pendahulu dan cikal bakal kemunculan jejaring media baru seperti facebook dan sempat menguasai dunia maya, namun semenjak kemunculan facebook hampir
semua jejaring sosial terdahulu di tinggalkan oleh penggunanya yang beralaih menggunakan facebook, hal ini disebabkan keunggulan facebook dalam
memberikan fitur dan layanan yang lebih baik dari jejaring sosial terdahulu. Fitur- fitur facebook memberikan pengalaman baru bagi penggunanya dan kini hampir
semua kalangan memilk akun di jejaring sosial ini. Namun semua yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai beragam
fasilitas dan kemudahan yang diberikan dalam berkomuniksi dan berinteraksi dengan orang lain di dalam jaringan ini, ternyata terdapat sebuah jurang pemisah
antara pengguna dengan akses mudah terhadap pengguna yang tidak , yaitu adanya digital devide di masyarakat, dalam hal ini bisa dikatakan perbedaan
antara penggunaan fasilitas ini di daerah urban atau perkotaan yang dapat menggunakan facebook tidak hanya sebagai jejaring sosial namun juga sebagai
media promosi dan ajang menunjukkan opini melalui foto, comment, video, dan sebagainya dengan daerah pedesaan atau rural yang belum mampu menggunakan
facebook secara maksimal.
Di dearah perkotaan akses terhadap layanan ini sangatlah mudah dan dapat kita temui hampir di setiap tempat dan waktu, sementara di daerah pedesaan tentu
menjadi hal yang langka dan sulit ditemukan, hal ini disebabkan karena fasilitas pendukung yang kurang memadai sehingga masyarakat pedesaan cenderung
belum memiliki banyak refrensi terhadap fasilitas ini TIK ; internet, kemudian ketika masyarakat pedesan ini tinggal atau masuk kedalam daerah perkotaan maka
akan terjadi sebuah shock , hal inilah yang sering kita kenal sebagai “gaptek” atau
gagap teknologi. Berdasarkan objek penulis yaitu para pengguna facebook dikalangan para santri Pondok Pesantren Nurul Islam yang berasal dari berbagai
daerah terpencil dengan keterbatasan pengetahuan terhadap TIK. Namun sejak beberapa tahun terakhir para santri ini telah beradaptasi
dengan masyarakat dan kondisi sekitar mereka, mereka mulai mencoba menggunakan handphone dengan berbagai tipe mulai dari tingkat sederhana
hingga tingkat smartphone, meski mereka belum dapat menggunakan seluruh fitur-fitur didalam perangkat tersebut. Setelah facebook mendobrak pasaran dunia
dan menjadi teren di masyarakat, maka para santri ini pun mencoba untuk beradaptasi kembali dengan hal ini yang secara tidak sadar mereka belajar untuk
mengakses dan memanfaatkan internet meski hanya terdapat beberapa santri yang dianggap memiliki pengetahuan lebih karena telah menggunakan layanan ini
terlebih dahulu. Lalu muncul hal menarik ketika mereka menggunakan jejaring sosial ini,
terjadi sedikit perubahan terhadap wawasan mereka yang sedikit mulai mengetahui interaksi dunia luar dan mencoba untuk berkomunikasi dengan
pengguna lain, bahkan bertukar pikiran tentu hal in secara perlahan merubah sikap mereka secara perlahan mengikuti para pengguna lain yang dianggap memiliki
popularitas tertentu didalam media ini, ketika interaksi ini terus berjalan tidak jarang para santri ini melibatkan emosi mereka dalam menggunakannya dan
menjadikan facebook sebagai media untuk menumpahkan perasaan mereka melalui status atau comment yang dibuat dan bahkan terkadang mereka sangat
sulit untuk beralih dari jejaring sosial ini karena di sibukan dengan berbagai fitur yang disajikan sehingga terkadang lebih menyukai berinteraksi dengan
menggunakan facebook, apabila mereka terlalu melibatkan emosional mereka dan menganggap hal ini lebih pentng dari masyarakat sekitar, tentu hal ini dapat
berdampak negatif bagi para santri ini di hadapan masyarakat. Untuk memahami kerangka pemikiran penulis, berikut bagan
pemikiran penulis :
Bagan 1. Kerangka pikir
US
ER CMC
Deindividuasi Digital devided
Internet
Cyberspace
F
B
Sikap
Emosional Pengetahuann
BAB III METODE PENELITIAN
3. 1 Metode Penelitian
Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yakni metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena dilapangan
melalui data –data informan. Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi
komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti Herdiansyah, 2010: 9.
3
. 2 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi partisipan yaitu peneliti melakukan pengamatan
terhadap objek penelitian dengan terlibat dalam keseharian informan.
2. Depth interview wawancara mendalam proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang
yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
guide wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
3. Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.
3. 3 Jenis Data
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yaitu : a
Data primer merupakan data yang dikumpulkan dari infromasi para informan melalui depth interview dan observasi oleh peneliti di lokasi
penelitian. b
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan melalui dokumentasi ilmiah buku
–buku ilmiah dan jurnal dan dokumentasi di lokasi penelitian oleh peneliti.
3. 4 Lokasi Penelitian dan Informan
3. 4. 1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan di Pondok Pesantren Nurul Islam yang beralamat di Jl. Gatot Subroto Gg. Hi. Payakun No. 55 Garuntang, Bumi Waras,
BandarLampung.
3. 4. 2 Informan
Informan Narasumber adalah orang yang memberikan informasi yang berkaitan dengan sebuah penelitian. Pada penelitian ini peneliti akan memilih 8
informan dari 105 para santri di Pondok Pesantren Nurul Islam berdasakan karakteristik sebagai berikut :
1. Memiliki akun atau id facebook
2. Merupakan pengguna yang aktif mengakses facebook, berusia
minimal 14 tahun, dengan akses facebook minimal dua kali dalam sehari.
3. Memiliki pemahaman terhadap fitur–fitur facebook dan istilah
istilah interaksi di dalamnya
4. Memiliki waktu untuk wawancara dan memberikan informasi
berdasarkan pengalamannya sendiri.
3. 5 Metode Analisis Data
Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif, yaitu analisa
terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, informasi, dan data. dalam penelitian ini teknik analisa
data dilakukan dengan menyajikan hasil wawancara, observasi, dan melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan di lapangan. Sehingga dapat diperoleh
gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan menarik kesimpulan.
3. 6 Fokus Penulisan
Pada penulisan ini penulis berfokus pada keterkaitan interaksi para pengguna facebook didunia maya dengan interakasi secara langsung atau tatap
muka melalui komunikasi antar pribadi. Dalam hal ini para pengguna facebook yang dimaksudkan adalah para santri di Pondok Pesantren Nurul Islam, alasan
penulis memilih para santri karena kehidupan santri berbeda dengan para pelajar lainnya, kehidupan para santri berada dalam lingkungan dan pendidikan Islam
yang membuat mereka memiliki peranan dan status khusus di masyarakat. Dalam pandangan masyarakat seorang santri akan dipandang sebagai suri teladan atau
pemberi contoh yang baik bagi kaum muda selain menjadi da’i yang
mendakwahkan islam kepada masyarakat. Selain itu penulis juga berusaha melihat sosok santri ketika menghadapi perkembangan teknologi informasi dan
menggunakannya dalam hal ini menggunakan facebook.
BAB IV GAMBARAN UMUM
4. 1 Profil Pondok Pesantren Nurul Islam 4. 1. 1 Sejarah Singkat Pondok Pesantren Nurul Islam
Yayasan Panti Asuhan Pondok Pesantren Nurul Islam didirikan pada tahun 1972 yang berlokasi di Jl. Yos Soedarso, Kelurahan Sukaraja, RT. 7, RK. II,
Teluk Betung Selatan yang dirintis dan didirikan oleh K. H. M. Nunung Jambrong dengan kondisi bangunan masih menumpang dirumah pendiri yang berukuran 3 x
12 m². Pada tanggal 15 Jumadhil Akhir 1394 H atau tanggal 5 Juli 1974 para sesepuh tokoh agama, kepala kelurahan Bapak Shaleh bersepakat untuk
mendirikan asrama sederhana dengan ukuran 4 x 8 m² dengan lantai semen, dinding geribik, dan atap alang-alang yang digunakan sebagai ruang belajar dan
asrama. Pada tahun 1976, karena tidak layak lagi, maka dibangun asrama dua tingkat semi permanen dengan jumlah anak asuh 30 anak.
Pada tanggal 13 April 1980 lembaga ini telah terdaftar sebagai lembaga sosial resmi dengan tanda pendaftaran nomor : 112yPSSM1980, tanggal 10 Juni
1980 dan pada akhir tahun 1980, Yayasan Panti Asuhan Pondok Pesantren Nurul Islam mendapat bantuan dari Pemda Tk. I Lampung berupa sebuah gedung
dengan ukuran 6 x 18 m² yang berlokasi di Garuntang dan pada tahun itu juga