C. Organisme Perusak Kayu
Kayu yang berkeawetan alami rendah, mudah diserang oleh organisme perusak kayu berupa jamur, serangga dan binatang laut, tetapi akibat yang
ditimbulkan oleh organisme tersebut terhadap kayu tidak sama di setiap lokasi. Pada bagian bangunan yang selalu lembab lebih banyak ditemukan serangan
jamur daripada serangan serangga, dan serangan setiap jenis serangga berbeda pada setiap lokasi. Lingkungan hidup disekitarnya sangat berpengaruh terhadap
kesinambungan hidup organisme. Atas dasar kenyataan tersebut penanggulangan organisme perusak kayu harus disesuaikan dengan kondisi serangan yang terdapat
pada lokasi kayu dipasang dan atas dasar pengetahuan hubungan antar organisme perusak kayu dengan lingkungannya tersebut, mungkin dapat ditrerapkan metode
pengawetan yang sesuai, sehingga dapat dicapai hasil yang optimal dengan biaya lebih kecil.
Secara garis besar, faktor penyebab kerusakan kayu dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor biologis hidup dan faktor non biologis mati.
1. Faktor Biologis
Dibandingkan dengan faktor nonbiologis, faktor biologis dianggap yang paling dominan menimbulkan kerusakan kayu. Faktor biologis yang dimaksud
meliputi cendawan jamur, serangga dan nematoda cacing.
a. Cendawan Jamur
Cendawan atau lebih populer jamur adalah golongan tanaman tingkat rendah yang tidak mempunyai klorofil zat hijau daun. Karena tidak berklorofil
maka jamur tidak dapat memproduksi makanan sendiri. Oleh karena itu untuk kelangsungan hidupnya jamur menumpang pada mahluk hidup lain.
Cendawan perusak kayu dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu cendawan pembusuk kayu dan cendawan pewarna kayu.
Ü
Cendawan Pembusuk Kayu
Cendawan pembusuk kayu merupakan penyebab utama kerusakan kayu. Jenis cendawan ini merusak dinding sel kayu sehingga mengubah sifat fisik dan
sifat kimia kayu. Akibat serangan cendawan ini dapat mencapai titik kondisi yang disebut sebagai decay kayu busuk.
Ridwanti Batubara : Teknologi Pengawetan Kayu Perumahan dan Gedung dalam Upaya Pelestarian Hutan, 2006
USU Repository © 2006
Terdapat dua jenis cendawan pembusuk kayu yaitu pembusuk coklat dan pembusuk putih. Cendawan pembusuk coklat secara selektif menyerang selulosa
dan hemiselulosa. Cendawan ini juga meninggalkan residu berwarna kecoklatan. Akibanya kayu yang terserang berubah warnanya menjadi kecoklat-coklatan atau
kemerah-merahan. Di samping itu, akaibat serangan cendawan pembusuk coklat kayu menjadi retak tegak lurus terhadap arah serat kayu.
Berbeda dengan cendawan pembusuk coklat, cendawan pembusuk putih mempunyai kemampuan untuk merusak lebih dahsyat. Akibat serangan
cendawan jenis ini kayu menjadi berwarna lebih muda pucat dibandingkan kayu warna normal. Jenis cendawan pembusuk kayu yang biasa ditemukan adalah
Paria incrasta dan Serpala lacrymans. Keduanya termasuk dalam kelas Basidiomycetes.
Ü
Cendawan Pewarna Kayu
Cendawan pewarna kayu termasuk kelas Ascomycetes. Cendawan ini sebenarnya tidak menurunkan tingkat kekuatan kayu, tapi menurunkan kualitas
kayu, terutama pada kayu yang akan digunakan sebagai bahan kayu lapis, mebel, bahan baku pulp, dan industri korek api.
Cendawan pewarna kayu mudah sekali menyerang kayu yang disimpan di tempat pengumpulan dan penimbunan kayu. Contoh spesies cendawan yang
sangat umum dijumpai adalah Cerotocytis pilifera.
b. Serangga Perusak Kayu