6. 1 Definisi Pondok Pesantren TINJAUAN PUSTAKA

1. Pondok pesantren tipe A, yaitu pondok pesantren di mana para santri belajar dan bertempat tinggal di asrama lingkungan pondok pesantren dengan pengajarannya yang berlangsung secara tradisional wetonan atau sorogan. 2. Pondok pesantren tipe B, yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan pengajaran secara klasikal madrasy dan pengajaran oleh kyai bersifat aplikasi dan diberikan pada waktu- waktu tertentu, para santri tinggal di asrama lingkungan pondok pesantren. 3. Pondok pesantren tipe C, yaitu pondok pesantren yang hanya merupakan asrama, sedangkan para santrinya belajar di luar madrasah atau sekolah umum dan kyai hanya merupakan pengawas dan pembina mental para santri tersebut. 4. Pondok pesantren tipe D, yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan sistem pondok pesantren dan sekaligus sistem sekolah atau madrasah. Bentuk pondok pesantren seperti yang di ungkapkan di atas merupakan upaya pemerintah dalam memberikan batasan atau pemahaman yang lebih mengarah kepada bentuk pondok pesantren, walaupun demikian sesungguhnya perkembangan pondok pesantren tidak terbatas pada empat bentuk tadi, namun dapat lebih beragam banyaknya, bahkan dari tipe yang sampai terdapat perbedaan tertentu yang menjadikan satu sama lainnya tidak sama. Apabila dilihat dari sarana fisik yang dimiliki sebuah pesantren sekarang ini, maka dapat dikelompokkan kedalam lima macam, yaitu: 1. Tipe pertama Pesantren tipe ini hanya terdiri dari masjid dan rumah kyai, pesantren seperti ini masih bersifat sederhana sekali karena untuk kegiatan pengajian ini masih menjadikan masjid atau rumahnya sendiri sebagai tempat diselenggarakannya kegiatan pembelajaran kepada para santri, para santri sendiri tidak menetap di lingkungan itu melainkan tinggal di rumah masing-masing, sehingga ada yang menyebut bahwa tipe ini tidak dapat diketagorikan sebagai pesantren tetapi sebagai kegiatan pengajian bisa. 2. Tipe kedua Pada tipe ini selain adanya masjid dan rumah kyai, di dalamnya telah tersedia pada bangunan berupa pondok atau asrama bagi para santri yang datang dari tempat jauh. Pada tipe ini unsur dasar peantren telah terpenuhi sehingga dapat dikategoriukan sebagai sebuah pesantren. 3. Tipe ketiga Pesantren tipe ini telah memiliki masjid, rumah kyai serta pondok di dalamnya diselenggarakan pengajian dengan metode sorogan, bandongan dan sejenisnya disamping itu tersedia sarana lain berupa madrasah atau sekolah yang berfungsi sebagai tempat untuk belajarnya para santri, baik untuk ilmu-ilmu agama maupun ilmu –ilmu umum. 4. Tipe keempat Pesantren tipe ini selain telah memiliki masjid, rumah kyai serta pondok, juga telah memiliki masjid, rumah kyai serta pondok, juga telah memiliki tempat untuk pendidikan ketrampilan, seperti lahan untuk pertanian dan peternakan, tempat untuk membuat kerajinan, koperasi, laboratorium dan lain sebagainya. 5. Tipe kelima Pada tipe ini pesantren telah berkembang sehingga disebut pula sebagai pesantren modern, disamping adanya masjid, rumah kyai dan ustadz, pondok, madrasah, terdapat pula bangunan- bangunan fisik lain seperti : perpustakaan, kantor, toko, rumah penginapan untuk tamu, tempat olah raga, dapur umum, ruang makan, aula dan seterusnya. Adapun bentuk pondok pesantren yang muncul sekarang ini diantaranya, sebagai berikut : 1. Pondok pesantren yang menyelenggarakan pengajaran kitab-kitab klasik Salafiyah, sebagaimana pengertian umum yang telah diungkap di atas para santri dapat diasramakan, kadangkala tidak diasramakan, mereka yang tidak diasramakan tinggal di masjid dan dirumah-rumah pendidikan yang berada disekitar masjid atau rumah kyai. 2. Pondok pesantren yang telah diungkapkan pada poin a, namun memberikan tambahan latihan ketrampilan atau kegiatan pada para santri pada bidang –bidang tertentu dalam upaya penguasaan ketrampilan individu atau kelompok, termasuk dalam kategori ini adalah pondok pesantren yang menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan potensi umat. 3. Pondok pesantren yang menyelenggarakan kegiatan pengajian kitab, namun lebih mengarah kepada upaya pengembangan tarekat atau sufisme namun para santrinya kadang-kadsang ada yang diasrmakan, ada kalanya pula tidak diasramakan. 4. Pondok pesantren yang hanya menyelenggarakan kegiatan keterampilan khusus agama islam seperti kegiatan tahfidz menghafal Al-quran dan majlis taklim, sama jalnya dengan poin sebelumnya adakalanya santri di rumahkan, adakalanya tidak. 5. Pondok pesantren yang menyelenggarakan pengajian kitab klasik, namun juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal kedalam lingkungan Pondok pesantren. Siswa pada lembaga pendidikan formal ada yang tidak tinggal di asrama tidak termasuk kategori santri tidak ikut pengajian kadang-kadang ada santri yang hanya ikut pengajian saja dan tidak tinggal diasrama. 6. Pondok pesantren bagi yang menyelenggarakan pendidikan bagi penyandang masalah sosial 7. Pondok pesantren yang merupakan kombinasi dari beberapa poin atau seluruh poin yang tersebut diatas konvergersi Kondisi pesantren di Indonesia sekarang ini setidak –tidaknya apabila dilihat dari aspek materi dan metode pendidikan yang diterapkan bisa dikelompokkan menjadi tiga bentuk yaitu, 1. Pertama, bentuk salaf murni, dengan karakter dan ciri-ciri tertentu, yaitu pesantren yang semata-mata hanya mengajarkan atau menyelenggarakan pengajian Kitab Kuning KK yang dikategorikan Mu’tabaroh, dan sistem yang diterapkan adalah sistem sorogan atau bandongan. 2. Kedua, bentuk salaf yang dikombinasikan dengan sistem lain tidak murni yaitu pesantren yang selain menyelenggarakan pengajian kitab kuning juga membuka pendidikan dengan sistem madrasi klasikal. 3. Ketiga, bentuk pesantren non-salaf, yaitu pesantren yang seluruh program pendidikannya disampaikan dengan sistem klasikal dan tidak membuka pengajian kitab kuning sebagai materi pelajaran utama. Dalam pelaksanannya sekarang ini, secara garis besar pondok pesantren dapat digolongkan kedalam dua bentuk yang penting : 1. Pondok pesantren salafiyah adalah pondok pesantren yang menyelenggarakan pengajaran Al- Qur’an dan ilmu-ilmu agama Islam yang kegiatan pendidikan dan pengajarannya sebagaimana yang berlangsung sejak awal pertumbuhannya. Pembelajaran pendidikan dan pengajaran yang ada pada pondok pesantren ini dapat diselenggarakan dengan cara non-klasikal atau dengan klasikal. Jenis pondok pesantren dapat meningkat dengan membuat kurikulum sendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren. Penjenjangan dilakukan dengan cara memberikan kitab pegangan yang lebih tinggi dengan Funun tema kitab yang sama setelah tamatnya suatu kitab. Para santri dapat tinggal dalam asrama yang disediakan dalam lingkungan pondok pesantren dapat juga mereka tinggal diluar lingkungan pondok pesantren santri kalong. 2. Pondok pesantren khalafiyah „Ashriyah Pondok pesantren khalafiyah adalah pondok pesantren yang selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan, juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal jalur sekolah, baik itu jalur sekolah umum SD, SMP, SMU, SMK maupun jalur sekolah bercirikhas agama Islam MI, MTs, MA atau MAK bisaanya kegiatan pembelajaran kepesantrenan pada pondok pesantren ini memiliki kurikulum pondok peaantren yang klasikal dan berjenjang dan bahkan pada sebagian kecil pondok pesantren, pendidikan formal yang diselenggarakannya berdasarkan pada kurikulum mandiri, pondok pesantren ini mungkin dapat pula dikatakan sebagai pondok pesantren Salafiyah Plus pondok pesantren salafiyah yang menambah lembaga pendidikan formal dalam pendidikan dan pengajarannya. Dua bentuk di atas adalah yang paling popular meski terdapat pembetukan lain seperti pondok pesantren tipe A, B, dan C dan lainnya. Dalam kedua bentuk atau tipe pondok pesantren ini, bentuk pengembangan lain atau ketrampilan serta kegiatan keagamaan dan sosial dapat diselenggarakan, mislanya dalam pembentukan unit usaha, penyelenggaraan agribisnis, penyelenggaraan program ketrampilan atau program pengembangan potensi lainnya. Adapun pondok pesantren yang akan diteliti kali ini yaitu Pondok Pesantren Nurul Islam dengan tipe pondok pesantren yang selain menyelenggarakan pengajaran kitab-kitab klasik salafiyah, tapi juga memberikan pendidikan formal melalui sekolah bertaraf Sekolah Menengah Pertama SMP hingga Sekolah Menengah Akhir SMA yang berada di dalam lingkungan pondok pesantren.

2. 6. 3 Definisi Santri

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI santri adalah orang yang mendalami agama islam. Manfred Zimek menyatakan bahwa etimologi kata pesantren berasal dari kata pe –santri–an, yang berarti tempat santri. Santri mendapatkan pembelajaran mengenai agama Islam. Mengenai asal usul perkataan “santri” itu ada sekurang–kurangnya dua pendapat yang bisa kita jadikan acuan. Pertama adalah pendapat yang mengatakan bahwa “santri” itu berasal dari perkataan “sastri”, sebuah kata dari bahasa Sangsekerta, yang artinya melek huruf. pada permulaan tumbuhnya kekuasaan politik Islam di Demak. Kaum santri adalah kelas “literacy bagi orang jawa. Ini semua disebabkan oleh pengetahuan mereka tentang agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa Arab. Dari sini dapat kita asumsikan bahwa menjadi santri berarti juga menjadi tahu agama melalui kitab-kitab tersebut. Atau paling tidak seorang santri terbiasa untuk membaca Al- Qur’an dengan sendirinya membawa pada sikap lebih serius dalam memandang agama. Kedua, adalah pendapat yang menyatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa, persisnya dari kata “cantrik“ ini masih biasa kita lihat sampai sekarang, tetapi sudah tidak “sekental” seperti yang pernah kita dengar. Misalnya, seseorang yang hendak memperolek kepandaian dalam pewayangan, menjadi dalang atau menabuh gamelan, dia akan mengikuti orang lain yang sudah ahli, dalam hal ini disebut “dalang cantrik”, meskipun terkadang disebut “dalang magang”. Santri itu sendiri adalah siswa yang belajar di pesantren, santri itu dapat digolongkan kepada dua kelompok : 1. Santri mukim, yaitu santri yang berdatangan dari tempat-tempat jauh dan tidak memungkinkan untuk pulang kerumahnya, maka ia “mondok“ atau tinggal di asrama suatu pondok dan memiliki tanggung jawab tertentu. 2. Santri kalong, yaitu siswa yang berasal dari daerah sekitar Pondok Pesantren yang memungkinkan mereka ketempat tinggal masing- masing. Santri kalong ini mengikuti pelajaran dengan cara pulang pergi antara rumahnya dengan Pondok Pesantren. Penulis meneliti para santri di Pondok Pesantren Nurul Islam yang merupakan santri mukim dengan jumlah santri sebanyak + 105 santri yang terdiri dari santriawan dan santriawati. Mereka tinggal di dalam lingkungan pondok selama masa pendidikan dibawah bimbingan para ustadz dan ustadzah.

2. 6. 4 Peran Sosial Santri

Peran sosial adalah peran yang dimainkan seseorang dalam lingkungan sosialnya. Peran ini adalah merupakan tuntutan dari masyarakat terhadap individu untuk memberikan sumbangan sosial dari anggotanya dalam rangka menjaga keutuhan sosial dan meningkatkan kebaikan dalam masyarakat tersebut. Peran sosial bisa berupa aktivitas individu dalam masyarakat dengan cara mengambil bagian dalam kegiatan yang ada di masyarakat dalam berbagai sektor, baik sosial, politik, ekonomi, keagamaan dan lain-lain. Pengambilan peran ini tergantung pada tuntutan masyarakat dan atau pada kemampuan individu bersangkutan serta kepekaannya dalam melihat keadaan masyarakatnya. Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Zaini Mun’im telah menggariskan beberapa hal mendasar yang harus dipunyai seorang santri dalam proses pendidikannya, dan selanjutnya diharapkan menjadi bekal yang berguna dalam kehidupan santri yang bersangkutan kelak di masyarakat. Dari rumusan KH. Zaini Mun’im ini kita dapat melihat sektor-sektor yang akan dapat menjadi arena pengabdian seorang santri di masyarakat. Kemampuan dasar ini diharapkan akan menjadi lengkap dalam rentang masa pendidikan seorang santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. Hal mendasar tersebut disebut dengan Pa nca Kesadaran الوعيات الخمس, yaitu : 1. Kesadaran Beragama الوعي الديني 2. Kesadaran Ilmiah الوعي العلمي 3. Kesadaran Bernegara dan Berbangsa الوعي الحكومي والشعبي 4. Kesadaran Bermasyarakat الوعي الإجتماعي 5. Kesadaran Berorganisasi الوعي النظايم Panca Kesadaran ini adalah merupakan dasar dari seluruh proses belajar di Pondok Pesantren dan sekaligus merupakan tujuan dari seluruh proses tersebut. Panca Kesadaran ini meliputi seluruh aspek kehidupan dari seorang manusia, baik dalam dimensi vertikal dalam hubungan manusia dengan Sang Penciptanya, maupun dalam dimensi horizontal dalam hubungan antar sesama manusia serta lingkungannya. Dalam aplikasi Panca Kesadaran ini diharapkan menghasilkan dalam suatu sosok pribadi Muslim Mukmin yang bertakwa kepada Allah SWT, intelek, mandiri, peduli terhadap lingkungan sekitar, peka terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat, mampu memperbaiki keadaan dalam kerangka amar ma’ruf nahi mungkar dan mempunyai semangat perjuangan yang tinggi. Apabila diurai ke dalam peran sosial di masyarakat maka panca kesadaran ini dapat dirinci ke dalam beberapa aksi sebagai berikut : 1. Pertama, kesadaran beragama adalah kesadaran seorang individu bahwa dirinya adalah merupakan hamba Allah yang berkewajiban menyembah dan mengagungkan-Nya dalam ibadah-ibadah wajib dan sunnah. Seorang santri senantiasa tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai hamba Allah dengan cara melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. 2. Kedua, kesadaran ilmiah berarti seorang santri harus senantiasa memelihara semangat keilmiahan dengan senantiasa belajar dan menambah ilmu dengan berbagai cara dalam setiap kesempatan dan di berbagai tempat. Masa belajar seorang santri tidak berahir hanya karena dia telah keluar dari pesantren dan pulang ke masyarakat, tapi masa belajar tersebut terus berlangsung sepanjang hidupnya. Sedang ilmu yang dipelajari bisa berupa ilmu yang terdapat di kitab dan buku, bisa juga berupa ilmu kauniyah yang bisa dipetik dari keadaan sekelilingnya. 3. Ketiga, kesadaran berbangsa dan bernegara membuat seorang santri harus mengambil peran dalam percaturan politik dan kemasyarakatan. Seorang santri tidak boleh acuh dan tidak ambil peduli dengan perkembangan yang terjadi di masyarakatnya, tapi harus berusaha mengambil peran dengan cara yang sebaik-baiknya dan dengan mendahulukan akhlakul karimah. Pengambilan peran dalam kancah politik di masyarakat tidak berarti harus aktif dalam partai politik, tapi bisa berupa peran politik kelas tinggi dalam rangka membela kepentingan masyarakat dan menegakkan agama Allah. 4. Keempat, kesadaran bermasyarakat mendorong seorang santri aktif dalam masyarakatnya dalam bidang-bidang yang luas dengan tujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Sosok ideal seorang santri adalah seorang pengembang dan pembangun masyarakat society developer yang mampu membawa perubahan positif pada masyarakatnya. 5. Kelima, kesadaran berorganisasi adalah kesadaran yang didasarkan pada pemikiran bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri dan mencukupi seluruh kebutuhannya sendiri. Manusia harus mengorganisasikan dirinya bersama orang lain untuk mencapai suatu tujuan yang diidamkan, baik tujuan ukhrawi maupun tujuan duniawi. Kelemahan utama ummat Islam yang membuatnya terpuruk adalah kelemahan dalam mengorganisasi diri mereka sendiri dalam meraih apa yang menjadi idaman bersama. Ummat Islam sering telah merasa cukup hanya dengan niat yang baik dan ihlas, dan kemudian melupakan pengorganisasian dan manajemen yang memadai. Kelemahan ini lebih tampak lagi dalam masyarakat pesantren dan yang berlatar belakang pesantren. Untuk mencapai kondisi ideal seorang santri seperti disebutkan di atas dibutuhkan suatu upaya dari masing-masing individu sehingga bisa di hasilkan

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan kewirausahaan terhadap santri di pondok pesantren: Studi kasus Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung, Bogor

13 96 96

Penyesuaian diri santri di Pondok Pesantren terhadap kegiatan pesantren : studi kasus di Pondok Pesantren Darunnajah

14 101 116

Pola Komunikasi Antara Pengasuh Dan Santri Dalam Menjalankan Kedisiplinan Shalat Dhuha Di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah Cisauk – Tangerang

2 45 85

B.inggris : FACEBOOK ROLE IN THE FORMATION DEINDIVIDUASI AMONG SANTRI (CASE STUDY ON THE USE FACEBOOK AMONG BOARDING SCHOOL SANTRIS NURUL ISLAM BANDAR LAMPUNG) B.indonesia: PERANAN FACEBOOK DALAM PEMBENTUKAN DEINDIVIDUASI DIKALANGAN PARA SANTRI (STUDI KAS

0 24 83

HUBUNGAN SKABIES DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SANTRI PONDOK PESANTREN DI BANDAR LAMPUNG

0 18 56

MOTIVASI BEROLAHRAGA BAGI PARA SANTRI PONDOK PESANTREN AL ASROR SEMARANG TAHUN 2013

2 10 96

PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA.

0 0 12

PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA Tahun Pelajaran 2010/ 2011.

0 2 14

PERANAN KIAI DALAM MEMBINA AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN WALISONGO KOTABUMI LAMPUNG UTARA

2 29 149

CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN PENDEKATAN HEALTH PROMOTION MODEL (HPM) PADA SANTRI PONDOK PESANTREN (Studi Pada Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo)

0 0 6