Asfriyati: Prilaku Seksual Remaja Santri di Pesantren Purba Baru Tapanuli Selatan serta Faktor2 yg Mempengaruhinya, 2002
USU Repository ©2006
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya berbeda-beda tergantung faktor sosial dan budaya. Cirinya adalah alat reproduksi mulai
berfungsi, libido mulai muncul, intelegensi mencapai puncak perkembangannya, emosi sangat labil, kesetiakawanan yang kuat terhadap teman sebaya dan belum menikah. Kondisi
yang belum menikah menyebabkan remaja secara sosial budaya termasuk agama dianggap belum berhak atas informasi dan edukasi apalagi pelayanan medis untuk kesehatan
reproduksi Sarlito, 1998 . Dengan masuknya remaja ke dalam dunia hubungan sosial yang luas maka mereka tidak saja harus mulai adaptasi dengan norma perilaku sosial tetapi juga
sekaligus dihadapkan dengan munculnya perasaan dan keinginan seksual Djoko Hartono, 1998 .
Dengan terbukanya arus komunikasi dan informasi serta munculnya dorongan seksual maka remaja juga dihadapkan pada hal-hal yang mendorong keingintahuannya akan
pengalaman seksual. Perubahan - perubahan kondisi sosial yang diperkirakan berdampak pada prilaku seksual dikalangan remaja meliputi adanya percepatan arus urbanisasi, masa
awal pubertas yang lebih cepat dan melintasi batas-batas budaya. Perubahan sosial tersebut menyebabkan semakin banyaknya remaja yang melakukan hubungan seks pranikah pada usia
dini WHO, 1993 Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 27 SMU yang berada di Kotamadya
Medan pada tahun 1997 ditemui 85,2 tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kesehatan seksual Yusniwarti Henry Waluyo,1997 .
1
Asfriyati: Prilaku Seksual Remaja Santri di Pesantren Purba Baru Tapanuli Selatan serta Faktor2 yg Mempengaruhinya, 2002
USU Repository ©2006
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jakarta terdapat 30 - 60 remaja yang pernah melakukan seksual tidak mempunyai pengetahuan tentang AIDS Kelana Irwan E.
Siregar, 1998 . Padahal hubungan seksual merupakan salah satu media penularan AIDS
yang paling besar. Dari Data di Direktorat Jenderal Pencegahan Penyakit Menular Dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman PPM PLP Departemen Kesehatan Republik
Indonesia menyatakan bahwa 65 penderita AIDS yang ada di Indonesia tergolong usia remaja 15 - 19 tahun .
Berdasarkan pcngalaman Mukhotib MD , 1998 di santri Kabupaten Magelang Jawa Tengah menyatakan bahwa kehidupan santri merupakan kehidupan yang penuh dengan
ajaran moral, tetapi kering dengan ajaran tentang seksualitas secara spesifik. Bahkan seksualitas sering dianggap tabu. Dilapangan menunjukkan remaja santri justru kaya dengan
pengalaman seks , tapi tidak dengan dasar - dasar pengetahuan yang benar. Hal ini mempunyai pengaruh pada prilaku seksual mereka. Pengetahuan santri mengenai seksual
diperoleh dari obrolan di antara santri, bacaan, gambar dan film. Di sisi lain remaja santri tidak memahami berbagai resiko yang mungkin terjadi dari prilaku seksual tanpa disertai
pengetahuan yang benar. Prilaku seksual seperti onani, sering kali menjadikan rasa bersalah berkepanjangan dalam diri santri.
Dari uraian di atas peneliti ingin lebih mendalami keadaan prilaku seksual pada remaja santri di pesantren Purba baru yang memiliki siswa sebanyak 6500 orang dan siswi
sebanyak 2400 orang serta faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja santri pesantren tersebut.
2
Asfriyati: Prilaku Seksual Remaja Santri di Pesantren Purba Baru Tapanuli Selatan serta Faktor2 yg Mempengaruhinya, 2002
USU Repository ©2006
1.2. Perumusan Masalah