Kesehatan Reproduksi TINJAUAN PUSTAKA

b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis c. Timbul perasaan cinta yang mendalam. d. Kemampuan berpikir abstrak berkhayal makin berkembang. e. Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual. 3. Masa remaja akhir 16-19 tahun a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri. b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif. c. Memiliki citra gambaran, keadaan, peranan terhadap dirinya. d. Dapat mewujudkan perasaan cinta e. Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak Widyastuti, dkk. 2009.hlm. 11-12.

C. Pubertas

Pubertas merupakan masa terjadinya perubahan fisik dan mental anak laki-laki dan perempuan. Perubahan ini disebabkan adanya perubahan hormon Herianti, dkk. 2007.hlm. 25. Pubertas berasal dari kata “pubes” yang berarti hal yang berhubungan dengan rambut. Pubescent berarti menumbuhkan rambut. Jadi pubertas sebenarnya memiliki arti yang terbatas saja pada keadaan dimana terjadi pertumbuhan rambut pada bagian-bagian tertentu pada tubuh anak. Daerah kemaluan, ketiak, betis merupakan bagian-bagian tubuh yang menjadi sasaran utama oleh rambut yang mau tumbuh selain tentunya rambut di daerah kepala yang sudah tumbuh terlebih dahulu. Di samping itu juga kumis, cambang, jenggot mulai berperan pada anak laki-laki Gunarsa Gunarsa. 2008.hlm. 224. Puber datang kepada setiap manusia sebagai persiapan mematangkan tubuh untuk menuju dewasa. Namun, pertumbuhan dan perubahan bentuk tubuh itu berbeda satu dengan yamg lainnya. Ada yang cepat dan ada juga yang lambat Suherman. 2011.hlm.5. Pada masa pubertas, anak laki-laki akan mengalami perubahan fisik primer dan sekunder. Perubahan primer adalah perubahan yang pasti akan dialami oleh laki-laki pada masa pubertas, berupa kesiapan testis untuk memproduksi sperma. Perubahan primer ini menyebabkan anak laki-laki akan mengalami mimpi basah. Mimpi basah merupakan peristiwa ejakulasi keluarnya air mani pada saat tidur, karena testis dan salurannya uretra terisi penuh sperma. Hal ini normal dialami oleh semua anak laki-laki menjelang dewasa, yang menandakan tubuhnya siap melakukan proses reproduksi. Artinya, ia sudah dapat membuahi sel telur perempuan yang telah matang dan menyebabkan kehamilan. Perubahan sekunder merupakan tanda-tanda seorang anak telah matang. Perubahan sekunder meliputi perubahan fisik seperti: 1. Selama pubertas ukuran kemaluan bertambah. 2. Suara akan berubah menjadi lebih besar. 3. Kumis mulai tumbuh dan jakun mulai tampak. 4. Hormon bisa memicu timbulnya gangguan bau badan dan jerawat. 5. Rambut halus tumbuh diketiak dan kemluan. 6. Dada pria menjadi lebih lebar dan bidang. Masa pubertas pada anak perempuan juga ditandai dengan perubahan primer dan sekunder. Perubahan primer ditandai dengan menstruasi yang menandakan ovarium telah dapat menghasilkan sel telur. Menstruasi pertama terjadi pada usia 10 sampai 14 tahun. Menstruasi biasanya berlangsung selama 3 sampai 7 hari, dan terjadi satu kali setiap 28-31 hari, tetapi periode ini tidak sama pada setiap perempuan. Pada awalnya menstruasi mungkin belum teratur, semakin lama akan semakin teratur. Perubahan sekunder merupakan perubahan pada fisik yang tampak dari luar. Perubahan yang terjadi pada anak perempuan antara lain: 1. Payudara mulai terbentuk dan bertambah ukuran seiring bertambah kedewasaan. 2. Menstruasi akan terjadi sekali sebulan. 3. Pinggul membesar, tubuh mulai berbentuk dan sebagian besar tubuh perempuan akan menjadi gemuk. 4. Timbulnya bau badan dan jerawat karena hormon. 5. Biasanya kulit akan lebih berminyak. 6. Tumbuhnya rambut halus di ketiak dan kemluan Herianti, dkk. 2007.hlm. 26. Karakteristik-karakteristik tersebut di atas selalu mendahului tanda-tanda seorang anak memasuki masa remaja. Setelah timbul karakteristik seks sekunder, akan timbul karakteristik seks primer Chomaria. 2008.hlm. 22.

D. Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi

Ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan kondisi ibu dalam keluarga. Ibu adalah penggerak dan pelopor dari kesejathteraan keluarga Sofyan. 2009.hlm. 18. Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi adalah pengetahuan yang dimiliki ibu dalam hal yang berkaitan dengan sitem reproduksi. Sebagai orangtua

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Pemberian MPASI Di Kelurahan PB. Selayang II Kecamatan Medan Selayang Tahun 2011

16 72 99

Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas Pada Anaknya di SD Swasta Harapan Medan

4 43 65

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Di Kecamatan Kartasura.

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Di Kecamatan Kartasura.

0 2 7

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Di Kecamatan Kartasura.

0 2 5

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Di Kecamatan Kartasura.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PRANIKAH REMAJA Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja Di Kelurahan Danguran Kabupaten Klaten.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PRANIKAH REMAJA Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja Di Kelurahan Danguran Kabupaten Klaten.

0 1 16

HUBUNGAN P[ENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN UPAYA MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS PADA ANAK.

0 1 12

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN UPAYA MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS PADA ANAK

0 0 9