2.2. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi
2.2.1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian
adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, tujuan, nilaai, dan gaya hidup yang dilakukan klien. Potter Perry,
2005. 1.
Menurut Hidayat 2006, Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilitas adalah sebagai berikut :
a. Riwayat keperawatan sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhangangguan dalam mobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan
otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
b. Pengkajian keperawatan penyakit yang pernah diderita
Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit sistem neurologis
kecelakaan cerebrovaskular,
trauma kepala,
peningkatan tekanan
intracranial, miastenia gravis, guillain barre, cedera medulla spinalis, dan lain-lain, riwayat penyakit kardiovaskular infark miokard, gagal jantung
kongestif, riwayat penyakit sistem musculoskeletal osteoporosis, fraktur, artritis, riwayat penyakit sistem pernafasan penyakit paru obstruksi
menahun, pneumonia, dan lain-lain, riwayat penyakit pemakaian obat seperti sedativa, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksansia, dan lain-
lain. c.
Kemampuan fungsi motorik Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki
kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan atau spastis.
d. Kemampuan mobilitas
Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah
tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tingkat aktivitasMobilisasi Kategori
Tingkat 0
Tingkat 1 Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4
Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Memerlukan penggunaan alat Memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain, dan peralatan Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan
2. Tahap-tahap mobilisasi dini
Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap Kasdu,2003 Tahap-tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :
a. 6 jam pertama ibu post SC
Istirahat tirah baring, mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan
memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki.
b. 6-10 jam
Ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli
c. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk
d. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan
e. Pelaksanaan mobilsasi dini
Hari ke 1: a.
Berbaring miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita ibu sadar
b. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini
mungkin setelah sadar
Universitas Sumatera Utara
Hari ke 2: a.
Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam lalu menghembuskannya disertai batuk-batuk kecil yang gunanya untuk
melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri ibu bahwa ia mulai pulih
b. Kemudian posisi tidur telentang dirubah menjadu setengah duduk
c. Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari penderita ibu yang
sudah melahirkan dianjurkan belajar duduk selama sehari Hari ke 3:
a. Belajar berjalan kemudian berjalan sendiri
b. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat
dapat membantu penyembuhan ibu.
2.2.2 Analisa data