peka terhadap
kebutuhan-kebutuhan mereka,
4 mereka
mampu mengartikulasikan sejumlah nilai inti yang membimbing perilai mereka, 5
mereka fleksibel dan terbuka terhadap pelajaran dari pengalaman, 6 mereka mempunyai keterampilan kognitif, dan yakin kepada pemikiran yang berdisiplin
dan kebutuhan akan analisis masalah yang hati-hati, dan 7 mereka adalah orang- orang yang mempunyai visi yang mempercayai intuisi mereka.
2.1.2.5. Kondisi Penerapan Kepemimpinan Transfomasional
Kondisi yang
pas dalam
menerapkan gaya
kepemimpinan transformasional, adalah :
Eksternal 1. Struktur lingkungan luar ada tekanan terhadap situasi, ketidakpuasan
masyarakat 2. Kondisi perubahan berubah cepat, bergejolak, ketidakpastian
3. Kondisi pasar sering terjadi perubahan dan tak stabil 4. Pola hubungan kepemimpinan pemimpin sebagai orang tua yang
membimbing ke pencapaian tujuan, hubungan emosional dengan anggota kental dan dekat
Internal 1. Struktur Organisasi organik, prosedur adaptif, otoritas tidak jelas,
desentralisasi 2. Teknologi Organisasi teknologi batchsatu kali pengerjaan
3. Sumber kekuasan pola hubungan anggota organisasi sumber kekuasaan penguasaan informasi, hubungan informal
4. Tipe kelompok kerja kerja tim-variatif, sifat pekerjaan umumnya yang memerlukan kreativitas tinggi, craft:keahlian, heuristic:tidak terstruktur,
manajemen atas dan menengah Seorang pemimpin transformasional memandang nilai-nilai organisasi
sebagai nilai-nilai luhur yang perlu dirancang dan ditetapkan oleh seluruh staf sehingga para staf mempunyai rasa memiliki dan komitmen dalam
pelaksanaannya. Menjadi tugas pemimpin untuk mentransformasikan nilai organisasi
untuk membantu
mewujudkan visi
organisasi. Seorang
transformasional adalah seorang yang mempunyai keahlian diagnosis, selalu meluangkan waktu dan mencurahkan perhatian dalam upaya untuk memecahkan
masalah dari berbagai aspek Aan Komariah dan Cepi Triatna, 2006;78.
2.1.3. Kinerja 2.1.3.1. Pengertian Kinerja
Kinerja dalam sebuah organisasi merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu lembaga organisasi, baik itu lembaga pemerintahan
maupun lembaga swasta. Kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance yang merupakan prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai seseorang. Menurut Mangkunegara 2007 dalam Nasution 2009 bahwa ”Kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”. Mahsun 2006:25 dalam Utama 2011, kinerja performance adalah
gambaran mengenai
tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu
kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.
Selanjutnya Rivai 2005 yang dikutip oleh Nasution 2009 menyatakan bahwa :
”Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan
dengan moral atau etika”. Sehingga dapat disimpulkan kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja,