Jumlah penduduk di Desa Merak Batin sebesar 6.012 jiwa yang terdiri dari 2.991 jiwa penduduk laki laki dan 3.021 jiwa penduduk
perempuan. Klasifikasi tingkat pendidikan petani yaitu, 38 petani berpendidikan SD, 20 berpendidikan SMP, 27 berpendidikan
SMA, dan 15 berpendidikan pesantren dan tidak sekolah.
Jumlah penduduk di Desa Krawang Sari sebesar 5.186 jiwa yang terdiri dari 2.767 jiwa penduduk laki laki dan 2.419 jiwa penduduk
perempuan. Klasifikasi tingkat pendidikan petani yaitu, 25 petani berpendidikan SD, 23 berpendidikan SMP, 25 berpendidikan
SMA, dan 19 berpendidikan pesantren dan tidak sekolah, dan 8 berpendidikan perguruan tinggi
3. Keadaan Pertanian
Lahan sawah tadah hujan di Desa Merak Batin, Desa Muara Putih dan Desa Krawang Sari diusahakan untuk usahatani padi dan palawija
sayur-sayuran. Sedangkan lahan kering di ketiga desa tersebut sebagian besar diusahakan untuk tanaman pangan seperti jagung dan
singkong. Komoditi utama di ketiga desa tersebut adalah padi dan jagung. Luas tanam, produksi, dan produktivitas jagung dan padi di
Desa Merak Batin, Desa Muara Putih, dan Desa Krawang Sari disajikan pada Tabel 12 dan 13.
Tabel 12. Luas tanam, produksi, dan produktivitas jagung di Desa Merak Batin, Desa Muara Putih dan Desa Krawang Sari,
tahun 2011
Desa Luas tanam
ha Produksi
ton Produktivitas
tonha Merak Batin
Muara Putih Krawang Sari
997 995
879 7.074
5.171 6.862
7,1 5,1
7,8
Sumber : Kecamatan Natar Dalam Angka, 2012 Tabel 13. Luas tanam, produksi, dan produktivitas padi di Desa Merak
Batin, Desa Muara Putih, dan Desa Krawang Sari, tahun 2011
Desa Luas tanam
ha Produksi
ton Produktivitas
tonha Merak Batin
Muara Putih Krawang Sari
550 414
452 3.520
2.316 3.275
6,4 5,5
6,1
Sumber : Kecamatan Natar Dalam Angka, 2012 Produksi dan produktivitas jagung tertinggi berada di Desa Krawang
Sari yaitu sebesar 7,8 tonha. Sementara itu produksi dan produktivitas padi tertinggi berada pada Desa Merak Batin yaitu sebesar 6,4 tonha.
Desa Muara Putih, Desa Merak Batin, dan Desa Krawang Sari
merupakan salah satu desa berpotensial dalam bidang pertanian, khususnya pada sektor tanaman jagung. Penanaman jagung di daerah
penelitian pada umumnya menggunakan lahan kering, di mana kebutuhan air untuk tanaman jagung tergantung pada curah hujan.
Pengolahan lahan dilakukan satu kali dalam setahun karena jika musim hujan pengolahan tanah tidak dilakukan karena pembukaan lahan
dilakukan tanpa olah tanah TOT.