Instansi yang Berwenang Dalam Mengelola Program Keluarga Berencana

• Keluarga lebih harmonis dan bahagia • Ketahanan keluarga lebih baik • Anak akan lebih cerdas

C. Instansi yang Berwenang Dalam Mengelola Program Keluarga Berencana

Berdasarkan Undang – Undang No 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 20007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah KabupatenKota, maka untuk perluasan program keluarga berencana di daerah pemerintah membuat instansi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Pemberdayaan Anak sebagai pengelola Program Keluarga Berencana di daerah, sedangkan di pusat yang mengelolan Program Keluarga Berencana adalah BKKBN Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 15 Pemerintah menetapkan kebijakan dan program jangka menengah dan jangka panjang yang berkaitan dengan pengelolaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga yang bertujuan untuk mencerdaskan keluarga bangsa Indonesia dengan melakukan pelatihan keterampilan ibu rumah tangga agar dapt membantu perekonomian keluarga. Untuk melaksanakan kebijakan program jangka menengah dan jangka panjang sebagaimana dimaksud dilakukan: 15 Undang – Undang No 25 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga a. Pengumpulan, pengolahan, analisis, evaluasi, penelitian, pengembangan, dan penyebarluasan informasi tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga. b. Perkiraan secara berkelanjutan dan penetapan sasaran perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga. c. Pengendalian dampak pembangunan terhadap perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga serta lingkungan hidup. d. Pemerintah bertanggung jawab dalam : 1 menetapkan kebijakan nasional 2 menetapkan pedoman yang meliputi norma, standar, prosedur, dan kriteria 3 memberikan pembinaan, bimbingan, supervisi, dan fasilitasi 4 sosialisasi, advokasi, dan koordinasi. e. Pemerintah KabupatenKota bertanggung jawab dalam: 1 menetapkan pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga di KabupatenKota. 2 sosialisasi, advokasi, dan koordinasi pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sesuai dengan kebutuhan, aspirasi, dan kemampuan masarakat setempat. f. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan akses dan kualitas informasi,pendidikan, konseling, dan pelayanan kontrasepsi dengan cara: 1 menyediakan metode kontrasepsi sesuai dengan pilihan pasangan suami istri dengan mempertimbangkan usia, paritas, jumlah anak, kondisi kesehatan, dan norma agama; 2 menyeimbangkan kebutuhan laki-laki dan perempuan. 3 menyediakan informasi yang lengkap, akurat,dan mudah diperoleh tentang efek samping, komplikasi, dan kegagalan kontrasepsi, termasuk manfaatnya dalam pencegahan penyebaran virus penyebab penyakit penurunan daya tahan tubuh dan infeksi menular karena hubungan seksual. 4 meningkatkan keamanan, keterjangkauan, jaminan kerahasiaan, serta ketersediaan alat, obat dan cara kontrasepsi yang bermutu tinggi. 5 meningkatkan kualitas sumber daya manusia petugas keluarga berencana. 6 menyediakan pelayanan ulang dan penanganan efek samping dan komplikasi pemakaian alat kontrasepsi. 7 melakukan promosi pentingnya air susu ibu serta menyusui secara ekslusif untuk mencegah kehamilan 6 enam bulan pasca kelahiran, meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak. 8 memberikan informasi tentang pencegahan terjadinya ketidak mampuan pasangan untuk mempunyai anak setelah 12 dua belas bulan tanpa menggunakan alat pengaturan kehamilan bagi pasangan suami isteri. Adapun kewenangan Pemerintah Daerah menurut Pasal 8 Undang – Undang No 38 Tahun 2007 yang di berikan Pemerintah pusat dalam pengelolaan desentralisasi adalah : a. perencanaan dan pengendalian pembangunan; b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masarakat; d. penyediaan sarana dan prasarana umum; e. penanganan bidang kesehatan; f. penyelenggaraan pendidikan; g. penanggulangan masalah sosial; h. pelayanan bidang ketenagakerjaan; i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah; j. pengendalian lingkungan hidup; k. pelayanan pertanahan; l. pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil; m. pelayanan administrasi umum pemerintahan; n. pelayanan administrasi penanaman modal; Dukungan yang diberikan dalam bentuk program – program rintisan pelaksanaan kebijaksanaan kependudukan pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas, pengarahan mobilitas serta peningkatan produktifitas penduduk dan kualitas keluarga. 16 Dukungan ini dimaksudkan untuk memantapkan pelembagaan pembangunan Keluarga Sejahtera dan penduduk yang memberikan situasi yang semakin kondusif dengan mewujudkan masarakat yang mempunyai SDM yang semakin tangguh dan mandiri. Keluargasa kinah mawadah dan warrahmah adalah dambaan setiap insan yang berkeluarga, namun dibalik kata kata yang sering terucap saat mengiringi pernikahan , ada sebuah tanggung jawab besar untuk satu hal yang jelas dengan merencanakan dengan matang pembangunan keluarga dengan konsep untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang kondusif akan memberikan efek baik bagi si anak, dari keluarga anak akan belajar budi pekerti dan dalam lingkungan masarakat sekitar, karakter anak akan terbentuk dan sedikit banyak lingkungan pun berperan besar dalam pola pikir dan tindakan anak, anak yang tumbuh di lingkungan religius cenderung akan mengikuti apa yang dilihat dan didengar di dalam lingkungan religius pola tingkah laku anak yang tinggal dilingkungan yang positif akan mempengaruhi kepribadian anak sehingga tidak mudah tergoda dengan perbuatan yang menyimpang, karena si anak sudah didasari dengan perbuatan yang positif. 16 Undang – Undang No 38 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Tapanuli Selatan Perbuatan posif yang pertama dilihat anak adalah dari orang tua, lingkungan masarakat dan dilingkungan pendidikan, oleh karena itu program KB harus diperkenal secara dini juga kepada generasi bangsa agar generasi mempunyai wawasan yang luas tentang bagaimana merancang suatu keluar yang posif agar kelak tidak terjadi penyimpamgan perilaku perkawinan yang dapat menyebabkan kehancuran keluaraga yang akan berdampak buruk bagi perkembangan kejiwaan anak baik secara perilaku maupun sifat karena sifat sifat seorang ayah dan ibu itulah yang akan dimiliki anak dan jika sifat ayah dan ibu anak baik maka sifat anakpun akan baik juga.

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN KELUARGA BERENCANA ,