Perencanaan Tabel 6. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

diharapkan masalah deprivasi tidur klien teratasi. Kriteria hasil : 1. Jumlah jam tidur dalam batas normal. 2. Pola tidur, kualitas dalam batas normal. 3. Perasaan fresh sesudah tiduristirahat. 4. Terjaga pada waktu yang tepat. 5. Melaporkan peningkatan rasa sehat dan merasa dapat istirahat. Rencana tindakan Rasional 1. Kaji adanya gejala deprivasi tidur seperti: konfusi akut, agitasi, ansietas, gangguan perseptual, reaksi lambat dan iritabilitas. Untuk menentukan beratnya masalah deprivasi tidur pada pasien. 2. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat pendidikan kesehatan kebutuhan tidur Pasien lebih dapat mengetahui pentingnya tidur yang adekuat. 3. Ciptakan lingkungan yang nyaman Pasien akan mampu istirahat lebih baik bila merasa aman. 4. Batasi masukan makananminuman yang mengandung kafein. Kafein dapat memperlambat pasien untuk tidur dan mempengaruhi tidur tahap REM, megakibatkan pasien tidak merasa segar saat bangun. 5. Kaji kepuasan tidur klien. Kepuasan tidur - menentukan gangguan pada pola tidur. 6. Dukung kelanjutan ritual sebelum tidur, seperti : Berdo’a sebelum tidur. Meningkatkan relaksasi dan kesiapan untuk tidur. 7. Tangani gejala deprivasi tidur, sesuai dengan kebutuhan misalnya: ansietas, gelisah, paranoia sementara, ketidakmampuan untuk konsentrasi. Agar gangguan deprivasi tidur klien dapat teratasi. 19

5. Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan perencanaan keperawatan yang telah dibuat. Adapun faktor yang mendukung dengan masalah penurunan curah jantung pada Ny. A yaitu: memantau tanda-tanda vital, memantau tanda dan gejala penurunan curah jantng, mengkaji adanya kelebihan cairan, melakukan pengkajian penyebab yang mendasari penurunan curah jantung, Anjurkan klien untuk menurunkan stress dengan tekhnik relaksasi dan distraksi yaitu meditasi, bayangkan sesuatu yang rileks, bernapas dalam, minum teh hangat, memijat diri sendiri, berhenti sejenak dari aktivitas time-out, mendengar musik, mengatur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan, dan memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang: peningkatan tekanan darah hipertensi, tekhnik relaksasi, aktivitas pengalihan distraksi. Adapun implementasi untuk masalah deprivasi tidur pada Ny. A yaitu : mengkaji adanya gejala deprivasi tidur seperti: konfusi akut, agitasi, ansietas, gangguan perseptual, reaksi lambat dan iritabilitas, menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat pendidikan kesehatan kebutuhan tidur, menciptakan lingkungan yang nyaman, membatasi masukan makananminuman yang mengandung kafein, nebgkaji kepuasan tidur klien, memberikan dukungan kelanjutan ritual sebelum tidur, seperti : Berdo’a sebelum tidur, dan menangani gejala deprivasi tidur, sesuai dengan kebutuhan seperti: ansietas, gelisah, paranoia sementara, ketidakmampuan untuk konsentrasi.

6. Evaluasi

Setelah penulis membahas asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan prioritas masalah oksigenasi, penulis akan membandingkan dengan konsep keperawattan oksigenasi dan masalah-masalah yang penulis temukan pada pasien saat pengkajian maupun intervensi yang perawat berikan, serta evaluasi akhirnya. Pada saat pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan dalam pengambilan data, karena data yang tersedia lengkap dan keluarga pasien dapat diajak kerja sama dalam pengumpulan data yang diperlukan. Pada 20 pengkajian penulis menemukan kesamaan dari data yang ada pada konsep dan data yang diperoleh langsung darri pasien. Sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditemukan penulis pada kasus, maka dilakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan dasar pasien. Pada diagnosa pertama penulis memantau tanda-tanda vital, memantau tanda dan gejala penurunan curah jantng, mengkaji adanya kelebihan cairan, melakukan pengkajian penyebab yang mendasari penurunan curah jantung, Anjurkan klien untuk menurunkan stress dengan tekhnik relaksasi dan distraksi yaitu meditasi, bayangkan sesuatu yang rileks, bernapas dalam, minum teh hangat, memijat diri sendiri, berhenti sejenak dari aktivitas time-out, mendengar musik, mengatur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan, dan memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang: peningkatan tekanan darah hipertensi, tekhnik relaksasi, aktivitas pengalihan distraksi . Setelah diberikan intervensi klien mengatakan adanya sedikit perubahan seperti, tekanan darah menurun dari sebelumnya, jantung tidak terasa berdebar cepat lagi, dan klien sudah dapat melakukan tekhnik relaksasi dan distrakssi. Pada diagnos kedua penulis melakukan intervensi seperti mengkaji adanya gejala deprivasi tidur seperti: konfusi akut, agitasi, ansietas, gangguan perseptual, reaksi lambat dan iritabilitas, menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat pendidikan kesehatan kebutuhan tidur, menciptakan lingkungan yang nyaman, membatasi masukan makananminuman yang mengandung kafein, nebgkaji kepuasan tidur klien, memberikan dukungan kelanjutan ritual sebelum tidur, seperti : Berdo’a sebelum tidur, dan menangani gejala deprivasi tidur, sesuai dengan kebutuhan seperti: ansietas, gelisah, paranoia sementara, ketidakmampuan untuk konsentrasi. Dari hasil pengkajian perawat menemukan bahwa klien mengatakan ada gangguann pada pola tidur dan klien mengatakan tidak puas dengan tidurnya dengan ditandai terdapat lingkaran hitam pada mata klien, mata tampak berair, sehingga penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan tidur yang adekuat dan memberikan dukungan sebelum tidur seperti berdo’a sebelum tidur. Dari evaluasi hasil didapatkan adanya perubahan yang positif seperti perubahan pada tanda-tanda vital, kualitas tidur yang meningkat. 21 Dalam melakukan implementasi tidak ada ditemukan hambatan yang dialami penulis, pasien dan keluarga sangat kooperative sehingga pada saat implementasi hanya berfokus kepada komunikasi dan tindakan terapeutik. Dari dua masalah yang ditemukan masalah sebagian dapat teratasi pada saat dilakukan evaluasi maka intervensi dilanjutkan oleh keluarga pasien. 22

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di bajak IV barat Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas

2 44 47

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di bajak IV barat Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas

0 0 7

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di bajak IV barat Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas

0 0 3

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di bajak IV barat Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas

0 0 21

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di bajak IV barat Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas

0 0 1

asuhan keperawatan Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di Jln. Bajak II H Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas Kota Medan

0 0 7

asuhan keperawatan Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di Jln. Bajak II H Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas Kota Medan

0 0 4

asuhan keperawatan Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di Jln. Bajak II H Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas Kota Medan

0 0 2

asuhan keperawatan Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di Jln. Bajak II H Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas Kota Medan

0 0 1

asuhan keperawatan Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di Jln. Bajak II H Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas Kota Medan

0 0 24