Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air/Penggerak Pompa Air Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

(1)

ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN BAKAR POMPA AIR

/PENGGERAK POMPA AIR DI KECAMATAN

PERBAUNGAN KABUPATEN

SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

OLEH

GEORGE ALEXANDER MAXWELL PASARIBU 030308034/TEKNIK PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN


(2)

ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN BAKAR POMPA AIR

/PENGGERAK POMPA AIR DI KECAMATAN

PERBAUNGAN KABUPATEN

SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI OLEH

GEORGE ALEXANDER MAXWELL PASARIBU 030308034/TEKNIK PERTANIAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Disetujui Oleh

Komisi Pembimbing

(Taufik Rizaldi, STP., MP) (Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008


(3)

ABSTRACK

The height of fuel price and difficult progressively farmer got the fuel to move the water pumps, becoming one of factor resistor of agriculture product increase and can pursue the economics growth in an area. This research were done to get the amount of actual water pumps requirement and also forecasted requirement of fuel of 2 inch, 3 inch, 4 inch and 6 inch s water pumps to watering the rice field. This research method used the trend line analysis model, by used primary data (farmer sample) and secondary data (relevant institution). From research result the sum of actual water pumps were obtained in the year 2007 was 233 unit and the sum of fuel required were 15.431,32 litre with the fuel cost was Rp 70.816.646,83. For forecasting of year 2008 obtained the water pumps amount were 288 unit and the sum of fuel required were 19571,66 litre. With the fuel cost was Rp 89.863.326,32 Forecasting method used be at the maximum elegibility value = 4 and minimum = - 4.

Keywords : amount of rice milling, fuel requirement, material cost of fuel, forecasting, trend line


(4)

ABSTRAK

Tingginya harga bahan bakar dan semakin sulitnya petani memperoleh bahan bakar untuk menggerakkan pompa air, menjadi salah satu faktor penghambat peningkatan produksi pertanian dan dapat menghambat pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jumlah kebutuhan aktual pompa air serta memprediksi kebutuhan bahan bakar pompa air 2 inci, 3 inci, 4 inci dan 6 inci untuk mengairi lahan sawah. Metode penelitian ini menggunakan model analisis garis kecenderungan, dengan menggunakan data primer (sampel petani) dan data sekunder (instansi terkait). Dari hasil penelitian jumlah aktual pompa air yang diperoleh pada tahun 2007 adalah 233 unit dan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan adalah 15.431,32 liter, dengan biaya Rp 70.816.646,83 Untuk peramalan tahun 2008 diperoleh jumlah pompa air adalah 288 unit dengan kebutuhan bahan bakar adalah 19.571.66 liter, dengan biaya Rp 89.863.326,32 Metode peramalan yang digunakan berada pada nilai kelayakan maksimum = 4 dan minimum = - 4

Kata kunci : jumlah pompa air, kebutuhan bahan bakar, biaya bahan bakar, peramalan, garis kecenderungan.


(5)

RINGKASAN PENELITIAN

GEORGE ALEXANDER MAXWELL PASARIBU Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air/Penggerak Pompa air di kecamatan Perbaungan kabupaten Serdang Bedagai , dibawah bimbingan bapak Taufik Rizaldi sebagai ketua komisi pembimbing dan bapak Saipul Bahri Daulay sebagai anggota komisi pembimbing.

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi kebutuhan bahan bakar pompa air diameter 2 inci, 3 inci, 4 inci dan 6 inci, yang dihitung dengan menganalisis jumlah dan kemampuan operasi pompa air diameter 2 inci, 3 inci, 4 inci dan 6 inci, serta dapat memprediksi jumlah pompa air dan kebutuhan bahan bakar pompa air diameter 2 inci, 3 inci, 4 inci dan 6 inci, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk komsumsi bahan bakar.

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data primer (data yang diperoleh langsung dari petani) dan data sekunder (data yang diperoleh dari instansi terkait) yang kemudian dianalisis, adapun ringkasan dari hasil penelitian ini adalah :

Ditinjau berdasarakan data Dinas Pertanian dan Peternakan daerah kabupaten Serdang Bedagai (2007), diketahui bahwa desa Melati II merupakan desa yang memiliki luas lahan sawah terbesar dengan luas 847 ha.

Desa Melati II merupakan daerah percontohan pertanian di kecamatan Perbaungan, sehingga kelompok tani yang ada si di desa ini menjadi prioritas dalam mendapatkan bantuan dari pemerintah baik dalam hal mesin pertanian,


(6)

Dari total 233 pompa air yang ada di kecamatan Perbaungan pada tahun 2007, diantaranya pompa air 2 inci banyak 47 unit, rata rata konsumsi bahan bakarnya adalah 0,78 liter/jam untuk pengolahan tanah dan 0,76 liter/jam untuk pemeliharaan tanaman, rata rata jam kerja/hari adalah 9,38 jam/hari untuk pengolahan tanah dan 7,5 jam/hari untuk pemeliharaan tanaman, efektifitas rata rata adalah 9,11 rante/hari untuk pengolahan tanah dengan kerja efektif 2 hari/musim, dan 6,29 rante /hari untuk pemeliharaan tanaman dengan kerja efektif 3 hari /musim.

Pompa air 3 inci sebanyak 139 unit, rata rata konsumsi bahan bakarnya adalah 0,8 liter/jam untuk pengolahan tanah dan 0,77 liter/jam untuk pemeliharaan tanaman, rata rata jam kerja/hari adalah 11 jam/hari untuk pengolahan tanah dan 9,04 jam/hari untuk pemeliharaan tanaman, efektifitas rata rata adalah 8,94 rante/hari untuk pengolahan tanah dengan kerja efektif 2 hari/musim, dan 6,61 rante /hari untuk pemeliharaan tanaman dengan kerja efektif 3 hari /musim.

Pompa air 4 inci sebanyak 42 unit, rata rata konsumsi bahan bakarnya adalah 0,84 liter/jam untuk pengolahan tanah dan 0,79 liter/jam untuk pemeliharaan tanaman, rata rata jam kerja/hari adalah 11,4 jam/hari untuk pengolahan tanah dan 8,67 jam/hari untuk pemeliharaan tanaman, efektifitas rata rata adalah 9,62 rante/hari untuk pengolahan tanah dengan kerja efektif 2 hari/musim, dan 6,41 rante /hari untuk pemeliharaan tanaman dengan kerja efektif 3 hari /musim.

Pompa air 6 inci sebanyak 5 unit, rata rata konsumsi bahan bakarnya adalah 0,74 liter/jam untuk pengolahan tanah dan 0,74 liter/jam untuk


(7)

pemeliharaan tanaman, rata rata jam kerja/hari adalah 8,58 jam/hari untuk pengolahan tanah dan 6,33 jam/hari untuk pemeliharaan tanaman, efektifitas rata rata adalah 7,4 rante/hari untuk pengolahan tanah dengan kerja efektif 2 hari/musim, dan 4,93 rante /hari untuk pemeliharaan tanaman dengan kerja efektif 3 hari /musim.

Peramalan Jumlah Pompa Air

Berdasarkan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan (trend line analysis model) dengan persamaan Ft = a + bt, untuk jumlah pompa air 2 inci berdasarkan persamaan Ft = -18,895 + 7,81t diramalkan pada tahun 2008 2010, jumlah pompa air 2 ini berturut turut adalah 51unit, 53 unit, dan 60 unit.

Berdasarkan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan (trend line analysis model) dengan persamaan Ft = a + bt, untuk jumlah pompa air 3 inci berdasarkan persamaan Ft = 22,56 + 14,71t diramalkan pada tahun 2008 2010, jumlah pompa air 3 ini berturut turut adalah 155 unit, , 170 unit dan184 unit.

Berdasarkan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan (trend line analysis model) dengan persamaan Ft = a + bt, untuk jumlah pompa air 4 inci berdasarkan persamaan Ft = 27,2 + 5,4t diramalkan pada tahun 2008 2010, jumlah pompa air 4 ini berturut turut adalah 76 unit, 81 unit, dan 87 unit.


(8)

Berdasarkan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan (trend line analysis model) dengan persamaan Ft = a + bt, untuk jumlah pompa air 6 inci berdasarkan persamaan Ft = -0,105 + 0,69 t diramalkan pada tahun 2008 2010, jumlah pompa air 6 ini berturut turut adalah 6 unit, 7 unit, dan 8 unit.

Dengan model peramalan Ft = -18,895 + 7,81t pada pompa air 2 inci nilai

tracking signal yang dipeoleh berada dalam kisaran -2,835 sampai 1,69, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4 dan minimum 4.

Dengan model peramalan Ft = 22,56 + 14,71t pada pompa air 3 inci nilai

tracking signal yang dipeoleh berada dalam kisaran - 2 sampai 1,228, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4 dan minimum 4.

Dengan model peramalan Ft = 27,2 + 5,4t pada pompa air 4 inci nilai

tracking signal yang dipeoleh berada dalam kisaran - 2 sampai 1,166, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4 dan minimum 4.

Dengan model peramalan Dengan model peramalan Ft = -0,105 + 0,69 t pada pompa air 6 inci nilai tracking signal yang dipeoleh berada dalam kisaran - 2 sampai 1,2, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4 dan minimum 4.

Analisis Kebutuhan Bahan Bakar

Kebutuhan bahan bakar aktual pada pompa air 2 inci pada tahun 2007, yang berbahan bakar bensin dan digunakan untuk pengolahan tanah sebanyak 1516,17 liter dan untuk pemeliharaan tanaman 1579,17 liter. Untuk pompa air 2


(9)

inci yang berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah sebesar 117,02 liter dan pemeliharaan tanaman 108,02 liter. Diramalkan hingga tahun 2010 kebutuhan bahan bakar pompa air 2 inci akan terus meningkat. Pada pada pompa air 2 inci berbahan bakar bensin, untuk pengolahan tanah sebesar 2161,35 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 2251,16 liter. Untuk yang berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah 166,81 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 153,98 liter. Terlihat peningkatan kebutuhan bahan bakar bensin untuk pompa air 2 inci untuk pengolahan tanah sebanyak 42,5 % atau meningkat sebanyak 645,18 liter. Dan untuk pemeliharaan tanaman meningkat 42,5 % juga atau meningkat sebanyak 671,99 liter. Untuk pompa air 2 inci yang menggunakan bahan bakar solar, peningkatan kebutuhan bahan bakar sebanyak 42,54% atau meningkat 49,79 liter untuk pengolahan tanah, dan untuk pemeliharaan tanaman 42,54 % atau meningkat 45,78 liter.

Kebutuhan bahan bakar aktual pada pompa air 3 inci pada tahun 2007, yang berbahan bakar bensin dan digunakan untuk pengolahan tanah sebanyak 3420,03 liter dan untuk pemeliharaan tanaman 1698,84 liter. Untuk pompa air 3 inci yang berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah sebesar 1482,72 liter dan pemeliharaan tanaman 1723,85 liter. Diramalkan hingga tahun 2010 kebutuhan bahan bakar pompa air 3 inci akan terus meningkat. Pada pada pompa air 3 inci berbahan bakar bensin, untuk pengolahan tanah sebesar 4527,23 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 2248,82 liter. Untuk yang berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah 1962,76 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 2281,93 liter. Terlihat peningkatan kebutuhan bahan bakar bensin untuk pompa air 3 inci


(10)

Dan untuk pemeliharaan tanaman meningkat 32,3 % juga atau meningkat sebanyak 549,98 liter. Untuk pompa air 3 inci yang menggunakan bahan bakar solar, peningkatan kebutuhan bahan bakar sebanyak 32,3 % atau meningkat 480,02 liter untuk pengolahan tanah, dan untuk pemeliharaan tanaman 32,3 % atau meningkat 558,08 liter.

Kebutuhan bahan bakar aktual pada pompa air 4 inci pada tahun 2007, yang berbahan bakar bensin dan digunakan untuk pengolahan tanah sebanyak 1014,68 liter dan untuk pemeliharaan tanaman 1082,79 liter. Untuk pompa air 4 inci yang berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah sebesar 634,23 liter dan pemeliharaan tanaman 783,78 liter. Diramalkan hingga tahun 2010 kebutuhan bahan bakar pompa air 4 inci akan terus meningkat. Pada pada pompa air 4 inci berbahan bakar bensin, untuk pengolahan tanah sebesar 2101,83 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 2242,92 liter. Untuk yang berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah 1313,77 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 1623,55 liter. Terlihat peningkatan kebutuhan bahan bakar bensin untuk pompa air 4 inci untuk pengolahan tanah sebanyak 107 % atau meningkat sebanyak 1087,15 liter. Dan untuk pemeliharaan tanaman meningkat 107 % juga atau meningkat sebanyak 1160,3 liter. Untuk pompa air 4 inci yang menggunakan bahan bakar solar, peningkatan kebutuhan bahan bakar sebanyak 107 % atau meningkat 679,54 liter untuk pengolahan tanah, dan untuk pemeliharaan tanaman 107 % atau meningkat 839,73 liter.

Kebutuhan bahan bakar aktual pada pompa air 6 inci pada tahun 2007, yang berbahan bakar bensin dan digunakan untuk pengolahan tanah sebanyak 49


(11)

berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah sebesar 79 liter dan pemeliharaan tanaman 90 liter. Diramalkan hingga tahun 2010 kebutuhan bahan bakar pompa air 3 inci akan terus meningkat. Pada pada pompa air 6 inci berbahan bakar bensin, untuk pengolahan tanah sebesar 78 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 83 liter. Untuk yang berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah 126 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 144 liter. Terlihat peningkatan kebutuhan bahan bakar bensin untuk pompa air 6 inci untuk pengolahan tanah sebanyak 59,7 % atau meningkat sebanyak 29 liter. Dan untuk pemeliharaan tanaman meningkat 59,7 % juga atau meningkat sebanyak 31 liter. Untuk pompa air 6 inci yang menggunakan bahan bakar solar, peningkatan kebutuhan bahan bakar sebanyak 60 % atau meningkat 47 liter untuk pengolahan tanah, dan untuk pemeliharaan tanaman 60 % atau meningkat 54 liter.

Analisi Biaya Kebutuhan Bahan Bakar

Total biaya bahan bakar pompa air 2 inci aktual untuk tahun 2007, yang berbahan bakar bensin sebesar Rp 14.548.102,9 dan yang berbahan bakar solar Rp 1.062.169,9 Biaya bahan bakar hasil peramalan untuk tahun 2008 untuk pompa air 2 inci berbahan bakar bensin sebesar Rp 15.786.239,3 dan yang berbahan bakar solar Rp 1.152.567,4. Biaya bahan bakar pompa air 2 inci untuk bahan bakar bensin meningkat sebanyak 8,5 %, begitu juga yang berbahan bakar solar sebanyak 8,5 %.

Total biaya bahan bakar pompa air 3 inci aktual untuk tahun 2007, yang berbahan bakar bensin sebesar Rp 23.633.788,9 dan yang berbahan bakar solar Rp 14.173.132,2 Biaya bahan bakar hasil peramalan untuk tahun 2008 untuk


(12)

bakar solar Rp 15.804.571,9. Biaya bahan bakar pompa air 3 inci untuk bahan bakar bensin meningkat sebanyak 11,5 %, begitu juga yang berbahan bakar solar sebanyak 11,5 %.

Total biaya bahan bakar pompa air 4 inci aktual untuk tahun 2007, yang berbahan bakar bensin sebesar Rp 10.122.369,6 dan yang berbahan bakar solar Rp 6.097.471,4. Biaya bahan bakar hasil peramalan untuk tahun 2008 untuk pompa air 4 inci berbahan bakar bensin sebesar Rp 18.316.668,7 dan yang berbahan bakar solar Rp 11.033.519,6. Biaya bahan bakar pompa air 4 inci untuk bahan bakar bensin meningkat sebanyak 80,9 %, begitu juga yang berbahan bakar solar sebanyak 80,9 %.

Total biaya bahan bakar pompa air 6 inci aktual untuk tahun 2007, yang berbahan bakar bensin sebesar Rp 453.600 dan yang berbahan bakar solar Rp 726.012. Biaya bahan bakar hasil peramalan untuk tahun 2008 untuk pompa air 6 inci berbahan bakar bensin sebesar Rp 544.320 dan yang berbahan bakar solar Rp 871.214,4. Biaya bahan bakar pompa air 6 inci untuk bahan bakar bensin meningkat sebanyak 20 %, begitu juga yang berbahan bakar solar sebanyak 20 %.


(13)

RIWAYAT HIDUP

GEORGE ALEXANDER MAXWELL PASARIBU lahir di Rumbai, Pekan Baru pada tanggal 1 mei 1985, anak kedua dari lima bersaudara, lahir dari pasangan Ayahanda tercinta A.R.Pasaribu dan Ibunda tersayang L.M. Sibarani.

Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 17 Medan, dan pada tahun 2003 penulis lulus seleksi masuk universitas sumatera utara melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru), di Program Studi Teknik Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, penulis aktif sebagai organisasi IMATETA ( Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian).

Penulis melaksanakan PKL ( Praktek Kerja Lapangan) di PTPN III, Pabrik karet PRTRA ( Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article ), Medan pada tahun 2007.


(14)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air/Penggerak Pompa Air di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan di Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian USU Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Taufik Rizaldi, STP, MP. selaku ketua komisi pembimbing dan kapada bapak Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si. selaku anggota pembimbing yang telah banyak membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada ayahanda dan ibunda atas segala perhatian, doa dan dukungan materil maupun moril. Disamping itu penulis ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh keluarga dan teman-teman yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan usulan penelitian ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca sehingga menjadi lebih baik.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.


(15)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRACT... ii

ABSTRAK... ii

RINGKASAN PENELITIAN... iii

RIWAYAT HIDUP... xi

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian... 4

Kegunaan Penelitian... 4

TINJAUAN LITERATUR Gambaran Umum Kecamatan Perbaungan ... 5

Perkembangan Teknologi Pertanian ... 5

Peranan Mekanisasi Pertanian ... 6

Pekerjaan Mengolah Tanah Pertanian ... 10

Sistem Pengairan... 12

Kebutuhan Air Irigasi... 13

Pompa Air Untuk Pengolahan Tanah dan Pemeliharaan Tanaman ... 15

Jenis/Tipe Pompa Air... 18

Motor Bakar/Motor Penggerak ... 19

Bahan Bakar ... 20

Bahan Bakar Sebagai Sumber Energi ... 20

Bahan Bakar Untuk Motor Bakar ... 21

Bahan Bakar Motor Diesel... 24

Bahan Bakar Motor Bensin... 25

METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian... 26

Metode Penelitian... 26

Pengumpulan Data ... 28

Pelaksanaan Penelitian ... 29

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Aktual Lahan Pertanian di Kecamatan Perbaungan ... 30

Analisis Jumlah Ideal Pompa Air di Kecamatan Perbaungan... 31

Jumlah Aktual Pompa Air dan Kemampuan Operasinya... 33

Peramalan Jumlah Pompa Air... 38


(16)

Peramalan Jumlah Pompa Air 6 Inci... 46

Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air ... 49

Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air ... 52

Analisa Biaya Bahan Bakar... 54

Perhitungan Kebutuhan Bahan Bakar Secara Teori... 56

KESIMPULAN... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(17)

DAFTAR TABEL

Hal

1. Luas Lahan Baku Sawah Kecamatan Perbaungan ... 30

2. Jumlah Pompa Air dan Kemampuan Operasinya Tahun 2007 ... 33

3. Jumlah Pompa Air Bermotor Bakar Solar dan Kemampuan Operasinya... 35

4. Jumlah Pompa Air Bermotor Bakar Bensin dan Kemampuan Operasinya... 36

5. Data Jumlah Pompa Air Tahun 2000-2007... 39

6. Data masukan untuk Peramalan Pompa Air... 40

7. Peramalan jumlah Pompa Air 2 Inci ... 41

8. Uji Kelayakan Peramalan (tracking signal) ... 41

9. Peramalan jumlah Pompa Air 3 Inci ... 43

10. Uji Kelayakan Peramalan (tracking signal) ... 43

11. Peramalan jumlah Pompa Air 4 Inci ... 45

12. Uji Kelayakan Peramalan (tracking signal) ... 45

13. Peramalan jumlah Pompa Air 6 Inci ... 47

14. Uji Kelayakan Peramalan (tracking signal) ... 47

15. Perkiraan Kemampuan Operasi dan Komsumsi Bahan Bakar Pompa Air 2 Inci ... 49

16. Perkiraan Kemampuan Operasi dan Komsumsi Bahan Bakar Pompa Air 3 Inci ... 50

16. Perkiraan Kemampuan Operasi dan Komsumsi Bahan Bakar Pompa Air 4 Inci ... 51


(18)

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Grafiktrend lineJumlah Pompa Air 2 Inci Tahun 2000-2007 ... 40

2. Grafiktrend lineJumlah Pompa Air 3 inci Tahun 2000-2007... 42

3. Grafiktrend lineJumlah Pompa Air 4 inci Tahun 2000-2007... 44


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Perhitungan Jumlah Ideal Pompa Air di Kecamatan perbaungan... 64

2. Peramalan Jumlah Pompa Air Diameter 2 Inci ... 73

3. Peramalan Jumlah Pompa Air Diameter 3 Inci ... 77

4. Peramalan Jumlah Pompa Air Diameter 4 Inci ... 82

5. Peramalan Jumlah Pompa Air Diameter 6 Inci ... 86

6. Perhitungan Kemampuan Operasi dan Konsumsi Bahan Bakar Pompa Air dalam Satu Tahun... 90

7. Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air Tahun 2000-2010... 100

8. Analisis Biaya Bahan Bakar Pompa Air 2 Inci, 3 Inci, 4 Inci, dan 6 Inci Tahun 2000-2010 ... 102

9. Perhitungan Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air Secara Teori ... 104

10. Perbandingan Grafik kebutuhan Bahan Bakar Air yang Diperoleh Secara Aktual Dengan yang Dipeoleh Secara Teori... 110

11. Data Jumlah dan Spesifikasi Pompa Air 2 Inci... 112

12. Data Jumlah dan Spesifikasi Pompa Air 3 Inci... 115

13. Data Jumlah dan Spesifikasi Pompa Air 4 Inci... 121


(20)

ABSTRACK

The height of fuel price and difficult progressively farmer got the fuel to move the water pumps, becoming one of factor resistor of agriculture product increase and can pursue the economics growth in an area. This research were done to get the amount of actual water pumps requirement and also forecasted requirement of fuel of 2 inch, 3 inch, 4 inch and 6 inch s water pumps to watering the rice field. This research method used the trend line analysis model, by used primary data (farmer sample) and secondary data (relevant institution). From research result the sum of actual water pumps were obtained in the year 2007 was 233 unit and the sum of fuel required were 15.431,32 litre with the fuel cost was Rp 70.816.646,83. For forecasting of year 2008 obtained the water pumps amount were 288 unit and the sum of fuel required were 19571,66 litre. With the fuel cost was Rp 89.863.326,32 Forecasting method used be at the maximum elegibility value = 4 and minimum = - 4.

Keywords : amount of rice milling, fuel requirement, material cost of fuel, forecasting, trend line


(21)

ABSTRAK

Tingginya harga bahan bakar dan semakin sulitnya petani memperoleh bahan bakar untuk menggerakkan pompa air, menjadi salah satu faktor penghambat peningkatan produksi pertanian dan dapat menghambat pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jumlah kebutuhan aktual pompa air serta memprediksi kebutuhan bahan bakar pompa air 2 inci, 3 inci, 4 inci dan 6 inci untuk mengairi lahan sawah. Metode penelitian ini menggunakan model analisis garis kecenderungan, dengan menggunakan data primer (sampel petani) dan data sekunder (instansi terkait). Dari hasil penelitian jumlah aktual pompa air yang diperoleh pada tahun 2007 adalah 233 unit dan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan adalah 15.431,32 liter, dengan biaya Rp 70.816.646,83 Untuk peramalan tahun 2008 diperoleh jumlah pompa air adalah 288 unit dengan kebutuhan bahan bakar adalah 19.571.66 liter, dengan biaya Rp 89.863.326,32 Metode peramalan yang digunakan berada pada nilai kelayakan maksimum = 4 dan minimum = - 4

Kata kunci : jumlah pompa air, kebutuhan bahan bakar, biaya bahan bakar, peramalan, garis kecenderungan.


(22)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 2 57 Lintang Utara, 3 16'' Lintang Selatan, 98 33'' Bujur Timur, 99 27 Bujur Barat dengan luas wilayah 1.900.022 km2 dengan batas wilayah sebagai berikut : sebelah Utara

dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun, serta sebelah Barat dengan Kabupaten Deli Serdang, dengan ketinggian wilayah berkisar 0-500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan kabupaten baru yang merupakan hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Deli Serdang. Jumlah penduduk Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2004 berjumlah 588.263 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki 295.806 jiwa dan perempuan 292.457 jiwa. Sedangkan jumlah rumah tangganya mencapai 137.042 RT. Ditinjau dari segi persebaran penduduk, jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Perbaungan yaitu sebesar 125.124 jiwa atau sebesar 19.47 persen dari seluruh penduduk (http://Serdang Bedagai kab.go.id).

Kecamatan Perbaungan berada pada dataran rendah dengan luas wilayah 206,02 km2, yang terdiri dari 36 Desa, 5 Kelurahan, 184 Dusun, 269 RW dan 620

RT. Pekerjaan masyarakat setempat di dominasi pada pertanian sebanyak 15 419 jiwa, sebagian besar diantaranya berprofesi sebagai petani. Sebanyak 5.395 Ha lahan digunakan sebagai areal persawahan dan 6.830 Ha digunakan untuk keperluan yang lain (http://Serdang Bedagai kab.go.id).

Dengan begitu luasnya areal persawahan yang terdapat di Kecamatan Perbaungan, maka pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai perlu memberikan


(23)

perhatian yang lebih pada petani petani yang berada di Kecamatan Perbaungan. Penyediaan bibit yang unggul, tersedianya koperasi agar mempermudah petani dalam meminjam uang, dan alat alat dan mesin pertanian. Hasil pertanian yang baik dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat dan berdampak positif dalam kemajuan dan perkembangan Kecamatan Perbaungan secara khususnya, serta kemajuan Kabupaten Serdang Bedagai pada umumnya.

Dalam pengolahannya, lahan pertanian membutuhkan alat dan mesin pertanian (alsintan) sesuai keperluan pengerjaannya. Kecamatan Perbaungan sebagai daerah yang penduduknya mayoritas bekerja dengan mengelola sawah maka sangat diperlukan oleh petani alat dan mesin pertanian dalam menunjang keberhasilan pengolahan areal sawah yang dimiliki dan meningkatkan hasil pertaniannya. Pada saat sekarang alat dan mesin pertanian yang diciptakan dalam membantu petani dalam mengelola lahan pertanianya sudah sangat canggih, alat-alat pertanian terbaru sudah banyak digunakan dalam mengolah lahan pertaniannya antara lain traktor roda dua dan empat, pompa air, penggiling padi, dan lain lain.

Pada mulanya semua tanaman budidaya untuk kebutuhan pangan manusia dihasilkan dan disiapkan dengan menggunakan tenaga otot manusia. Berabad-abad telah lalu sebelum tenaga otot hewani digunakan untuk meringankan tenaga otot manusia. Peralihan dari usaha tani dengan menggunakan tangan menuju usaha tani dengan menggunakan alat modern mula-mula berjalan lambat, tetapi dengan perkembangan bajak baja, motor bakar, traktor usaha tani dan mesin usaha tani modern lainnya, berkembang dengan pesat (Smith dan Wilkes, 1990).


(24)

Dalam menigkatkan produksi pertanian, proses produksi yang meliputi kegiatan pra panen sampai pada pasca panen memerlukan dukungan dari berbagai sarana dan prasarana produksi yang efektif, diantaranya adalah dukungan alat mesin pertanian.

Dalam pengoperasiannya, alat dan mesin pertanian (alsintan) menggunakan motor bakar/motor penggerak dalam menggerakkan alsintan. Untuk itu motor bakar/motor penggerak memerlukan energi agar dapat bekerja secara baik. Energi yang dimaksud dalam hal ini adalah bahan bakar minyak (BBM), baik itu solar, premium, maupun minyak tanah. Hal inilah yang sering menjadi permasalahan bagi petani yang menggunakan alsintan.

Tersedianya BBM pada sektor pertanian tidak memiliki alokasi khusus, dimana dalam memperolehnya di dapat dari pasokan untuk sektor-sektor lainnya bergantung pada jenis BBM seperti minyak solar dan premium diperoleh dari SPBU untuk sektor transportasi, dan minyak tanah diperoleh dari APMT (Agen Penyalur Minyak Tanah), untuk sektor rumah tangga melalui pangkalan minyak tanah (Endang, 2005).

Selain tidak adanya alokasi khusus bagi BBM untuk sektor pertanian, petani juga dihadapkan dengan permasalahan lain. Dengan mahalnya harga BBM karena berdasarkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang menetapkan harga berdasarkan konsumsi masyarakat dan konsumsi industri yang perbedaan harganya sangatlah tinggi. Alsintan dianggap sebagai mesin industri sehingga harga perolehan BBM-nya juga dikenakan dengan harga industri.

Keadaan ini sangat membuat susah para petani yang menggunakan alsintan, sementara mereka tidak diperbolehkan membeli BBM dengan media


(25)

lainnya seperti, plastik dan dirigen. Berdasarkan dari banyaknya permasalahan petani dalam memperoleh BBM maka diperlukannya analisis kebutuhan bahan bakar untuk alat dan mesin pertanian yang pada saat ini dikhususkan pada pompa air, di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Hal ini dilakukan agar diharap dapat menghindari terganggunya penyediaan bahan bakar untuk sektor pertanian yang dapat berdampak pada terganggunya produksi pertanian yang diperkirakan akan berdampak pula pada terganggunya perkembangan ekonomi daerah tersebut.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Memperoleh data kebutuhan bahan bakar alsintan pompa air di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Memprediksi kebutuhan BBM alsintan pompa air untuk tahun-tahun mendatang di Kecamatan Perbaungan , Kabupaten Serdang Bedagai.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan dasar penulisan skripsi untuk dapat menyelesaikan studi di Program Studi Teknik Pertanian.


(26)

TINJAUAN LITERATUR

Gambaran Umum Kecamatan Perbaungan

Luas wilayah Perbaungan 206,02 km2 yang terdiri dari 5 kelurahan, 184

desa 269 RT dan 620 RW, batasan-batasan wilayahnya adalah sebagai berikut : - Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Teluk Mengkudu dan

Sei Rampah

- Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang - Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Pantai Cermin - Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Sei Rampah

Pada awalnya kecamatan Perbaungan adalah salah satu kecamatan di kabupaten Deli Serdang, tetapi pada tanggal 18 Desember 2003 dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor, 36 tahun 2003 tentang pembentukan kabupaten Samosir dan kabupaten Serdang Bedagai di provinsi Sumatera Utara, sehingga kecamatan Perbaungan termasuk kedalam 11 kecamatan yang ada di kabupaten Serdang Bedagai (http://Serdang Bedagai kab.go.id).

Perkembangan Teknologi Pertanian

Dalam hakikatnya manusia itu senantiasa tergantung kepada lingkungannya, akan tetapi dalam upaya manusia memenuhi kebutuhannya mereka tidak selalu tergantung pada alam akan tetapi manusia dapat mempengaruhi, merubah, menciptakan corak dan bentuk lingkungan, untuk mengolah lingkungan alam sehingga tercipta benda-benda kebutuhan manusia secara fisik mempunyai keterbatasan untuk itu diperlukan seperangkat peralatan dan cara penggunaannya yang disebut dengan teknologi (Rifai dkk, 1990).

Perkembangan pertanian juga diiringi oleh perkembangan teknologi asal untuk membantu kegiatan tersebut seperti : pengolahan tanah, jentera penaikan


(27)

air, dan alat pemanen. Peradaban pertanian, bercocok tanam dan beternak yang pada awalnya hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari atau subsistem pada perkembangan berikutnya, sejalan dengan kehidupan masyarakat yang bercorak perdagangan berangsur-angsur berubah menjadi cikal bakal usaha tani

(Mangunwidjaja, 2005).

Peranan Mekanisasi Pertanian

Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian (Agricutural Mekanisation), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).

Ilmu mekanisasi pertanian di Indonesia telah dilaksanakan untuk mendukung berbagai usaha pembangunan pertanian, terutama di bidang usaha swa-sembada pangan. Dengan mempertimbangkan aspek kepadatan penduduk, nilai sosial ekonomi, dan teknis, maka pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia dilaksanakan melalui pengembangan selektif. Yang dimaksud dengan sistem mekanisasi pertanian selektif adalah usaha memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat.

Adapun peranan mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian di Indonesia adalah :

1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia 2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani


(28)

3. Menjamin kenaikan kuantitas dan kualitas serta kapasitas produksi pertanian

4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani, yaitu dari tipe pertanian untuk kebutuhan keluarga (subsistence farming) menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming)

5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri.

Ruang lingkup mekanisasi pertanian meliputi 6 bidang, yaitu :

1. Bidang mesin-mesin budi daya pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan penggunaan tenaga dan alat-alat untuk budi daya pertanian 2. Bidang teknik tanah dan air, yang menelaah persoalan-persoalan yang ada

kaitannya dengan keadaan teknik tanah dan air

3. Bidang bangunan pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan gedung-gedung, bangunan, dan perlengkapan pertanian

4. Bidang elektrifikasi pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan penggunaan mesin-mesin yang dipakai dalam usaha menyiapkan hasil pertanian, baik untuk disimpan maupun langsung digunakan

5. Bidang mesin-mesin pengolahan pangan, yang menelaah persoalan-persoalan penggunaan alat serta syarat-syarat yang diperlukan bagi suatu pengolahan pangan.

Usaha meningkatkan produksi pangan dapat dilakukan dengan intensifikasi maupun perluasan areal pertanian. Perluasan areal pertanian dilakukan baik dengan jalan memanfaatkan areal tanah yang sudah ada tapi belum tergarap secara efesien, maupun dengan jalan pembukaan tanah untuk mencetak


(29)

tanah pertanian baru. Pembukaan tanah (land development), dalam pengertian mekanisasi pertanian, adalah suatu usaha atau tindakan untuk mengubah tanah menjadi tanah pertanian (Hardjosentono,dkk., 1996).

Selain itu, terutama agar modernisasi pertanian dapat terlaksana, maka pengetahuan petani di pedesaan harus kita tingkatkan dan kita isi dengan inovasi-inovasi yang mutakhir. Karena kalau saja para petani tersebut dipompa dengan ilmu pengetahuan yang aktual, maka dapat diramalkan bahwa cara berpikir mereka pun tentu akan mengalami perubahan. Dari yang tidak berorientasi, dari yang tradisional ke komersil, artinya jika saja para petani di pedesaan merasa sukses melakukan usaha taninya, kemunkinan besar rasa percaya dirinya akan semakin mendarah daging dalam hidupnya (Sastraatmadja, 1984).

Dari fakta dan peristiwa yang ditelusuri dapat diketahui bahwa ternyata pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia berawal sekitar tahun 1950 an. Ada empat institusi yang berperan penting dalam sejarah mekanisasi pertanian ini, yaitu: perguruan tinggi, jawatan pemerintahan rakyat yang sekarang bernama Dinas Pertanian dan swasta serta perusahaan Negara. Tujuan dari pengembangan mekanisasi pertanaian adalah untuk mendukung peningkatan produksi pangan. Salah satu faktor pendukung dalam pengembangan alsintan adalah tersedianya kelembagaan teknis maupun ekonomi di pedesaan yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang pengembangan alsintan. Kelembagaan tersebut antara lain pasar atau system tata niaga dan pemasaran untuk sarana produksi dan hasil pertanian, distributor/dialer, bengkel alsintan, lembaga perkreditan, KUD, Kelompok tani dan tersedianya penyuluh alsintan (Sugianto, 1991).


(30)

Menurut Handaka (1996), parameter yang membatasi atau mendorong pertumbuhan mekanisasi pertanian adalah :

1. Perubahan stuktur ekonomi 2. Perubahan pangsa tenaga kerja 3. Meningkatnya upah sektor pertanian

4. Perubahan pranata budaya dan kelembgaan social di pedesaan 5. Perubahan orientasi petani kea rah komersialisasi dan efisiensi 6. Pertumbuhan sektor industri dan jasa

7. Komunikasi yang semakin terbuka.

Empat hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan mekanisasi pertanian :

1. Kebijaksanaan umum yang bersifat makro dan merupakan instrumen kebijakan ekonomi

2. Kelembagaan

3. Teknologi (jenis, wilayah, topologi) 4. Sumber daya yang tersedia

(Handaka, 1996).

Rekayasa alsintan telah berkembang sesuai dengan zamannya dimana teknologi dan iptek berusaha menutupi kebutuhan lingkungannya. Masalah-masalah yang dihadapi dalam pengembangan alsintan untuk usaha kecil adalah :

1. Harga teknologi yang relatif mahal dipandang rata-rata skala ekonomi petani Indosesia

2. Akses petani untuk menguasai teknologi terbentur masalah transfer sistem yang belum bersifat mengakar


(31)

3. Aspek kebijakan makro terhadap wahana industri alsintan belum mantap (Handaka, 1996).

Pekerjaan Mengolah Tanah Pertanian

Pengolahan tanah adalah suatu perlakuan mekanis terhadap tanah untuk suatu keperluan atau tujuan tertentu. Untuk keperluan penanaman, pengolahan tanah adalah pekerjaan dalam menyiapkan tanah agar baik bagi pertumbuhan tanaman dengan menciptakan sifat tanah yang baik untuk kehidupan tanaman (Direktorat Jenderal Perkebunan, 1982).

Untuk mendapatkan hasil tanaman yang memuaskan maka harus diciptakan keadaan fisik tananh yang baik bagi pertumbuhannya. Keadaan fisik yang baik akan dapat diperoleh dengan melakukan pengolahan tanah yang efektif, guna mempertahankan kondisi tanah, yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Produksi tanaman dapat berkurang secara langsung, pada kondisi tanah yang tidak menguntungkan, akibat terlambatnya pertumbuhan karena pemadatan, pertumbuhan tanaman sebagian besar dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan tanah seperti : status air, aerasi, temperatur dan keadaan lainnya (Yuswar, 2004).

Untuk mencapai tujuan diatas maka pengolahan tanah harus dapat ;

a. Merubah media tumbuh tanaman, baik secara fisik, kimia maupun biologis, sehingga sesuai dengan persyaratan pertumbuhan tanaman

b. Mencampur humus atau sisa tanaman dengan tanah c. Menghancurkan tanaman pengganggu

d. Memperbaiki sirkulasi udara atau aerasi e. Memperbaiki/mempertahankan lengas tanah


(32)

g. Melindungi tanah dari erosi. (Sukirno, 1999)

Kegiatan pengolahan tanah dibagi kedalam dua tahap, yaitu pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua. Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaaan terbenam sehingga menjadi busuk. Sedangkan pengolahan tanah kedua bertujuan untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah yang besar dan sisa-sia tanaman yang terpotong akibat pengolahan tanah pertama menjadi lebih halus. Dalam keadaan seperti ini sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu akan mati dan membusuk, yang selanjutnya merupakan unsur hara bagi padi yang akan ditanami (Pratomo dan Irwanto, 1983).

Merupakan masalah penting untuk mendapatkan produksi pertanian yang optimal. Kondisi tanah yang baik adalah salah satu faktor berhasilnya produksi tanaman, dan untuk mencapai kondisi tanah yang baik diperlukan alat-alat pertanian. Akhir-akhir ini masalah utama di dalam pembukaan dan pengolahan tanah adalah bagaimana agar didapatkan efisiensi yang optimal. Hal ini dimaksudkan dari pengertian minimal tillage yaitu pengolahan yang seminimal mungkin, tetapi menghasilkan tanah yang baik dan pertumbuhan tanaman yang optimal dengan biaya yang rendah (Direktorat Jenderal Perkebunan, 1982).

Kapasitas suatu mesin pertanian adalah laju mesin tersebut untuk mengerjakan lahan sesuai dengan fungsi yang dimaksud atau manfaat pekerjaannya. Biasanya kapasitas ini dinyatakan dengan luas dalam akre yang dapat dikerjakan oleh mesin per jam. Faktor-faktor yang terlibat di dalamya


(33)

adalah lebar kerja yang berguna dan kecepatan berjalan dengan memperhatikan kehilangan waktu dalam pembelokan serta perawatan mesin

(SmithandWilkies, 1990).

Sistem pengairan

Air merupakan hal yang penting bagi terciptanya suatu usaha tani yang baik. Pengairan yang cukup dan baik akan memberikan produksi yang tinggi dari usaha tani. Pengairan pada lahan sawah sangat dibutuhkan mulai dari tahap pengolahan tanah sampai pada budi daya. Pada pengolahan tanah pengairan diperlukan untuk memudahkan kegiatan pembajakan lahan (Yuswar, 2004).

Yang dimaksud pengairan ialah usaha-usaha :

a. Mengalirkan air dari sungai-sungai atau sumber air lain untuk keperluan pertanian

b. Membagikan air dari sungai-sungai atau sumber lain secara teratur kepada yang memerlukannya

c. Membuang sisa air yang telah dipergunakan ke sungai, langsung atau lewat saluran pembuangan.

(Soenarto, 1959).

Yang dimaksud dengan lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status lahan tersebut. Air adalah faktor penting dalam bercocok tanam. Suatu sistem pengairan yang baik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal, sedang pegairan merupakan segala usaha


(34)

Kebutuhan air untuk tanaman didasarkan atas kebutuhan tanaman padi sebagai tanaman utama. Pada umumnya tanaman padi membutuhkan selama 24 jam air setinggi 4 mm. Dalam angka ini telah termasuk banyaknya air yang menguap langsung ke udara. Jumlah ini hanya untuk keperluan asimilasi dan peguapan. Untuk kebutuhan air pada pengolahan tanah, air harus cukup banyak supaya struktur lumpur tercapai. Setelah pembajakan awal maka tanah di gemplang selam satu minggu. Ketika digemplang, air tidak boleh banyak. Bingkah-bingkah tanah yang timbul ketika dibajak hendaknya masih diatas air, hingga dapat sinar matahari langsung. Pada saat menyikat diberi air sampai tinggi kira-kira 10 cm di atas tanah, sehingga struktur Lumpur dapat segera tercapai (Soenarto, 1959).

Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air irigasi (pengairan) adalah banyaknya air yang dibutuhkan untuk menambah curah hujan efektif guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kebutuhan air irigasi tersebut bergantung pada dua hal yaitu :

1. Tingkat pemakaian air.

Tingkat pemakaian air adalah jumlah keseluruhan air yang dibutuhkan unutk memenuhi kebutuhan air tanaman dalam satuan waktu dibandingkan terhadap luas area yang bersangkutan. Tingkat pemakaian air tergantung pada pertanaman yang ada di area lahan yang bersangkutan serta iklim setempat.


(35)

Tingkat efesiensi jaringan irigasi adalah ketepatgunaan jaringan irigasi yang ada dalam pengoperasiannya untuk menyampaikan secara teratur air irigasi kepetak-petak pertanaman (Kartasapoetra ,dkk,1994).

Beberapa faktor ekonomi yang menjadi kendala dalam menunjang alokasi air irigasi optimal antara lain :

1. Petani memilih komoditas yang paling menguntungkan, sementara itu sistem irigasi yang dibangun biasa ke komoditi padi.

2. Petani memilih pola tanam dengan kombinasi yang paling menguntungkan, sementara itu pada daerah irigasi teknis pola tanam global dan pola tanam detail ditetapkan oleh panitia irigasi yang berorientasi pada komoditas padi.,

3. Relatif besarnya iuran air irigasi, sementara resiko kegagalan panen makin besar.

4. Keterbatasan modal, untuk menerapkan pola tanaman dan intensitas tanam optimal.

5. Naiknya harga input seperti pupuk dan pestisida akan mempengaruhi tingkat adopsi teknologi usaha tani.

6. Merosotnya harga beberapa komoditi hasil pertanian. (Saptana, 2001).

Pompa air untuk Pengolahan Tanah dan Pemeliharaan Tanaman

Pompa adalah alat mekanik yang ketika ditempatkan dalam sebuah saluran pipa pemindah energi dari sumber luar ke aliran cairan tersebut, demikian sebuah


(36)

pompa mungkin diklasifikasikan sebagai sebuah mesin yang mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik dan kemudian mengalirkan cairan itu.

(Gupta,et al., 1999).

Dalam pembahasan ini defenisi pompa akan dibatasi hanya pada bidang pertanian, yang mana dalam pertanian disebut adanya pompa pengairan (water pumps). Disebut pompa pengairan berarti berhubungan dengan pengairan pada lahan-lahan pertanian, terutama untuk lahan pertanian yang sulit dalam hal mendapatkan air untuk keperluan pertaniannya (Susilo, 1980).

Kebanyakan petani tidak dapat mempergunakan air dari sumber air . Dan meskipun sumber air ada, mungkin akan lebih ekonomis bila seseorang memasang unit pompa untuk menyedotnya, asal saja sumber air itu cukup banyak mengandung persediaan air. Unit pompa yang dipasang harus disesuaikan dengan keadaan sumber air. Persediaan air yang ideal adalah dari semua artesis atau dari sungai yang letaknya cukup tinggi, sehingga air dapat dipergunakan tanpa memakai pompa (Susilo, 1980).

Pompa air sangat dibutuhkan bagi petani yang sulit untuk mendapatkan air dari sumbernya atau karena tidak adanya saluran-saluran irigasi yang berada dekat dengan sawahnya, oleh karena itu dibutuhkan pompa air untuk menaikkan air dari sumber air.

Pada pengolahan tanah tahap pertama, dilakukan pembalikan tanah yang bertujuan agar tanah yang berada di bagian dalam dapat diangkut menjadi permukaan (dibalik), selain itu tujuannya juga agar jerami cepat membusuk karena tertimbun tanah. Kemudian dilakukan tahap kedua yang meliputi perbaikan pematang diantaranya menyamakan tinggi permukaan pematang dan


(37)

menutup bagian yang berlubang karena tikus, dan sekaligus membersihkan rerumputan yang tumbuh di atas atau di sampingnya (dinding pematang). Setelah pekerjaan ini dilakukan, maka dilanjutkan dengan pemberian air, kemudian dibiaskan selama satu minggu (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989). Pada pemeliharaan tanaman padi, air merupakan fakor yang penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman padi. Pada waktu tanaman berumur 15 sampai 20 hari, biasanya mulai dilakukan penyiangan yang pertama, karena pada umur tersebut rerumputan sudah mulai tumbuh dan mengganggu tanaman padi. Pada waktu penyiangan ini lubang pembuangan air harus ditutup agar Lumpur tanah yang mengandung makanan tidak terbawa air. Sesuai penyiangan yang pertama ini kadang-kadang diikuti dengan mengganti tanaman yang dianggap tumbuhnya kurang baik atau mati. Kemudian air diatur dan ditambah ketinggiannya sekitar 7 sampai 10 cm.

Bila tanaman mencapai umur 40 sampai 45 hari, perlu dilakukan penyiangan kedua, biasanya pekerjaan ini hanya sekedar mencabuti rumput yang ada di sekitar tanaman. Setelah penyiangan dan pemupukan kedua, tinggi air harus ditambah sekita 7 cm di atas permukaan tanah. Apabila pohon padi mulai terjadi penggemukan pada batang-batang padi dekat selubung daun (bunting), maka pengairan ditambah lagi karena saat ini tanaman memerlukan banyak zat makanan dan air. Biasanya saat itu padi berumur sekitar 70 hari dan sawah diairi setinggi 10 cm. ketika semua tanaman padi sudah berbunga, sawah diairi kembali karena pada tahap ini tanaman memerlukan air yang banyak. Setelah padi berbuah dan mulai masak, air sawah dikurangi sedikit demi sedikit sampai


(38)

secara bersamaan. Satu minggu sebelum dituai lahan harus sudah kering, agar penuaian dapat dilakukan dengan mudah.

(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989).

Di Perbaungan kebanyakan para petani memperoleh sumber air dari sungai ular. Petani membuat saluran-saluran agar dapat memperoleh air dengan mudah, kemudian mengalirkannya melalui saluran-saluran irigasi yang ada. Bagi petani yang masih menggunakan saluran irigasi sederhana dan yang memiliki sawah tadah hujan, pompa air sangat diperlukan untuk menjaga ketersediaan air pada sawah. Luas lahan yang menggunakan irigasi sederhana seluas 343 ha dan sawah tadah hujan seluas 30 ha. Irigasi sederhana yaitu sistem irigasi yang konstruksinya dilakukan dengan sederhana, tidak dilengkapi dengan pintu pengaturan dan alat pengukur, sehingga air irigasinya tidak dapat diatur dan diukur, dan disadari efesiensinya rendah (Pasandaran, 1991).

Ketergantungan petani pada air yang terdapat di sungai ular membuat para petani tidak punya pilihan lain, padahal debit air Sungai Ular sudah berkurang. Sedangkan petani, hanya biasa menggantungkan harapannya terhadap air Sungai Ular. Saat ini, di Kabupaten Sergai terdapat 5.920 hektar sawah. Debit air Sungai Ular yang menjadi gantungan warga mengairi irigasi dalam beberapa hari terakhir tak mencukupi karena kemarau dan ketiadaan air hujan menurut Ketua Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) Daerah irigasi Perbaungan Sugiarto Ramli. Petani akhirnya memutuskan menyudet aliran Sungai Ular dan membelokkan ke saluran irigasi primer. Petani dari 25 desa di Kecamatan Perbaungan bergotong royong menyodet aliran air Sungai Ular, agar airnya bisa masuk ke saluran primer. Permasalahan ini sebenarnya sudah dapat diatasi,


(39)

karena Pemprov Sumut menganggarkan dana pembebasan tanah di APBD 2007 untuk proyek Bendung Serba Jadi Sungai Ular. Dana pembangunan Bendung Serba Jadi Sungai Ular sudah diperoleh pemerintah dari pinjaman JBIC (Japan Bank for International Cooperations). Hanya saja, proyek bendungan yang rencananya mengaliri 18.000 hektar sawah lebih di Kabupaten Serdang Bedagai ini bisa terancam gagal. Beberapa titik lokasi proyek yang lahannya dikuasai PTPN IV masih belum bisa dibebaskan. Lahan PTPN IV terkena proyek pembangunan jaringan irigasi revitalisasi Sungai Ular, yakni di kanal utama sepanjang 45 kilo meter (www.kompas.com).

Dengan tidak maunya PTPN IV melepaskan lahan tersebut, maka para petani harus mencari alternatif lain diantaranya dengan membuat sumur bor agar persawahan yang berjauhan dengan saluran irigasi primer dapat memnuhi kebutuhan air di sawahnya dengan baik. Oleh karena itu diperlukan pompa air yang mampu menghisap/menarik air ke permukaan dan kemudian mengalirkannya ke sawah-sawah para petani.

Jenis / Tipe Pompa air

Pada umumnya tipe pompa yang diperlukan terutama bergantung pada daya isap dan daya tekannya. Hampir setiap jenis pompa dapat digunakan unutk menaikkan air dengan jarak yang rendah (sampai kira-kira 5 m). jika kondisinya seperti itu, maka kita dapat memilih pompa dari jenis yang paling sederhana dan yang paling murah harganya. Tetapi jika diangkat ke ketinggian yang lumayan, maka kita harus menggunakan salah satu pompa yang dirancang secara khusus. Pompa yang digerakkan oleh motor bakar atau motor listrik, yang umumnya


(40)

a. Pompa pluyer yang sesuai untuk sumur dalam b. Pompa torak

c. Pompa sentrifugal d. Pompa propeller (aksial) (Hardjosentono, 2000).

Motor Bakar / Motor Penggerak

Motor penggerak adalah motor yang dapat megubah tenaga panas hasil dari suatu pembakaran menjadi tenaga mekanik. Motor penggerak dapat dibedakan dalam 2 bagian, yaitu :

1. Motor dengan pembakaran di luar (External combustion engine) Contoh : motor uap

2. Motor dengan pembakaran di dalam silinder (Internal combustion engine). Motor pembakaran di dalam silinder dapat dikelompokkan lagi, antar lain : 1. Berdasarkan langkah torak

a. Motor 2 Tak b. Motor 4 Tak

2. Berdasarkan bahan bakar yang dipakai

a. Motor bensin, apabila menggunakan bahan bakar bensin/premium b. Motor kerosene, apabila menggunakan bahan bakar minyak tanah c. Motor diesel, apabila menggunakan bahan bakar.

(Hardjosentono, 2000).

Bahan Bakar


(41)

Energi merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan setiap mahluk hidup terutama bagi manusia. Semua kegiatan manusia memerlukan energi agar semua dapat terlaksana dengan baik. Banyak sumber-sumber energi yang dapat diperoleh untuk digunakan dalam membantu kemajuan kehidupan manusia. Berdasarkan sumbernya, secara garis besar energi dapat dipilah menjadi energi primer dan energi sekunder atau siap guna (end use). Energi primer meliputi energi kimia yang terdapat pada bahan bakar fosil, energi nuklir yang terdapat dalam inti radio aktif, energi geothermal yang terdapat dalam panas kerak bumi, energi tidal yang terjadi karena perputaran rotasi bumi, energi surya berupa sinar surya yang mengenai permukaan bumi.

Pada saat ini kebutuhan energi didunia masih tergantung pada sumber daya fosil, terutama minyak dan gas bumi, serta batu bara. Padahal sumber daya itu merupakan sumber daya yang sulit untuk diperbaharui, diperlukan ratusan bahkan ribuan tahun agar terbentuk lagi minyak bumi dan gas alam yang baru. Tingkat pertumbuhan manusia tidak disertai dengan laju perkembangan pemikirannya. Sejak tahun 1980-an minyak menjadi sumber energi nomor satu, tetapi sejak tahun 1980 produksi minyak turun karena banyaknya minat dan kebutuhan berbagai negara. Dengan demikian, kebutuhan tidak sesuai lagi dengan ketersediaanya. Hal ini mengakibatkan harga minyak bumi menjadi mahal (Mangunwidjaja dan Sailah, 2005).

Hasil bumi banyak diolah menjadi bahan bakar untuk mendukung keterlangsungan hidup manusia. bensin, solar, minyak tanah, gas elpiji dan lainnya merupakan energi yang sangat diperlukan setiap manusia. Dalam


(42)

utama, baik itu dalam menjalankan industri rumah tangga, industri produksi, dan sebagai energi transportasi.

Bahan Bakar Untuk Motor Bakar

Bahan-bakar sebagai salah satu faktor utama dalam menggerakkan motor bakar mempunyai berbagai jenis dan campurannya. Dalam hal ini ada terdapat beberapa jenis bahan bakar, antara lain :

1. Bensin

Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis Bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM Bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON tersebut maka BBM Bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

a. Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.

b. Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas


(43)

tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan

electronic fuel injectiondan catalytic converters.

c.Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar

performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan.

Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic

Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI),

Turbochargers dan catalytic converters.

2. Minyak tanah (kerosen)

Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang

memiliki titik didih antara 150 °C dan 300 °C dan tidak berwarna. Digunakan selama bertahun-tahun sebagai alat bantu penerangan, memasak, water heating, dll. Umumnya merupakan pemakaian domestik (rumahan), usaha kecil.

3. Minyak Solar (HSD)

High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis Solar yang memiliki angka performa cetane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin trasportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor trasportasi dan mesin industri.


(44)

Jenis bahan bakar ini merupakan alternatif bagi bahan bakar diesel berdasar-petroleum dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak nebati atau hewan. Secara kimia, ia merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak. Jenis produk yang dipasarkan saat ini merupakan produk biodiesel dengan campuran 95 persen diesel petrolium dan mengandung 5 persen CPO yang telah dibentuk menjadi Fatty Acid Methyl Ester(FAME).

5. Avtur (Aviation Turbine)

Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Avtur di desain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution). performa atau nilai mutu jenis bahan bakar avtur ditentukan oleh karakteristik kemurnian bahan bakar, model pembakaran turbin dan daya tahan struktur pada suhu yang rendah (www. BPH Migas.com).

Ditinjau dari segi bahan bakar, dalam hal ini bahan bakar yang disingkat (BBM), yang pertama harus diingat bahwa kerja optimal yang diperoleh seseorang pengemudi dari bekerjanya mesin kendaraan adalah tergantung pada dua sifat utama BBM yaitu :

a. Dapat memberikan campuran bahan bakar udara dalam perbandingan yang benar yang biasanya diatur oleh karburator dan injector

b. Dapat memberikan pembakaran secara normal pada saat yang tepat didalam siklusnya.

Sehubungan dengan sifat utama yang harus dimiliki tersebut dapat diharapkan bahwa bahan bakar dapat memberikan keuntungan, yaitu :


(45)

2. Memberikan kecepatan akselerasi yang baik

3. Memberikan kemudahan menghidupkan mesin dalam keadaan dingin 4. Tidak ada masalah karburator icing selama musim dingin, untuk

daerah beriklim sedang

5. Tidak menimbulkan suara aneh atau getaran aneh yang berhubungan dengan kualitas pembakaran dari bahan bakar

6. Dapat memenuhi batas-batas pencemaran udara yang ditentukan oleh peraturan negara.

(Wartawan, 1997).

Bahan Bakar Motor Diesel

Motor diesel menggunakan bahan bakar Solar, pemilihan bahan bakar yang baik sangat perlu, karena dapat menghindari banyak kesulitan :

1. Menghidupkan motor

2. Kerusakan pada pompa injeksi

3. Pengausan torak, ring torak, katup dan lainnya 4. Pemeliharaan motor.

Nilai cetan (Cetan Number) adalah nilai penambahan bahan bakar untk motor diesel yang dinyatakan dengan angka, misalnya, nilai cetan traktor pertanian 40-45% adalah bahan yang mudah terbakar (hydrocarbon-cetanI),

60-65 % adalah campuran lain yang sukar terbakar (alpha methyl nephthylene)

(Hardjosentono ,dkk., 2000). Bahan Bakar Motor Bensin

Motor Bensin 4 tak menggunakan Bensin murni, sedangkan motor Bensin dua tak menggunakan Bensin campur 20 : 1 atau 25 : 1 tergantung


(46)

pemilihan Bensin dan oli yang berkualitas baik sangat mempengaruhi usia motor


(47)

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai propinsi Sumatera Utara dan mulai dilaksanakan pada bulan juli 2008.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam pangkajian kebutuhan energi pada sektor pertanian berdasarkan jumlah bahan bakar yang digunakan oleh alat mesin pertanian untuk mengolah lahan pertanian, memelihara tanaman dan mengolah hasil pertanian dapat digunakan dengan menggunakan rumus :

E = T x Ie Ie = O x F

Keterangan : E =Total konsumsi bahan bakar (liter/tahun) T = Jumlah unit alat mesin pertanian (unit)

Ie = Intensitas energi dari setiap alat (liter/unit/tahun) O = Waktu pengoperasian (jam/tahun)

F = Konsumsi bahan bakar dari setiap alat (liter/jam)

Dengan asumsi perkiraan setiap alat mesin pertanian yang ada dioperasikan secara maksimal sesuai dengan peruntukannya, perkiraan kebutuhan bahan bakar ini tidak didasarkan pada luas lahan (Covering Area) yang diolah menggunakan alsintan (Endang , 2005).


(48)

sesuai data yang diperoleh.

Model analisis garis kecenderungan dengan menggunakan persaman garis lurus (straight line equation), sebagai berikut :

Ft = a + bt

Ft = Nilai ramalan permintaan pada periode ke-t

a = intersep

b = Slope dari garis kecenderungan (trend line). Merupakan tingkat perubahan dalam permintaan

t = Indeks waktu (t = 1,2,3, ,n) ; n adalah banyaknya periode waktu.

Slope dan intersep dari persamaan garis lurus dihitung dengan menggunakan formula berikut :

b = tA-n(t bar )(A bar) t2 n (t bar)2

a = A bar b(t bar) di mana :

b = slope dari persaman garis lurus a = intersep dari persamaan garis lurus t = indeks waktu

t bar = nilai rata-rata dari t

A = variabel permintaan (data aktual permintaan)

A bar = nilai rata-rata permintaan per periode waktu, rata-rata dari A (Gasperz, 2005).


(49)

Setelah dilakukan peramalan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dengan menggungkan metode Model analisis garis kecenderungan dengan menggunakan persaman garis lurus (straight line equation), kemudian dilakukan lagi perhitungan kebutuhan bahan bakar secar teori dengan menggunakan rumus perhitungan jumlah bahan bakar bahan bakar :

Bb = 0,1 l x Pm x Wt Hp Jam

Dimana : Pm = Daya motor (Hp)

Wt = Jam Kerja per tahun (Jam/tahun)

Dilakukan perbandingan jumlah kebutuhan bahan bakar minyak setiap tahun yang didapat secara aktual dengan yang didapat dengan cara teori untuk dilakukan perbandingan jumlah bahan bakar yang digunakan setiap tahun.

Pengumpulan Data

Metode dalam pengumpulan data adalah metode sensus. Dimana penelitian dilakukan terhadap semua petani yang memiliki alsintan dan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) untuk mengoperasikan alsintan dalam usaha taninya di Kecamatan Perbaungan maupun instansi yang terkait. Adapun langkah langkah yang dilakukan dalam pengambilan data adalah sebagai berikut

1. Pengamatan langsung

Data diperoleh dengan meninjau langsung bagian bagian yang berkaitan dengan penelitian.


(50)

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghubungi petugas petugas yang berwenang untuk memberikan informasi informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

3. Angket kuesioner

Angket kusioner dibuat agar mempermudah petani dalam pengisian data alsintan yang dimiliki,jumlah bahan bakar dan hal hal yang dibutuhkan dalam penelitian.

4. Pencatatan

Data data pengamatan langsung dan hasil wawancara yang diperoleh dicatat.

Adapun data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : 1. Jumlah alsintan (alat mesin pertanian ) (Unit)

2. Lama (waktu)pengoperasian (Jam/hari/tahun) 3. Intensitas alat (liter/alat/tahun)

4. Konsumsi bahan bakar (liter/hari/musin tanam)

Pelaksanaan Penelitian

Adapun kegiatan yang dilakukan selama penelitian yaitu :

1. Pengumpulan data sekunder jumlah alsintan pada tahun sebelumnya 2. Pengumpulan data primer jumlah alsintan yang diperlukan

3. Pengolahan data kebutuhan bahan bakar


(51)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Aktual Lahan Pertanian Di Kecamatan Perbaungan

Ada beberapa faktor yang mendorong berkembangnya bidang pertanian di kecamatan Perbaungan, diantaranya adalah aspek budaya, masyarkat Perbaungan sudah turun-temurun mengandalkan pertanian sebagai sumber mata pencahariannya yang utama, dan aspek geografis, dengan keadaan topografinya yang relatif datar, serta memiliki sumber air yang mencukupi yaitu dengan adanya sungai Ular yang merupakan salah satu intake sumber air irigasi untuk lahan pertaniannya, sehingga persediaan pengairan di daerah ini sudah memadai.

Tabel 1. Luas lahan baku sawah kecamatan Perbaungan

Desa Luas lahan Baku Sawah (ha)

Irigasi Non Irigasi Jumlah

Kota Galuh 231 231

Jambur Pulau 197 197

Suka Jadi 146 146

Lubuk Cemara 181 181

Lidah Tanah 400 400

Suka Beras 275 275

Pematang Tatal 157 157

Lubuk Dendang 120 120

Bengkel 101 101

Lubuk Rotan 276 276

Lubuk Bayas 400 400

Sei Naga Lawan 418 418

Tualang 363 30 393

Pematang Sijonam 368 368

Cinta Air 313 313

Melati II 847 847

Cintaman Jernih 13 13

Tanah Merah 257 257

Kesatuan 217 217

Sei Jenggih 95 95


(52)

Data diatas merupakan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan daerah kabupaten Serdang Bedagai (2007), pada tabel diatas diketahui bahwa desa Melati II merupakan desa yang memiliki luas lahan sawah terbesar dengan luas 847 ha, yang diikuti oleh desa Sei Naga Lawan 418 ha, desa Lubuk Bayas dan Lidah Tanah 400 ha.

Desa Melati II merupakan daerah yang memiliki luas lahan baku sawahnya yang terluas dan merupakan daerah percontohan pertanian di kecamatan Perbaungan, sehingga kelompok tani yang ada di desa ini menjadi yang paling diutamakan dalam mendapatkan bantuan dari pemerintah baik dalam hal mesin pertanian, bibit, pupuk maupun teknik-teknik budidaya tanaman hortikultura dan sarana prasarana pendukung lainnya.

Analisis Jumlah Ideal Pompa Air di Kecamatan Perbaungan

Salah satu alat mesin pertanian yang membantu petani dalam mengolah areal persawahannya adalah pompa air. Pompa air dapat menjaga ketersediaan air yang dibutuhkan tanaman padi dalam pertumbuhannya. Dalam musim kemarau, pompa air sangat dibutuhkan masyarakat dalam mengairi areal pesawahannya karena air yang diambil dari sungai Ular tidak sampai kedaerah daerah yang mempunyai saluran irigasi sederhana, dan juga areal persawahan yang bergantung pada air hujan (sawah tadah hujan). Hal ini didukung juga dengan pernyataan pasandaran 1991, yang mengatakan bahwa irigasi sederhana merupakan sistem irigasi yang konstruksinya dilakukan dengan sederhana, tidak dilengkapi dengan pintu pengaturan dan alat pengukur, sehingga air irigasinya tidak dapat diatur dan terukur, dan disadari efesiensinya rendah. Luas baku lahan sawah yang


(53)

Pada lahan inilah pompa air akan digunakan, karena ketersediaan air yang cukup terbatas. Pompa air terdiri dari berbagai tipe, antara lain pompa air diameter 2 inci, 3 inci, 4 inci dan 6 inci. Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa jumlah ideal pompa air berdiameter 2 inci di Kecamatan Perbaungan adalah 511 unit/musim, hal ini berarti bahwa dengan jumlah tersebut maka diharapkan petani dapat mengairi lahan yang luas areal persawahannya 373 ha dengan tepat waktu, dengan asumsi pada daerah tersebut hanya menggunakan pompa air berdiameter 2 inci saja, dan tidak adanya pompa air tipe lain yang ada didaerah tersebut. Begitu pula halnya dengan pompa air berdiameter 3 inci yang jumlah idealnya adalah 410 unit/musim, pompa air berdiameter 4 inci yang jumlah idealnya 504 unit dan pompa air berdiameter 6 inci yang jumlah idealnya 602 unit. Pada kondisi ini pompa air bekerja pada daerah yang jadwal tanamnya serentak dan tidak disewakan ke desa atau daerah lainnya.

Luas lahan yang telah diairi pompa air yang sudah ada sebesar 178,02 ha, ini merupakan luas lahan yang telah diairi oleh pompa air sebanyak 233 unit yang terdiri dari 2 inci, 3 inci, 4 inci, dan 6 inci, Sedangkan lahan yang belum diairi adalah sebesar 178,02 ha. Untuk mengolah lahan tersebut, jika digunakan pompa air yang berdiameter 2 inci saja, maka jumlah pompa air yang dibutuhkan untuk mengerjakan lahan tersebut adalah sebanyak 244 unit pompa air. Jika digunakan pompa air yang berdiameter 3 inci saja, maka jumlah pompa air yang dibutuhkan untuk mengerjakan lahan tersebut adalah sebanyak 195 unit pompa air. Jika digunakan pompa air yang berdiameter 4 inci saja, maka jumlah pompa air yang dibutuhkan untuk mengerjakan lahan tersebut adalah sebanyak 241 unit pompa


(54)

pompa air yang dibutuhkan untuk mengerjakan lahan tersebut adalah sebanyak 405 unit pompa air.

Jumlah Aktual dan Kemampuan Operasinya

Tabel 2. Jumlah Pompa Air dan Kemampuan Operasinya Tahun 2007 jenis pompa air jumlah

Rata - rata konsumsi

(liter /jam)

efektifitas

(rante/hari) (hari/musim)kerja efektif Pompa air 2 inci 47 unit

peng.tanah 0,78 9,11 2

pem. tanaman 0,76 6,29 3

Pompa air 3 inci 139 unit

peng.tanah 0,807 8,94 2

pem. tanaman 0,77 6,61 3

pompa air 4 inci 42 unit

peng.tanah 0,84 9,62 2

pem. tanaman 0,79 6,41 3

pompa air 6 inci 5 unit

peng.tanah 0,74 7,4 2

pem. tanaman 0,74 4,93 3

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah pompa air 2 inci yang ada di kecamatan Perbaungan sebanyak 47 unit sedangkan untuk memenuhi jumlah ideal pompa air 2 inci yang ada didaerah tersebut yang sebanyak 511 unit maka kekurangan 464 unit pompa air untuk memenuhi jumlah pompa air yang ideal. Pompa air 3 inci di Kecamatan Perbaungan terdapat sebanyak 139 unit yang sudah ada, sedangkan untuk memenuhi jumlah ideal yang sebanyak 410 unit maka kekurangan 271 unit lagi untuk memenuhi kebutuhan ideal pompa air. Pompa air 4 inci yang sudah ada sebanyak 42 unit, sedangkan untuk memenuhi jumlah ideal pada daerah tersebut yang sebanyak 504 unit, maka dibutuhkan sebanyak 462 unit lagi untuk memenuhi jumalah ideal yang dibutuhkan pada daerah tersebut. Sedangkan untuk pompa air 6 inci, jumlah pompa air yang sudah


(55)

tersedia sekarang sebanyak 5 unit, padahal jumlah ideal pompa air 6 inci yang diperlukan pada daerah tersebut sebanyak 602 unit pompa air, maka dibutuhkan sebanyak 597 unit pompa air lagi untuk memenuhi jumlah ideal yang diperlukan.

Tetapi berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pengolahan tanah serta pemeliharaan tanaman dapat berlangsung dengan baik dan pemanenan dilakukan tepat waktu, hal ini dapat terjadi karena :

1. Adanya perbedaan jadwal tanam suatu desa dengan desa yang lain, tergantung geografis aliran irigasi dan ketersediaan air.

2. Petani menggunakan pompa air yang ada didesa yang terdekat, jika pada desanya tidak ada pompa air.

Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa rata-rata komsumsi bahan bakar untuk masing-masing tipe pompa air dibagi atas pengolahan tanah dan pemeliharaan tanaman, seperti untuk pompa air 2 inci pada pengolahan tanah rata-rata komsumsi bahan bakarnya adalah 0,78 liter/jam dengan efektifitas 9,11 rante/hari dan banyaknya kerja efektif rata-rata adalah 2 hari/musim, dan pada pemeliharaan tanaman tanah rata-rata komsumsi bahan bakarnya adalah 0,76 liter/jam dengan efektifitas 6,29 rante/hari dan banyaknya kerja efektif rata-rata adalah 3 hari/musim. Untuk pompa air 3 inci pada pengolahan tanah rata-rata komsumsi bahan bakarnya adalah 0,807 liter/jam dengan efektifitas 8,94 rante/hari dan banyaknya kerja efektif rata-rata adalah 2 hari/musim, dan pada pemeliharaan tanaman tanah rata-rata komsumsi bahan bakarnya adalah 0,77 liter/jam dengan efektifitas 6,61 rante/hari dan banyaknya kerja efektif rata-rata adalah 3 hari/musim. Untuk pompa air 4 inci pada pengolahan tanah rata-rata


(1)

8 tualang taruna honda 5 PK 3 inchi 5 4 5 0,8 2 2,5 10 0 10 8 16 B SPBU 4500

yokoyama 5 PK 3 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B SPBU 4500

yokoyama 5 PK 3 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B SPBU 4500

dompleng 6 PK 3 inchi 13 5 3 7 5 0,714 0,6 2 3 6,5 4,33 14 15 29 10 9 20 18 S SPBU 4300

honda 6.5 PK 3 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 S SPBU 4500

honda 6.5 PK 3 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 S SPBU 4500

sumber

tani dompeng 7 PK 3 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B SPBU 4300

honda 5.5 PK 3 inchi 17 5 6 6 8 0,833 0,75 2 3 8,5 5,67 12 24 36 10 18 20 36 B SPBU 4500

berkat honda 5.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B SPBU 4500

9 cintaair mawar honda 6.5 PK 3 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B SPBU 4500

honda 5 PK 3 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B SPBU 4500

honda 5.5PK 3 inchi 13 5 3 7 5 0,714 0,6 2 3 6,5 4,33 14 15 29 10 9 20 18 B SPBU 4500

honda 6.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B SPBU 4500

honda 5 PK 3 inchi 10 6 4 8 6 0,75 0,67 2 3 5 3,33 16 18 34 12 12 24 24 B SPBU 4500

honda 6.5 PK 3 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B SPBU 4500

10 pem.sijon

am karya 1 motoyama 5 PK 3 inchi 10 6 4 8 6 0,75 0,67 2 3 5 3,33 16 18 34 12 12 24 24 B SPBU 4500

motoyama 5 PK 3 inchi 30 17 14 20 17 0,85 0,82 2 3 15 10 40 51 91 34 42 68 84 S eceran 5000

kubota 7.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B eceran 4300

kubota 6.5 PK 3 inchi 10 6 4 8 6 0,75 0,67 2 3 5 3,33 16 18 34 12 12 24 24 B eceran 4300

motoyama 5.5 PK 3 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B SPBU 4500

motoyama 6.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B SPBU 4500

11 lidahtana

h jayatani dompeng 6.5 PK 3 inchi 5 4 5 0,8 2 2,5 10 0 10 8 16 B SPBU 4300

motoyama 6.5 PK 3 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B eceran 5000

motoyama 6.5 PK 3 inchi 22 11 8 14 10 0,786 0,8 2 3 11 7,33 28 30 58 22 24 44 48 B eceran 5000

honda 5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B eceran 5000

honda 6.5 PK 3 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B SPBU 4500

honda 6.5 PK 3 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B SPBU 4500

yokoyama 5 PK 3 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B SPBU 4500

cempak

a yokoyama 5 PK 3 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B SPBU 4500

dompleng 6 PK 3 inchi 13 5 3 7 5 0,714 0,6 2 3 6,5 4,33 14 15 29 10 9 20 18 S SPBU 4300

motoyama 6.5 PK 3 inchi 22 11 8 14 10 0,786 0,8 2 3 11 7,33 28 30 58 22 24 44 48 B eceran 5000

honda 5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B eceran 5000

motoyama 5.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B SPBU 4500

berkat honda 5.5 PK 3 inchi 24 14 9 16 11 0,875 0,82 3 3 8 8 48 33 81 42 27 84 54 B SPBU 4500

robin 5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 S SPBU 4300

robin 5 PK 3 inchi 23 14 9 16 11 0,875 0,82 2 3 11,5 7,67 32 33 65 28 27 56 54 S SPBU 4300

12 lubu k dend


(2)

honda 5 PK 3 inchi 5 4 5 0,8 2 2,5 10 0 10 8 16 B SPBU 4500

robin 5 PK 3 inchi 23 14 9 16 11 0,875 0,82 2 3 11,5 7,67 32 33 65 28 27 56 54 S SPBU 4300

13 pem atan g

tatal mekartani fuji 5.5 PK 3 inchi 5 4 5 0,8 2 2,5 10 0 10 8 16 B SPBU 4500

honda 5.5 PK 3 inchi 7 3 5 0,6 2 3,5 10 0 10 6 12 B SPBU 4500

fuji 5.5 PK 3 inchi 3 2 3 0,667 2 1,5 6 0 6 4 8 B SPBU 4500

honda 5.5 PK 3 inchi 5 4 5 0,8 2 2,5 10 0 10 8 16 S SPBU 4500

motoyama 6.5 PK 3 inchi 7 3 2 5 3 0,6 0,67 2 3 3,5 2,33 10 9 19 6 6 12 12 S SPBU 4500

honda 6.5 PK 3 inchi 5 4 5 0,8 2 2,5 10 0 10 8 16 B SPBU 4500

robin 6.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 S SPBU 4300

robin 6.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B SPBU 4300

dompleng 8.5 PK 3 inchi 25 14 10 16 13 0,875 0,77 2 3 12,5 8,33 32 39 71 28 30 56 60 B eceran 4300

motoyama 5.5 PK 3 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 S SPBU 4500

bahagia

tani motoyama 6.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B SPBU 4500

honda 5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 S eceran 5000

honda 5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 S eceran 5000

mulia

tani honda 5.5 PK 3 inchi 10 6 4 8 6 0,75 0,67 2 3 5 3,33 16 18 34 12 12 24 24 B SPBU 4500

robin 6.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B SPBU 4300

robin 6.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B SPBU 4300

dompleng 8.5 PK 3 inchi 25 14 10 16 13 0,875 0,77 2 3 12,5 8,33 32 39 71 28 30 56 60 B eceran 4300

motoyama 5.5 PK 3 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B SPBU 4500

motoyama 5.5 PK 3 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B SPBU 4500

motoyama 5.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B SPBU 4500

14 bengkel sukamaju honda 5.5 PK 3 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 S SPBU 4500

honda 5.5 PK 3 inchi 10 6 4 8 6 0,75 0,67 3 3 3,33 3,33 24 18 42 18 12 36 24 S SPBU 4500

motoyama 6.5 PK 3 inchi 22 11 8 14 10 0,786 0,8 2 3 11 7,33 28 30 58 22 24 44 48 B eceran 5000

honda 5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B eceran 5000

honda 5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B eceran 5000

motoyama 5.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 S SPBU 4500

motoyama 5.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B SPBU 4500

15 lubu k baya

s tunasbaru dompleng 5.5 PK 3 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B SPBU 4300

honda 5.5 Pk 3 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 S SPBU 4500

yamamoto 6.5 PK 3 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 S SPBU 4500

mawar motoyama 5.5 PK 3 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 S SPBU 4500

motoyama 5.5 PK 3 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 S SPBU 4500

motoyama 5.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B SPBU 4500

motoyama 5.5 PK 3 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B SPBU 4500

motoyama 6.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 S SPBU 4500


(3)

motoyama 6.5 PK 3 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 S SPBU 4500

yokoyama 5 PK 3 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B SPBU 4500

tani

sejati fuji 5 PK 3 inchi 3 2 3 0,667 2 1,5 6 0 6 4 8 S SPBU 4500

fuji 5 PK 3 inchi 3 2 3 0,667 2 1,5 6 0 6 4 8 S SPBU 4500

jumlah motor solar 41 unit

rata-rata motor solar 6,3293 9,28 7,07 11,3 9,1 0,80 0,77 2 3 9,3 6,64 18,71 21,2 37,4 42,44 4420

jumlah motor bensin 98 unit

rata-rata motor bensin 5,7245 8,88 7,01 10,7 8,98 0,80 0,77 2 3 8,77 6,6 17,86 20,3 35,6 40,55 4617 jumlah keseluruhan 139unit

rata-rata keseluruhan 6,0269 18 9,08 7,04 11,0 9,04 0,80 0,77 2 3 8,94 6,61 22,1 23,5 45,66 18,29 20,7 36,5 41,5 4518

Lamperan13. Data Jumlah dan Spesifikasi Pompa Air Diameter 4 inchi

N o

Desa kelompok tani tipe pompaair daya pompa

air diameter luas lahan (rant

e) jlh bhn bkr(ltr/hri) (jam/hari)jam kerja (liter/jam)konsumsi waktu kerja(hari/msm) Efektifitas

Jam Kerja/msm (jam/msm)

Total Jam Kerja/

msm (jam/ msm)

total BB yang digunakan (ltr/musim)

total BB yang digunakan

(ltr/thn) BB sumberBB harga (Rp/ltr ) peng

tanah pem.tnmn pengtanah pem.tnmn pengtanah pem.tnmn pengtanah pem.tnmn pengtanah pem.tnmn pengtanah pem.tnmn peng.tanah pem.tnmn peng.tanah pem.tnmn

1 melatiII mawar honda 5.5 PK 4 inchi 24 14 9 16 11 0,875 0,82 2 3 12 8 32 33 65 28 27 56 54 B SPBU 4500 2 kotagaluh mawar motoyama 6.5 PK 4 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B eceran 5000

motoyama 7.5 PK 4 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B eceran 5000

3 lubuk

cemara cemaraII motoyama 6.5 PK 4 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B eceran 5000

motoyama 7.5 PK 4 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B eceran 5000

4 tualang dompeng 6.5 PK 4 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 S SPBU 4300

dompleng 6.5 PK 4 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 S SPBU 4300

5

pemata ng sijona

m karya 1 dompeng 7.5 PK 4 inchi 25 13 10 15 12 0,867 0,83 2 3 12,5 8,33 30 36 66 26 30 52 60 S SPBU 4300 6 lidahtanah jayatani motoyama 6.5 PK 4 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B eceran 5000

motoyama 7.5 PK 4 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B eceran 5000

dompleng 6.5 PK 4 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 S SPBU 4300

cempa

ka motoyama 6.5 PK 4 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B eceran 5000

dompeng 6.5 PK 4 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 S SPBU 4300


(4)

berkat motoyama 6.5 PK 4 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B eceran 5000

motoyama 7.5 PK 4 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B eceran 5000

7 lubukdendan

g dewisri honda 5 PK 4 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B SPBU 4500

fuji 5 PK 4 inchi 2 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 1 0,67 26 30 56 22 24 44 48 B SPBU 4500

honda 5.5 PK 4 inchi 24 14 9 16 11 0,875 0,82 2 3 12 8 32 33 65 28 27 56 54 B SPBU 4500

motoyama 6.5 PK 4 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 4 44 48 B eceran 5000

motoyama 7.5 PK 4 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B eceran 5000

dompeng 6.5 PK 4 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 S SPBU 4300

dompleng 6.5 PK 4 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 S SPBU 4300

8 pemata

ng tatal bahagia tani honda 5.5 PK 4 inchi 24 14 9 16 11 0,875 0,82 2 3 12 8 32 33 65 28 27 56 54 B SPBU 4500 motoyama 6.5 PK 4 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B eceran 5000

motoyama 7.5 PK 4 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B eceran 5000

mulia

tani robin 6.5 PK 4 inchi 10 6 4 8 6 0,75 0,67 2 3 5 3,33 16 18 34 12 12 24 24 S SPBU 4300

9 bengkel sukamaju motoyama 6.5 PK 4 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B eceran 5000 motoyama 6.5 PK 4 inchi 22 11 8 13 10 0,846 0,8 2 3 11 7,33 26 30 56 22 24 44 48 B eceran 5000

dompeng 6.5 PK 4 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 S SPBU 4300

dompleng 6.5 PK 4 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 S SPBU 4300

dompeng 6.5 PK 4 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 S SPBU 4300

dompleng 6.5 PK 4 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 S SPBU 4300

1

0 lubukbayas tunasbaru yamamoto 6.5 PK 4 inchi 30 18 15 20 17 0,9 0,88 2 3 15 10 40 51 91 36 45 72 90 B SPBU 4500

yamamto 6.5 PK 4 inchi 30 18 15 20 17 0,9 0,88 2 3 15 10 40 51 91 36 45 72 90 B SPBU 4500

mawar dompeng 6.5 PK 4 inchi 25 13 10 15 12 0,867 0,83 2 3 12,5 8,33 30 36 66 26 30 52 60 S SPBU 4300

robin 6.5 PK 4 inchi 10 6 4 8 6 0,75 0,67 2 3 5 3,33 16 18 34 12 12 24 24 S SPBU 4300

dompeng 7.5 PK 4 inchi 25 13 10 15 12 0,867 0,83 2 3 12,5 8,33 30 36 66 26 30 52 60 S SPBU 4300

serasi honda 5.5 PK 4 inchi 24 14 9 16 11 0,875 0,82 2 3 12 8 32 33 65 28 27 56 54 B SPBU 4500

robin 6.5 PK 4 inchi 10 6 4 8 6 0,75 0,67 2 3 5 3,33 16 18 34 12 12 24 24 S SPBU 4300

dompeng 7.5 PK 4 inchi 25 13 10 15 12 0,867 0,83 2 3 12,5 8,33 30 36 66 26 30 52 60 S SPBU 4300

honda 5.5 PK 4 inchi 15 6 4 7 5 0,857 0,8 2 3 7,5 5 14 15 29 12 12 24 24 B SPBU 4500

jumlah motor solar 18 unit


(5)

jumlah motor bensin 24 unit

rata-rata motor bensin 5,73 10,6 7,57 12,3 9,29 0,859 0,81 2 3 10,1 6,71 21,25 18 42,5 45,5 4826

jumlah keseluruhan 42 unit

rata-rata keseluruhan 6,03 19,2 9,75 6,95 11,4 8,67 0,846 0,79 2 3 9,62 6,41 23,2 26,3 49,48 19,51 18,7 39,03 41,75 4563

Lampiran 14. Data Jumlah dan Spesifikasi Pompa Air Diameter 6 inchi

No

Desa kelompok tani tipe pompaair daya pompa

air diameter luas lahan (rant

e) jlh bhn bkr(ltr/hri) jam kerja(jam/hari) konsumsi(liter/jam) waktu kerja(hari/msm) Efektifitas

Jam Kerja/msm (jam/msm)

Total Jam Kerja/ msm (jam/m sm)

total BB yang digunakan (ltr/musim)

total BB yang digunakan

(ltr/thn) BB sumberBB harga(Rp/ltr) peng

.tana h pem.tnmn

peng .tana

h pem.tnmn peng.tanah pem.tnmn peng .

tanah pem.tnmn peng.tanah pem.tnmn peng .tana h pem.tnmn

peng .

tanah pem.tnmn peng .

tanah pem.tnmn 1 tanah

merah majujaya motoyama 6,5 PK 6 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 B SPBU 4500

dompeng 8,5 PK 6 inchi 20 10 7 12 9 0,833 0,78 2 3 10 6,67 24 27 51 20 21 40 42 S SPBU 4300

chang chai 6,5 PK 6 inchi 15 5 4 8 6 0,625 0,67 2 3 7,5 5 16 18 34 10 12 20 24 S SPBU 4300

chan chai 6,5 PK 6 inchi 12 5 4 6 5 0,833 0,8 2 3 6 4 12 15 27 10 12 20 24 S SPBU 4300

2 kesatuan putihmelati honda 6,5 PK 6 inchi 7 3 2 5 3 0,6 0,67 2 3 3,5 2,33 10 9 19 6 6 12 12 B SPBU 4500


(6)

rata-rata motor solar 7,16 6,66 5 8,66 6,67 0,764 0,75 2 3 7,83 5,22 13,3 15 26,6 30 4300

jumlah motor bensin 2 unit

rata-rata motor bensin 6,5 6,5 4,5 8,5 6 0,717 0,72 2 3 6,75 4,5 13 13,5 26 27 4500

jumlah keseluruhan 5 unit

rata-rata keseluruhan 6,83 14,8 6,58 4,75 8,58 6,33 0,74 0,74 2 3 7,4 4,93 17,2 19,2 36,4 13,1 14,3 26,3 28, 4400

jumlah motor solar keseluruhan 67 unit

rata-rata motor solar keseluruhan 6,21 7,71 5,85 9,59 7,64 0,789 0,76 2 3 15,4 17,7 30,9 35,1 4435

jumlah motor bensin keseluruhan 166unit rata-rata motor bensin

keseluruhan 5,51 8,76 6,35 10,6 8,13 0,8 0,77 2 3 17,5 17,8 35,0 37,7 4660,8

jumlah keseluruhan 5,86 233unit