relaksasi dan distraksi yaitu :
a. Meditasi.
b. Bayangkan sesuatu
yang rileks. c.
Bernapas dalam. d.
Minum teh hangat. e.
Memijat diri sendiri. f.
Berhenti sejenak dari aktivitas time-out.
g. Mendengar musik.
mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan
penyakit hipertensi.
7. Kaji perubahan sensori
dan perilaku, contoh bingung, gelisah,
agitasi, delirium.
Meskipun gangguan psikis dapat
ditimbulkan oleh penurunan curah
jantung, efek obat, atau ketidakseimbangan
elektrolit, gangguan ini dapat menyebabkan
terjadinya patologi yang tidak berhubungan
dengan toksisitas obatketidakseimbangan
elektrolit.
8. Atur periode latihan dan
istirahat untuk menghindari kelelahan.
Akativitas yang berlebih membutuhkan
oksigen yang banyak sehingga memperberat
kerja jantung dan paru.
9. Pendidikan kesehatan
tentang : a.
Hipertensi. b.
Tekhnik Relaksasi. c.
Aktivitas pengalihan
distraksi
Mengajarkan klien untuk melakukan
tekhnik relaksasi jika terjadi cemas. Dapat
menurunkan rangsangan yang menimbulkan
stress, membuaat efek tenang, sehingga akan
menurunkan tekanan darah.
Tabel 7. Perencanaan keperawatan dan rasional
Hari Tanggal
No. Dx Perencanaan keperawatan
Selasa 19 mei 2015
2. Deprivasi
tidur Tujuan:
Setelah dilakukan pertemuan 2x30 menit,
18
diharapkan masalah deprivasi tidur klien teratasi. Kriteria hasil :
1. Jumlah jam tidur dalam batas normal.
2. Pola tidur, kualitas dalam batas normal.
3. Perasaan fresh sesudah tiduristirahat.
4. Terjaga pada waktu yang tepat.
5. Melaporkan peningkatan rasa sehat dan merasa
dapat istirahat. Rencana tindakan
Rasional 1.
Kaji adanya gejala deprivasi tidur seperti:
konfusi akut, agitasi, ansietas, gangguan
perseptual, reaksi lambat dan iritabilitas.
Untuk menentukan beratnya masalah
deprivasi tidur pada pasien.
2. Jelaskan pentingnya
tidur yang adekuat pendidikan kesehatan
kebutuhan tidur Pasien lebih dapat
mengetahui pentingnya tidur yang adekuat.
3. Ciptakan lingkungan
yang nyaman Pasien akan mampu
istirahat lebih baik bila merasa aman.
4. Batasi masukan
makananminuman yang mengandung
kafein. Kafein dapat
memperlambat pasien untuk tidur dan
mempengaruhi tidur tahap REM,
megakibatkan pasien tidak merasa segar saat
bangun.
5. Kaji kepuasan tidur
klien. Kepuasan tidur -
menentukan gangguan pada pola tidur.
6. Dukung kelanjutan
ritual sebelum tidur, seperti : Berdo’a
sebelum tidur. Meningkatkan relaksasi
dan kesiapan untuk tidur.
7. Tangani gejala
deprivasi tidur, sesuai dengan kebutuhan
misalnya: ansietas, gelisah, paranoia
sementara, ketidakmampuan untuk
konsentrasi. Agar gangguan
deprivasi tidur klien dapat teratasi.
19