

16

b = slope dari garis kecenderungan (trend line), merupakan tingkat perubahan
dalam permintaan.
t = indeks waktu (t = 1, 2, 3,….,n) ; n adalah banyaknya periode waktu
slope dan intersep dari persamaan garis lurus dihitung dengan
menggunakan formula sebagai berikut :
b=

∑ tA − n(t − bar )( A − bar ) ................................. (4)
∑ t − n(t − bar )
2

2

a = (A – bar) – b(t – bar) .......................................... (5)
b

= slope dari persamaan garis lurus

a

= intersep dari persamaan garis lurus

t

= indeks waktu

t – bar

= nilai rata-rata dari t

A

= variabel permintaan (data aktual permintaan)

A – bar = nilai rata-rata permintaan per periode waktu, rata-rata dari A
Untuk mengetahui kehandalan dari model peramalan yang digunakan,
digunakan peta kontrol tracking signal, untuk model analisis garis kecenderungan
diketahui dengan menggunakan rumus :
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

33

Tracking signal = RSFE ............................................... (6)
MAD

MAD = Mean Absolute Deviation adalah rata-rata persentase kesalahan absolut
( Kumulatif absolute errors / periode )
RSFE = Running Sum of the Forecast Error adalah nilai kumulatif dari errors
(Gaspersz, 2005).
Pengumpulan Data
Metode dalam pengumpulan data adalah metode sensus dimana penelitian
dilakukan terhadap petani maupun instansi yang terkait. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan dalam pengambilan data adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan langsung
Data diperoleh dengan meninjau langsung bagian-bagian yang berkaitan
dengan penelitian
2. Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghubungi petugas-petugas
yang berwenang untuk memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian.
3. Angket questioner
Angket questioner dibuat agar mempermudah petani dalam pengisian data
alsintan yang dimiliki, jumlah bahan bakar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam
penelitian.
4. Pencatatan
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

34

Data-data pengamatan langsung dan hasil wawancara yang telah diperoleh
dicatat.
Adapun data yang dibutuhkan untuk menganalisa kebutuhan bahan bakar
alsintan adalah sebagai berikut ;
1. Data jumlah alsintan (unit).
2. Waktu pengoperasian (jam/tahun).
3. Intensitas alat (liter/alat/tahun).
4. Luas lahan (hektar).
Pelaksanaan Penelitian
Adapun kegiatan yang dilakukan selama penelitian, yaitu :
1. Pengumpulan data jumlah alsintan pada tahun-tahun sebelumnya.
2. Pengumpulan data-data yang dipertlukan dengan metode :
• Pengamatan langsung
• Wawancara
• Angket questioner
• Pencatatan
3. Pengolahan data kebutuhan bahan bakar.
4. Proyeksi kebutuhan bahan bakar pada tahun-tahun yang akan datang.

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

35

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Aktual Lahan Pertanian Di Kecamatan Perbaungan
Ada beberapa faktor yang mendorong berkembangnya bidang pertanian di
kecamatan Perbaungan, diantaranya adalah aspek budaya, masyarkat perbaungan
sudah

turun-temurun

mengandalkan

pertanian

sebagai

sumber

mata

pencahariannya yang utama, dan aspek geografis, dengan keadaan topografinya
yang relatif datar, serta memiliki sumber air yang mencukupi yaitu dengan adanya
sungai ular yang merupakan salah satu intake sumber air irigasi untuk lahan
pertaniannya, sehingga persediaan pengairan didaerah ini sudah memadai.
Tabel 1. Luas lahan baku sawah kecamatan Perbaungan
Desa
Irigasi

Luas lahan Baku Sawah (ha)
Non Irigasi
Jumlah

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

36

Kota Galuh
Jambur Pulau
Suka Jadi
Lubuk Cemara
Lidah Tanah
Suka Beras
Pematang Tatal
Lubuk Dendang
Bengkel
Lubuk Rotan
Lubuk Bayas
Sei Naga Lawan
Tualang
Pematang Sijonam
Cinta Air
Melati II
Cintaman Jernih
Tanah Merah
Kesatuan
Sei Jenggih
Sei Buluh
Jumlah

231
197
146
181
400
275
157
120
101
276
400
418
363
368
313
847
13
257
217
95
20
5395

30

231
197
146
181
400
275
157
120
101
276
400
418
393
368
313
847
13
257
217
95
20
5425

Data diatas merupakan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan daerah
kabupaten Serdang Bedagai (2007), pada20tabel diatas diketahui bahwa desa Melati
II merupakan desa yang memiliki luas lahan sawah terbesar dengan luas 847 ha,
yang diikuti oleh desa Sei Naga Lawan 418 ha, desa Lubuk Bayas dan
Lidah Tanah 400 ha.
Desa Melati II merupakan daerah yang memiliki luas lahan baku
sawahnya yang terluas dan desa Melati II merupakan daerah percontohan
pertanian di kecamatan Perbaungan, sehingga kelompok tani yang ada di desa ini
menjadi periritas dalam mendapatkan bantuan dari pemerintah baik dalam hal
mesin pertanian, bibit, pupuk maupun teknik-teknik budidaya tanaman
hortikultura dan sarana prasarana pendukung lainnya.
Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi
Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.
USU Repository © 2009

37

Analisis Jumlah Ideal Penggilingan Padi di Kecamatan Perbaungan
Penggunaan penggilingan padi pada proses pasca panen diarahkan kepada
tiga hal, yaitu penurunan kehilangan hasil hasil pasca panen, peningkatan mutu
hasil dan daya saing, dan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, tujuan
utama dari peningkatan penanganan pascapanen hasil pertanian adalah
mengurangi kehilangan hasil.
Masyarakat di kecamatan Perbaungan sudah menggunakan pengilingan
padi untuk mengolah hasil produksi sawah padinya hal ini dapat diketahui dengan
banyaknya jumlah penggilingan padi yang ada di daerah tersebut, baik
penggilingan padi besar maupun kecil, berdasarkan analisis yang dilakukan
menunjukkan bahwa jumlah ideal penggilingan padi besar di kecamatan
Perbaungan adalah 73 unit/musim, hal ini berarti bahwa dengan jumlah tersebut
maka diharapkan petani dapat mengolah hasil produksinya yang luas area
persawahannya 5.425 ha dengan tepat waktu, dengan asumsi pada daerah tersebut
hanya menggunakan penggilingan padi besar saja, tidak adanya penggilingan padi
tipe lain yang ada didaerah tersebut. Begitu pula halnya dengan penggilingan padi
yang jumlah idealnya adalah 86 unit/musim.
Jumlah Aktual Penggilingan Padi dan Kemampuan Operasinya
Tabel 2. Jumlah penggi