IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGGA BERENCANA TERHADAP

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGGA BERENCANA TERHADAP

PENGENDALIAN DAN PENINKATAN PENDUDUK DI KOTA PADANGSIDIMPUAN A. Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Dalam Peningkatan Jumlah Penduduk Di Kota Padangsidimpuan adalah : 1. Tidak adanya rasa ingin tau masarakat tetang pentingny ikut KB 2. Tingginya jumlah kelahiran total fetelity 3. Banyaknya tempat – tempat lesehan untuk mojok bagi remaja yang berpacaran sehingga membuat prilaku menyimpang tempat mesum 4. Kurangny rasa peduli terhadap kesehatan istri untuk mengatur jarak kelahiran anak. 5. Masih tingginya rasa malu masarakat untuk menggunakan alat kontra sepsi di dalam berumah tangga 6. Kurangnya pendidikan dilingkungan masarakat 7. Masih kentalnya adat istiadat di lingkugan bermasarakat seperti diadat batak garis keturunan marga itu di warisi anak laki – laki. jadi sebelum pasangan suami istri mendapat anak laki – laki pria pasangan suami istri ini belum merasa tenang. 8. Terkontaminasi anak bangsa dengan budaya asing baik dari segi sifat, kepribadian, cara berpakain, gaya hidup, narkoba, sex bebas, yang membuat prilaku masarakat menyimpang. 9. Mendarah dagingnya budaya dan istilah kebiasaan masarakat batak yang mengatakan banyak anak banyak rezeki. 27 10. Banyakny Pendatang masuk ke kota Padangsidimpuan yang menyebabkan penumpukan masarakat, dan penumpukan pengangguran. 11. Seringnya kelalaian masarakat dalam menggunakan alat KB, seperti alat kontra sepsi baik dari pria Kondom maupun dari pihak wanita spiral dan kelalaian untuk mengkonsumsi pil KB, tidak di turuti karena takut dengan efek sampingny menjadi gemuk, sehingga pencegahan, untuk kehamilan istri jadi tidak berjalan seperti yang di harapkan kedua pasangan, sehingga menyebabkan kehamilan bagi sang istri. B. Pelaksananaan Program Keluarga Berencana di Kota Padangsidimpuan adalah : 1. Kegiatan tim keluarga berencana keliling TKBK yang dilaksanakan setiap bulan dikelurahan desa yang bekerja sama langsung dengan Ikatan Bidan Indonesia IBI. 27 Hasil wawancara dengan Dr.Hania Pane, Kepala Seksi Urusan KB, Kota Padangsidimpuan pada tanggal 24 april 2015 2. Pelaksaan kontra sepsi mantap KONTAP yang bekerja sama langsung dengan medis operasi pria M O P dan medis operasi wanita M O W yang dilak sanakan pada setiap tahun. 3. Pelaksanaan bakti sosial bayangkara, KB –KES. 4. Pelaksanaan TNI-KB-KES yang di laksanakan pada bulan mei sampek dengan Oktober yang dilaksanakan pada enam bulan 5. Bulan bakti PKK Pemberdayaan Ketahanan Keluarga – KES yang dilaksanakan selama tiga bulan selama dari oktober sampai denngan September. 28 6. Program aladin dan listrik kencana bagi keluarga yang tidak mampu sesuai dengan anggaran yang di tentukan pemerintah di desa dan kelurahan. 29 7. Program bina keluarga balita di tingkat desa dan kelurahan di dalam rangka menumbuh kembangkan dan meningkatkan pengetahuan orang tua dalam membina tumbuh kembang anak. C. Hambatan Dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Padangsidimpuan adalah : 1. Kurangnya kesadaran masarakat kota padangsidimpuan memahami program KB yakni 2 anak lebih baik. Masarakat Indonesia masih kurang memahami tentang pentingnya program KB terutama di kota padangsidimpuan, dikota tersebut masih rendahnya kesadaran tentang 28 Hasil wawancara dengan Raden Arif, Hrp,Kepala teknis bagian KB, Kota Padangsidimpuan pada tanggal 28 april 2015 29 Hasil wawan cara dengan Amirullah Srg, S.sos, Kepala Bidang KB dan Keluarga Sejahtera Kota Padangsidimpuan tangal 29 april 2015 keluarga berencana atau yang disingkat dengan KB dikarenakan pemikiran yang cenderung masih berpikir tentang istilah “Banyak anak banyak rezki”. Padahal diperkembangan zaman apalagi dizaman modern ini kebutuhan semakin meningkat dan mendapatkan pekerjaan pun semakin sulit. 2. Kurangnya pendidikan masarakat kota padangsidimpuan khususnya ekonomi menengah kebawah akan pentingnya program KB untuk kesejahteraan dalam berkeluarga. 3. Tidak maksimalnya sosialisai program KB di kota padangsidimpuan, disebabkan kurangnya perhatian pemerintah dibidang kesehatan terutama KB dalam lingkungan masarakat padangsidimpuan secara langsung tatap muka. 4. Kurangnya dana pelatihan maupun sosialisasi dari pemerintah maupun pemda setempat agar meratanya pengetahuan masarakat akan pentingnya program KB. 30 5. Kebanyakan orangtua di kota padangsidimpuan masih berfikiran ortodok yang menganggap bahwa banyak anak akan banyak rejeki. 6. Minimnya lapangan pekerjaan,kurangnya pendapatan, meningkatnya kriminalitas dan membludaknya tingkat pertumbuhan penduduk yang membuat masarakat berfikir sosialisasi maupun pelatihan program KB itu hanya membuang-buang waktu saja. 30 Hasil wawancara dengan Mora saputra Kabid KB dan KS, Kota Padangsidimpuan pada tanggal 2 mei 2015

BAB V A.