keeratan hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Rumus untuk koefisien korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut :
Keterangan : = Korelasi antara variabel X dan Y.
= Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba. = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba.
= Jumlah responden uji coba. Batas koefisien korelasi ditentukan dengan -1 r 1, dimana:
a. r = 0 atau mendekati 0 artinya: tidak terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y. b. r = 1
atau mendekati 1 artinya: adanya hubungan sempurna langsung antara variabel X dan variabel Y.
c. r = -1 atau mendekati -1 artinya: adanya hubungan sempurna tak langsung antara variabel X dan variabel Y.
untuk melihat seberapa besar derajat hubungan yang dihasilkan dari rumus diatas, maka digunakan criteria Champion Bambang S.Soedibjo,2005:141
Tabel 3.3 Kriteria keeratan koefisen korelasi Champion
Interval Koefisien Tingkat Penghubung
0,00 – 0,25
Sangat Lemah 0,26
– 0,50 Lemah
0,51 – 0,75
Cukup 0,76
– 1,00 Sangat Kuat
Sumber : Bambang S.Soedibjo 2005:141
3.2.6.3 Koefisien Determinisasi
Dengan terdapatnya angka perhitungan koefisien korelasi, maka akan didapat besarnya angka koefisien determinasi, dimana akan dinyatakan besarnya kontribusi variabel X terhadap
variabel Y. Koefisien Determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas variabel X terhadap variabel tergantung variabel Y. Koefisien determinasi di
hitung dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi kemudian dikalikan dengan 100. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan : Kd
= Koefisien determinasi = Koefisien korelasi
3.2.6.4 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pada alat statistik yang digunakan dan hipotesis penelitian di atas maka penulis menetapkan dua hipotesis yang digunakan untuk uji statistiknya yaitu hipotesis nol Ho
yang diformulasikan untuk ditolak dan hipotesis alternatif H1 yaitu hipotesis penulis yang diformulasikan untuk diterima, dengan perumusan sebagai berikut :
Ho : ρ = 0, Kualitas Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat AP2T tidak berdampak terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN Persero Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ
Cirebon H1 : ρ ≠ 0, Kualitas Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat AP2T berdampak terhadap efektifitas kerja karyawan pada PT. PLN Persero
Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon. Dikarenakan penelitian ini bersifat sensus maka tidak dilakukan uji hipotesis statistic
sedangkan criteria untuk menolak hipotesis langsung dilihat dari hasil yang dihitung.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sistem Aplikasi yang sedang berjalan AP2T
sistem aplikasi yang sedang berjalan pada PT.PLN perseto Distribusi Jabar dan Banten APJ Cirebon, terdiri dari 3 fungsi yaitu : Fungsi pelayanan pelanggan, Fungsi pencatatan Meter
cater, dan Perhitungan Rekening. Aliran dokumen dari sistem AP2T adalah sebagai berikut :
1. Prosedur Pelayanan Pasang Baru
Flowmap ini menggambarkan proses pelayanan pasang baru. Adapun prosedur yang terjadi adalah sebagai berikut :
a. Calon pelanggan membawa SJPS, JIL, SPJBTL,BA, PILRKONSUIL dan diserahkan
ke bagian staff PP. b. Setelah itu staff PP memeriksa SJPS, JIL, SPJBTL,BA, PILRKONSUIL, jika sesuai
SPJBTL akan di acc tapi jika tidak maka akan dikembalikan kepada calon pelanggan untuk dilengkapi lagi.
c. Kemudian calon pelanggan menandatangani SPJBTL dan membayar biaya pasang
baru. d. SPV PP menerima SPJBTL yang sudah dibayar dan ditanda tangani.
e. Staff keuangan dan ADM mengarsipkan SPJBTL yang sudah dibayar dan ditanda
tangani. f.
Staff Keuangan dan ADM memberikan kwitansi kepada calon pelanggan. g. Staff PP menerima kwitansi dari calon pelanggan dan langsung mencetak TUL.
h. Setelah itu TUL akan diserahkan pada SPV PP dan SPV PP melakukan verifikasi serta menandatangani TUL untuk di acc.
i. Setelah di acc maka SPV PP mengirim berkas pasang baru kepada SPV TUSBAG.
j. Kemudian SPV TUSBAG meng acc berkas pasang baru dan akan diserahkan pada
Staff PP. k. Setelah itu Staff PP menerima berkas pasang baru yang telah di acc dan
mengarsipkannya.